Anda di halaman 1dari 8

Sport and Nutrition Journal

Vol 2 No 2 - Agustus 2020 (65-72)


https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/spnj/

HUBUNGAN FREKUENSI JENIS MAKANAN DAN RATA-RATA


ASUPAN HARIAN (ENERGI, KARBOHIDRAT, LEMAK DAN PROTEIN)
DENGAN TERJADINYA GASTRITIS
(STUDI PADA PEGAWAI DI RUMAH SAKIT HOLISTIC PURWAKARTA)
Agif Miftahul Arifin1*; Ahmad Yani2; Yanesti Nuravianda Lestari3
1,2
Program Studi Ilmu Gizi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik Purwakarta, Purwakarta,
Indonesia
3
Program Studi Gizi S1, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia
*agifma@gmail.com
ABSTRAK
Penyakit gastritis terjadi pada orang-orang yang melakukan pola makan yang tidak teratur dan
sering mengonsumsi makanan yang dapat mengiritasi lambung. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia
tahun 2011, kasus gastritis pada pasien rawat inap di rumah sakit mencapai 30.154 kasus dan menjadi
peringkat ke-13 kasus tertinggi di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012, yaitu sejumlah 12.577 kasus. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan frekuensi jenis makanan dan rata-rata asupan harian
dengan terjadinya gastritis pada pegawai di Rumah Sakit Holistic Purwakarta. Jenis penelitian ini adalah
observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pegawai
Rumah Sakit Holistic Purwakarta yang berjumlah 47 orang, pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan pola konsumsi roti tawar dan
soto ayam dengan terjadinya gastritis (p=0,036 dan p=0,020) namun rata-rata asupan energi, karbohidrat,
lemak, dan protein harian tidak berhubungan dengan terjadinya gastritis (p=0,450; 0.932; 0.932; 0.797).
Diharapkan kepada manajemen untuk membuat kebijakan dan pembinaan dalam menerapkan pola makan
sehat sesuai konsep holistic di lingkungan kerja dalam rangka menjaga dan meningkatkan produktivitas kerja.

Kata Kunci: gastritis, frekuensi jenis makanan, rata-rata asupan



ABSTRACT
Those who were having gastritis generally ate irregularly and often consumed some gastric irritant foods.
According to Indonesian Health Profile in 2011, gastritis hospitalized patient could reach 30.154 cases and
became the 13th case rank in West Java in 2012, as many as 12.577 cases. The aim of this study was to analyze
the relationship of food type frequency and average of daily consumption with gastritis occurrence in Purwakarta
Holistic Hospital employees. This analytic observational study was using cross sectional design. Subjects were 47
employees of Purwakarta Holistic Hospital, which were selected using purposive sampling method. The results
showed that there were relationship of bread and chicken soup consumptions with gastritis occurrence (p=0,036
dan p=0,020) meanwhile the average of daily energy, carbohydrate, fat, and protein consumption were not related
to gastritis occurence (p=0,450; 0.932; 0.932; 0.797). Hoping that hospital management can arrange some
policies and development about holistic food habit in working area so that the work productivity can be promoted.

Key words: gastritis, food type frequency, average of daily consumption

© 2020 Universitas Negeri Semarang


65
Sport and Nutrition Journal, Vol. 2, No. 2, Agustus 2020: 65-72

PENDAHULUAN e 6 dan 7 itu menunjukan bahwa penyakit sudah


ada dan sudah dominan, biasanya pada grade
Semakin modernnya zaman, semakin
ini pasien sudah memiliki keluhan dari penyakit
banyak penyakit yang timbul akibat gaya
tersebut (RS.Holistic, 2008).
hidup manusia. Penyakit gastritis yang terjadi
karena inflamasi pada lapisan lambung yang Berdasarkan studi pendahuluan yang
mengakibatkan terjadinya nyeri pada bagian dilakukan pada 16 orang pegawai RS Holistic
perut (Cahyono, 2008). Sebagai organ cerna, menunjukan hasil BR-Scan grade 6, 21 orang
lambung berfungsi untuk menyimpan makanan menunjukan grade 7 dan 13 orang sudah
dan mencernakan kembali partikel makanan terdiagnosis gastritis oleh dokter. Gastritis adalah
yang lebih kecil untuk diteruskan ke duodenum peradangan lokal atau menyebar pada mukosa
(Mawey, 2014). lambung, yang berkembang bila mekanisme
protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau
Hasil penelitian World Health Organization
bahan iritan lain (Putri, dkk 2010). Frekuensi jenis
(WHO) pada beberapa negara di dunia, diperoleh
makanan dan rata-rata asupan harian diduga
bahwa jumlah penderita gastritis di Negara
memiliki andil dalam proses terjadinya gastritis.
Inggris yaitu sebanyak 22%, China 31%, Jepang
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk
14,5%, Kanada 35% dan Perancis 29,5%
menguji hubungan frekuensi jenis makanan
(Mawey, 2014). Penderita gastritis di Indonesia
dan rata-rata asupan harian dengan terjadinya
pada tahun 2013 adalah 40,8% (Pratiwi, 2013).
gastritis.
Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah
di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi METODE
274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk.
Penelitian ini menggunakan penelitian
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun
observasional analitik dengan rancangan
2011, gastritis merupakan salah satu penyakit
cross sectional. Penelitian ini menggunakan
dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat
data primer untuk mengetahui hubungan
inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah
frekuensi jenis makanan dan rata-rata asupan
30.154 kasus (4,9%) dan gastritis menjadi
dengan terjadinya gastritis pada pegawai di
peringkat ke 13 menurut pola penyakit penderita
Rumah Sakit Holistic Purwakarta. Penelitian
rawat inap di rumah sakit semua golongan umur
ini dilakukan di Rumah Sakit Holistic
Provinsi Jawa Barat tahun 2012 yaitu dengan
Purwakarta. Dengan metode purposive
jumlah 12.577 kasus atau (1.91%) (Kemenkes,
sampling dan rumus koefisiensi korelasi (r)
2012).
diperoleh jumlah sampel sebanyak 47 orang.
BR-Scan (Bio Resonance Scanning)
Instrumen pengumpulan data dalam
merupakan alat diagnosa dengan menggunakan
penelitian ini menggunakan semi quantitatif
teknologi makromolekuler yang mendeteksi
food frequency questionnaire. Dalam SQ-
gangguan atau kelemahan pada setiap fungsi
FFQ dibagi menjadi beberapa kelompok jenis
sel didalam tubuh dengan sangat sensitif dan
makanan diantaranya makanan pokok, lauk
akurat. BR-Scan mempunyai tingkatan atau
hewani, lauk nabati, sayuran, buah-buahan,
grade yaitu Grade 1,2 dan 3 yang menunjukan
minyak, susu dan olahannya, minuman,
bahwa penyakit belum dominan dan masih dalam
makanan jajanan, makanan komposit dan
tahap aman atau penyakitnya itu belum ada .
lain-lain dengan frekuensi dikelompokan
Grade 4 dan 5 itu menunjukan bahwa penyakit
menjadi harian, mingguan, bulanan dan
belum dominan tetapi sudah mempunyai cikal
tidak pernah dan diringkas menjadi sering
bakal atau mengarah ke penyakit tersebut. Grad

66
Agif Miftahul Arifin, Ahmad Yani, Yanesti Nuravianda Lestari / Hubungan Frekuensi Jenis Makanan ...

dan jarang. makannya dan lebih memilih jenis makanan yang


akan dikonsumsi untuk tetap menjaga bentuk
Pengumpulan data yang dilakukan
tubuhnya agar terlihat ideal. Hal ini didukung
melalui tahapan studi pendahuluan angka
dengan literatur yang menyatakan bahwa
kejadian gastritis dan penentuan populasi
banyak wanita yang sangat memperhatikan
subjek penelitian, melakukan skrining pada
citra tubuhnya sehingga banyak dari wanita
sampel yang masuk kedalam kriteria inklusi,
yang menunda makan bahkan mengurangi
melakukan penetapan sampel, melakukan
porsi makan sesuai kebutuhannya agar memilki
wawancara kuesioner dan mengisi inform
porsi tubuh yang sempurna. Sehingga proses
consent, melakukan pengolahan data serta
mengurangi porsi makan atau menunda makan
analisa data dan selanjutnya melakukan
inilah yang menjadi kemungkinan menjadi salah
penyajian data. Prosedur pengolahan
satu penyebab munculnya penyakit gastritis
data yang dilakukan melalui tahap editing,
(Judarwanto, 2005).
coding, entry data, dan tabulating. Data di
analisis melalui prosedur analisis univariat Pada kategori remaja akhir yang
dan analisis bivariat dengan menggunakan mempunyai gastritis kemungkinan terjadi
uji chi-square dengan tingkat kepercayaan karena pada masa tersebut perempuan l ebih
95%. memperhatikan porsi tubuh yang ideal sehingga
sering melakukan diet tanpa anjuran yang baik
HASIL DAN PEMBAHASAN
bahkan mengurangi porsi makannya, sedangkan
1. Karakteristik Responden pada kategori dewasa awal yang mempunyai
gastritis kemungkinan terjadi karena dari faktor
Berdasarkan gambaran karakteristik stress dan penyakit gastritis yang sudah kronis
diketahui bahwa kasus terjadinya gastritis lebih atau sudah diderita selama masa remaja .
banyak dijumpai pada responden perempuan Menurut Soetjiningsih (2005) permasalahan
dibandingkan responden laki-laki. Hal ini berkaitan pola makan yang timbul pada masa remaja
dengan adanya perbedaan pandangan pria dan awal yang mampu memicu timbulnya gastritis
wanita terhadap citra tubuhnya (body image). disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
Wanita sering kali cenderung mengurangi porsi

Tabel 1. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin,


Usia, dan IMT
No Variabel Terjadinya Jumlah
Gastritis
Ya Tidak n %
1 Jenis Kelamin
Laki-laki 10 5 15 31.9
Perempuan 25 7 32 68.1
2 Usia
Remaja Akhir (17-25) 12 7 19 40.4
Dewasa Awal (26-35) 23 5 28 59.6
3 IMT
Underweight 10 2 12 25.5
Normal 17 8 25 53.2
Overweight 8 2 10 21.3

67
Sport and Nutrition Journal, Vol. 2, No. 2, Agustus 2020: 65-72

yaitu memiliki kebiasaan tidak sarapan pagi dan diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara
biasanya menginginkan penurunan berat badan frekuensi konsumsi makanan pokok (roti tawar)
secara drastis bahkan sampai mengganggu pola dan makanan komposit (soto ayam) dengan
makan. Berdasarkan karakteristik usia, Tabel 1 terjadinya gastritis yang ditunjukkan dengan nilai
menunjukkan responden yang memiliki gastritis p < 0,05 (p=0,036 dan p=0,020). Hasil analisis
sebagian besar berusia antara 26 - 35 tahun atau besarnya risiko (Prevalence Ratio) menunjukkan
memasuki masa usia dewasa awal (23 orang). bahwa pola konsumsi roti tawar maupun soto
ayam merupakan faktor risiko terjadinya gastritis,
Kaitan antara IMT dengan terjadinya
yang masing-masing ditunjukkan dengan nilai
gastritis kemungkinan dalam kategori
PR < 2. Adapun frekuensi konsumsi lauk nabati
underweight akan lebih banyak menderita
maupun lauk hewani, sayuran, buah-buahan,
penyakit gastritis dibandingkan dengan kategori
minuman, minyak, susu dan olahannya, serta
normal dan overweight, karena dalam kategori
jajajanan tidak menunjukkan adanya hubungan
underweight kemungkinan seseorang konsumsi
yang signifikan dengan terjadinya gastritis yang
hariannya kurang dari Angka Kecukupan Gizi
ditunjukkan dengan nilai p > 0,05. Frekuensi
(AKG) sehingga mempengaruhi penyerapan
konsumsi makanan responden secara detil
zat gizi kedalam tubuh dan menyebabkan tidak
disajikan pada Gambar 1 dan 2.
seimbangnya pertumbuhan seseorang sehingga
perbandingan antara berat badan dan tinggi Berdasarkan hasil analisis hubungan
badan tidak seimbang. Namun berdasarkan antara rata-rata asupan energi, karbohidrat,
data Tabel 1, diketahui bahwa sebagian lemak, dan protein dengan terjadinya gastritis
besar responden yang memiliki gastritis justru menggunakan Chi-square diperoleh hasil bahwa
ditunjukkan dengan kategori IMT yang normal tidak ada hubungan yang signifikan antara
(17 orang). pola makan dengan terjadinya gastritis yang
ditunjukkan dengan nilai p > 0,05 (Gambar 3).
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 47 orang
pegawai Rumah Sakit Holistic Purwakarta yang Kandungan zat gizi didalam setiap jenis
menjadi responden, sebagian besar berjenis makanan akan berbeda baik alami ataupun tidak
kelamin perempuan (68.1%). Responden alami (zat tambahan lain) dan ada beberapa
berjenis kelamin perempuan juga menunjukkan jenis makanan olahan yang tidak lepas dari zat
angka terjadinya gastritis yang paling tinggi (25 tambahan lain yang berfungsi untuk pengawet
orang). Adapun dari hasil wawacara diperoleh ataupun fungsi lainnya sehingga kandungan
hasil bahwa rentang asupan energi responden jenis makanan yang sebenarnya baik untuk
berkisar antara 1181.19 – 2112.59 kkal , dikonsumsi menjadi tidak baik karena banyaknya
sedangkan rata-rata asupan karbohidrat berkisar zat tambahan yang dicampurkan kedalam
antara 133.81 – 256.07 gram. Adapun rata-rata olahan makanan tersebut dan apabila jenis
asupan lemak responden berkisar antara 47.41 makanan tersebut dikonsumsi secara berlebihan
– 100.51 gram , dan rata-rata asupan protein kemungkinan akan menyebabkan iritasi pada
berkisar antara 32.69 – 71.23 gram. mukosa lambung dan akan menyebabkan
penyakit gastritis. Secara alami asam lambung
2. Hubungan antara Pola Makan dengan
didalam tubuh kita di produksi dalam jumlah yang
Terjadinya Gastritis pada Responden
kecil, apabila frekuensi makan utama kurang dari
Berdasarkan hasil analisis hubungan 2 kali dalam 1 hari maka asupan zat gizi kedalam
pola konsumsi makanan pokok dengan tubuh akan kurang, faktor inilah yang mungkin
terjadinya gastritis menggunakan Chi-square akan menyebabkan terjadinya gastritis.

68
Agif Miftahul Arifin, Ahmad Yani, Yanesti Nuravianda Lestari / Hubungan Frekuensi Jenis Makanan ...

Gambar 1. Frekuensi Konsumsi Makanan Pokok, Lauk Hewani, Lauk Nabati,


Sayuran dan Minuman
Hasil penelitian Pratiwi (2013) menyatakan yang tidak mengiritasi lambung. Sehingga
bahwa responden yang mengonsumsi jenis penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian
makanan yang mengiritasi lambung berisiko ini, yang mendapatkan bahwa ada hubungan
7.343 kali mengalami gastritis dibandingkan antara jenis makanan dengan terjadinya gastritis.
responden yang mengkonsumsi jenis makanan

Gambar 2. Frekuensi Konsumsi Buah-Buahan, Susu & Olahannya, Minyak,


Jajanan, dan Makanan Komposit

69
Sport and Nutrition Journal, Vol. 2, No. 2, Agustus 2020: 65-72

Menurut Bruner dan Suddarth (2001) menyebabkan gastritis ialah beberapa zat yang
secara alami lambung akan terus memproduksi menyebabkan fermentasi sedangkan fermentasi
asam lambung setiap waktu dalam jumlah yang ini dapat menghasilkan kandungan lain seperti
kecil setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya CO2, asam dan alkohol. Sedangkan faktor
kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap penyebab kemungkinan terjadinya gastritis
dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan dalam jenis makanan soto ayam adalah beberapa
lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung bahan yang ada dalam soto ayam diantaranya
terstimulasi, bila seseorang telat makan sampai adalah MSG, lada, kol dan jeruk nipis. Beberapa
2 – 3 jam, maka asam lambung yang diproduksi bahan makanan dari soto ayam itulah yang
semakin banyak dan berlebih sehingga kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya
dapat mengiritasi mukosa lambung serta gastritis, walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak
menimbulkan rasa nyeri di sekitar epigastrium. tetapi bahan-bahan tersebut dijadikan dalam satu
Proses pembuatan roti membutuhkan olahan jenis makanan yaitu soto ayam sehingga
salah satu bahan yaitu ragi yang berfungsi beberapa macam bahan makan yang dapat
pengembang, pemberi tekstur empuk dan memicu terjadinya gastritis tersebut menjadi
lentur. Kandungan ragi yang kemungkinan dapat banyak dalam satu jenis olahan makanan.

Rata-rata jumlah asupan zat gizi Hasil ini dapat diartikan bahwa ada perbedaan
berdasarkan persen AKG antara laki-laki dan antara porsi makan seseorang dengan terjadinya
perempuan akan berbeda yaitu untuk laki-laki gastritis. Penelitian tersebut tidak sejalan dengan
Energi 2.675 kkal, protein 63 gram, lemak 164 hasil penelitian ini, yang didapatkan bahwa
gram dan karbohidrat 384 gram sedangkan tidak terdapat hubungan antara porsi makan
perempuan enrgi 2.200 kkal, protein 57 gram, dengan gastritis. Menurut Bruner dan Suddarth
lemak 68 gram dan karbohidrat 316 gram. Apabila (2001) bila seseorang telat makan 2 – 3 jam,
asupan dan zat gizi kurang dari AKG kemungkinan maka asam lambung yang diproduksi semakin
akan lebih berisiko terjadinya gastritis. banyak dan berlebih. Akan tetapi walaupun
Hasil penelitian Nasution (2001) porsi makan < 3 – 5 porsi, apabila diselangi
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang dengan mengkonsumsi makanan ringan
bermakna antara porsi makan dengan gastritis. (cemilan) asam lambung akan tetap terkontrol.

70
Agif Miftahul Arifin, Ahmad Yani, Yanesti Nuravianda Lestari / Hubungan Frekuensi Jenis Makanan ...

PENUTUP dkk. (2015). Nutrition Care Process


Berdasarkan hasil penelitian yang (NCP). Yogyakarta: Graha Ilmu.
didapatkan, terdapat hubungan pola konsumsi roti
Kantja (2015). Pengaruh Pola Makan pada
tawar dan soto ayam dengan terjadinya gastritis
Anak Sekolah Dasar terhadap Status
namun rata-rata asupan energi, karbohidrat,
Kesehatan Gigi dan Mulut. Makassar:
lemak, dan protein harian tidak berhubungan
Skripsi Universitas Hasanuddin
dengan terjadinya gastritis. Diharapkan informasi
dalam penelitian ini tentang hubungan pola Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
makan dengan terjadinya gastritis pada pegawai (2016). Perbedaan 4 Sehat 5
RS Holistic Purwakarta dapat digunakan sebagai Sempurna dengan Gizi Seimbang.
bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. Tersedia : http://www.depkes.go.id/
Diharapkan kepada manajemen rumah sakit article/view/16051300001/inilah-
untuk membuat kebijakan dan pembinaan dalam perbedaan-4-sehat-5-sempurna-
menerapkan pola makan yang sehat secara dengan-gizi-seimbang-.html. Di
holistic dilingkungan kerja dengan tujuan untuk akses pada tanggal 22 Agustus 2016.
menjaga dan meningkatkan produktivitas kerja.
Kistanti.(2012). Hubungan antara Stress
dengan Kekambuhan Penyakit
UCAPAN TERIMAKASIH
Gastritis pada Pasien Gastritis di
Penulis mengucapkan terimakasih Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.
kepada seluruh karyawan Rumah Sakit Semarang: Universitas Muhammadiyah.
Holistic Purwakarta yang telah bersedia
Kurniawan.(2013). Perlindungan Hukum
menjadi subjek penelitian. Selain itu, peneliti
terhadap Hak-Hak Pekerja/Buruh dalam
juga berterimakasih serta memberikan
Penyelesaian Perselisihan yang Berlarut-
apresiasi sebesar-besarnya kepada para
larut Akibat Penutupan Perusahaan (Lock
enumerator yang telah bersedia membantu
Out) Berdasarkan Undang-Undang nomer
peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.
13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
DAFTAR PUSTAKA Mataram : Skripsi Universitas Mataram

