Anda di halaman 1dari 39

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen
2.1.1 Pengertian Manajemen
Adapun pengertian manajemen menurut para ahli sebagai berikut :
Hasibuan (2012:1) “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan sumber – sumber lainnya secara efektif
untuk mencapai suatu tujuan terntu”.
Planning proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi
dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Organizing
proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan
dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan
tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan
bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna
pencapaian tujuan organisasi. Actuating proses implementasi program agar dapat
dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar
semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh
kesadaran dan produuktifitas yang tinggi. Controlling proses yang dilakukan
untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis
yang dihadapi.
Ada pun beberapa pengertian manajemen disampaikan definisi oleh para ahli :
Menurut Appley dan Oey Liang Lee (2011:16) yaitu : “Manajemen
adalah seni dan ilmu. Dalam manajemen terdapat strategi memanfaatkan tenaga
dan pikiran orang lain untuk melaksanakan suatu aktifitas yang diarahkan pada
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam manajemen terdapat
teknik – teknik yang kaya dengan nilai – nilai estetika kepemimpinan dalam

8
9

mengarahkan, mempengaruhi, mengawasi, mengorganisasikan semuan komponen


yang saling menunjang untuk tercapainya tujuan yang dimaksudkan”.
Menurut Terry (2011:16) yaitu : “Manajemen merupakan suatu proses
khas yang terdiri atas tindakan – tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui
pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan sumber daya lainnya.

2.1.2 Manajemen Bisnis


Pengertian manajemen bisnis adalah suatu kegiatan dalam merencanakan,
mengelola, dan juga mengoperasionalkan sebuah usaha atau perusahaan. Di
dalamnya mencakup segala macam peraturan yang memiliki sebuah tujuan bisnis.
Setiap usaha atau bisnis membutuhkan suatu manajemen yang tepat untuk dapat
memenuhi target yang telah ditentukan.
Menurut Ernie Tisnawati Sule (2015:13-15) berdasarkan operasionalnya,
manajemen organisasi bisnis dapat dibedakan secara garis besar menjadi fungsi-
fungsi sebagai berikut :
1. Manajemen sumber daya manusia adalah penerapan manajemen
berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang
terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagaimana sumber daya
manusia yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama
kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun
bertambah.
2. Manajemen produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya
untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan
berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien
mungkin.
3. Manajemen pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya
yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesunguhnya yang
dibutuhkan oleh konsumen, dan bagaimana cara pemenuhannya dapat
diwujudkan.
10

4. Manajamen keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya


yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang
dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis, yaitu diukur
berdasarkan profit.
5. Manajemen informasi adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya
yang pada intinya berusaha memastikan bahwa bisnis yang dijalankan
tetap mampu untuk terus bertahan dalam jangka panjang.

2.2 Analisis SWOT


Beberapa alternatif pilihan jenis usaha perlu dikaji lebih spesifik kembali
dengan menggunakan alat analisis manajemen “analisis SWOT”. Tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa kajian awal terhadap proses pemilihan jenis dan
bidang lapangan usaha dapat dideskripsikan secara objektif. Penggunaan analisis
SWOT sangat penting, namun pada praktiknya sering diabaikan oleh para
pengambil-keputusan organisasioal.
Menurut Dr.R.Agus Triharmoko, S.E.,M.B.A.,M.M. & Dr.Mugi
Harsono, S.E.,M.Si. (2017:111) Analisis SWOT adalah merupakan tahapan
pengelompokan deskripsi poin-poin yang telah tercatat dalam identifikasi SWOT.
Pengelompokkan dilakukan dengan cara mengumpulkan deskripsi poin ke dalam
kelompok S,W,O dan T. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat kesulitan
capaian sebuah perencanaan usaha. Selain itu juga bahwa SWOT juga berguna
untuk mengetahui prosfektif unit bisnis ke depan.

2.3 Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak
agung. Uasha, berarti perbuataan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha
adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Secara umum kewirausahaan
dapat diartikan sebagai proses dalam melaksanakan sesuatu yang belum pernah
ada atau baru dengan kreatifitas serta inovasi yang dimiliki, serta dapat
bermanfaat untuk diri kita dan orang lain serta memiliki nilai yang lebih.
11

Kewirausahaan adalah keahlian yang dapat dipelajari oleh banyak orang. Masa
depan seseorang untuk hidup lebih baik akan menjadi kenyataan bila orang itu
memiliki jiwa kewirausahaan (entrepreneurship). Inti kewirausahaan adalah
memanfaatkan peluang, sehingga diperoleh keuntungan. Banyak orang atau
perusahaan yang sukses karena memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif.
Dengan berfikir kreatif dan bertindak innovatif banyak orang yan berhasil dan
sukses. Kreativitas adalah proses berpikir untuk menghasilkan ide-ide,
pemikiran,dan gagasan-gagasan untuk menciptakan sesuatu dan berbeda. Sesuatu
yang baru dan berbeda inilah yang dikenal dengan nilai tamabah, keunggulan,
daya saing, dan peluang.
Menurut Suryana ( 2013 : 10 ) “Kewirausahaan (Entrepreneurship)
adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability),
dan prilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh
peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya”.
Menurut Bambang Murdaka Eka Jati dan Tri Kuntoro Piyambodo (
2015 : 1 ) “Kewirausahaan adalah memanfaatkan peluang, sehingga diperoleh
keuntungan, memanfaatkan peluang dengan cara bijaksana berdasarkan
kemampuan sendiri, sehingga diperoleh keuntungan (benefit) itu bisa berupa
materi atau nonmateri”.
Menurut Dr. R. Agus Trihatmoko, S.E., M.B.A., M.M. (2017 : 21)
“Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah suatu aktivitas dengan menmanfaatkan
sumber daya yang dimiliki seseorang atau orgnisasional yang bertjuan
memberikan nilai tambah pada sumber daya tersebut menuju pada pertumbuhan
nilai (value) ekonomi secara berkelanjutan”.
Menurut Rintan Saragih ( 2017 : 1 ) “Kewirausahaan merupakan
kemampuan kreatif dan inovatif, jeli melihat peluang dan selalu terbuka untuk
setiap masukan dan perubahan yang positif yang mampu membawa bisnis terus
bertumbuh. Bisnis sebaiknya memiliki nilai dan bermanfaat dimana hal ini bisa
dilakukan melalui penerapan konsep kewirausahaan sosial.Berbagai kalangan
mulai memperbincangkan konsep kewirausahaan sosial sebagai solusi inovatif
dalam menyelesaikan permasalahan sosial.”
12

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah


suatu ilmu yang mempelajari tentang nilai, bagaimana cara memanfaatkan
peluang, memanfaatkan sumber daya yang dimiliki,kemampuan menciptakan
sesuatu yang berbeda dan keberanian menghadapi risiko yang dilakukan dengan
cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Sehingga
diperoleh keuntungan.
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang memandang dan
menafsirkan bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki dan
dilakukan oleh para pengusaha atau pelaku bisnis (businessmen). Pandangan
tersebut kurang tepat, kewirausahaan tidak selalu identik dengan perilaku dan
watak pengusaha saja karena sifat ini dimiliki juga oleh mereka yang bukan
pengusaha, seperti petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru,
arsitektur, seniman, artisan, pemimpin proyek, peneliti dan pekerjaan lainnya
yang dilakukan secara kreatif dan inovatif. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap
orang yang menyukai perubahan, pembaruan, kemajuan, dan tantangan.

2.3.1 Faktor-Faktor/Pemicu Kewirausahaan


Menurut Carol Noore dalam Suryana ( 2013 : 102 ) faktor-faktor
pemicu kewirausahaan dan model proses kewirausahaan ke dalam empat fase
sebagai berikut:
1. Fase inovasi
Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi
dipicu oleh faktor pribadi dan lingkungan. Faktor individu yang
mempengaruhi inovasi adalah pencapaian locus of control, toleransi,
pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman.
Sementara itu, faktor eksternal yang berasal dari lingkungan yang
mempengaruhi inovasi adalah peluang, model peran, dan aktivitas.
2. Fase Kejadian Pemicu
Setelah berinovasi semakin merangsang untuk berproses dan timbulan
kejadian pemicu. Kejadian pemicu dipengaruhi oleh faktor pribadi , sosiologi,
dan lingkungan. Faktor pibadi yang memengaruhi kejadian pemicu meliputi
13

pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi,


pendidikan, pengalaman, keberanian mengahadapi risiko, ketidakpuasan dan
usia. Sementara itu, faktor lingkungan yang memicu terdiri atas peluang,
model peran, aktivitas, persaingan, sumber daya, inkubator, dan kebijakan
pemerintah. Selanjutnya, faktor sosiologi yang memicu terdiri atas jaringan,
kelompok, orang tua, keluarga, dan model peran.
3. Fase Implementasi
Setelah ada pemicu, maka ada implementasinya dipengaruhi oleh faktor
pribadi, lingkungan, dan sosiologi. Faktor pribadi yang mempengaruhi
impelementasi terdiri atas visi, komitmen, manajer, pemimpin, dan
wiraushawan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi implementasi terdiri
atas pesaing, pelanggan, pemasok, investor, banker, inkubator, sumber daya,
dan kebijakan pemerintah. Faktor sosiologi yang memengaruhi implementasi
meliputi:jaringan, kelompok, orang tua, keluarga, dan model peran.
4. Fase pertumbuhan
Implementasi mendorong pertumbuhan pada fase pertumbuhan dipengaruhi
oleh pribadi, organisasi, dan lingkungan. Faktor pribadi yang memengaruhi
pertumbuhan terdiri atas visi, komitmen, manajer, pemimpin, dan
kewirausahawan. Faktor organisasi yang memengaruhi pertumbuhan
kewirausahaan meliputi: kelompok, strategi, struktur, budaya, dan produk.
Sementara itu, faktor yang memengaruhi yang berasal dari lingkungan terdiri
atas: pesaing, pelanggan, pemasok, investor, dan bankir.
Dari empat fase di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa orang yang
berhasil dalam kewirausahaan adalah orang yang dapat menggabungkan nilai,
sifat utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan praktis. Jadi, pedoman, pengharapan dan nilai, baik yang berasal
dari pribadi maupun kelompok, berpengaruh unuk membentuk perilaku
kewirausahaan.
14

2.3.2 Objek Studi Kewirausahaan


Seperti telah dikemukakan oleh Soeparman Soemahamidjaja (Suryana
2013:4), bahwa objek studi kewirausahaan meiputi kemampuan seseorang dalam
hal-hal sebagai berikut :
1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/ usaha. Dalam merumuskan tujuan
hidup/usaha diperlukan adanya perenungan dan koreksi, yang kemudian
dibaca dan diamati berulang – ulang sampai dipahami apa yang menjadi
kemauannya.
2. Kemampuan memotivasi diri, yaitu untuk melahirkan suatu tekad
kemauan yang besar.
3. Kemampuan berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang baik tanpa me
nunggu perintah orang lain, yang dilakukan berulang – ulang sehingga
menjadi terbiasa berinisiatif.
4. Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya cipta) dan
setelah dibiasakan berulang – ulang akan melahirkan motivasi.
5. Kemampuan membentuk modal material, sosial, dan intelektual.
6. Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri, yaitu untuk selalu
tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan dan tidak menuna
pekerjaan.
7. Kemampuan mental yang dilandasi agama.
8. Kemampuan membiasakan diri dala mengambil hikmah dari pengalaman
yang baik ataupun menyakitkan.
Para wirausaha merupakan nilai (value) ekonomi secara bekelanjutan. Para
wirausaha merupakan subjek atau pelaku yang mengubah bentuk dan posisi
sumber daya berupa barang dan jasa agar memiliki nilai tambah dan pertumbuhn.
Untuk itu sasaran dari kewirausahaan yaitu untuk memberikan pengetahuan
kepada para individual agar nantinya menjadi wirausahawan yang berhasil.
Aktivitas individual, pemanfaatan sumber daya, nilai tambah,pertumbuhan nilai
secara berkelanjutan merupakan kata kunci untuk memahami konsep dasr
kewirausahaan.
15

Sumber Sumber
Pertumbuhan
Daya Daya
Aktifitas Nilai
Barang dan Individual dan Barang dan
Nilai Tambah
Jasa Organisasional Jasa

Masukan Luaran Berkelanjuta


n

Gambar 2.1 Konsep Dasar Kewirausahaan


Ciri-ciri umum kewirausahawan dapat dilihat dari berbagai aspek
kepribadian seperti jiwa, watak, sikap, dan prilaku seseorang. Ciri-ciri
kewirausahawan meliputi enam komponen penting, yaitu : percaya diri,
berorientasi pada hasil, berani mengambil risiko dan menyukai tentangan,
kepemimpinan, keorisinilitasan, dan berorientasi masa depan.

2.3.4 Manfaat Kewirausahaan


Menurut Thomas W Zimmerer, seorang pakar kewirausahawan
merumuskan manfaat kewirausahaan sebagai berikut :
1. Untuk memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib
sendiri.Dengan memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan
peluang bagi pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan
berusaha memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk
memanfaatkan bisnis untuk mewujudkan cita-cita mereka.
2. Untuk memberi peluang melakukan perubahan. Semakin banyak pbisnis
yang memulai usahanya karena mereka dapat menangkap peluang untuk
melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting.
Mungkin dalam hal penyediaan perumahan yang sederhana, sehat dan
layak pakai untuk keluarga atau mendirikan program daur ulang limbah
untuk melestarikan sumber daya alam yang terbatas. Pebisnis menemukan
cara bagaimana mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap
berbagai masalah sosial dan masalah ekonomi dengan harapan akan
menjalani kehidupan yang lebih baik.
16

3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya. Banyak sekali


yang menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan kadang membosankan,
kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku
bagi wirausaha. Bagi wirausaha tidak banyak perbedaan antara bekerja dan
menyalurkan hobi atau bermain, baik keduanya sama saja. Keberhasilan
yang didapat merupakan sesuatu yang ditentuka oleh kreativitas ,inovasi,
sikap antusias dan visi mereka sendiri. Seseorang yang memiliki usaha
atau perusahaan sendiri pada dsaranya memberikan kekuasaan
kepadanya,kebangkitan spiritual dan membuat dia mampu mengikuti
minat atau hobinya sendiri.
4. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin.
Walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi wirausaha,
namun keuntungan yang didapat dari berwirausaha merupakan sumber
motivasi yang penting bagi seseorang untuk membuat usaha sendiri.
Kebanyakan daripada pebisnis tidak memiliki keinginan untuk
menjadikaya raya, tetapi banyak diantara mereka yang memang menjadi
berkecukupan. Hampir 75 persen yang termasuk daftar orang terkaya
majalah Forbes merupakan wirausaha generasi yang pertama. Menurut
hasil penelitian yang dilakukan oleh tmomas Stanley dan Wiliam Danko,
orang yang memiliki perusahaan sendiri dapat mencapai dua pertiga dari
jutawan Ameriaka Serikat. Lebih lanjut Thomas dan Wiliam mengatakan
bahwaa orang-orang yang memiliki usaha sendiri empat kali lebih besar
peluangnya untuk menjadi jutawan daripada orang-orang yang bekerja
utuk orang lain atau menjadi karyawan perusahaan lain.
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan
mendapatkan pengakuan atas usahanya. Pengusaha kecil atau pemilik
usaha kecil seringkali merupakan warga masyarakat yang paling dihormati
dan paling dipercaya. Ciri dari pengusaha kecil ialah kesepakatan bisnis
berdasrkan kepercayaan dan saling menghormati. Pemilik usaha menyukai
kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah
mereka layani dengan setia selama bertahun-tahun.
17

6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatau yang disukai dan


menumbuhkan rasa senang dalam mengerjaknnya. Hal yang dirasakan
oleh pengusaha kecil atau pemilik pengusaha kecil, bahwa kegiatan usaha
mereka sesungguhnya bagi mereka bukanlah kerja. Kebanyakan dari para
wirausaha yang berhasil, mereka memilih untuk masuk dalam bisnis
tertentu karena mereka tertarik dan menyukai bisnis tersebut. Jadi pada
intinya mereka menyukai hobi atau kegemaran mereka menjadi pekerjaan.

2.4 Wirausahaan
Wirausahawan harus memiliki keberanian untuk mewujudkan ide bisnisya
menjadi tindakan yang nyata yang disertai dengan kreativitas. Dengan kreativitas
yang tinggi, wirausahawan menjalankan bisnisnya untuk memperbaiki kualitas
atau standar hidup serta membantu kebutuhan orang lain.

