OLEH :
KELOMPOK : IV (EMPAT)
KELAS :C
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
I. FORMULA ASLI
Formula difenhidramin + NH4Cl (Fornas, 1978)
Tiap 5 ml mengandung :
Diphenhydramini hydrochloridum 12,5 mg
Ammonium chloridum 130 mg
Natrii citras 60 mg
Acidum citricum 40 mg
Saccharum album 3,6 mg
Aethanolum 90% 250 μg
Mentholum 1 mg
Sorbitolum solution 375 μg
Aquadest ad 5 ml
Amonium klorida
1. Amonium klorida digunakan dalam pengobatan metabolik yang parah
alkalosis untuk menjaga urin pada ph asam dalam pengobatan
beberapa gangguan saluran kemih atau diuresis. Juga digunakan
sebagai ekspektoran dalam obat batuk. (Rowe, 2009).
2. Alasan pemilihan amonium klorida sebagai zat aktif karena mudah larut
dalam air dan dalam gliserin, lebih mudah larut dalam air mendidih,
sedikit larut dalam etanol (FI V, 2014)
3. Alasan digunakan amonium klorida yaitu dimana obat ini berguna
sebagai ekspektoran dalam produksi batuk serta dapat merangsang
pengeluaran dahak dari saluran pernapasan dan dapat berperan
sebagai zat pengoksidasi dalam sediaan oral. (Martindale, 2014).
IV.3 Alasan Pemilihan Bahan Tambahan
Gliserin
1. Menurut Rowe (2009) bahwa gliserin bersifat higroskopis dan mudah
larut dalam air sesuai dengan zat aktif sehingga mudah untuk
dicampurkan.
2. Alasan digunakannya gliserol karena gliserol dapat membantu menjaga
tekstur, memberikan pelumasan dan kehalusan banyak sirup batuk. (Nur
izyan, et.al, 2019)
3. Gliserol dapat juga digunakan sebagai eksipien dalam obat batuk dan
berfungsi sebagai pemanis, anticaplocking, antimikroba dan pengawet.
(Ronald, E, 2020)
Etanol
1. Alasan pemilihan etanol karena etanol digunakan secara luar dibidang
farmasi formula dan kosmetik. Etanol terutama digunakan sebai pelarut,
juga digunakan sebagai desinfektan, dan dalam larutan sebagai
pengawet antimikroba. (Rowe, 2009).
2. Alasan digunakanya etanol yaitu sebagai pelarut untuk menthol, dimana
menurut (FI V, 2014) bahwa menthol sangat mudah larut dalam etanol
(95%).
3. Etanol adalah eksipien yang banyak digunakan dalam berbagai variasi
formulasi farmasi Dapat berfungsi sebagai cosolvent untuk
meningkatkan kelarutan obat, dan sebagai pengawet karena aktivitas
antimikroba. (Ming, s. et al, 2017)
Menthol
1. Mentol banyak digunakan dalam obat-obatan, kembang gula, dan
produk perlengkapan mandi sebagai agen penyedap atau penambah
bau. (Rowe, 2009).
2. Alasan digunakannya menthol yaitu memiliki manfaat untuk hidung
tersumbat. (Martindale, 2014).
3. Mentol memiliki anestesi lokal ringan, dekongestan dan anti- tussive.
Menthol sering digambarkan sebagai nasal dekongestan tetapi tidak
menyediakan peningkatan sensasi aliran hidung karena rangsangan
reseptor sensorik seperti potensi reseptor transien melastatin
(TRPM8). Mentol adalah bahan yang umum dalam obat batuk dan ada
beberapa dukungan untuk antitusif aktivitas dari studi pada relawan
sehat di mana batuk itu diinduksi oleh asam sitrat atau penghirupan
capsaicin.(Ronald, E, 2020).
