66
Agif Miftahul Arifin, Ahmad Yani, Yanesti Nuravianda Lestari / Hubungan Frekuensi Jenis Makanan ...
67
Sport and Nutrition Journal, Vol. 2, No. 2, Agustus 2020: 65-72
yaitu memiliki kebiasaan tidak sarapan pagi dan diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara
biasanya menginginkan penurunan berat badan frekuensi konsumsi makanan pokok (roti tawar)
secara drastis bahkan sampai mengganggu pola dan makanan komposit (soto ayam) dengan
makan. Berdasarkan karakteristik usia, Tabel 1 terjadinya gastritis yang ditunjukkan dengan nilai
menunjukkan responden yang memiliki gastritis p < 0,05 (p=0,036 dan p=0,020). Hasil analisis
sebagian besar berusia antara 26 - 35 tahun atau besarnya risiko (Prevalence Ratio) menunjukkan
memasuki masa usia dewasa awal (23 orang). bahwa pola konsumsi roti tawar maupun soto
ayam merupakan faktor risiko terjadinya gastritis,
Kaitan antara IMT dengan terjadinya
yang masing-masing ditunjukkan dengan nilai
gastritis kemungkinan dalam kategori
PR < 2. Adapun frekuensi konsumsi lauk nabati
underweight akan lebih banyak menderita
maupun lauk hewani, sayuran, buah-buahan,
penyakit gastritis dibandingkan dengan kategori
minuman, minyak, susu dan olahannya, serta
normal dan overweight, karena dalam kategori
jajajanan tidak menunjukkan adanya hubungan
underweight kemungkinan seseorang konsumsi
yang signifikan dengan terjadinya gastritis yang
hariannya kurang dari Angka Kecukupan Gizi
ditunjukkan dengan nilai p > 0,05. Frekuensi
(AKG) sehingga mempengaruhi penyerapan
konsumsi makanan responden secara detil
zat gizi kedalam tubuh dan menyebabkan tidak
disajikan pada Gambar 1 dan 2.
seimbangnya pertumbuhan seseorang sehingga
perbandingan antara berat badan dan tinggi Berdasarkan hasil analisis hubungan
badan tidak seimbang. Namun berdasarkan antara rata-rata asupan energi, karbohidrat,
data Tabel 1, diketahui bahwa sebagian lemak, dan protein dengan terjadinya gastritis
besar responden yang memiliki gastritis justru menggunakan Chi-square diperoleh hasil bahwa
ditunjukkan dengan kategori IMT yang normal tidak ada hubungan yang signifikan antara
(17 orang). pola makan dengan terjadinya gastritis yang
ditunjukkan dengan nilai p > 0,05 (Gambar 3).
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 47 orang
pegawai Rumah Sakit Holistic Purwakarta yang Kandungan zat gizi didalam setiap jenis
menjadi responden, sebagian besar berjenis makanan akan berbeda baik alami ataupun tidak
kelamin perempuan (68.1%). Responden alami (zat tambahan lain) dan ada beberapa
berjenis kelamin perempuan juga menunjukkan jenis makanan olahan yang tidak lepas dari zat
angka terjadinya gastritis yang paling tinggi (25 tambahan lain yang berfungsi untuk pengawet
orang). Adapun dari hasil wawacara diperoleh ataupun fungsi lainnya sehingga kandungan
hasil bahwa rentang asupan energi responden jenis makanan yang sebenarnya baik untuk
berkisar antara 1181.19 – 2112.59 kkal , dikonsumsi menjadi tidak baik karena banyaknya
sedangkan rata-rata asupan karbohidrat berkisar zat tambahan yang dicampurkan kedalam
antara 133.81 – 256.07 gram. Adapun rata-rata olahan makanan tersebut dan apabila jenis
asupan lemak responden berkisar antara 47.41 makanan tersebut dikonsumsi secara berlebihan
– 100.51 gram , dan rata-rata asupan protein kemungkinan akan menyebabkan iritasi pada
berkisar antara 32.69 – 71.23 gram. mukosa lambung dan akan menyebabkan
penyakit gastritis. Secara alami asam lambung
2. Hubungan antara Pola Makan dengan
didalam tubuh kita di produksi dalam jumlah yang
Terjadinya Gastritis pada Responden
kecil, apabila frekuensi makan utama kurang dari
Berdasarkan hasil analisis hubungan 2 kali dalam 1 hari maka asupan zat gizi kedalam
pola konsumsi makanan pokok dengan tubuh akan kurang, faktor inilah yang mungkin
terjadinya gastritis menggunakan Chi-square akan menyebabkan terjadinya gastritis.
68
Agif Miftahul Arifin, Ahmad Yani, Yanesti Nuravianda Lestari / Hubungan Frekuensi Jenis Makanan ...
69
Sport and Nutrition Journal, Vol. 2, No. 2, Agustus 2020: 65-72
Menurut Bruner dan Suddarth (2001) menyebabkan gastritis ialah beberapa zat yang
secara alami lambung akan terus memproduksi menyebabkan fermentasi sedangkan fermentasi
asam lambung setiap waktu dalam jumlah yang ini dapat menghasilkan kandungan lain seperti
kecil setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya CO2, asam dan alkohol. Sedangkan faktor
kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap penyebab kemungkinan terjadinya gastritis
dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan dalam jenis makanan soto ayam adalah beberapa
lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung bahan yang ada dalam soto ayam diantaranya
terstimulasi, bila seseorang telat makan sampai adalah MSG, lada, kol dan jeruk nipis. Beberapa
2 – 3 jam, maka asam lambung yang diproduksi bahan makanan dari soto ayam itulah yang
semakin banyak dan berlebih sehingga kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya
dapat mengiritasi mukosa lambung serta gastritis, walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak
menimbulkan rasa nyeri di sekitar epigastrium. tetapi bahan-bahan tersebut dijadikan dalam satu
Proses pembuatan roti membutuhkan olahan jenis makanan yaitu soto ayam sehingga
salah satu bahan yaitu ragi yang berfungsi beberapa macam bahan makan yang dapat
pengembang, pemberi tekstur empuk dan memicu terjadinya gastritis tersebut menjadi
lentur. Kandungan ragi yang kemungkinan dapat banyak dalam satu jenis olahan makanan.
Rata-rata jumlah asupan zat gizi Hasil ini dapat diartikan bahwa ada perbedaan
berdasarkan persen AKG antara laki-laki dan antara porsi makan seseorang dengan terjadinya
perempuan akan berbeda yaitu untuk laki-laki gastritis. Penelitian tersebut tidak sejalan dengan
Energi 2.675 kkal, protein 63 gram, lemak 164 hasil penelitian ini, yang didapatkan bahwa
gram dan karbohidrat 384 gram sedangkan tidak terdapat hubungan antara porsi makan
perempuan enrgi 2.200 kkal, protein 57 gram, dengan gastritis. Menurut Bruner dan Suddarth
lemak 68 gram dan karbohidrat 316 gram. Apabila (2001) bila seseorang telat makan 2 – 3 jam,
asupan dan zat gizi kurang dari AKG kemungkinan maka asam lambung yang diproduksi semakin
akan lebih berisiko terjadinya gastritis. banyak dan berlebih. Akan tetapi walaupun
Hasil penelitian Nasution (2001) porsi makan < 3 – 5 porsi, apabila diselangi
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang dengan mengkonsumsi makanan ringan
bermakna antara porsi makan dengan gastritis. (cemilan) asam lambung akan tetap terkontrol.
70
Agif Miftahul Arifin, Ahmad Yani, Yanesti Nuravianda Lestari / Hubungan Frekuensi Jenis Makanan ...
71
Sport and Nutrition Journal, Vol. 2, No. 2, Agustus 2020: 65-72
72