2.4.1Karakteristik Wirausaha
Seperti yang sudah disimpulkan sebelumnya , pada umumnya wirausaha
adalah seseorang yang berani mengambil resiko dan memiliki kemampuan untuk
melihat dan mengevaluasi peluang bisnis , serta mampu memperoleh sumber daya
yang diperlukan untuk mengambil keunggulan darinya dan berinisiatif mengambil
tindakan yang tepat untuk mencapai kesuksesan. Maka dapat disimpulkan bahwa
karakter wirausaha adalah ciri khas yang dimiliki wirausaha dalam melakukan
kegiatan kewirausahaan seperti mengambil resiko , melihat peluang ,
mengevaluasi bisnis serta memperoleh sumber daya. (Merdeka, 2011)
membuktikan bahwa karakter individu mempengaruhi intensi berwirausaha. Hal
ini juga diperkuat dengan penemuan (Mustofa, 2014) dalam skripsinya yang
menyatakan bahwa karakter wirausaha mempengaruhi intensi berwirausaha secara
positif dan signifikan.
18

2.4.2 Ciri dan Watak Wirausaha


Geoffrey G. Meredith (Suryana 2013:22-23) mengemukakan enam ciri
dan watak kewirausahawan yang dijelaskan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.1
Watak Karakteristik & Kewirausahaan
Karakteristik Watak
1.Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat,
ketidak bergantungan terhadap orang
lain, dan
individualistis.
2.Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi,
berorientasi laba, mempunyai dorongan
kuat, energik, tekun dan tabah,
bertekad kerja keras serta inisiatif.
3.Berani mengambil risiko dan Mampu mengambil risiko yang wajar
menyukai tantangan
4.Kepemimpinan Berjiwa kepemipinan, mudah
beradaptasi dengan orang lain dan
terhadap saran dan kritik.
5.Keorisinilitasan Inovatif, Kreatif, dan Fleksibel.
6.Berorientasi masa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap
masa depan.

Menurut Arthur Kuriloff dan John M. Mempil (Suryana 2013 :23 -


24) , mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam bentuk nilai-nilai dan
prilaku kewirausahaan seperti yang diuraikan pada tabel
19

Tabel 2.2
Nilai – Nilai dan Perilaku Kewirausahaan
Nilai – Nilai Perilaku
1.Komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai.
2.Risiko mederat Tidak melakukan tindakan spekulatif,
melainkan berdasarkan pada
perhitungan yang matang.
3.Melihat peluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik
mungkin
4.Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata
untuk memperoleh kejelasan.
5.Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu untuk
memandu kegiatan.
6.Optimisme Menunjukan kepercayaan diri yang
besar walaupun berada dalam situasi
berat.
7.Uang Melihat uang sebagai suatau sumber
daya, bukan tujuan akhir.
8.Manajemen proaktif Mengelola berdasarkan pada
perencanaan masa depan.

Berikut pengertian menurut beberapa ahli :


Menurut Hery, S.E., M.Si., CRP., RSA., CFRM. ( 2017 : 8)
“Wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan
mengambil risiko atau ketidakpastian demi memperoleh keuntungan,
melalui identifikasi peluang dan kesempatan yang ada serta memanfaatkan
berbagai sumber daya yang diperlukan”.
Menurut Ahli Ekonomi ( Suryana 2013 : 12 - 13 ) “Wirausahawan
adalah orang yang mngombinasikan faktor-faktor produksi, seperti sumber
daya alam, tenaga kerja/sumber daya manusia (SDM), material, dan
20

peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari


sebelumnya”.
Menurut Arif Yusuf Hamali, S.S.,M.M. (2017:13) “Wirausaha adalah
seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam
menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya”.
Menurut Dany Garjito (2014:3) “Wirausahawan adalah seorang yang
memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan
atau bisnisnya. Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha/ entrepreneurship
tidak cepat merasa puas dengan apa yang telah dicapainya”.
Dari Definisi Menurut Hery, S.E., M.Si., CRP., RSA., CFRM. ( 2017 :
8 ), Ahli Ekonomi (Suryana 2013 : 12 - 13), Arif Yusuf Hamali, S.S., M.M. (
2017: 13 ), Dany Garjito ( 2014 : 3 ) dapat disimpulkan bahwa Wirausaha
merupakan seseorang yang memiliki kemampuan untuk hidup mandiri,
manciptakan bisnis baru dengan kreatif dan inovatif
Seorang wirausahawan pada umumnya memiliki profil atau karakter
sebagai berikut :
1. Peluang untuk menentukan nasib sendiri
Memiliki bisinis sendiri memberikan kebebasan dan peluang bagi
wirausahawan untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya.
2. Peluang untuk melakukan perubahan
Semakin banyak wirausahawan yang memulai bisnisnya karena mereka
melihat peluang untuk membuat perubahan, baik untuk kepentingan
sendiri ( memperoleh kehidupan yang lebih baik),baru namun sesuai
dengan pengetahuan, latar belakang serta penglamannya.
3. Meyakini kemampuannya untuk sukses
Penting bagi wirausahawan untuk selalu optimis terhadap kemampuanya
dalam meraih kesuksesan. Wirausahawan tidak boleh mengandalkan pada
keberuntungan, melainkan percaya pada diri sendiri bahawa bisnis yang
dijalankannya harus dan pasti akan berhasil. Dengan tingkat optimisme
yang tinggi, hambatan demi hambatan harus dapat dilalui sebelum
akhirnya berhasil.
21

4. Hasrat untuk mendapatkan umpan balik


Wirausahawan harus menikmati tantangan dalam menjalankan bisnisnya
dan terus menerus mencari umpan balik untuk mengetahui sebaik apam
mereka berusaha. Wirausahaawan harus menyukai segala sesuatu yang
berhbungan dengan kreativitas dan tantangan.
5. Memililiki tingkat energi yang tinggi
Wirausahawan harus lebih enerjik dibandingkan kebanyakan orang. Energi
ini menjadi faktor penentu mengingat luar biasanya upaya yang diperlukan
untuk menjalankan usaha (bisnis). Mereka harus senatiasa bekerja keras
dalam waktu lama yang sangat melelahkan.
6. Memiliki orientasi masa depan
Wirausahawan yang sukses memiliki kepekaaan yang tinggi dalam melihat
peluang dan fokus pada masa depan. Mereka melihat ke depan dan tidak
begitu mempersoalkan apa yang telah dikerjakan kemarin. Mereka juga
tidak puas hanya dengan duduk dan bersenang - senang dalam
keberhasilannya, melainkan tetap berfokus pada masa depan.
7. Wirausahawan lebih tertarik untuk mecari dan memanfaat kan peluang.
Wirausahawan yang sukses justru mampu melihat potensi yang
kebanyakan orang menganggapnya sebagai masalah, atau bahkan yang
tidak terpikirkan sama sekali oleh kebanyakan orang.
8. Memiliki keterampilan organisasi
Wirausahawan harus mengetahui bagaimana mengelola organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, mulai dari perencanaan,
pengendalian, hingga mempekerjakan orang - orang yang tepat sesuai
dengan tugasnya masing-masing.
9. Fokus pada kinerja dibanding uang
Kinerja (prestasi) seharusnya menjadi motivasi utama wirausahawan,
sedangkan uang hanyalah untuk menghitung nilai dari pencapaian tujuan
(simbol prestasi). Jadi, yang mendorong para wirausahawan untuk maju
adalah halg-hal yang lebih kompleks dan lebih mulia daripada sekedar
uang.
22

10. Memiliki komitmen yang tinggi


Agar berhasil, wirausahwan harus memiliki komitmen yang penuh dan kerja
keras. Mereka harus terlibat sepenuhnya dalam bisnis mereka, termasuk
melewati berbagai rintangan di mana hal ini memerlukan komitmen yang
tinggi.
11. Toleran terhadap ambiguitas
Wirausahawan harus memiliki toleransi yang tinggi terhadap situasi yang
tidak pasti. Kemampuan untuk menangani ketidakpastian ini sangat penting
karena wirausahawan akan terus menerus dituntut untuk dapat mengambil
keputusan pada situasi yang selalu berubah dan ambigu.
12. Fleksibilitas
Wirausahawan juga harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap
perubahan pelanggan dan bisnisnya. Dalam era globalisasi, segala sesuatu
berubah dengan sangat cepat (termasuk selera pembelian) oleh sebab itu para
wirausahawan juga harus bersedia menyesuaikn bisnisnya tersbut.
13. Memiliki tingkat keuletan yang tinggi
Wirausahawa harus memiliki tekad baja untuk mencapai visi dan misi yang
diimpikanny. Mereka harus terus mencoba untuk memnaklukan segala
hambatan dan rintangan menuju sasaran bisis yang telah diteteapkan.

2.4.3 Jenis-Jenis Wirausahawan


Menurut Roopke ( Suryana 2013 : 58) mengelompokkan kewirausahaan
berdasarkan pada perannya menjadi kelompok sebagai berikut:
1. Wirausahawan rutin, yaitu wirausahawan yang dalam melakukan kegiatan
sehari-harinya cenderung berfokus pada pemecahan masalah dan
perbaikan standar prestasi tradisional. Wirausahawan ini berusaha untuk
menghasilkan barang, pasar, dan teknologi, misalnya seorang pegawai atau
manajer. Wirausahawan rutin dibayar dalam bentuk gaji.
2. Wirausahawan arbitrase, yaitu wirausahawan yang selalu mencari peluang
melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan).
23

Misalnya, bila tidak terjadi ekuilibrium dalam penawaran dan permintaan


pasar, ia akan membeli dengan murah dan menjualnya dengan mahal.
3. Wirausahawan inovatif, yaitu wirausahawan dinamis yang menghasilkan
ide dan kreasi baru yang berbeda. Ia merupakan promotor, tidak saja
dalam memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi juga dalam pasar
dan sumber pengadaan, peningkatan teknik manajemen, dan metode
distribusi baru.