Aquadest
1. Air banyak digunakan sebagai bahan baku dan pelarut dalam
pengolahan, formulasi dan pembuatan farmasi produk, bahan aktif
farmasi dan perantara ates dan reagen analitik. (Rowe, 2009).
2. Alasan digunakannya aquadest yaitu karena menurut (FI IV, 1995),
bahwa diphenhidramin mudah larut dalam air, sehingga
mempermudah dalam melarutkan diphenhidramin yang berbentuk
serbuk menjadi larutan dalam air.
3. Menurut (Martindale, 2014).aquadest adalah air yang dimurnikan dan
termaksud air steril.
Sirup simplex
1. Alasan digunakannya sirup simpleks karena Stabil pada suhu ruang,
terkaramelisasi pada suhu 160oC.(HPE,2006).
2. Alasan digunakanya sirup simpleks yaitu untuk meningkatkan
viskositas sediaan metadon cair yang mengandung 64 gram sukrosa
dalam 100 ml.(Hilke,J.et al, 2013).
3. Menurut FI edisi III (1997) bahwa sirup simplex merupakan cairan
jernih yang tidak berwarna dan memiliki rasa manis yang sering
digunakan sebagai pemanis.
V. INFORMASI BAHAN AKTIF & BAHAN TAMBAHAN
V.1 Informasi bahan aktif
1. Difenhidramin HCl (Mims Indonesia, 2021)
a. Indikasi
Kondisi alergi, mabuk perjalanan.
b. Kontraindikasi
Ulkus peptik stenosis atau obstruksi piloroduodenal. Bayi prematur dan
neonatus. Laktasi. Penggunaan bersama dengan obat lain yang
mengandung antihistamin (termasuk antihistamin topikal)
a. Efek Samping
Mulut, hidung, atau tenggorokan terasa kering, Kantuk, Pusing, Mual
atau muntah, Sembelit, Sakit kepala, Gelisah atau gugup, Euforia
terutama pada anak-anak, Dada terasa sesak atau tertekan, Hilang nafsu
makan.
b. Dosis
Dewasa: 25-50 mg 3 atau 4 kali sehari. Maks: 300 mg setiap hari. Untuk
pencegahan mabuk perjalanan, berikan 30 menit sebelum terkena
gerakan.
Anak: 2-6 tahun 6,25 mg 4-6 jam; 6-12 tahun 12,5-25 mg 4-6 jam; > 12
tahun Sama dengan dosis dewasa. Untuk pencegahan mabuk
perjalanan, berikan 30 menit sebelum terkena gerakan.
c. Rute pemberian
Oral
d. Farmakokinetika
Absorpsi difenhidramin Diserap dengan baik dari saluran
gastrointestinal. Ketersediaan hayati 42-62%. Waktu untuk mencapai
konsentrasi plasma puncak Kira-kira 1-4 jam. Tersebar luas ke seluruh
tubuh termasuk SSP. Melintasi plasenta, memasuki ASI. Volume
distribusi 17 L / kg. Pengikatan protein plasma: 98,5%. Dimetabolisme
secara ekstensif di hati oleh isoenzim CYP2D6 melalui N- demetilasi dan
demetilasi minor oleh CYP1A2, 2C9, 2C19; derajat yang lebih kecil dalam
sistem paru dan ginjal; mengalami efek first-pass yang signifikan.
Ekskresi difenhidramin Terutama melalui urin (sebagai metabolit dan
obat tidak berubah). Waktu paruh eliminasi: 2,4-9,3 jam.
e. Perhatian
Bisa diminum dengan atau tanpa makanan.
f. Interaksi
Dapat meningkatkan efek sedatif dari depresan SSP lainnya (misalnya
obat penenang, hipnotik, ansiolitik). Efek antikolinergik yang
ditingkatkan dan berkepanjangan dengan MAOI. Dapat mempotensiasi
efek agen antikolinergik (misalnya atropin, TCA). Dapat mengurangi efek
terapeutik betahistine.
g. Mekanisme Kerja
Difenhidramin menghambat pelepasan histamin (H1) dan asetilkolin
(menghilangkan ingus saat flu). Hal ini memberi efek seperti peningkatan
kontraksi otot polos vaskular, sehingga mengurangi kemerahan,
hipertermia dan edema yang terjadi selama reaksi peradangan.
