Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KARYA ILMIAH ISLAMI

‘’ pentingnya berpakaian sesuai syariat


D
I
S
U
S
U
N
oleh:
ANNISA HAYYU
Asal Sekolah : SMA NEGERI 1 SIDOMULYO

A. LATAR BELAKANG

Di dalam islam, manusia sangat dimuliakan dan sangat berharga. Hidayah dan berkah
dari Allah datang untuk menjadikan manusia lebih baik, dari akhlak hingga berpakaian.
Sudah jelas bahwa banyak sekali aturan aturan atau syariat yang telah Allah tentukan
dalam berpakaian, terutama untuk kaum wanita.

Sesungguhnya, hukum syariat itu ada agar kaum wanita bisa terhindar dari berbagai
macam bentuk kejahatan, untuk menutupi bagian bagian yang harusnya ditutupi agar
tidak menjadi fitnah dan dosa bagi kaum wanita itu sendiri. Namun, banyak kita lihat
bahwa sekarang banyak sekali kaum wanita yang justru malah ber tabarruj, yaitu
menampakkan sesuatu yang semestinya disembunyikan.
Kaum wanita mulai berani keluar rumah dengan keadaan pakaian yang terbuka,
membentuk lekukan tubuh, ketat dan bahkan tampak darinya bagian bagian yang bisa
mengundang fitnah. Bahkan setelah mengetahui ancaman bagi wanita-wanita yang tidak
mau menutup auratnya, sungguh sangat miris apabila masih banyak orang yang masih
tidak mau menutup aurat. Terlebih lagi di era globalisasi seperti sekarang ini, ketika
Muslimah sudah mulai terjebak ke dalam budaya westernisasi yaitu budaya kebarat
baratan yang identic dengan ‘’berpenampilan seksi’’. Budaya itu telah meracuni
Muslimah agar mengumbar aurat dan tidak berpakaian sesuai syariat, khususnya di
depan lawan jenis yang bukan mahram nya.

Ada istilah ‘’berpakaian tetapi telanjang’’ . Maksudnya adalah seorang wanita yang
berpakaian namun tidak menutup aurat dengan sempurna. Seperti masih membentuk
lekukan tubuh, pakaian sangat ketat, kain nya tipis sehingga menerawang. Jadi,
meskipun seorang wanita telah memakai pakaian, pakaian tersebut terbuat dari bahan
tipis yang menampakkan dan membentuk tubuh juga warna kulit sehingga disebut
‘’berpakaian tapi telanjang’’

sungguh sangat disayangkan, para muslimh yang sudah terjebak ke dalam budaya
berpenampilan seksi dan tidak menutup aurat ini. Padahal aurat itu dilarang dan haram
hukumnya untuk diperlihatkan di muka umum.

B. RUMUSAN MASALAH

- bagaimana caranya untuk membiasakan diri berpakaian sesuai syariat ?


- Bagaimana mempertahankan diri untuk tetap istiqamah dalam berpakaian syarí di
zaman millennial ini?
- Apa saja hukum syariat yang berlaku dalam berpakaian?

C. PEMBAHASAN

Bagaimana membiasakan diri berpakaian syarí?


Kebiasaan dalam berpakaian terbuka sudah sangat sulit dihilangkan, terlebih lagi budaya barat
yang sudah mulai meracuni fikiran kaum Muslimah dalam berpakaian. Mereka justru lebih
tertarik untuk menampakkan bagian tubuh mereka ketimbang menutupnya.
Ini yang harus dibenahi, bahwa berpakaian tertutup atau syarí harus segera dijadikan sebagai
kebiasaan baru. Walaupun awalnya terpaksa, malu ataupun malas. Insyaallaah dari terpaksa itu
akan menjadi terbiasa dan menjadi kebiasaan.

Jadikanlah berpakaian syarí sebagai pelindung bagi diri sendiri, agar terhindar dari godaan
godaan manusia lainnya, agar terhindar dari fitnah. Karna sudah jelas fungsi dari pakaian adalah
untuk menutup aurat.

Pernah mendengar sebuah hadist ‘’ selangkah wanita keluar rumah tanpa menutup aurat maka
selangkah pula ayahnya menuju neraka’’
ungkapan diatas bisa juga dijadikan sebagai pembiasaan diri agar selalu menutup aurat.

