Anda di halaman 1dari 4

KLT

Tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah untuk memisahkan komponen ekstrak etanolik dari
rimpang jahe merah. Pada ekstraksi jahe diawali dengan menimbang 1 g jahe dan menghaluskannya
menggunakan mortar dan stemper. Kemudian untuk mengekstrak senyawa ynag ada pada jahe,
ditambahkanlah pelarut etanol kedalamnya. Tujuan ditambahkannya etanol didasarkan pada sifatnya
ynag lebih selektif pada senyawa metabolit sekunder. Selain itu, pelarut etanol juga dapat
mengekstarksi senyawa flavonoid yang tergolong polar sehingga akan lebih mudah larut dalam pelarut
polar.

Dari hasil ekstraksi tersebut, filtrat di totolkan pada tepi bawah silika gel sebanyak 2 sampai 3 kali.
Solven yang akan digunakan untuk mengelusi pada percobaan kali ini terdiri dari 3 campuran pelarut
yang berbeda, yaitu n-heksan : kloroform : etila asetat dengan perbandingan 4:1:1. Tujuan
digunakannya 3 pelarut yang berbeda adalah untuk memisahkan senyawa yang kepolarannya rendah ke
pelarut etil asetat yang kepolarannya tinggi ke air. Tiga pelarut tersebut kemudian diamsukkan kedalam
gelas beaker dan ditutup untuk proses penjenuhan.

Kemudian plat silika gel dimasukkan dan diangkat setelah proses elusi selesai. Setelah plat silika kering,
amati dan tandao bercak pada lat dibawah pancaran sinar UV. Tujuan dari penggunaan sinar UV adalah
untuk melihat bercak warna yang dihasilkan kaena bercak warna tersebut tidak terlihat jika tidak dilihat
menggunakan sinar UV.

Dari data hasil pengamatan yang diperoleh, terdapat 2 titik pada setiap jenis jahe. Pada jahe merah
dengan kedua titik berwarna hijau stabilo, titik pertama dengan jarak spot 1,75 cm harga Rf yang
dihasilkan sebesar 0,35 dan titik kedua dengan jarak spot 2,1 cm diperoleh harga Rf sebesar 0,42.

Jika dibandingkan dengan literatur, kemungkinan zat yang terlihat pada plat silika gel adalah komponen
zat pedas dari jahe. Karena komponen tersebut merupakan senyawa fenolik komponen seskuiterpen
yang akan berfluorensi dibawah paparan sinar UV. Selain itu jika dibandingkan dengan pelarut yang
digunakan dengan perbandingan 4:1:1 menunjukkan bahwa pelarut yang digunakan bersifat non polar.
Hal ini sesuai dengan gingerol yang bersifat non polar. Jika dilihat dari derajat interaksi antar bahan,
gingerol akan berinteraksi dengan senyawa yang mempunyai nilai derajat yang sama. Dari ketiga pelarut
yang digunakan, nilai derajat gingerol hampir sama dengan nilai derajat interaksi n-heksan. Gingerol
memiliki nilai derajat interaksi sebesar 799 sedangkan n-heksan memiliki nilai interaksi sebesar 7,24. Hal
itu yang dijadikan alasan kenapa pada perbandingan campuran pelarut, komposisi n-heksan lebih
banyak dari pelarut yang lain.

Sumber :

Hargono. Pradhita, Fitria. Aulia, Margaretha Praba. 2013. Pemisahan Gingerol dari Rimpang Jahe Segar
Melalui Proses Ekstraksi Secara Batch. Momentum, Vol. 9 No.2 Oktober 2013. Universitas Diponegoro.
Semarang.

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta


Purwakusumah, dkk. 2014. Identifikasi dan Autentikasi Jahe Merah Menggunakan Kombinasi
Spektroskopi FTIR dan Kemometrik. Agritech, Vol. 34 No. 1 Februari 2014. Institut Pertanian Bogor.
Bogor

KROMATOGRAFI KOLOM

Kromatografi kolom merupakan metode pemisahan yang di dasarkan pada pemisahan daya adsorbsi
suatu adsorben terhadap suatu senyawa. Prinsip kerja kromatografi kolom berdasarkan perbedaan daya
serap masing – masing komponen. Campuran yang akan diuji, dilarutkan dalam sedikit pelarut lalu
dimasukkan melalui puncak kolom dan dibiarkan mengalir kedalam zat penjerap. Masing – masing zat
akan bergerak turun dengan kecepatan khusus sehingga terjadi pemisahan dalam kolom
(Sastrohamidjojo, 2004).

Kromatografi kolom dilakukan pada ekstrak pekat etanol yang diduga kuat mengandung senyawa
flavonoid. Fase gerak yang digunakan adalah pelarut non polar hingga pelarut polar dengan berbagai
perbandingan dengan fase diam silica gel H. Fase gerak yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1.

Fraksi yang diduga mengandung flavonoid diidentifikasi menggunakan KLT dengan fase gerak yang
digunakan sama dengan fase gerak untuk ekstrak, kemudian kromatogram diamati dengan sinar UV
pada Lamda 366 nm dan disemprot dengan penampak noda yang sama untuk ekstrak dan fraksi.
Ekstrak kental rimpang jahe merah kemudian di fraksinasi dengan metode kromatografi kolom
menggunakan 21 fraksi pelarut dengan berbagai macam perbandingan. Kromatografi kolom adalah
metode yang digunakan untuk memurnikan bahan kimia tunggal dari campurannya, kemasan kolom
yang dipilih adalah silica gel, yang bertujuan untuk memisahkan aglikon yang kurang polar misalnya
isoflavon, flavanon, metil flavon dan flavonol. Setelah didapatkan 21 fraksi hasil kromatografi kolom,
fraksi yang didapat tersebut dilakukan indentifikasi flavonoid dengan reaksi warna. Hasil identifikasi
dapat dilihat pada tabel 4.3.

Perubahan warna lebih pekat terjadi pada fraksi nomor 11 sampai 13, hal ini menunjukkan bahwa ketiga
fraksi tersebut memiliki kemiripan dari hasil identifikasi flavonoid warna yang telah dilakukan.
Selanjutnya dilakukan pengujian KLT pada fraksi nomor 12 dan 13, dengan fase gerak etil asetat : n-
butanol (7:3). Hasil kromatografi lapis tipis pada fraksi nomor 12 dan 13 ditunjukkan pada

Gambar 4.4
Sumber:

Hendayana, S., 2006., Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforesis Modern., Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Sastrohamidjojo, H., 2004., Kimia Minyak Atsiri., Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai