Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam dunia pendidikan.
Tanpa adanya kurikulum, dipastikan proses pendidikan tidak akan terarah dan pada
endingnya tidak tercapai tujuan yang diharapkan. Kurikulum lebih luas daripada sekedar
rencana pelajaran, tetapi meliputi segala pengalaman atau proses belajar siswa yang
direncanakan dan dilaksanakan dibawah bimbingan lembaga pendidikan. Sebagaimana
yang dikemukakan Nana Sudjana yang mengartikan kurikulum sebagai program dan
pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang diharakan, yang diformulasikan
melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara sistematis, diberikan kepada
peserta didik dibawah tanggungjawab sekolah untuk membantu pertumbuhan/
perkembangan pribadi da kompetensi sosial peserta didik.[1] Artinya, kurikulum bukan
hanya berupa dokumen bahan cetak, melainkan rangkaian aktifitas siswa yang dilakukan
di dalam kelas, luar kelas, laboratorium, lapangan, maupun di lingkungan masyarakat
yang direncanakan serta dibimbing oleh sekolah.
Salah satu aspek yang perlu dipahami dalam pengembangan kurikulum adalah aspek
yang berkaitan dengan organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum berkaitan dengan
pengaturan bahan pelajaran, yang selanjutnya memiliki dampak terhadap masalah
administratif pelaksanaan proses pembelajaran. Selain itu organisasi kurikulum sangat
terkait dengan pengaturan bahan pelajaran yang ada dalam kurikulum, sedangkan yang
menjadi sumber bahan pelajaran dalam kurikulum adalah nilai budaya, nilai sosial,
aspek siswa dan masyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi.Organisasi kurikulum
juga terkait dengan peranan guru dan siswa dalam pembinaan kurikulum.Dalam
makalah ini akan penulis bahas tentang makna organisasi kurikulum, bentuk-bentuknya,
kekurangan, dan kelebihannya, serta implementasi organisasi kurikulum di suatu
lembaga pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Dari deskripsi pada latar belakang, dapat dkemukakan beberapa rumusa masalah yang
ingin dicapai sebagai berikut :
1. Apa itu Organisasi Kurikulum?
2. Bagaimana organisasi kurikulum berdasarkan mata pelajaran?
3. Bagaimana pembagian Organisasi kurikulum berdasarkan mata pelajaran?

1
4. Bagaimana kurikulum terpadu?
5. Bagaimana pembagian kurikulum terpadu?

C. Tujuan
Dari deskripsi pada latar belakang, dapat dikemukakan tujuan yang ingin dicapai
sebagai berikut:
1. Menetahui apa itu organisasikurikulum
2. Mengetahui organisasi kurikulum berdasarkan mata pelajaran,
3. Mengetahui pembagian organisasi kurikulum berdasarkan berdasarkan mata
pelajaran,
4. Mengetahui Kurikulum terpadu,
5. Mengetahuipembagian kurikulum terpadu.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi Kurikulum


1. pengertian organisasi kurikulum menurut para ahli
a) Menurut Nasution 1994, 176, Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan
pelajaran disusun dan disampaikan kepada murid-murid.
b) Muhammad Ali 2005, 108, Menyatakan bahwa organisasi kurikulum merupakan
suatu cara menyusun bahan-bahan atau pengalaman belajar yang ingin dicapai.
c) Ansyar 2015, 371, Organisasi kurikulum adalah susunan komponen kurikulum,
seperti konten kurikulum, kegiatan dan pengalaman belajar yang diorganisasi
menjadi mata pelajaran, program, lessons, topik, unit, dan sebagainya untuk
mencapai efektivitas pendidikan.
d) Arifin 2011, 94, Organisasi kurikulum adalah susunan pengalaman dan pengetahuan
baku yang harus disampaikan dan dilakukan peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan. Pengalaman tersebut ada yang langsung dan ada
yang tidak langsung, yaitu:
 Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh peserta didik sebagai
hasil interaksi secara langsung dengan dunia sekitarnya. Misalnya, pengaruh
kegiatan eksperimen di ruang laboratorium, pengaruh keaktifan peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran, dan sebagainya.
 Pengalaman tidak langsung adalah pengalaman yang diperoleh peserta didik
melalui perantara, seperti pengalaman yang diperoleh dari buku sumber, dan
menonton televisi. Pengalaman tidak langsung tersebut dapat berbentuk
pengetahuan baku yang memiliki sifat dinamis. Pengetahuan baku tersebut
memungkinkan untuk berkembang sehingga memerlukan peninjauan
peningkatan dan pemutakhiran sesuai dengan perkembangan zaman (Arifin 2011,
94). Oleh karena itu, dipandang perlu ada reorganisai kurikulum.

Dari beberapa pengertian organisasi kurikulum menurut para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan atau isi
kurikulum yang mengatur segala program kegiatan pembelajaran yang menyusun bahan-
bahan pelajaran dan pengalaman belajar yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam

3
mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar,
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.

B. Organisasi Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran


Organisasi kurikulum berdasarkan mata pelajaran dibedakan atas empat pola, yaitu
Separated Subject Curriculum, Correlated Curriculum, Broadfields Curriculum, dan
Integrated Curriculum.
a) Mata Pelajaran Terpisah (Separated Subject Curriculum)
Bentuk kurikulum ini sudah lama digunakan, karena organisasi kurikulum bentuk
ini sederhana dan mudah dilaksanakan. Tetapi tidak selamanya yang dianggap mudah
dan sederhana tersebut akan mendukung terhadap efektivitas dan efisiensi pendidikan
yang sesuai dengan perkembangan sosial. Mata pelajaran yang terpisah-terpisah
(separated subject curriculum) bertujuan agar generasi muda mengenal hasil-hasil
kebudayaan dan pengetahuan umat manusia yang telah dikumpulkan secara berabad-
abad, agar mereka tak perlu mencari dan menemukan kembali dengan apa yang telah
diperoleh dari generasi terdahulu (Nasution, 1986).
Dalam proses pembelajarannya bentuk kurikulum ini cenderung kurang
memerhatikan aktivitas siswa, karena yang dianggap penting adalah penyampaian
sejumlah informasi sebagai bahan pelajaran dapat diterima dan dihafal oleh siswa.
Selain itu, bahan pelajaran yang dipelajari siswa umumnya tidak aktual karena tidak
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Secara fungsional bentuk
kurikulum ini mempunyai kekurangan dan kelebihan, kekurangan pola mata pelajaran
yang terpisah-pisah (separated subject curriculum), yaitu :
a) Bahan pelajaran diberikan atau dipelajari secara terpisah-pisah, tidak
menggambarkan adanya hubungan antara materi satu dengan yang lainnya.
b) Bahan pelajaran yang diberikan atau yang dipelajari siswa tidak bersifat aktual.
c) Proses belajar lebih mengutamakan aktivitas guru sedangkan siswa cenderung
pasif.
d) Bahan pelajaran tidak berdasarkan pada aspek permasalahan sosial yang dihadapi
siswa maupun kebutuhan masyarakat.
e) Bahan pelajaran merupakan informasi maupun pengetahuan dai masa lalu yang
terlepas dengan kejadian masa sekarang dan yang akan datang.
f) Proses dan bahan pelajaran sangat kurang memerhatikan bakat.minat, dan
kebutuhan siswa.

4
b) Mata Pelajaran Terhubung
Pola kurikulum korelasi, yaitu pola organisasi isi kurikulum yang menghubungkan
pembahasan suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, atau satu pokok
bahasan dengan pokok bahasan lainnya.Mteri kurikulum yang terlepas-lepas
diupayakan dihubungkan dengan materi kurikulum atau mata pelajaran yang sejenis
atau relevan dengan tujuan pembelajaran, sehingga dapat memperkaya wawasan
siswa.Dalam praktik pembelajaran di sekolah, para guru masih berpegang pada latar
belakang pendidikannya.Umpamanya, seorang guru sejarah yang mengajarkan bidang
studi IPS. Dalam pelaksanaannya, ia masih mengutamakan pelajaran sejarah daripada
substansi IPS itu sendiri. Demikian pula pada penilaiannya cenderung banyak
mengukur atau menilai substansi sejarahnya daripada substansi IPS-nya.Salah satu
penyebabnya adalah guru yang bersangkutan belum memahami prinsip-prinsip pola
penggabungan mata pelajaran tersebut.Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam
pola kurikulum jenis ini.
a. Kekurangan
1. Bahan pelajaran yang diberikan kurang sistematis serta kurang begitu
mendalam.
2. Kurikulum ini kurang menggunakan bahan pelajaran yang aktual yang
langsung berhubungan dengan kehidupan nyata siswa.
3. Kurikulum ini kkurang memperhatikan bakat, minat, dan kebutuhan siswa.
4. Apabila prinsip penggabungan belum dipahami kemungkinan bahan pelajaran
yang disampaikan terlalu abstrak.

b. Kelebihan
1. Ada keterhubungan antar materi pelajaran walau sebatas mata pelajaran.
2. Memberikan wawasan yang lebih luas dalam lingkup satu bidang studi.
3. Menambah minat siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang terkorelasi.

Bahan pelajaran dalam organisasi kurikulum ini memungkinkan substansi


pembelajaran bisa lebih bermakna dan mendalam dibandingkan dengan mata
pelajaran yang terpisah-pisah.
c) Fusi Mata Pelajaran (Broadfields Curriculum)
Fusi Mata pelajaran atau dikenal juga dengan istilah broadfields curriculum adalah
jenis organisasi kurikulum yang menghapuskan batas-batas mata pelajaran dan

5
menyatukan mata pelajaran yang memiliki hubungan erat dalam satu kesatuan. Tipe
organisasi ini pertama kali dikemukakan oleh Phenik, tujuannya adalah agar para
pendidik mengerti jenis-jenis arti perkembangan kebudayaan yang efektif, manfaat
yang didapat dari berbagai ragam disiplin ilmu, dan upaya mendidik anak agar
menghasilkan anak yang civilized (Idi, 1999: 29)
Beberapa disiplin ilmu yang disatukan dalam satu mata pelajaran tertentu. Nama
payung mata pelajaran ini bisa beragam, namun dalam sistem pendidikan formal atau
persekolahan kita mengenal, nama mata pelajaran:
a. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil peleburan dari ilmu Fisika,
Ilmu Hayat, Ilmu Kimia, dan sejenisnya.
b. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan hasil peleburan ilmu Bumi,
Sejarah, Civic, Hukum, Ekonomi, Geografi dan sejenisnya.
c. Bahasa, hasil peleburan pelajaran Membaca, Menulis, Mengarang, Menyimak
dan Pengetahuan Bahasa.
d. Matematika, peleburan dari Berhitung, Aljabar, Ilmu Ukur Sudut, Bidang,
Ruang, dan Statistik.
e. Kesenian, adalah hasil peleburan dari Seni Tari, Seni Suara, Seni Klasik, Seni
Pahat dan Drama.
Model organisasi ini memiliki keungguan di antaranya adalah mata pelajaran akan
semakin dirasakan kegunaannya, sehingga memungkinkan pengadaan mata
pelajaran yang kaya akan pengertian dan mementingkan prinsip dasar generalisasi.
Adapun kelemahannya adalah hanya memberikan pengetahuan secara sketsa,
abstrak, kurang logis, dari suatu mata pelajaran (Soetopo dan Soemanto dalam Idi
1999: 29-30).

C. Kurikulum Terpadu
Kurikulum ini memandang bahwa dalam suatu pokok bahasa harus terpadu
(integrated) secara menyeluruh. Keterpaduan ini dapat dicapai melalui pemusatan
pelajaran pada satu masalah tertentu dengan alternatif pemecahan melalui berbagai
disiplin ilmu atau mata pelajaran yang diperlukan, sehingga batas-batas antar mata
pelajaran dapat ditiadakan.Kurikulum ini memberikan kesempatan pada siswa untuk
belajar secara kelompok maupun secara individu, lebih memberdayakan masyarakat
sebagai sumber belajar, memungkinkan pembelajaran bersifat individu terpenuhi, serta
dapat melibatkan siswa dalam mengembangkan program pembelajaran. Bahan pelajaran