Ada beberapa cara agar diri kita bisa terbiasa dengan pakaian syarí. Yang paling pertama adalah
niat. Jika kita sudah menumbuhkan niat di dalam hati untuk berpakaian syar’i maka Insyaallah
setiap kita berpakaian syarí kemanapun dimanapun, hati kita selalu ikhlas dan tenang, yang
akhirnya menimbulkan rasa terbiasa.

Yang kedua ada faham, berarti memahami bahwa berpakaian syarí itu adalah bentuk kesucian
diri yang akan menempatkan kaum Muslimah pada kedudukan yang tinggi. Memahami bahwa
menutup aurat adalah wajib, yang berarti harus dilaksanakan tanpa ada tawar menawar atau
toleransi lagi.

Juga yang sering salah pemahaman adalah akhlak atau penampilan dahulu yang harus dirubah.
Hal ini sudah jelas, bahwa menutup aurat adalah wajib, tidak ada tawar menawar dan menunda
nunda, tidak ada kata nanti lah benerin akhlak dulu, percuma kalau, berpakaian jilbab besar
tapi kelakuan masih tidak benar. Pernyataan demikian sering menjadi masalah. Dimana
perempuan yang berpakaian syarí ketika melakukan satu kesalahan kecil, maka jilbab nya lah
yang disalahkan.

Berhijab atau menutup aurat adalah jelas murni perintah dari Allah, sebuah kewajiban yang
harus segera dilaksanakan. Jika seorang Muslimah berkata jilbabi hati dahulu, memang benar
namun mengakui bahwa berjilbab adalah wajib, disamping merubah akhlak bisa juga sambil
merubah penampilan.

Bagaimana caranya agar selalu istiqamah dalam berpakaian syarí

istiqamah atau istikamah dalam terminology islam berarti berpendirian kuat atau teguh
pendirian. Kata ini berasal dari Bahasa arab istiqama, yastaqimu, istiqamah yang berarti tegak
lurus; tidak gampang goyah;ikhlas dalam menjalankan hal hal yang baik.
Jika dihubungkan dengan berpakaian syarí, maka istiqamah disini adalah bagaimana caranya
untuk mempertahankan berpakaian syarí dan melewati segala bentuk tantangan yang mungkin
terjadi.

Sebagai contoh, saat kita mulai berhijrah, pakaian kita selalu gamis, jilbab besar, memakai
handsock, memakai kaos kaki, mungkin akan terlihat sangat aneh di mata orang orang. Bahkan
akan ada banyak cibiran dan omongan yang tidak enak didengar. Terlebih lagi jika kita
melakukan sedikit kesalahan, maka yang muncul adalah betapa dipojokkan nya penampilan
syarí yang telah ada di tubuh kita saat itu.

Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah saw bersabda :

Artinya: ‘’dua golongan termasuk ahli neraka dan saya belum pernah melihatnya. Suatu kaum
yang memegang cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk mencambuk manusia dan
wanita wanita yang berpakaian, tetapi telanjang, sesat, dan menyesatkan. Kepala mereka
seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surge dan juga tidak akan mencium
aromanya. Sesungguhnya aroma surge itu tercium dari jarak sekian dan sekian.’’ (H.R. Muslim
dalam kitab Shahih-nya)

Hal ini merupakan peringatan keras. Sudah terlihat sangat jelas bentuk siksaan dan balasan yang
akan diterima jika seorang wanita tidak menutup auratnya dengan sempurna.

Dengan memahami dan mengetahui azab dari Allah, maka bisa dijadikan sebagai patokan untuk
tetap istiqamah. Disaat perempuan lain memakai baju yang terbuka, ketat dan membentuk
lekukan tubuh, hanya perlu mengingat saja bahwa itu adalah tindakan yang salah, balasanya
sangat perih, jangan sampai kita terjerumus ke dalam situ. Jangan sampai kita tergoda untuk
kembali kepada zaman jahiliyah dahulu.

Naudzubillahi mindzalik

kemudian ada Hadits lain, Abul Qasim Muhammad bin Ábdullah :


Artinya: ‘’wanita itu adalah aurat, jika ia keluar rumah, maka syaitan akan mengintainya’’
(Hadits shahih riwayat Tirmidzi)

dengan mengingat wanita adalah aurat dan juga hadits yang ada, insyaallah kita akan selalu
istiqamah dalam menutup aurat.

Kemudian bisa dengan cara mengingat ajal. Allah Subhanahu wa Taála berfirman :
Artinya: ‘’’tiap tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan. [Ali Imran : 185]

Ayat diatas menjelaskan bahwa tidak akan ada makhluk ciptaan Allah yang bisa menghindari
mati. Dan kematian bukanlah akhir dari kehidupan makhluk hidup, karna setelah kematian akan
ada kehidupan baru yang lebih kekal abadi yaitu akhirat.