2.4.4 Peran Wirausahawan


Menurut Werner Shombart (Suryana 2013:61), membagi peran
wirausahawan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Pemimpin industri, yang mulai sebagai teknisi atau tukang dalam satu
bidang keahlian, kemudian berhaasil menemukan sesuatu yang baru,
bukan hanya dengan disengaja melainkan karena hasil temuan dan
kehebatan daya cipta.
2. Usahawan, yaitu orang yang menganalisis berbagai kebutuhan masyarakat,
merangsang kebutuhan untuk mendapat langganan baru. Perhatiannya
yang paling utama adalah penjualan.
3. Pemimpin keuangan, yaitu orang yang sejak muda menekuni keuangan,
mengumpulkan uang, dan menggabungkan sumber-sumber keuangan.

2.4.5 Kreativitas dan Keinovasian Kewirausahaan


Menurut Suryana ( 2013: 66 ) kreativitas dan keinovasian merupakan inti
dan rahasia kewirausahaan. Wirausahawan yang berhasil dan sukses disebabkan
memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Kreativitas adalah berpikir
sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh sebab itu hakikat kewirausahaan adalah
kemampuan berpikir sesuatu yang baru dan berbeda ( Thinking New Things and
Different ).
Menurut Zimmerer ( Suryana 2013 : 66 ) untuk mengembangkan
keterampilan berpikir, seseorang menggunakan otak kiri, sedangkan untuk belajar
24

mengembangkan keterampilan kreatif, digunakan otak kanan. Dengan


menggunakan otak kiri, ada tujuh langkah proses kreatif:
1. Persiapan
Persiapan menyangkut kesiapan untuk berpikir kreatif, dilakukan dalam
bentuk pendidikan formal, pengalaman, magang, dan pengalaman belajar
lainnya.
2. Penyelidikan
Dalam penyelidikan diperlukan untuk dapat mengembangkan pemahaman
yang mendalam tentang masalah atau keputusan. Seseorang dapat
mengembangkan pemahaman tentang masalah atau keputusan melalui
penyelidikan.
3. Transfomasi
Tahap transformasi menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan
antara infprmasi yang terkumpul. Transformasi adalah mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan yang ada tentang informasi yang terkumpul.
4. Penetasan
Penetasan merupakan penyiapan pikiran bawah sadar untuk merenungkan
informasi yang terkumpul. Pikiran bawah sadar memerlukan waktu untuk
merefleksikan informasi.
5. Penerangan
Penerangan akan muncul pada tahap penetasan, yaitu ketika terdapat
pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titik terang.
6. Pengujian
Pengujian meyangkut validasi keakuratan dan manfaat ide-ide yang
muncul yang dapat dilakukan pada masa percobaan, proses simulasi, tes
pemasaran, pembangunan proyek percobaan, pembangunan prototipe, dan
aktivitas lain yang dirancang untuk membuktikan ide-ide baru yang akan
diimplementasikan.
7. Implementasi
Implementasi adalah transformasi ide ke dalam praktik bisnis.
25

Menurut ( Suryana 2013 :72 -73 ) ada empat metode kreatif yang utama,
yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Duplikasi
Kemajuan yang dicapai oleh para pemimpin adalah dengan menyaring
metode/prosedur kerja, gagasan yang pantas untuk diubah atau dimodifikasi
berdasarkan pada keperluan.
2. Perluasan
Suatu inovasi dasar yang perlu dilakukan, kemudiam manfaatnya
dditingkatkan dengan memperluas penerapannya.
3. Inovasi
Sesuatu yang baru harus dihasilkan. Seseorang yang menghasilkan gagasan
untuk mengubah praktik-praktik yang masih tradisional, walaupun perubahan
ini mendapat kesulitan untuk diterima.
4. Sintesis
Gunakan gagasan dari berbagai sumber. Konsep-konsep yang tampaknya tidak
berhubungan digabungkan menjadi suatu produk atau jasa yang berharga.
Menurut Suryana ( 2013 : 73) orang kreatif memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
Tabel 2.3
Ciri-ciri Orang Kreatif
Ciri-ciri orang kreatif Indikator
1. Tertantang terhadap keadaan Tidak merasa puas dengan keadaan yang
yang sudah ada (challenges ada/prestasi yang telah dicapai, selalu
status quo). membuat perubahan, perbaikan, dan
pengembangan.
2. Selalu ingin tahu Selalu ingin tahu dan selalu
(curious). mengeksploitasi lingkungan dan
menginvestigasi kemungkinan-
kemungkinan baru.
26

3. Miliki motivasi diri yang Tanggap terhadap kebutuhan dari dalam,


tinggi (self selalu proaktif dan menghargai setiap
motivated). usaha.

4. Memiliki visi ke depan Memiliki imajinasi yang tinggi dan


(visionary). memiliki pandangan jauh ke depan.

5. Penghibur,menyenangkan Memunculkan ide-ide gila, memandang


orang lain (entertains the sesuatu yang tidak mungkin menjadi
fantastic). mungkin, memimpikan dan
mengkhayalkan sesuatu yang besar.
6. Berani menghadapi risiko Berani mencoba dan menanggung
(takes risks). kegagalan.
7. Suka berkeliling/berkelana Selalu mengubah lingkungan dan
(peripatetic). melakukan perjalanan untuk memperoleh
inspirasi yang segar.
8. Orang yang suka humor Memiliki ketertarikan kepada yang
(playful/humurous). menganggumkan.
Sumber: Suryana, Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru: Mengubah Ide dan
Menciptakan Peluang, 2013.
Keinovasian adalah kemampuan menerapkan pemecahan-pemecahan
persoalan secara kreatif dan menciptakan peluang untuk meningkatkan atau
memperkaya kehidupan manusia. (Suryana 2013:74). Inovasi memiliki beberapa
maknan penting yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Inovasi sebagai pembaruan (Innovation as Novelty)
Pada hakikatnya adalah pembaruan atau kebaruan yang menghasilkan nilai
tambah baru bagi penggunanya. Objek inovasi adalah nilai tambah suatu
produk, atau proses, atau jasa.
2. Inovasi sebagai perubahan (Innovation as Change)
Inovassi merupakan perubahan. Perubahan bisa dalam bentuk
transformasi, difusi, yang berujung pada perubahan. Inovasi lebih
27

menekankan pada objek baru yang baru, akan tetapi sebenarnya lebih
menekankan pada proses baru yang dapat mengakibatkan objek baru.
3. Inovasi sebagai Keunggulan (Innovation as Advantage)
Inovasi adalah keunggulan. Dengan inovasi berarti kita menciptakan
keunggulan-keunggulan dalam bentuk yang baru. Inovasi bisa dalam
berbagai bentuk, seperti inovasi produk, proses, metode, teknologi, dan
manajemen.

2.5 Perencanaan bisnis


Perencanaan bisnis merupakan penggabungan rencana-rencana fungsional
seperti pemasaran,keuangan, manufaktur dan sumber daya manusia. Perencanaan
bisnis juga merupakan pembuatan keputusan jangka pendek dan jangkan panjang
untuk operasi bisnis selama tiga tahun pertama.
Menurut Perencanaan Bogadenta ( 2013 ), “Usaha ( Business
Plan) adalah proses penentuan visi, misi dan tujuan, strategi, kebijakan, prosedur,
aturan, program, dan anggaran yang diperlukan untuk menjalankan suatu usaha
tertentu.” https://id.linkedin.com
Menurut Peggy Lambing ( Suryana 2013 : 192 ) “Perencanaan usaha
adalah suatu cetak biru tertulis (blue-print) yang berisikan tentang misi
usaha,usulan usaha,operasional usaha,perincian finasial,strategi usaha ,peluang
pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta keterampilan
pengelolanya”.
Menurut Munjiati Munawaroh, Hasnah Rimiyati, Lela Hindasah (
2016 : 1 ) Perencanaan Bisnis Salah satu kunci sukses memulai usaha adalah
adanya kemampuan menuangkan ide-ide atau gagasan cemerlang yang kreatif dan
inovatif. Ide tersebut harus mempunyai nilai ekonomi yang tinggi yang
dituangkan dalam rencana bisnis yang matang dan realistis.
Menurut Robert D. Hisrich, ( Arif Yusuf Hamali, S.S., M.M 2017 : 53)
“Perencanaan bisnis (business planning) adalah dokumen tertulis yang
dipersiapkan oleh seorang pengusaha yang mendeskripsikan semua elemen
28

eksternal dan elemen internal yang relevan dan terlihat dalam pembentukan
sebuah perusahaan baru”.
Rencana bisnis dapat membantu melakukan sejumlah tugas. Digunakan oleh
pengusaha investasi-mencari untuk menyampaikan visi mereka kepada investor
potensial. Juga dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang berusaha untuk
menarik karyawan, prospek untuk bisnis baru, berhubungan dengan supplier atau
hanya untuk memahami bagaimana mengelola perusahaan mereka lebih baik.