6
dalam kurikulum ini akan bermanfaat secara fungsional serta dalam pembelajaran akan
dapat meningkatkan kemampuan siswa baik secara proses maupun produk. Bahan
pelajaran selalu aktual sesuai perkembangan dan kebutuhan masyarakat maupun siswa
sebagai individu yang utuh, sehingga bahan pelajaran yang dipelajari selalu sesuai dengan
bakat, minat, dan potensi siswa.Dalam penerapan kurikulum ini guru dituntut untuk
memiliki kemampuan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran.
Pembelajaran yang mungkin digunakan di antaranya pemecahan masalah, metode
proyek, pengajaran unit (unit teaching), inkuiri, diskoveri (discovery), dan pendekatan
tematik yang dilakukan dalam pembelajaran kelompok maupun secara
perorangan.Pengembangan program pembelajaran perlu dilakukan secara bersama-sama
antara siswa dengan guru, tetapi sebelumnya guru harus menyiapkan rancangan program
pembelajaran sebagai acuan yang perlu dikembangkan bersama-sama dengan siswa atau
mungkin dengan masyarakat.
Bahan pelajaran yang dipelajari siswa dirumuskan dalam pokok bahasan berupa
topik atau pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk menyelesaikan permasalahan
yang diajukan. Proses pembelajarannya lebih fleksibel, disesuaikan dengan kemampuan
dan potensi siswa, sehingga tidak mengharapkan hasil belajar yang sama dari semua
siswa.
Ada beberapa kekurangan dan kelebihan dalam kurikulum bentuk ini. Kekurangan
organisasi kurikulum ini, antara lain :
a) Kurikulum dibuat oleh guru dan siswa sehingga memerlukan kesiapan dan
kemampuan guru secara khusus dalam pengembangan kurikulum seperti ini.
b) Bahan pelajaran tidak disusun secara logis dan sistematis.
c) Bahan pelajaran tidak bersifat sederhana.
d) Dapat memungkinkan kemampuan yang dicapai siswa akan berbeda secara
mencolok.
e) Kemungkinan akan memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang banyak.
Adapun kelebihan dari kurikulum ini adalah :
a) Mempelajari bahan pelajaran melalui pemecahan masalah dengan cara
memadukan beberapa mata pelajaran secara menyeluruh dalam menyelesaikan
suatu topik atau permasalahan.
b) Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan bakat, minat,
dan potensi yang dimilikinya secara individu.

7
c) Memberikan kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan permasalahan secara
komprehensif dan dapat mengembangkan belajar secara bekerja sama
(cooperative).
d) Mempraktikkan nilai-nilai demokrasi dalam pembelajaran.
e) Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara maksimal.
f) Memberikan kepada siswa untuk belajar berdasarkan pada pengalaman langsung.
g) Dapat membantu meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat.
h) Dapat menghilangkan batas-batas yang terdapat dalam pola kurikulum yang lain.
Harapan ideal dari kurikulum ini, yaitu dapat membentuk kemampuan siswa yang
terintegrasi, yang menggambarkan manusia yang harmonis sesuai dengan kebutuhan
masyarakat maupun sesuai dengan tuntutan potensi siswa sebagai individu.Kemampuan
dalam memecahkan masalah secara ilmiah merupakan bagian dari karakteristik
pembelajaran dalam kurikulum ini.
Masalah yang diselesaikan biasanya berkaitan dengan masalah sosial, pekerjaan,
maupun masalah-masalah yang sifatnya aktual. Sehingga informasi dan kemampuan
yang dipelajari siswa akan selalu sesuai dengan perkembangan sosial budaya maupun
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan kurikulum ini memberikan
kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat
siswa. Penilaian yang dikembangkan dalam kurikulum ini cenderung lebih
komprehensif dan terpadu, yaitu penilaian dilakukan secara utuh terhadap kemampuan
siswa selama (proses) dan setelah pembelajaran selesai (produk).
Beberapa bentuk organisasi kurikulum dalam kategori ini di antaranya :
Kurikulum Inti (Core Curriculum), Social Functions dan Persistent Situasions serta
Experience atau Activity Curriculum.
a. Kurikulum Inti (Core Curriculum)
Kurikulum inti merupakan bagian dari kurikulum terpadu (integrated
curriculum). Beberapa karakteristik yang dapat dikaji dalam kurikulum ini adalah :
1) Kurikulum ini direncanakan secara berkelanjutan (continue), selalu berkaitan, dan
ricencanakan secara terus-menerus;
2) Isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari pengalaman yang
saling berkaitan;
3) Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah maupun problema yang
dihadapi secara aktual;

8
4) Isi kurikulum mengambil atau mengangkat substansi yang bersifat pribadi
maupun sosial;
5) Isi kurikulum ini difokuskan berlaku untuk semua siswa, sehingga kurikulum ini
sebagai kurikulum umum, tetapi substansinya bersifat problema, pribadi, sosial,
dan pengalaman yang terpadu.
Kurikulum ini selalu menggunakan bahan-bahan dari berbagai mata pelajaran atau
disiplin ilmu guna menjawab atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapi atau
yang dipelajari siswa.Tidak menutup kemungkinan bahwa aspek lingkungan pun
menjadi bahan yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum ini.
Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa core curriculum adalah bagian dari
kurikulum integrasi atau kurikulum terpadu, sehingga program pembelajaran untuk
kurikulum ini harus dikembangkan secara bersama-sama antara guru dengan siswa.
Dalam prosesnya, kurikulum terpadu perlu didukung oleh kemampuan guru dalam
mengelola waktu dan kegiatan sehingga aktifitas dan substansi materi yang dipelajari
siwa agar lebih efektif, efisien, dan bermakna. Topik-topik yang dapat diangkat dalam
kurikulum ini selalu berkaitan dengan beberapa disiplin ilmu dan lingkungan,
misalnya topik-topik sebagai berikut :
1) Penanggulangan penyebaran virus flu burung (Avian Influenza/AI).
2) Hakikat demokrasi dalam berbangsa dan bernegara.
3) Penanggulangan limbah bagi kehidupan manusia.
4) Pentingnya pelestarian sumber daya alam bagi kehidupan manusia.
5) Memahami fungsi atom untuk perdamaian dunia.
6) Kesiapan untuk berumah tangga.
7) Hakikat pornografi dan pornoaksi.
8) Membentuk kemampuan berkomunikasi yang efektif.
9) Kajian terhadap pola industri dan jasa dalam pertumbuhan ekonomi.
Masih banyak topik lain dalam kurikulum ini yang dapat dibahas dan diangkat
sebagai topik permasalahan dalam pembelajaran.
b. Sosial Functions & Persistent Situation
Sosial functions merupakan bagian dari uriklum terpadu. Kurkulum ini
didasarkan atas analisis kegiatan-kegiatan manusia dalam masyarakat. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan manusia sebagai individu dan anggota masyarakat
diantaranya :
a) Memelihara dan menjaga keamanan masyarakat

9
b) Perlindungan dan pelestarian hidup, kekayaan, da sumber alam
c) Komunikasi dan transpoasi
d) Kegiatan rekreasi
e) Produksi dan distribusi barang dan jasa
f) Ekspresi rasa keindahan
g) Kegiatan pendidikan
h) Integrasi kepribadian
i) Konsumsi benda dan jasa
Dalam sosial functions ini dapat diangkat berbagai kegiatan-kegiatan
manusia yang dapat dijadikan sebagai topik pembelajaran. Kegiatan-kegiat
manusia di asyarakat setiap saat akan berubah sesuai dengan perkembangan
zaman sehingga substansi social funtions bersifat dinamis. .
Sebagai modifikasi dari social functions adalah .persistent life situations,
kajian substansi dalam kurikulum bentuk ini lebih mendalam dan terarah.
Dalam persistens life situations, karakteristiknya adalah situasi yang diangkat
senantiasa yang dihargai manusia dalam hdiupnya, masa lalu, saat ini, dan
masa yang akan datang. Secara umum ada tiga kelompok situasi yang akan
dihadapi manusia, yaitu :
1. Situasi-situasi mengenai perkembangan individu manusia, di antaranya :
a) Kesehatan. Manusia perlu memenuhi kebutuhan fisiologis, emosional,
sosial sampai pada pencegahan penyakit.
b) Intelektual. Manusia memerlukan kemampuan mengemukakan
pendapat, memahami pikiran orang lain, berhitung, dan bekerja yang
efektif.
c) Moral. Kekebasan individu, tanggung jawab atas diri dan orang lain.
d) Keindahan. Mencari sumbernya bisa pada diri sendiri maupun dalam
lingkungan.
2. Situasi untuk perkembangan partisipasi sosial, yaitu :
a) Hubungan antarpribadi. Mengusahakan hubungan sosial dan hubungan
kerja yang baik dengan orang lain.
b) Keanggotan kelompok. Memasuki lingkungan kelompok, partisipasi,
dan kepimpinan dalam kelompok.
c) Hubungan antarkelompok. Kerja sama dengan kelompok rasional,
adama, dan nasional, kelompok sosio-ekonomi.

10
3. Situasi-situasi untuk perkembangan kemampuan menghadapi faktor-
faktor ekonomi dan daya-daya lingkungan.
a) Bersifat alamiah. Gejala fisik tanaman, binatang, serangga, daya
fisik, dan kimiawi.
b) Sumber teknologi. Penggunaan serta pengembangan teknologi.
c) Struktur dan daya-daya sosial ekonomi .mencari nafkah, memperoleh
barang-barang jasa, mengusahakan kesejahteraan sosial,
memengaruhi pendapat umum, partisipasi dalam pemerintahan lokal
maupun nasional. ( Nasution 1988 ).
Dalam kurikulum 2004 mulai dikembangkan pendidikan yang berorientasi
pada kecapakan hidup ( life skilss). Dasar pemikirannya adalah bahwa kualitas
sumber daya manusia perlu ditingkatkan melalui pendidikan terutama
pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas berpikir, kalbu, dan fisik serta
dapat memilih kegiatan-kegiatan kehidupan yang seharusnya dilakukan siswa
sebagai manusia.Kecakapan hidup adalah pengetahuan yang luas dan interaksi
kecakapan yang diperkirakan merupakan kebutuhan esensial bagi manusia
dewasa untuk dapat hidup seara mandiri di masyarakat. Pendidikan yang
berorientasi pada pengembangan kecapakan hidup ( life skills ) merupakan
bagian dalam pengembangan kurikulum terpadu, karena pengembangan
kecakapan hidup seharusnya tidak berdiri sendiri, melainkan terintegrasi
dengan disiplin ilmu atau mata pelajaran yang sesuai dengan struktur
kurikulum di sekolah tersebut, bukan sekedar pendidikan keterampilan atau
vokasional dasar yang terpisah-pisah. Klasifikasi kecapakan hidup menurut
versi Depdiknas ( 2005 ) dapat dilihat dalam bagan berikut.
Dalam kehidupan nyata, kecapakan-kecakapan tersebut saling
melengkapi, menjadi terpadu sebagai kompetensi dan performance individu
yang melibatkan aspek fisik, mental, sosial-emosional, dan intelektual.

c. Experience ( Activity Curriculum )


Experience curriculum sering di sebut juga dengan activity curriculum.
Kurikulum ini cenderung mengutamakan kegiatan-kegiatan atau pengalaman-
pengalaman siswa dalam rangka membentuk kemampuan yang terintegrasi
dengan lingkungan maupun dengan potensi siswa . Kurikulum ini pada
hakikatnya menekankan pada pentingnya siswa berbuat dan melakukan kegiatan-

11
kgiatan yang sifatnya vokasional, tetapi tidak meniadakan aspek intelektual atau
akademik siswa. Salah satu karakteristik dari kurikulum ini adalah untuk
memberikan pendidikan keterampilan atau kejuruan, tetapi di dalamnya
tercakup pengembangan intelektual dan akademik yang berkaitan dengan aspek
keterampilan atau kejuruan tersebut. Dengan demikian, siswa tidak hanya
belajar dengan manual, tetapi bersifat reaktif dan problematik sesuai dengan
keterampilan yang sedang dipelajarinya. Kurikulum terpadu dipelopori oleh John
Dewey, yang intinya pembelajaran harus secara learning by doing dan froblem
based learning konsep-konsep tersebut umumnya sudah di terapkan pada
activity curriculum, model kuirkulum ini sering juga disebut dengan
pembelajaran proyek.
Ada empat tipe pembelajaran proyek yang dapat di kembangkan dalam
activity curriculum di antaranya:
1) Contruction on creative project. Pemblejaran ini bertujuan
untuk mengembangkan ide-ide atau merealisasikan suatu ide
dalam suatu bentuk tertentu, misalnya: membuat payung ,
membuat tas dengan mode tertentu, menulis gagasan atau surat,
atau menciptakan permainan.
2) appreciation on enjoymen project. Pembelajaran ini bertujuan
menikmati pengalaman-pengalaman dalam bentuk apreasi atau
estetis (estetika), misalnya: menyaksikan permainan drama,
mendengarkan musik, menghayati gambar hasil seni,
mendengarkan cerita, atau membaca karangan.
3) The problem project. Pembelajaran ini bertujuan untuk
memecahkan masalah yang bersifat intelektual, tetapi ada
substansi keterampilannya (vokasional), misalnya bagaimana
penanggulangan penyebaran flu burung? Permasalahan tersebut
memerlukan jawaban yang bersifat intelektual, tetapi tidak
menutup kemungkinan dibahas tentang bagaimana cara
membersihkan kandang unggas dengan cara simulasi.
4) The drill or specific project. Pembelajaran ini bertujuan untuk
memperoleh beberapa item atau tingkat keterampilan, misalnya
bagaimana mengoperasikan kamera digital, bagaimana cara
menulis makalah yang benar, dan sebagainya.