Maka karna kematian itu adalah rahasia Allah, kematian adalah nyata dan tidak bisa dihindari.
Kita sebagai umat muslim harus senantiasa berbuat kebaikan, termasuk dalam berpakaian.
Allah bisa saja mencabut nyawa kita ketika dalam keadaan suci dan tertutup, namun bagaimana
jadinya ketika kita sedang berbuat maksiat, kita sedang menggolek golekan tubuh di hadapan
kaum laki laki, kita sedang membuka aurat kita dan saat itulah nyawa kita diambil. Sungguh,
mati dalam keadaan khusnul khotimah adalah impian semua kaum wanita, jangan sampai kita
terlena dengan dunia dan melupakan aturan dan syariat yang telah ada.

Naudzubillahi mindzalik

Apa saja syarat-syarat berpakaian yang harus dipenuhi?

Syariat tidak menetapkan model pakaian tertentu. Namun syariat menetapkan syarat syarat
yang harus ada pada setiap model pakaian yang biasa dikenakan.

Seperti kaum wanita di negara negara Arab yang terdiri atas khimar, yaitu tudung kepala atau
penutup kepala; ad-da’ru, yaitu penutup tubuh; jilbab yaitu pakaian yang dikenakan diluar
pakaian ad-da’ru dan khimar dan niqab dan cadar.

Demikianlah , dalam urusan pakaian yang telah ditentukan untuk wanita Muslimah, terdapat
syarat syarat yang harus diperhatikan dan dipenuhi saat memakainya.
Syarat syarat tersebut sebagai berikut :

1. pakaian tersebut harus meliputi seluruh tubuh, kecuali bagian bagian yang
diperkecualikan, yaitu wajah dan telapak tangan.

2. pakaian tersebut tidak berfungsi sebagai perhiasan.

3. tebal, tidak menerawang atau transparan

4. longgar, tidak ketat dan tidak membentuk lekukan tubuh


5. tidak berminyak wangi
Rasulullah saw. Bersabda, ‘’siapa saja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian
melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap
melakukan zina dan tiap tiap mata ada zinanya terutama hidung..’’ (HR. Nasaí ibn Khuzaimah,
dan Hibban)

terlihat jelas bahwa wewangian ini adalah aurat yang berasal dari luar tubuh manusia.
Lalu, akan muncul pertanyaan, apakah wanita mutlak dilarang memakai wangi wangian? TIDAK.
Yang dimaksud adalah wanita wanita yang menggunakan wewangian secara berlebihan
sehingga dapat mengundang syahwat lawan jenis yang mencium bau nya

6. tidak menunjukan tabarruj


tabarruj adalah menampakkan kecantikan dan memamerkan daerah daerah yang mengundang
fitnah. Tabarruj hukumnya haram berdasarkan Al-Qurán dan Sunnah, dan Ijmak kaum muslimin.

7. tidak menyerupai pakaian laki laki


seorang wanita diharamkan memakai pakaian yang khusus dipakai oleh kaum laki laki, demikian
pula sebaliknya.
Seperti di dalam hadis Abu Hurairah ra mengatakan, ‘’Rasulullah saw. Melaknat laki-laki yang
menyerupai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki’’ (hadis shahih.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud)

8. tidak termasuk pakaian Syuhrah


Asy-Syaukani mengatakan, ‘’yang dimaksud dengan pakaian Syuhrah adalah pakaian yang
dimaksudkan untuk mencari popularitas di tengah tengah masyarakat, sehingga orang-orang
tertarik untuk melihatnya dan si pemakainya akan merasa bangga diri dan sombong ujub.
DAFTAR PUSTAKA
Rizem Aidid, 2018. Jaga 12 bagian tubuhmu, Niscaya kamu masuk Surga,
Prambanan Klaten, Semesta Hikmah Publishing.
Dr. Asy-Syahdat Ahmad Ath-Thahhan Wala’ Muhammad, 2010. Sempurnakan Jilbabmu! Agar
Allah Makin Sayang padamu, Solo, Pustaka Iltizam
Hana Hanifah, 2017. Muslimah Keren, Karna Taat Tak Menghalangimu Untuk Menjadi Hebat,
Jakarta, PT. Elex Media Komputindo Kompas- Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai