MIDRIATIK-MIOTIK
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 4D
(11181020000097)
MEI/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan :
1. Mengetahui dan memahami kerja obat kolinergik dan antikolinergik pada hewan
percobaan
2. Mengenal dan mengamati efek midriatik dan miosis pada pupil
B. Landasan Teori
Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan, yaitu
sklera/kornea, koroid/badan siliaris/iris, dan retina. Struktur mata manusia berfungsi utama
untuk memfokuskan cahaya ke retina. Semua komponen–komponen yang dilewati cahaya
sebelum sampai ke retina mayoritas berwarna gelap untuk meminimalisir pembentukan
bayangan gelap dari cahaya. Kornea dan lensa berguna untuk mengumpulkan cahaya yang
akan difokuskan ke retina, cahaya ini akan menyebabkan perubahan kimiawi pada sel
fotosensitif di retina. Hal ini akan merangsang impuls–impuls syaraf ini dan menjalarkannya
ke otak.
Midriatik adalah golongan obat yang mempengaruhi dilatasi atau ukuran pupil bola mata
dapat membesar (midriasis) atau mengecil (miosis), obat-obat golongan ini contohnya :
atropine sulfat dan pilokarpin HCl. Atropine sulfat menyebabkan midriasis dan termasuk ke
dalam golongan obat antikolinergik yang bekerja pada reseptor muskarinik. Antimuskarinik
ini, memperlihatkan efek sentral terhadap susunan syaraf pusat yaitu merangsang pada dosis
kecil dan mendepresi pada dosis toksik.
Midriatik adalah obat yang dapat meningkatkan ukuran pupil dan kovergensi
akomodatif serta penurunan ketajaman penglihatan dan amplitudo akomodasi. Midriasis
dapat dihasilkan dari peningkatan aktivitas sepanjang jalur simpatik dan penurunan aktivitas
sepanjang jalur parasimpatis. Dua kelas obat menghasilkan efek midriasis yaitu :
BAB II
PROSEDUR KERJA
- Kelinci 1 ekor
- Obat : atropine sulfat 1%
- Timbangan hewan
- Pilokarpin HCl
- Penggaris
- Senter
Langkah kerja
SOAL
:
1. Apa perbedaan kolinergik, antikolinergik, simpatolitik, simpatomimetik,
parasimpatolitik, parasimpatomimetik?
2. Mekanisme kerja cendotropin, indikasi dan efek samping?
3. Mekanisme kerja cendocarpin, indikasi dan efek samping?
4. Apa fungsi pupil mata?
5. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pupil mata yang diberi cendotropin?
6. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pupil mata yang diberi cendocarpin?
BAB IV
2 0,8 1 0,6
3 0,8 1 0,6
A. Analisis Data
Pada praktikum ini kelinci diteteskan Cendocarpin mengalami miosis pada mata kanan.
Cendocarpin mengandung pilokarpin HCl yang merupakan obat yang menyebabkan
penyempitan pupil ( miotika ). Semakin lama pupilnya semakin mengecil. Hal ini disebabkan
karena pilokarpin merupakan obat kolinergik kerja langsung, yaitu kerja obat ini berikatan
dengan reseptor kolinergik pada mata. Ikatan antara reseptor kolinergik pada mata dengan
atropin, menimbulkan kontraksi pada otot sfingter iris.
Selanjutnya kelinci diteteskan Cendotropine sehingga mengalami midriasis Semakin lama
pupil mata semakin membesar, puncaknya pada menit ke 15.Cendotropin mengandung
atropine yang memiliki kerja sedative pada SSP dan memiliki daya bronkoldilatasi ringan
berdasarkan otot polos bronchi. Atropin merupakan obat antikolinergik yang bekerja secara
antagonis kompetitif dengan Asetilkolin unt uk berikatan dengan reseptor kolinergik.
Sebelumnya pikokarpin berikatan pada reseptor kolinergik pada mata, tetapi ikatannya
reversible sehingga setelah diteteskan atropine, pilokarpin terlepas dari ikatannya dan
reseptor kolinergik dapat diduduki oleh atropine. Atropin menyebabkan penurunan
rangsangan simpatis sehingga terjadi midriasis yaitu relaksasi dari otot sfingter iris.
B. Pembahasan Soal
1. Apa perbedaan kolinergik, antikolinergik, simpatolitik, simpatomimetik,
parasimpatolitik, parasimpatomimetik?
BAB V
KESIMPULAN
Cendocarpin merupakan obat yang mengandung pilokarpin HCl yang merupakan obat
yang menyebabkan penyempitan pupil ( miotika ). Semakin lama pupilnya semakin
mengecil. Hal ini disebabkan karena pilokarpin merupakan obat kolinergik kerja langsung,
yaitu kerja obat ini berikatan dengan reseptor kolinergik pada mata. Ikatan antara reseptor
kolinergik pada mata dengan atropin, menimbulkan kontraksi pada otot sfingter iris.
Sedangkan Cendotropin mengandung atropine yang memiliki kerja sedative pada SSP
dan memiliki daya bronkoldilatasi ringan berdasarkan otot polos bronchi. Atropin merupakan
obat antikolinergik yang bekerja secara antagonis kompetitif dengan Asetilkolin unt uk
berikatan dengan reseptor kolinergik. Sebelumnya pikokarpin berikatan pada reseptor
kolinergik pada mata, tetapi ikatannya reversible sehingga setelah diteteskan atropine,
pilokarpin terlepas dari ikatannya dan reseptor kolinergik dapat diduduki oleh atropine.
Atropin menyebabkan penurunan rangsangan simpatis sehingga terjadi midriasis yaitu
relaksasi dari otot sfingter iris.
DAFTAR PUSTAKA
Mardjono,M,. Sidharta, P., 2009. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta, Dian Rakyat. pp: 185-7.
Katzung, B.G., Masters, S.B. dan Trevor, A.J., 2014. Farmakologi Dasar & Klinik, Edisi XII.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Oka, P.N, 1993, Ilmu Perawatan Mata, Airlangga University Press, Surabaya, pp.1-2, 17-19
Bennet, E,S., Fiscella, R,G., Jaanus, S,D., Rowsey, J,J., Zimmerman, T,J., 2004,
Ophthalamic Drug Facts, Facts & Comparison, Missourri, pp. 25-193
Shirzadi K, Amirdehi RA, Makateb A, Sharaki K, Khosravifard K. 2015. Studying the Effect
of Tropicamide Various Concentrations on Routine Dilation of the Pupil. Biomed. &
Pharmacol; Vol. 8(2), 885-889
Ihekairei DE. 2012. The Comparative Efficacy of Cyclopegic Drugs–Tropicamide and
Cyclopentolate on School Children. International Journal of Scientific Research in
Education
InjuryDuty.Photobucket.Http://s1218.photobucket.com/user/InjuryDuty/media/Comb
o CiliaryBodyID.jpg.html diakses pada : 6 Mei 2020)
Wibowo, DS. 2009 ; Anatomi Tubuh Manusia; Wisland house I, Singapore.