12
Beberapa keuntungan yang akan dirasakan dalam pemblajaran jenis ini,
di antaranya:
1) Siswa akan berpartisipasi sepenuhnya dalam situasi belajar, karna
siswa akan mengalami dan melakukan scara langsung berbagai
kegiatan yang telah direncanakan.
2) Pembelajaran ini akan menerapkan berbagai prinsip-prinsip
belajar yang dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam
pemblajaran.
3) Mengandung aspek estetika, intelektual, vocational, dan
kreativitas siswa.
Metode proyek, merupakan bagian dari activity curriculum ada kesamaan
dengan sistem pembelajaran unit.Pembelajaran unit merupakan pengalaman
belajar yang saling berhubungan antara satu dengan yang yang lainnya yang
berpusat pada sebuah pokok atau permasalahan. Ada dua jenis sumber
pembelajaran unit: 1) berpusat pada bahan pembelajaran , artinya topik atau
permasalahan diambil atau diangkat dari topik-topik mata pelajaran; 2)
berpusat pada pengalaman, artinya topik permasalahan diangkat dari sitiasi
lingungan masyarakat yang dipadukan dengan kebutuhan atau tantangan yang
dimiliki oleh siswa.
Bentuk pembelajaran unit juga telah digunakan dalam kurikulum 2004,
seperti pendekatan terpadu dan pendekatan tematik pada kelas rendah di
skolah dasar.Pendekatan pembelajaran terpadu dalam kurikulum integrasi pada
dasarnya lebih banyak membantu siwa untuk mengintegrasikan dirinya dengan
yang ada didalam maupun diluar diri siswa sehingga bermakna bagi siswa.
Aspek individual siswa menjadi dasar yang selalu diperhatikan dalam proses
pembelajaran.
Dalam pembelajarn terpadu juga banyak memberikan kesempatan dalam
menerapkan nilai-nilai demokrasi dan kerjasama dalam kelompok sehingga
akan terbentuk kemampuan sosial dalam pengalaman belajar. Tidak dapat
disangkal lagi bahwa pembelajaran ini akan menempatkan siswa sebagai
pembelajara yang melakukan aktivitas belajar secara langsung dalam subtansi
yang dipelajarinya. Namun demikian, sebagaimana telah dikemukakan di atas,
bahwa kurikulum terpadu memiliki kekurangan yang harus diminimalisir
supaya tujuan dalam pembelajaran ini dapat dicapai secara efektif .

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan atau isi kurikulum yang
mengatur segala program kegiatan pembelajaran yang menyusun bahan-bahan
pelajaran dan pengalaman belajar yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam
mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan
belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Di dalam organisasi kuikulum bedasarkan mata pelajaran terbagi menjadi : Mata
pelajaran terpisah,mata pelajaran terhubung,fusi mata pelajaran. Sedangkan di dalam
kurikulum terpadu terbagi menjadi : kurikulum int, sosial functions & presistent
situation, experience atau Activity curriculum.

14
Daftar Pustaka

Ruhimat,Toto dkk. Tim pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran (2015),


Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Sugiana, Aset. (2018), Proses Pengembangan Organisasi Kurikulum di Indonesia. El-
HiKMAH: Vol.12 (1) hal 91-103

15

Anda mungkin juga menyukai