Amrinanto, A. H. (2016). Analisis perbedaan Makuituin.(2013). Studi Validasi Semi Quantitatif


status gizi, persen lemak tubuh, Food Frequency Quesionnaere
dan massa otot atlet di smp/sma dengan Food Recall 24 Jam pada
negeri olahraga ragunan jakarta. Asupan Zat Gizi Makro Remaja di SMA
Islam Athirah Makassar. Makassar:
Almatsier, S., (2005). Penuntun Diet. Jakarta:
Skripsi Universitas Hasanuddin.
PT Gramedia Pustaka Utama.
Mawey,BK., Kaawoan,A, & Bidjuni,H. (2014).
Dinarto,M., (2000). Pegangan
“Hubungan kebiasaan makan dengan
Penatalaksanaan Nutrisi Pasien
pencegahan pada siswa kelas X di SMA
(Nutrisi pada Gastritis). Jakarta : 2000.
Negeri 1 Likupang”. Manado : Skripsi
Hendrastomo,G. (2010). Menakar Kesejahteraan Universitas Sam Ratulangi Manado
Buruh: Memperjuangkan Kesejahteraan
Mahajiputri,RS., Agustin,H, & Wulansari.
Buruh Diantara Kepentingan Negara
(2010). Hubungan Pola Makan dengan
dan Korporasi”. Jurnal Informasi. 16 (2)
Timbulnya Gastritis pada Pasien di
Handayani, D., Anggraeny, O., Dini, CY.,, Universitas Muhammadiyah Malang

71
Sport and Nutrition Journal, Vol. 2, No. 2, Agustus 2020: 65-72

Medical Center (UMC). Malang : Profil Kesehatan Provinsi Jawa.(2012).


Universitas Muhammadiyah Malang Tersedia : http://www.depkes.go.id/
resources/download/profil/PROFIL_
Marbun.(2011). Perbedaan Coping Stress pada
KES_PROVINSI_2012/12_Profil_
Pria dan Wanita dalam Pernikahan. Medan:
Kes.Prov.JawaBarat_2012.pdf. Di
Skripsi Universitas Sumatera Utara.
akses pada tanggal 24 April 2016.
Misnadiarly.(2009). Mengenal Penyakit
RS. Holistic.(2008).Standar Operasional Prosedur
Organ Cerna (Gastritis atau
Bio Resonance Scanning.Purwakarta.
Penyakit Maag). Jakarta: 2009.
Saryono.(2008).Metodologi
Notoatmodjo.(2013).Ilmu Kesehatan
Penelitian Kesehatan.
Masyarakat (Prinsip-prinsip
Yogyakar: Mitra Cendikia Press
Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta .
Sastroasmoro & Ismael.(2011).Dasar-
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
dasar Metodologi Penelitian Klinis
Indonesia.(2013). Angka Kecukupan Gizi
Ed.4.Jakarta: CV. Sagung Seto
yang di Anjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
Tersedia : gizi.depkes.go.id/download/ Sebayang.(2012). Gambaran Pola
Kebijakan%20Gizi/PMK%2075-2013. Konsumsi Makanan Mahasiswa
pdf. Di akses pada tanggal 14Agustus 2016. di Universitas Indonesia.Depok:
Skripsi Universitas Indonesia.
Prasetyo,P. (2015). Hubungan antara Stress
dengan Kejadian Gastritis di Klinik Supariasa, IDN.,Bakri, B., Fajar.,(2001).
Dhanang Husada Sukoharjo. Surakarta: Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
Skripsi STIKes Kusuma Husada
Suhartatik.(2014).Faktor-Faktor yang
Pratiwi, W. (2013). Hubungan Pola Makan Berhubungan dengan Kejadian
dengan Gastritis pada Remaja di Gastritis di RSUD Pala Gimata
Pondok Pesantren DAAR EL-QOLAM Kota Bau-Bau. Makassar: Skripsi
Gintung, Jayanti, Tanggerang. Jakarta: Poltekkes Kemenkes Makassar
Skripsi UIN Syarif Hidayatullah

72

Anda mungkin juga menyukai