2.5.1 Mengapa Rencana Bisnis Dibutuhkan


Disaat ingin memulai sebuah usaha yang lebih signifikan yang
kemungkinan mengkonsumsi sejumlah besar waktu, uang, dan sumber daya.
Alasan mengapa dibutuhkan rencana bisnis :
1. Set tujuan khusus untuk manajer. Manajemen yang baik
memerlukan pengaturan tujuan tertentu.
2. Mengembangkan bisnis yang ada. Menetapkan strategi dan
mengalokasikan sumber daya sesuai dengan prioritas strategis.
3. Cadangan aplikasi pinjaman bisnis. Disaat investor, pemberi
pinjaman ingin melihat rencana dan akan berharap rencana untuk
menutupi poin utama.
4. Membuat bisnis baru. Gunakan rencana untuk membangun langkah-
langkah yang tepat untuk memulai bisnis baru, termasuk apa yang
perlu dilakukan, apa yang akan diperlukan sumber daya, dan apa yang
akan diharapkan terjadi.
5. Berbagi dan menjelaskan tujuan bisnis dengan tim manajemen,
karyawan dan karyawan baru. Membuat bagian yang dipilih dari
rencana bisnis dan bagian dari pelatihan karyawan baru.
6. Menjual bisnis Anda. Membantu pembeli memahami apa yang Anda
miliki, apa itu layak dan mengapa mereka menginginkannya.
29

2.6 Rencana Bisnis


Rencana Bisnis Internal diperlukan ketika menyajikan rencana eksternal
dan berfokus hampir secara eksklusif pada strategi bisnis, anggaran, dan
perakiraan. Dan tentu termasuk dalam jadwal ulasan untuk tinjauan bulanan dan
revisi. Rencana bisnis internal melewatkan rincian tentang sejarah perusahaan dan
tim manajemen karena semua orang di perusahaan hampir pasti tahu informasi ini.
Rencana bisnis internal adalah alat manajemen yang digunakan untuk memandu
pertumbuhan baik startups dan bisnis yang ada. Mereka membantu pemilik usaha
memikirkan keputusan strategis dan mengukur kemajuan menuju tujuan.
Rencana Bisnis Eksternal, dokumen rencana bisnis formal, yang
dirancang untuk dibaca oleh orang luar untuk memberikan informasi tentang
bisnis. Penggunaan yang paling umum adalah untuk meyakinkan investor untuk
mendanai bisnis, dan yang kedua yang paling umum adalah untuk mendukung
aplikasi pinjaman. Kadang jenis rencana bisnis juga digunakan untuk merekrut
atau melatih atau menyerap karyawan kunci, tapi itu jauh kurang umum.
Sebuah dokumen rencana bisnis formal merupakan perpanjangan dari
rencana bisnis internal. Itu adalah sebagian besar snapshot dari rencana internal
itu ada pada waktu tertentu. Tapi sementara rencana internal pendek pada cat dan
formalitas, dokumen rencana bisnis formal harus sangat baik disajikan, dengan
lebih memperhatikan detail dalam bahasa dan format.
Selain itu, detail rencana eksternal bagaimana dana potensial akan
digunakan. Investor tidak hanya menyerahkan uang tunai tanpa pamrih-mereka
ingin memahami bagaimana dana mereka akan digunakan dan apa yang
diharapkan dari investasi mereka.
Akhirnya, rencana eksternal menempatkan penekanan kuat pada tim yang
sedang membangun perusahaan. Investor berinvestasi pada orang daripada ide-
ide, sehingga penting untuk menyertakan biografi anggota tim kunci dan
bagaimana latar belakang dan pengalaman mereka akan membantu
mengembangkan perusahaan.
30

2.6.1 Langkah-langkah untuk Rencana Bisnis Sempurna


Perencanaan bisnis sederhana dan begitu berharga merupakan panduan
untuk membantu Anda melalui dasar-dasar. Berikut ini langkah-langkah untuk
memulai proses perencanaan Anda :
Mulailah dengan lapang untuk menguraikan strategi dan konsep dasar
untuk bisnis Anda. Lakukan ini dengan cepat dan tetap sederhana. Hanya sketsa
konsep bisnis Anda, yang mencakup proposisi kunci nilai, gambaran dari
masalah, pemecahan, solusi untuk masalah, deskripsi pelanggan ideal Anda, dan
gambaran kompetitif.
1. Memvalidasi asumsi dalam pitch Anda.
Ketika Anda menguji, memperbarui dan memvalidasi asumsi
Anda,dapat dibangun pada langkah 1.
2. Membangun perkiraan penjualan sederhana dan anggaran biaya.
Pada tahap ini, penganggaran dan peramalan lebih daripada rinci, tepat
perkiraan. Untuk mencari tahu ini, Anda akan ingin membangun
sebuah perkiraan arus kas juga.

2.6.2 Jadwal tugas dan tonggak penting


Sangat penting untuk bergerak keluar dari tahap perencanaan dan mulai
membangun bisnis Anda. Semakin cepat Anda bisa memulai, semakin Anda akan
belajar sehingga Anda dapat menyesuaikan strategi Anda. Penjadwalan tugas dan
menetapkan tanggung jawab menciptakan accountablity yang dapat Anda
melacak dan mengelola. Alisa Nabila Irvhan (Desember 2017)
https://www.dictio.id
Kebutuhan akan sebuah perencanaan bisnis menjadi mutlak jika kita akan
menjalankan suatu bisnis, karena perencanaan bisnis sendiri ibarat sebuah peta
dan kompas untuk menjalankan bisnis. Melalui sebuah perencanaan yang matang
kita dapat menetapkan tujuan utama bisnis kita, skala prioritas, dan menetapkan
target yang ingin dicapai. Dengan adanya rencana bisnis yang baik akan
menjadikan peluang sukses bisnis kita jalankan akan semakin tinggi Ada yang
menganggap bahwa rencana bisnis atau business plan hanya sekedar formalitas
31

karena tanpa business plan seseorang tetap bisa menjalankan usaha. Namun,
adanya rencana bisnis sangat penting sebagai alat bantu untuk menjadi panduan
dan alat pencari dukungan investor bagi yang akan memulai sebuah bisnis, atau
yang sedang mengembangkan bisnis. Apa yang dimaksud dengan Business Plan ?
Business plan merupakan sebuah dokumen tertulis yang menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut secara rinci dan detail :
1. Apa produk anda? Mengapa anda menjalankan bisnis tersebut?
2. Siapa customer anda? Seberapa besar pasarnya? Bagaimana demografi,
minat, penghasilan, dan kelas ekonomi mereka?
3. Bagaimana dengan ketersediaan bahan baku? Siapakah yang akan menjadi
supplier nantinya?
4. Bagaimana analisa dan strategi pemasarannya?
5. Seberapa besar kebutuhan modal dan bagaimana mendapatkan modal
tersebut?
Seberapa besar kebutuhan operasional? Bagaimana pembiayaan-nya?
6. Berapa banyak karyawan yang dibutuhkan? Apa saja job description-nya?
Kapan akan merekrut mereka? Apa kualifikasi yang dibutuhkan?
7. Berapa target penjualannya? Bagaimana mencapai target tersebut?
8. Berapa persen Return of Investment (ROI)-nya? Kapan bisnis tersebut
akan balik modal?
9. Jika terjadi kemungkinan terburuk, tidak sesuai dengan rencana, apa yang
akan dilakukan?
Menurut Rhonda Abrams (Munjiati Munawaroh, Hasnah Rimiyati,
Lela Hindasah 2016 : 2) Business plan adalah dokumen penting yang berisi
deskripsi tentang perusahaan. Perencanaan tersebut menunjukkan posisi sekarang,
visi kedepan, dan rencana untuk mewujudkan visi tersebut. Rencana bisnis
mencakup jawaban terhadap beberapa pertanyaan berikut:
1. Apakah anda mempunyai ide untuk memulai suatu usaha atau bisnis apa
yang sedang anda kerjakan sekarang.
2. Siapa konsumen anda dan atau calon konsumen anda, dan apa yang
mendorong mereka untuk menjadi konsumen anda?
32