(pubcem.com)
Kegunaan : Antihistamin
Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit
disertai rasa tebal
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) dan
dalam kloroform; sangat sukar larut dalam eter;
agak sukar larut dalam aseton
Metode sterilisasi : -
Stabilitas : Stabil pada ph 4,0 sampai 6,0 dan harus
terlindungi dari cahaya (Martindale, 2014).
Inkompabilitas : Difenhidramin tidak cocok dengan amphoteridine
B, cefmeta-zole natrium, natrium cefalotin,
natrium hidrocortison succinate (Martindale,
2014).
(pubcem.com)
Kegunaan : Ekspektoran
Pemerian : Serbuk butir atau hablur; putih, tidak berbau; rasa
asin dan dingin; higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam gliserol; lebih
mudah larut dalam air mendidih; agak sukar larut
dalam etanol (95%).
Metode sterilisasi : -
Stabilitas : Ammonium klorida stabil secara kimia, stabil pada
suhu 338oC seluruhnya untuk membentuk
ammonia dan asam klorida. Simpanlah dalam
wadah kedap udara ditempat yang sejuk dan
kering (Rowe, 2009)
Inkompabilitas : Ammonium klorida tidak cocok dengan asam yang
kuat dan basa yang kuat, bereaksi keras dengan
ammonium nitrat dan kalium klorat (Rowe, 2009).
(pubcem.com)
Kegunaan : Sebagai pelarut
Pemerian : Cairan Jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa
Kelarutan : -
Metode sterilisasi : -
Stabilitas : Air secara kimiawi stabil di semua keadaan fisik
(es, cair, dan uap air). Air meninggalkan sistem
pemurnian farmasi dan memasuki tangki
penyimpanan harus memenuhi persyaratan
khusus. Target ketika merancang dan
mengoperasikan sistem penyimpanan dan
distribusi untuk menjaga agar air tidak melebihi
batas yang diizinkan selama penyimpanan. Di
khususnya, sistem penyimpanan dan distribusi
harus memastikan hal itu air dilindungi terhadap
kontaminasi ionik dan organik, yang akan
menyebabkan peningkatan konduktivitas dan total
karbon organik, masing-masing. Sistem juga harus
dilindungi terhadap fisik masuknya partikel asing
dan mikroorganisme sehingga mikroba
pertumbuhan dicegah atau diminimalkan. Air
untuk keperluan tertentu harus disimpan dalam
wadah yang sesuai (Rowe, 2009).
Inkompabilitas : Dalam formulasi farmasi, air dapat bereaksi
dengan obat-obatan dan eksipien lain yang rentan
terhadap hidrolisis (penguraian dalam adanya air
atau kelembapan) pada lingkungan dan tinggi
suhu. Air dapat bereaksi dengan keras dengan
logam alkali dan oksidasinya, seperti kalsium
oksida dan magnesium oksida. Air juga bereaksi
dengan garam anhidrat untuk terbentuk hidrat
berbagai komposisi, dan dengan bahan organik
dan karbida kalsium tertentu. (Rowe, 2009).
(pubchem.com)
Kegunaan : Sebagai pelarut
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform
dan dalam eter.
Metode sterilisasi : Dapat disterilkan dengan autoklaf atau dengan
filtrasi (Rowe, 2009)
Stabilitas : Harus disimpan dalam wadah kedap udara,
ditempat sejuk. (Rowe, 2009)
Inkompabilitas : Dalam kondisi asam, larutan ethanol dapat
bereaksi kuat dengan bahan pengoksidasi.
Campuran dengan alkali bisa menjadi gelap
warnanya karena reaksi dari jumlah sisa aldehid.
Garam organik atau akasia dapat diendapkan dari
larutan encer atau dispersi. Larutan etanol juga
tidak cocok dengan aluminium dan dapat
berinteraksi dengan beberapa obat. (Rowe, 2009)
(pubchem.com)
Kegunaan : Sebagai anticaplocking
Pemerian : Cairan seperti sirop; jernih, tidak berwarna: tidak
berbau: manis diikuti rasa hangat. Higroskopik. Jika
disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat
memadat membentuk massa hablur tidak
berwarna yang tidak melebur hingga suhu
mencapai lebih kurang 20o
Kelarutan : Dapat dicampur dengan air, dan dengan etanol
(95%); praktis tidak larut dalam kloroform, dalam
eter dan dalam minyak lemak.
Metode sterilisasi : -
Stabilitas : Stabil secara kimiawi. (Rowe,2009)
Inkompabilitas : Gliserin dapat meledak jika dicampurkan dengan
oksidator kuat seperti kromium trioksida, kalium
klorat, atau kalium permanganat. (Rowe,2009)
(pubchem.com)
Kegunaan : Sebagai agent perasa
Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau prisma; tidak
berwarna; bau tajam seperti minyak permen; rasa
panas dan aromatik diikuti rasa dingin.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam
etanol (95%), dalam kloroform dan dalam eter;
mudah larut dalam parafin cair dan dalam minyak
atsiri.
Metode sterilisasi : -
Stabilitas : Menthol stabil pada suhu kamar yang tidak
melebihi25oC (Rowe, 2009)
Inkompabilitas : Tidak sesuai dengan : butilklora hidrat ; kamfer ;
hidrologi chloral ; kromium trioksida ; ᵝ-naftol ;
fenol ; kalium permanganat ; pyrogallol ; resorsinol
dan timol. (Rowe, 2009)
Aturan Netto
Netto 60ml Netto 60ml
Aturan Pakai
Pakai :: 60ml Komposisi :
anak-anak
anak-anak Tiap sendok takar (5 ml)
>5-12
>5-12 tahun
tahun :: 33 xx sehari
sehari DIFENRUP mengandung : DIFENRUP
11 sendok Diphenhydramine .............150 mg
sendok takar
takar (5
(5 ml)
ml)
Ammonium klorida..........1500 mg
<< 55 tahun
tahun :: sesuai
sesuai Mengobati
Mengobati Batuk,
Batuk, Zat Tambahan.....................q.s Mengobati Batuk,
petunjuk
petunjuk dokter. Gejala
dokter. Gejala Alergi
Alergi Gejala Alergi
Dewasa
Dewasa :: Dan
Dan Flu
Flu
Indikasi : Dan Flu
>12
>12 tahun
tahun :: 3-4
3-4 xx Kondisi alergi, mabuk perjalanan.
sehari
sehari 1-2
1-2 sendok
sendok takar
takar (15
(15
ml)
ml) Diphenhydramin
Diphenhydramin Efek Samping Diphenhydramin
Amonium
Amonium Chloride
Chloride Sakit kepala, kantuk, dan Amonium Chloride
Diminum
Diminum Setelah
Setelah Makan
Makan kelelahan.
Atau
Atau Sesuai
Sesuai Petunjuk
Petunjuk
Peringatan dan Perhatian :
Dokter.
Dokter. Jangan digunakan saat ingin PT. Sumber Sehat
Tutup
Tutup Botol
Botol Rapat
Rapat –– Rapat
Rapat
KOCOK PT.
PT. Sumber
Sumber Sehat
Sehat melakukan perjalan jauh dengan Palu Indonesia
KOCOK TERLEBIH
TERLEBIH DAHULU
DAHULU berkendara. Hati-hati pengguna
Palu Indonesia
Palu Indonesia pada penderita tukak lambung.
Batas Kadaluarsa Setelah
No
No Batch
Batch :1103003
:1103003 Kemasan dibuka : 3 bulan
Exp
Exp Date
Date :12032023
:12032023
Tgl
Tgl Prod
Prod :12032021
:12032021 Simpan Ditempat Kering dan
Sejuk
DIFENRUP
Komposis:
Tiap sendok takar (5 ml) Netto 60ml
mengandung :
Diphenhydramine .............150 mg
Ammonium klorida............1500 mg Aturan Pakai :
Zat Tambahan.....................q.s
anak-anak
Indikasi
Kondisi alergi, mabuk perjalanan.
>5-12 tahun : 3 x sehari 1 sendok takar (5
DIFENRUP®
Komposisi :
Tiap sendok takar (5 ml) mengandung :
Diphenhydramine .............150 mg
Ammonium klorida............1500 mg
Zat Tambahan.....................q.s
VIII. Perhitungan
Perhitungan bahan
1. Diphenhidramin 12,5 mg
12,5 mg x
=
5 ml 60 ml
12,5 mg x 60 ml
=
5 ml
= 150 mg
= 0,15 g
0,15 g x 1 gr/ml = 0,15 ml
3. Menthol 0,005%
0,005
x 60 ml = 0,003 ml
100
4. Gliserin 15%
15
x 60 ml = 9 ml
100
6. Aquadest ad 60 ml :
60 ml – (1,5+0,15+0,003+9+21) = 60 – 31,653
= 28,347 ml
IX. Skema kerja
Disiapkan
- Digerus ad homogen
- Dilarutkan dengan
aquadest
Gliserin
Menthol
Ditambahkan , Ditetesi
etanol secukupnya, gerus
homogen
Sirup simplex
Ditambahkan
Botol coklat
- Dimasukkan
- Kocok
Dikemas
X. Parameter kritis
1. Menurut farmakope edisi V (2014), parameter kritis pada sediaan farmasi
yaitu oksidasi dekomposisi, fitokimia, efek pH, kompatibilitas, suhu serta
penyimpanan.
XI. Peralatan
ALAT
1. Lumpang dan alu
2. Sudip
3. Botol coklat
4. Cawan porselin
5. Erlenmeyer
6. Botol semprot
7. Kertas perkamen
8. Batang pengaduk
9. Gelas ukur 100 ml
10. Pipet tetes
11. Gelas kimia
12. Neraca analitik
13. Sendok tanduk
14. Lap kasar
15. Lap halus
16. Kertas saring
17. Corong pisah
BAHAN
1. Diphenhidramin
2. Amonium klorida
3. Menthol
4. Gliserin
5. Sirup simplex
6. Etanol
7. Aquadest ad
XV. Pembahasan
Sirup adalah cairan kental dan kental yang terutama terdiri dari larutan gula air,
mengandung gula terlarut dalam jumlah besar tetapi menunjukkan sedikit
kecenderungan untuk mengendap kristal. Viskositas muncul dari ikatan hidrogen
ganda antara gula terlarut, yang memiliki banyak gugus hidroksil (OH) dan air
(Saddamhusen J et al, 2015).
Bahan –bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu diphenhidramin dan
amonium klorida sebagai zat aktif, menthol sebagai agent perasa, gliserin
sebagai anticaplockig, sirup simpleks sebagai pemanis, etanol sebagai pelarut
methol dan aquadest sebagai pelarut.
Cara kerja pada percobaan kali ini yaitu pertama menyiapkan alat dan bahan.
Alat yang digunakan yaitu lumpang dan alu, sudip, botol coklat, cawan porselin
botol semprot, kertas perkamen, batang pengaduk, gelas ukur 100 ml, pipet
tetes, gelas kimia, neraca analitik, sendok tanduk, lap kasar, lap halus, dan kertas
saring. Adapun bahan–bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu
diphenhidramin dan amonium klorida sebagai zat aktif, menthol sebagai agent
perasa, gliserin sebagai anticaplockig, sirup simpleks sebagai pemanis, etanol
sebagai pelarut methol dan aquadest sebagai pelarut. Hal pertama yang harus
dilakukan adalah menimbang semua bahan-bahan yang akan digunakan, setelah
itu lumpang dan alu dibersihkan menggunakan alkohol 70% menggunakan
kapas. Lalu diphenhidramin sebagai zat aktif dimasukkan kedalam lumpang dan
digerus hingga halus, setelah itu dimasukkan amonium klorida sebagai zat aktif
digerus hingga halus dan homogen. Kemudian, setelah diphenhidramin dan
amonium klorida digerus, diukur aquadest sebanyak 85,041 ml didalam gelas
ukur, setelah itu aquadest dimasukkan kedalam gelas kimia, lalu dimasukkan
semua zat aktif yang ada dalam lumpang ke dalam gelas kimia yang berisi
aquadest dan diaduk menggunakan batang pengaduk hingga semuanya
tercampur hingga homogen, setelah itu tambahkan sirup simpleks sebanyak 63
ml ke dalam gelas kimia dan tambahkan menthol sebanyak 0,009 ml. setelah itu
masukkan ke dalam botol coklat yang telah diberikan etiket. Kemudian botol
tersebut dimasukkan kedalam kemasan sekunder yaitu berupa kardus yang
didalamnya telah diberikan brosur.
Setelah melakukan pembuatan sediaan dengan zat aktif diphenhidramin dan
amonium klorida serta beberapa excipiens yang sudah dijelaskan diatas, larutan
yang sudah jadi di evaluasi terlebih dahulu mulai dari organoleptiknya yaitu
warna kekuning-kuningan, bauk khas menthol, rasa manis dan dingin dan
tekstur yang cair agak kental. Sediaan ini memiliki pH 6,35 dan volume yang
terpindahkan yaitu 60 ml.
Alasan digunakannya difenhidramin yaitu sangat mudah larut dalam air, dalam
etanol dan dalam kloroform; agak sukar larut dalam aseton sangat sukar larut
dalam benzen dan ster.(FI IV, 1995.
Alasan digunakan amonium klorida yaitu dimana obat ini berguna sebagai
ekspektoran dalam produksi batuk serta dapat merangsang pengeluaran dahak
dari saluran pernapasan dan dapat berperan sebagai zat pengoksidasi dalam
sediaan oral. (Martindale, 2014).
Gliserol dapat juga digunakan sebagai eksipien dalam obat batuk dan berfungsi
sebagai pemanis, anticaplocking, antimikroba dan pengawet. (Ronald, E, 2020)
Menurut FI edisi III (1997) bahwa sirup simplex merupakan cairan jernih yang
tidak berwarna dan memiliki rasa manis yang sering digunakan sebagai pemanis.
Alasan digunakannya aquadest yaitu karena menurut (FI IV, 1995), bahwa
diphenhidramin mudah larut dalam air, sehingga mempermudah dalam
melarutkan diphenhidramin yang berbentuk serbuk menjadi larutan dalam air.
XVI. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Sediaan yang dibuat kali ini yaitu dalam bentuk larutan sirup sebanyak 60 ml
dengan zat aktifnya Diphenhidramin dan Amonium klorida yang berkhasiat
sebagai antihistamin.
2. Dalam pembuatan sirup ini harus dibuat formulasi yang lengkpanya terlebih
dahulu yaitu dengan penambahan menthol sebagai agent perasa, gliserin
sebagai anticaplockig, sirup simpleks sebagai pemanis, etanol sebagai
pelarut methol dan aquadest sebagai pelarut.
Barna and Baston. (2018). The rheological behavior analysis of green syrups
produced at raw cane sugar refining. The J. Anim. Plant Sci. 28(2).
Mims indonesi. (2020). Diakses pada 10 maret 2021 pukul 16.55 WITA