3. Bagaimana cara memperkenalkan bisnis anda pada konsumen?


4. Siapa kompetitor anda dan apa yang membuat beda dari bisnis yang lain?
5. Bagaimana anda menunjukkan pentingnya bisnis anda?
6. Apakah tim manajemen mampu mensukseskan bisnis anda?
7. Apa target jangka panjang dari bisnis anda?
8. Bagaimana gambaran finansial bisnis anda? Berapa besar modal yang
diperlukan untuk menjalankan bisnis? Berapa besar keuntungan?
9. Kerangka dasar dari suatu rencana bisnis, meliputi:
10. Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) Menunjukkan aspek terpenting
dalam bisnis, merangkum poin utama dalam perencanaan bisnis.
11. Deskripsi Perusahaan Menampilkan seluk-beluk bisnis/perusahaan
12. Deskripsi Target Pasar Mengidentifikasi tipe orang atau bisnis yang paling
disukai konsumen, dan menjelaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
13. Analisa Kompetitif Mengevaluasi bisnis/perusahaan lain yang
menawarkan produk atau jasa serupa.
14. Perencanaan Pemasaran dan Penjualan Menguraikan bagaimana anda
menjangkau konsumen dan melakukan penjualan produk.
15. Perencanaan Operasional Menjelaskan bagaimana menjalankan bisnis dan
faktor-faktor operasional yang mungkin menjadi penghalang dalam
kompetisi.
16. Tim Manajemen Mendeskripsikan orang-orang yang berperan dalam
menjalankan bisnis.
Rencana Pengembangan dan Prestasi Menunjukkan bagaimana perkembangan
bisnis dalam jangka waktu tertentu, bagaimana mencapainya, dan target yang
ingin dicapai.
Finansial Laporan keuangan yang menunjukkan kondisi finansial terbaru, dan
target finansial yang akan dicapai dimasa datang.
Seperti yang dikemukakan Suryana ( Suryana 2013 : 192) Perencanaan
usaha memiliki dua fungsi penting yaitu :
1. Sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan manajemen usaha
33

2. Sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang bersumber


dari luar
Menurut Peggy Lambing ( Suryana 2013 : 192 - 193) Perencanaan bisnis
membuat sejumlah topik, yaitu meliputi hal-hal berikut :
1. Ringkasan eksekutif (executive summary)
2. Pernyataan misi (mission statement)
3. Lingkungan usaha (business ensvironment)
4. Perencanaan pemasaran (marketing plan)
5. Tim manajemen (management team)
6. Data finansial (finacial data)
7. Aspek –aspek legal (legal considderation)
8. Jaminan asuransi (insurance requirements)
9. Orang-orang penting (key person)
10. Pemasok (suppliers)
11. Risiko (risk)
12. Ringkasan eksekutif (executive summary), menjelaskan tentang
13. Maksud usaha
14. Usulan finasial
15. Permintaan data
16. Cara menggunakan dana dan cara pembayaran kembali pinjaman.

2.7 Masalah-masalah yang di hadapi dalam bisnis


Pada umumnya, ada beberapa tantangan ataupun masalah yang dihadapi
dalam menjalankan suatu usaha, diantaranya :
1. Ketidakmampuan Manajemen
Dalam kebanyakan UKMK, kurangnya pengalaman manajemen atau
lemahnya kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah utama
dari kegagalan usaha. Pemiliknya kurang mempunyai jiwa kepemimpinan
dan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat bisnisnya berjalan.
34

2. Kurang Pengalaman
Idealnya, calon wirausahawan harus memiliki keterampilan teknis yang
memadai (pengalaman kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan
kemampuan konsep yang mencukupi); kemampuan memvisualisasi,
mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi
keseluruhan yang sinergis.
3. Lemahnya Kendali Keuangan
Dalam hal ini ada dua kelemahan mendasar yang perlu digarisbawahi,
yaitu: kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakkan kredit terhadap
pelanggan. Banyak wirausahawan membuat kesalahan pada awal bisnis
dengan hanya “modal dengkul,” yang merupakan kesalahan fatal.
Wirausahawan cenderung sangat optimis dan sering salah menilai uang
yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam bisnis. Sebagai akibatnya, mereka
memulai usaha dengan modal yang terlalu sedikit dan tampaknya
permodalan yang memadai tidak akan pernah tercapai mengingat
perusahaan mereka memerlukan semakin banyak uang untuk mendanai
pertumbuhannya. Selain itu, tekanan terhadap UKMK untuk menjual
secara kredit sangat kuat. Dimana, beberapa manajer melihat peluang
untuk mendapatkan keunggulan persaingan terhadap pesaingnya dengan
cara menawarkan penjualan kredit. Apapun kasusnya, pemilik bisnis kecil
harus mengendalikan penjualan kredit secara hati-hati karena kegagalan
mengendalikannya dapat menghancurkan kesehatan keuangan bisnis kecil.
4. Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis.
Terlalu banyak wirausahawan yang mengabaikan proses perencanaan
strategis, karena mereka mengira hal tersebut hanya bermanfaat untuk
perusahaan besar saja. Namun, kegagalan perencanaan biasanya
mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup dan ini berlaku untuk
keduanya usaha besar maupun usaha kecil. Sebab, tanpa suatu strategi
yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang
berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara keunggulan
bersaing di pasar.
35

5. Pertumbuhan Tak Terkendali


Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan didambakan
oleh semua perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah terencana dan
terkendali. Pakar manajemen Peter Drucker menyatakan bahwa
perusahaan yang baru berdiri dapat diperkirakan mengalami pertumbuhan
terlalu pesat dibandingkan dengan basis modal mereka apabila penjualan
meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya, perkembangan harus didanai
dari laba ditahan atau dari tambahan modal pemiliknya, tetapi sebagian
besar bisnis mengambil pinjaman paling tidak untuk sebagian investasi
modalnya.
6. Lokasi yang buruk
Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian
merupakan suatu seni – dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering, lokasi
bisnis dipilih tanpa penelitian, pengamatan, dan perencanaan yang layak.
Beberapa wirausahawan memilih lokasi hanya karena ada tempat kosong.
Akibat ketidaktepanan lokasi ini, penjualan tidak berkembang dan bisnis
tersebut terancam gagal.
7. Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik
Umumnya, investasi terbesar yang harus dilakukan manajer bisnis kecil
adalah dalam persediaan, namun pengendalian persediaan adalah salah
satu tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan. Tingkat
persediaan yang tidak mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan
kehabisan stok, yang akhirnya mengakibatkan pelanggan kecewa dan
pergi.
8. Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan.
Berhasil melewati “tahap awal kewirausahan” bukanlah jaminan
keberhasilan bisnis. Setelah berdiri, pertumbuhan biasanya memerlukan
perubahan gaya manajemen yang secar drastis berbeda. Kemampuan-
kemampuan yang tadinya membuat seorang wirausahawan berhasil
seringkali mengakibatkan ketidakefektifan manajerial. Pertumbuhan
mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang dan
36

melepaskan kegiatan pengendalian sehari-hari – sesuatu yang tidak


mampu dilakukan oleh banyak wirausahwan.

2.8 Solusi/langkah langkah dalam menghadapi bisnis


Adapun prosedur dalam pemecahan masalah, langkah-langkahnya dapat
menggunakan metode ilmiah sebagai berikut:
1. Kenalilah persoalannya secara umum.
2. Identifikasikan problem-problem utama yang terkait.
3. Tentukan fakta-fakta dan data-data penting yang berkaitan dengan masalah
4. Carilah sebab-sebab problem tersebut,
5. Pertimbangkanlah pelbagai kemungkinan jalan keluar dari problem
tersebut,
6. Pilihlah jalan keluar yang dapat dilaksanakan dengan baik,
7. Periksalah, apakah cara penyelesaian masalah tersebut sudah tepat.
Proses berpikir secara ilmiah dapat berlangsung dengan langkah-langkah yang
sistematis, Berorientasi kepada tujuan, serta menggunakan metode tertentu untuk
memecahkan masalah. Pada garis besarnya, pemikiran secara ilmiah dapat
berlangsung di dalam memecahkan masalah dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Merumuskan tujuan, keinginan, dan kebutuhan, baik untuk diri sendiri
maupun untuk orang lain.
2. Merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan usaha untuk
mencapai tujuan.
3. Menghimpun fakta-fakta obyektif yang berhubungan dengan masalah yang
dipikirkan. Mengolah fakta-fakta dengan pola berpikir tertentu, baik secara
induktif maupun deduktif. Memilih alternatif yang dirasa paling tepat.
4. Menguji alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat.
5. Menemukan dan meyakini gagasan.
6. Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tulisan.
37

2.9 Definisi Pengembangan Usaha


Beberapa definisi pengembangan bisnis menurut ahli (Haris Fadilah,
2012) yaitu :
1. Mahmud Mach Foedz s
Perkembangan usaha adalah perdagangan yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan
memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.
2. Brown dan Petrello
Pengembangan usaha adalah usaha suatu lembaga yang menghasilkan
barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Apabila kebutuhan
masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula
perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, disamping
memperoleh laba.
3. Steinford
Pengembangan usaha adalah aktivitas yang menyediakan barang atau jasa
yang diperlukan oleh konsumen yang memiliki badan usaha, maupun
perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha
seperti, pedagang kaki lima yang tidak memiliki surat izin ditempat usaha.
4. Hughes dan Kapoor
Pengembangan usaha ialah kegiatan usaha individu yang terorganisasi
untuk menghasilkan dan menjual barang jasa guna mendapatkan
keuntungan.
5. Mussleman dan Jackson
Pengembangan usaha adalah suatu aktivitas yang memenuhi kebutuhan
dan keinginan ekonomis masyarakat dan perusahaan diorgranisasikan
untuk terlibat dalam aktivitas tersebut.
6. Allan Affuah
Pengembangan usaha merupakan sekumpulan aktivitas yang dilakukan
untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan
berbagai sumber daya barang atau jasa yang diinginkan konsumen.
38

7. Glos, Steade dan Lawry


Pengembangan usaha adalah jumlah seluruh kegiatan yang
diorganisasikan oleh orang-orang yang kerkecimpung dalam bidang
perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk
kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup
mereka.
8. Huat T Chwee
Ada 2 pengertian pengembangan usaha, yaitu: pengembangan usaha dalam
arti yang luas adalah istilah umum menggambarkan semua aktivitas dan
institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari.

2.9.1 Teknik Pengembangan Usaha


Perluasan Skala Ekonuomi (Ekonomic of Scale )
Cara ini dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja.
Teknologi, sisitem distribusi , dan tempat usaha. Ini dilakukan bila perluasan
usaha atau peningkatan output akan menurunkan biaya jangka panjang, yaitu
berarti mencapai skala ekonomi (economi of scale). Sebaiknya , bila peningkatan
output mengakibatkan peningkatan biaya jangka panjang (diseconomi of scale),
maka tidak baik untuk dilakukan. Dengan kata lain , bila produk barang dan jasa
yang dihasilkan sudah mencapai titik paling efisien, memperluas skala ekonomi
tidak bisa dilakukan, sebeb akan mendorong kenaikan biaya.
Berdasarkan pada hal tersebut, maka skala usaha ekonomi (economics of
scale) terjadi apabila perluasan usaha atau peningkatan output menurunkan biaya
jangka panjaang. Skala usaha tidak ekonomis (diseconomics of scale ) terjadi
apabila perluasan usaha atau peningkatan output menaikkan biaya jangka panjang.
Oleh karena itu, apabila terjadi skala usaha yang tidak ekonomis, wirausahawan
dapat meningkatkan usahanya dengan memperluas cakupan usaha (economics of
Scope). Karena skala ekonomis menunjukkan pengurangan biaya perusahaan
akibat kenaikan output, kurva pengalaman atau kurva belajar (learning curve)
menunjukan pengurangan biaya yang muncul akibat kenaikan.
39

2.10 Langkah –Langkah Memulai Bisnis Baru


Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai atau memasuki usaha
baru atau bisnis baru, yaitu mencakup hal-hal berikut :
1. Merintis usaha baru merintis usaha baru dilakukan dengan membentuk dan
mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal,ide organisasi, dan
manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat
dirintis, yaitu mencakup perusahaan berikut.
2. Perusahaan milik sendiri/perorangan (sole proprietorship), yaitu bentuk
usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang
3. Persekutuan (partnership), yaitu kerja sama (asosiasi) antara dua orang
atau lebih.
4. Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang
didirikan atas badan hukum dengan modal berupa saham.
5. Membeli perusahaan orang lain (buying)
6. Membeli perusahaan orang lain, yaitu dengan membeli perusahaan yang
telah diterima atau dirintis dan diorganisasikan oleh orang lain dengan
nama (goodwill) dan organisasi usaha yang sudah ada. Membeli
perusahaan orang lain pasti ada keuntungan dan kerugiannya, baik secara
goodwill maupun finasial.
7. Kerja sam manajemen (franchising).
8. Waralaba (franchisisng) ialah kerja sama antara terwaralaba (franciser)
dengan pewaralaba (franchisor/parent company) dalam mengadakan
persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha
(waralaba). Kerja sama ini biasanya dengan dukungan awal, seperti
pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja,
pemilihan karyawan , pembukuan, pengendalian kualitas, rieset, nasihat
hukum, dan sumber-sumber permodalan.
2.10 Analisi pesaing
Analisis pesaing merupakan suatu perbuatan menganalisa atau
mengidentifikasi apa-apa saja yang dilakukan oleh pihak pesaing atau
40

perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa yang mirip dengan produk
kita.
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
1. Identifikasi pesaing
Identifikasi pesaing meliputi jenis produk yang ditawarkan, yaitu melihat
besarnya pasar yang dikuasai (Market Share) pesaing, peluang dan
ancaman, serta keunggulan dan kelemahan.
Identifikasi pesaing meliputi hal-hal sebagai berikut :
 Kadang-kadang sebuah perusahaan tertentu memiliki produk yang
beragam. Tugas perusahaan adalah mengidentifikasikan secara lengkap
dan benar produk apa saja yang dimilki oleh pesaing-pesaingnya.
Identifikasikan siapa pesaing utama yang terdekat serta pesaing lainya
yang juga berpotensi mengancam perusahaan kita sekarang dan di
masa yang akan datang.
 Untuk melihat besarnya pasar yang dikuasai pesaing, dapat dilakukan
melalui segmen pasar yang akan dimasuki. Dalam hal ini perusahaan
harus mengestimasi besarnya pasar dan market share masing-masing
pesaing. Market share yang harus diketahui adalah untuk masa
sekarang dan di masa yang akan datang, baik yang dikuasai pesaing
maupun secara keseluruhan.
 Dengan memperkirakan besarnya market share, akan kelihatan
peluang yang ada serta ancaman yang mungkin timbul sekarang dan di
masa yang akan datang. Setiap peluang harus dimasuki dan diusahakan
untuk menciptakan peluang baru yang sebesar-besarnya. Kemungkinan
ancaman atau masalah yang timbul pun harus segera diantisipasi
sehingga tidak menimbulkan masalah.
 Identifikasi kelemahan dan keunggulan berarti memetakan atau
mencari tahu keunggulan dan kelemahan yang dimilki pesaing.
Identifikasikan kelemahan dan keunggulan pesaing dalam berbagai
bidang, misalnya dalam hal kelengkapan produk, mutu, kemasan,
harga, distribusi, lokasi, serta promosi.
41

2. Menentukan sasaran pesaing


Sebagaimana dijelaskan diawal bahwa pesaing ada dua jenis, yaitu
pesaing dekat dan pesaing jauh. Pesaing dekat adalah perusahaan yang
memproduksi barang yang hampir sejenis. Pesaing jauh adalah perusahaan yang
memiliki produk yang mirip. Setelah kita mengetahui pesaing dan market share
yang dikuasai, kita perlu mengetahui sasaran dari pesaing dan siapa yang menjadi
target mereka selanjutnya. Sasaran pesaing antara lain memaksimalkan laba,
memperbesar market share, meningkatkan mutu produk, atau mungkin juga
mematikan atau menghambat pesaing lainnya.
Jika sasaran mereka memaksimalkan laba, perusahaan perlu mengetahui
laba jangka pendek atau laba jangka panjang dan apa tindakan yang akan mereka
ambil. Sasaran untuk memaksimalkan laba ini dapat dilakukan melalui
peningkatan kepuasan konsumen dengan berbagai cara, misalnya melalui pelayan
atau harga yang relatif murah.
Jika sasarannya untuk memperbesar, maka perusahaaan perlu mengetahui
apakah pertumbuhan market share yang dimiliki cukup besar. Biasanya,
meningkatkan market share dapat dilakukan dengan promosi yang cukup gencar
dengan diimbangi pembukaan cabang baru yang gencar pula. Peningkatan merker
share juga dapat dilakukan dengan cara penurunan harga mengingat mereka
memiliki biaya operasional yang relatif lebih rendah. Hal yang juga perlu
diselidiki adalah bahwa peningkatan market share dapat pula dilakukan dengan
cara mengambil market share pesaing lainya.
Peningkatan mutu produk bertujuan untuk menggaet pelanggan milik pesaing.
Peningkatan mutu produk ini dapat dilakukan dengan memberikan berbagai
kelebihan, baik pelayanan atau kelebihan lainnya.
3. Identifikasi strategi pesaing
Tujuan perusahaan dalam menjalankan usaha atau bisnis adalah untuk
memenangkan persaingan. Oleh karena itu, setiap perusahaan memiliki strategi
tersendiri untuk mematikan lawannya. Semakin ketat persaingan, maka semakin
canggih strategi yang dijalankan. Strategi untuk mematikan atau memperlemah
lawan selalu dilakukan. Siapa yang lengah, akan terkena dampakanya. Bukan
42

tidak mungkin setiap strategi yang dijalankan memiliki kemiripan. Oleh karena
itu, perusahaan harus pandai memulai dan mengakhiri.
Perusahaan harus memantau strategi pesaingnya secara kontinyu, karena
pesaing yang cerdik akan merevisi strategi mereka dari waktu ke waktu. Jelaslah,
bahwa perusahaan juga harus mewaspadai perubahan-perubahan yang diinginkan
pelanggan dan bagaimana para pesaing merevisi strategi mereka untuk memenuhi
hasrat yang diinginkan oleh para pelanggan tersebut.
Analisa SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunities, Threats)
Analisa SWOT adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal
dan eksternal yang mempengaruhi kemampuan kita dalam memasarkan event kita.
4. Analisis kekuatan dan kelemahan pesaing
Sebelum melakukan serangan terhadap pesaing, terlebih dahulu
perusahaan harus mengetahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh
pesaing. Kekuatan yang dimiliki pesaing harus dipertimbangkan mengingat
mereka dapat pula memanfaatkan kekuatan untuk melakukan serangan balik.
Sementara itu, mengetahui kelemahan pesaing memudahkan perusahaan untuk
melakukan serangan balik.
Identifikasi kekuatan dan kelemaham pesaing dapat dilakukan melalui tahap-tahap
berikut:
 Mencari dan mengumpulkan data tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan sasaran, strategi dan kinerja pesaing.
 Mencari tahu kekuatan dan kelemahan pesaing dalam hal keuangan,
sumber daya manusia, teknologi dan lobi pasar.
 Mengetahui market share yang dikuasai pesaing dan tindakan pesaing
terhadap pelanggan.
Perusahaan yang memiliki produk yang lengkap dan memiliki kelebihan
tertentu akan lebih unggul dibandingkan perusahaan kita, paling tidak untuk
sementara waktu. Hal itu memudahkan kita untuk menutupi kelemahan yang kita
miliki.
Pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sangat dipengaruhi oleh
teknologi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Teknologi yang dimiliki tersebut
43

menyebabkan pihak pesaing menjadi unggul apabila kita tidak menyainginya.


Teknologi akan mempercepat proses transaksi yang diberikan. Di samping
kecepatan, teknologi juga memberikan keakuratan sehingga setiap kesalahan
dapat diminimalkan. SDM yang dimiliki pesaing pun perlu dipertimbangkan.
SDM yang berkualitas akan berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan
karena ia akan dapat memberikan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan
pelayanan. Namun, jika SDM yang dimiliki tidak berkualitas, yang terjadi adalah
sebaliknya.
Michael Porter telah mengidentifikasi lima kekuatan, dan lima kekuatan
tersebut adalah para pesaing industri, calon pendatang, substitusi, pembeli dan
pemasok. Adapun lima ancaman yang ditimbulkan kekuatan tersebut adalah
ancaman persaingan segmen yang ketat, ancaman pendatang baru, ancaman
produk substitusi, ancaman peningkatan kemampuan atau kekuatan posisi tawar
pemasok.
 Ancaman persaingan segmen yang ketat
Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang
banyak, kuat, atau agresif.
 Ancaman pendatang baru
Daya tarik segmen berbeda-beda menurut tingginya hambatan untuk
masuk dan keluarnya.
 Ancaman produk substitusi
Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi produk
yang aktual atau potensial.
 Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pembeli
Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan
posisi tawar (bargaining power) yang kuat atau semakin meningkat.
 Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok
Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan
mampu menaikkan harga atau mengurangi kuantitas yang mereka pasok.
Sebuah perusahaan perlu mengumpulkan informasi tentang kekuatan dan
kelemahan masing pesaing.
44

Menurut perusahaan konsultan Arthur D.Little, sebuah perusahaan akan


menempati satu di antara enam posisi kompetitif di dalam pasar sasaran berikut
ini:
 Dominan : Perusahaan ini mengendalikan perilaku pesaing yang lain dan
memiliki pilihan strategis yang luas.
 Kuat : Perusahaan ini bisa mengambil tindakan mandiri
tanpamembahayakan posisi jangka panjangnya dan dapat
mempertahankan posisi jangka panjangnya apa pun tindakan yang
dilakukan oleh pesaing.
 Cukup baik : Perusahaan ini memiliki kekuatan yang bisa dimanfaatkan
dan peluang yang ada diatas rata-rata untuk meningkatkan posisinya.
 Cukup : Perusahaan ini memiliki kinerja pada tingkat yang cukupuntuk
mencapai hasil memuaskan yang bisa terus mempertahankan dalam bisnis.
Namun, perusahaan ini ada karena dibiarkan oleh perusahaan yang
dominan dan memiliki peluang dibawah rata-rata untuk meningkatkan
posisinya.
 Lemah : Perusahaan ini memiliki kenerja yang tidak memuaskan, tetapi
ada peluang untuk memperbaiki. Perusahaan ini harus berubah atau kalau
tidak keluar dari pasar.
 Tidak berpeluang. : Perusahaan ini memiliki kinerja yang tidak
memuaskan dan tak ada peluang untuk memperbaiki.
5. Identifikasi reaksi pesaing
Reaksi Pesaing maksudnya bagaimana pola dan strategi pesaing dalam
merebut segmen pasar yang ada, dan bagaimana perusahaan mampu melakukan
terobosan- terobosan baru dalam rangka mengungguli Pesaing yang ada.
Strategi menghadapi pesaing dapat dilakukan dengan cara melemahkan
dan menghancurkan pesaing dengan memasang strategi yang kompetitif, dimana
strategi kompetitif dilakukan dengan melihat posisi keberadaan kita sebelum
melakukan penyerangan.
45

Beberapa reaksi pesaing bila diserang:


 Apabila kita menurunkan harga, akan diikuti pesaing dengan menurunkan
harga pula,bahkanmungkin lebih rendah dari kita.
 Apabila kita memberikan hadiah, akan dibalas juga dengan hadiah yang
lebih baik.
 Apabila kita memberikan diskon dalam jumlah tertentu kepada pelanggan,
pesaing juga member diskon yang lebih menarik.
 Apabila kita membebaskan biaya seperti administrasi, pasti akan diikuti
pesaing denganjumlah biaya yang lebih murah.
 Apabila kita membuka cabang di suatu lokasi, akan dibalas oleh pesaing
dengan membuka cabang di lokasi perusahaan kita.
6. Strategi menghadapi pesaing.
Strategi menghadapi pesaing dapat dilakukan dengan cara melemahkan
dan menghancurkan pesaing dengan memasang strategi yang kompetitif. Untuk
itu, perusahaan perlu mengetahui terlebih dahulu posisi dan kondisi perusahaan.
Tujuannya adalah agar mengetahui siapa pesaing-pesaingnya dan dapat
menerapkan strategi yang tepat.
Strategi untuk menghadapi pesaing dapat dilakukan untuk posisi-posisi
berikut:
 Strategi memimpin pasar
Pemimpin pasar meliputi berbagai hal seperti menciptakan produk baru,
memberikan promosi, meningkatkan kualitas produk yang sudah ada dan
hal-hal yang lain yang belum dilakukan oleh pesaing.
 Strategi penantang pasar
Penantang pasar merupakan penantang pemimpin pasar. Bukan tidak
mungkin posisi pasar yang dipegang oleh pemimpin pasar akan diambil
oleh penantang pasar. Dalam melakukan strateginya, penantang pasar
sering mendahului penantang pasar. Tujuan utama dari penantang pasar
adalah meningkatkan market share
46

 Strategi pengikut pasar


Pengikut pasar adalah pesaing yang hanya mengikuti kegiatan pemimpin
dan penantang pasar. Tujuan utama yang dijalankan oleh pengikut pasar
adalah dengan spesialisasi.
 Strategi relung pasar
Relung pasar adalah pemain yang memiliki lingkungan tersendiri tanpa
dipengaruhi oleh pesaing lainnya. Posisi ini memiliki celah tersendiri di dalam
pasar. Terkadang posisi ini tidak pernah diperdulikan oleh pemimpin pasar
atau penantang pasar.
Oleh karena itu, untuk melawan pesaing, kita perlu memprioritaskan mana
yang akan kita serang lebih dahulu dan mana yang berikutnya. penyerangan
hendaknya dilakukan secara hati-hati, baik itu serangan secara langsung, bertubi-
tubi, ataupun secara bergerilya. Penyerangan langsung mungkin dilakukan
terhadap pesaing yang lemah.
Kita juga harus pandai melakukan penyerangan untuk menghindari pesaing
yang kita anggap kuat sementara waktu. Karena pesaing yang kuat akan segera
membalas jika diserang. Oleh karena itu, kita harus mengukur kekuatan kita
sebelum melakukan penyerangan serta mengukur kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh pesaing.(Linda Yulianti & Debby Fortumella 2018 : 7-13)

Anda mungkin juga menyukai