Anda di halaman 1dari 17

Nama : Siti Nurjanah

Kelas : Ekstensi FA1

Hari/tgl Kuliah : Selasa, 29 Desember 2020

BUSINES PLAN PROJECT


IDE BISNIS BIDANG FARMASI

PROJECT 1:

JUDUL

Jamu Instan Kekinian

LATARBELAKANG PENGAMBILAN JUDUL:


a. Identifikasi Peluang
1. Jamu merupakan minuman tradisional yang masih digemari hingga saat ini dan dipercaya dapat
menyehatkan tubuh. Selain rasanya yang khas, bahan-bahan yang digunakan merupakan
tanaman herbal dari alam dan memiliki efek samping yang sangat kecil sehingga tetap menjadi
favorit.
2. Di masa pandemi Covid-19 saat ini, imunitas yang kuat sangat diperlukan untuk melindungi tubuh
dari paparan virus. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
adalah melalui konsumsi rempah-rempah atau jamu. Tanaman herbal diketahui memiliki banyak
manfaat bagi kesehatan. Beberapa diantaranya adalah kunyit bermanfaat sebagai
imunomodulator (meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh) dan antiinflamasi; jahe sebagai
antiinflamasi dan memiliki kandungan antioksidan yang tinggi; bunga rosella mampu menurunkan
tekanan darah dan mengatasi kolesterol tinggi serta obesitas; kayu secang dapat meredakan
radang tenggorokan, mengatasi mual muntah, dan pereda nyeri; serta kayu manis sebagai pereda
nyeri, menurunkan gula darah, dan antioksidan.
3. Bisnis minuman herbal ini memiliki peluang yang bagus karena merupakan salah satu bisnis
jangka panjang. Orang-orang akan selalu membutuhkan rempah-rempah, empon-empon, dan
beraneka ragam tanaman herbal lainnya untuk menjaga kesehatan. Dengan demikian keberadaan
herbal akan terus dibutuhkan meski telah berganti musim. Walaupun musim atau trend telah
berganti dan pandemik telah berakhir, keberadaan minuman herbal akan tetap dibutuhkan
banyak orang karena sudah banyak orang yang mulai peduli dengan hidup sehat.
4. Banyak orang yang sibuk dengan pekerjaannya dan merasa lelah ketika pulang ke rumah.
Otomatis mereka tidak akan sempat untuk meramu minuman herbal. Dengan adanya minuman
instan tentu akan sangat menguntungkan. Minuman ini hanya perlu diseduh dengan air hangat
atau dapat langsung dinikmati tanpa perlu menambah bahan lain.
5. Bisnis minuman herbal ini juga sangat menguntungkan karena masih sedikit orang yang
menjalankan bisnisnya. Bagi sebagian orang penyiapannya mungkin cukup rumit karena harus
mengolah tamanan dan meramunya. Tapi bagi seorang farmasis proses tersebut sudah sering
dilakukan sehingga tahu proses pengolahan yang baiknya seperti apa sehingga kandungan aktif
dari bahan herbal yang diolah masih tetap terjaga.
6. Bisnis ini memerlukan modal yang cukup sedikit dengan beberapa inovasi dan modifikasi akan
menghasilkan keuntungan yang besar.

b. Gambaran Produk (Barang atau Jasa)


1. Jamu yang dikenal dengan rasa pahit akan diubah menjadi minuman yang digemari anak muda
dengan presentasi yang lebih kekinian.
2. Ada 2 varian yang akan digunakan, yaitu jamu yang perlu diseduh dan minuman yang sudah
diseduh hanya tinggal minum. Jamu yang perlu diseduh berupa tanaman herbal yang telah
dikeringkan (simplisia) yang dikemas dalam plastik. Kemasan yang belum diseduh ini ditujukan
untuk konsumen yang ingin mengkonsumsi minuman secara hangat dan dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama. Sedangkan minuman instan yang sudah diseduh dikemas dalam botol
dengan berbagai variasi ukuran. Minuman instan yang sudah diseduh ini lebih praktis dan dapat
disajikan dalam keadaan dingin.
3. Disediakan berbagai varian tanaman herbal yang akan dijual seperti teh jamu, kopi kopi, dan
kombinasi dari beberapa tanaman herbal. Teh jamu digunakan bunga rosella, kayu secang, dan
bunga telang. Kopi jamu menggunakan kombinasi kapulaga, cengkeh, kayu manis, dan jahe. Ada
pula kombinasi minuman dari beberapa tanaman herbal seperti beras kencur, kunir asam,
temulawak, dan kombinasi racikan lainnya yang menyegarkan.
4. Pemasaran produk dapat dilakukan di media sosial ataupun kerja sama dengan retail toko-toko
untuk memasarkan produk.

Pengemasan Jamu Siap Seduh Pengemasan Minuman Jamu


Siap Minum
PROJECT 2:

JUDUL IDE BISNIS: Jamu Instan Kekinian

MODEL BISNIS KANVAS (gambaran usaha):

Key Partners Key Activities Value Propositions Customer Customer Segments


Relationships
Supplier Aktivitas produksi:  Produk terdiri dari Segmentasi geografis:
relationships:  Pembuatan 2 varian, jamu siap  Sosial media  Jamu siap seduh:
 Menitipkan simplisia seduh dengan  Diskon dan give Seluruh Indonesia
produk di tamanan bentuk serbuk atau away  Jamu siap minum:
swalayan,  Pembuatan rajangan dan jamu Kabupaten/Kota
toko-toko minuman siap minum Bandung
retail,  Pengemasan  Produk bebas dari Segmentasi
koperasi, dan produk bahan kimia demografis:
reseller  Umur simpan  Usia dewasa (25
 Menjual Key Resources produk 1-8 minggu Channels tahun ke atas)
produk lewat  Tersedia berbagai  Laki-laki dan
Physical asset:  Awareness: Iklan
e-commers varian jenis jamu perempuan
 rumah produksi dan social media
seperti shopee dengan harga dan  Status social
peralatan  Direct: Own stores
dan tokopedia ukuran kemasan menengah dan
produksi dan web sales
Strategic Alliance: yang variatif menengah ke atas
intellectual:  Indirect:
 Kerjasama  Rasa dan Segmentasi perilaku:
 Merk produk Menitipkan produk
dengan pengemasan lebih  Kesadaran
 Data berbagai ke retail
perkebunan kekinian manfaat dan
manfaat  Delivery: langsung
tanaman disesuaikan dengan minat terhadap
tanaman herbal dan jasa
herbal selera kaum minuman herbal
Human: pengiriman
milenial Segmentasi Psikologis:
 Sumber daya
 Memakai bahan  Konsumen
manusia
pengemas yang dengan gaya
Financial:
ramah lingkungan hidup sehat
 Modal

Cost Structure Revenue Streams

Fixed Cost: Penjualan produk


 Biaya tempat, peralatan, dan transportasi produksi
 Gaji karyawan
Variable cost:
 Biaya pengadaan bahan baku dan bahan pembantu
 Kemasan dan label
 Pembuatan iklan

http://www.businessmodelgeneration.com
DESKRIPSI MODEL BISNIS KANVAS

No ASPEK DESKRIPSI
1 Customer Segment a. Segmentasi Geografis
 Jamu siap seduh dapat dipasarkan ke seluruh Indonesia melalui
pemesanan lewat sosial media atau e-commerce karena umur simpan
produknya yang cukup lama sampai 2 bulan sehingga tetap aman pada
proses pengiriman.
 Jamu siap minum dipasarkan di sekitar Kabupaten/Kota Bandung
mengingat usia simpannya yang hanya 7 hari dan pengemasannya pun
menggunakan botol sehingga dikhawatirkan mengalami kerusakan jika
dikirim ke luar kota.
b. Segmentasi Demografis
 Usia dewasa (20 tahun ke atas); Rasa yang sedikit pahit membuat jamu
kurang disukai oleh anak-anak dan remaja. Sementara orang dengan
usia sedikit lanjut telah meyakini secara urun-temurun bahwa jamu
memiliki efek yang baik bagi tubuh. Dengan anggapan tersebut, maka
target utama produk ini adalah usia dewasa 30 ke atas serta kaum
millenial (> 25 tahun) yang memang meyakini manfaat dari jamu.
Kemudahan pemasaran jamu disemua usia disebabkan masyarakat
telah familiar dengan jamu yang merupakan warisan budaya
Indonesia.
 Penikmat jamu tidak hanya terbatas laki-laki atau perempuan. Siapa
saja boleh menikmatinya
 Dengan status sosial menengah ke atas sudah lebih paham mengenai
perkembangan zaman dan bisa menerima modifikasi jamu yang dijual
lebih kekinian. Kemasan produk dibuat lebih modern agar menambah
nilai jual dan memberi citra merk yang berkualitas sehingga cocok
untuk kalangan menengah ke atas.
c. Segmentasi Perilaku
 Jamu terdiri dari berbagai tanaman herbal yang telah diolah
sedemikian rupa. Dengan kesadaran bahwa setiap tanaman herbal
bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan tubuh, minat konsumsi
jamu pun akan terus meningkat.
d. Segmentasi Psikologis
 Orang yang aware terhadap kesehatan tubuhnya cenderung akan
mencari sesuatu yang baik bagi tubuh. Penggantian konsumsi
minuman ringan kemasan dengan jamu diharapkan dapat mengurangi
paparan bahan kimia bagi tubuh sekaligus memelihara kesehatan. Oleh
karena itu minuman jamu instan ini disegmentasikan bagi orang-orang
dengan gaya hidup sehat.
2 Value Proposition  Produk terdiri dari 2 varian, jamu siap seduh dengan bentuk serbuk atau
rajangan dan jamu siap minum. Jamu siap seduh ditujuan untuk orang yang ingin
menikmati jamu dalam keadaan fresh dan hangat. Meskipun perlu diseduh,
penyeduhannya pun cukup praktis. Jamu siap seduh memiliki masa simpan yang
lebih lama dari pada jamu siap minum. Sedangkan jamu siap minum ditujukan
orang yang ingin mengkonsumsi jamu dengan lebih praktis dan dapat diminum
kapan saja.
 Fungsi utama jamu yang ditekankan adalah menyehatkan, maka terdapat
komitmen untuk mengembangkan dan mengendalikan produk yang terbebas
dari bahan kimia.
 Umur simpan produk relatif singkat karena tidak ditambahkannya bahan
pengawet kimia. Umur simpan produk akan berbeda-beda apabila disimpan di
suhu ruang. Umur simpan jamu siap seduh antara 6-8 minggu. Sedangkan jamu
siap minum hanya 7-10 hari. Cara penyimpanan dan jenis kemasan berpengaruh
terhadap pertumbuhan mikroba. Pada kemasan akan dicantumkan cara
penyimpanan produk yang sesuai.
 Akan disediakan berbagai varian jenis jamu dengan harga yang variatif. Tersedia
jamu berupa teh seperti bunga rosella, kayu secang, dan bunga telang. Kopi teh
menggunakan kombinasi kapulaga, cengkeh, kayu manis, dan jahe. Ada pula
kombinasi minuman dari beberapa tanaman herbal seperti beras kencur, kunir
asam, dan temulawak. Berbagai jenis jamu tersebut akan dibuat dalam bentuk
jamu siap seduh berupa rajangan atau serbuk serta jamu siap minum. Untuk
jamu siap seduh akan tersedia berbagai variasi bobot antara lain 200 g dan 300
g. Sedangkan jamu siap minum dikemas dalam botol 250 ml. harganya
bervariatif tergantung jenis simplisia tanaman yang digunakan serta ukuran
kemasannya. Harga berkisar dari Rp 25.000 - 50.000.
 Pengolahan dan pengemasan akan dilakukan dengan lebih kekinian untuk
menarik minat beli kaum milenial. Rasa dari jamu siap minum akan dibuat lebih
segar melalui penambahan bahan bahan tertentu. Pengemasan akan dilakukan
dengan lebih modern. Jamu siap seduh akan dikemas dalam kemasan berbahan
kertas, sementara jamu siap minum dikemas dalam botol kaca. Selain menarik
minat beli hal tersebut juga dilakukan untuk memperpanjang umur simpan
produk.
 Dengan digunakan bahan pengemas berupa kertas dan botol kaca, limbah bahan
pengemas lebih ramah terhadap lingkungan dan bisa didaur ulang.
3 Channels a. Awareness
 Sebagai tahap awal menginformasikan produk ke costumer digunakan
media iklan berupa leaflet yang disebarkan secara langsung. Leaflet tersebut
berisi informasi menarik dari produk. Selain itu digunakan pula media iklan
melalui sosial media seperti instagram dan facebook untuk menjangkau
costumer yang lebih luas.
b. Direct
 Produk akan dipasarkan melalui pembukaan gerai sendiri (Own stores)
secara langsung.
 Untuk jamu siap seduh akan dipasarkan pula lewat social media seperti
website, facebook dan instagram dan e-commerce (Web sales) untuk
menjangkau costumer dengan lebih luas ke seluruh Indonesia.
c. Indirect
 Produk akan dititipkan ke retail atau toko-toko yang umumnya sudah
dikenal sehingga mempermudah pengenalan dan pemasaran produk.
d. Delivery
 Proses penyampaian produk ke costumer dapat dilaukan secara langsung
dengan costumer datang langsung ke store atau order via social media dan
produk akan dikirim melalui jasa pengiriman
4 Customer relations  Media sosial menjadi tempat yang baik untuk berinteraksi dengan costumer
sehingga relation akan terbentuk dengan baik. Melalui media sosial dapat
dilakukan interaksi dengan konsumen melalui direct messanger ataupun saling
berkomentar sehingga costumer tetap dapat menyampaikan keluhan dan
masukannya. Dengan sering memposting produk melalui media sosial produk
yang dipasarkan akan semakin diingat oleh costumer.
 Melalui diskon dan give away costumer akan semakin tertarik dengan produk
yang dipasarkan. Hal tersebut tentu akan memeningkatkan interaksi dengan
costumer. Dengan adanya diskon dan give away costumer akan tetap bertahan
dan selalu tertarik dengan produk yang diluncurkan.
5 Revenue stream Keuntungan diperoleh melalui penjualan produk secara fisik kepada costumer.
Kerjasama dengan reseller juga secara tidak langsung akan memberikan
keuntungan. Keuntungan yang didapat dapat dinikmati sebagai laba usaha atau
dijadikan sebagai modal tambahan. Untuk menjaga stabilitas keuntungan yang
didapatkan, perlu dijaga kualitas dari produk, pemilihan mitra kerjasama yang
sesuai, serta pemasaran produk yang perlu terus dilakukan.
6 Key resources a. Physical asset:
 Dalam melakukan kegiatan produksi tentu diperlukan tempat produksi dan
peralatan produksi yang menunjang kegiatan produksi. Selain itu diperlukan
pula alat transportasi untuk mempermudah kegiatan akomodasi.
b. intellectual:
 Untuk keberlangsungan pemasaran produk diperlukan sesuatu yang dapat
menarik minat costumer. Dengan adanya merk produk, orang akan lebih
mengingat produk dan mempermudah proses pencarian produk di pasaran.
Merk yang digunakan tidak boleh terlalu rumit atau asing agar mudah
diingat.
 Data berbagai manfaat tanaman herbal diperlukan dalam proses produksi
dan pemasaran produk. Data tersebut digunakan untuk memilih tanaman
herbal yang akan diproduksi sebagai jamu melalui riset pemanfaatannya.
Manfaat dari berbagai tanaman tersebut juga bisa digunakan semagai media
promosi dan menarik kepercayaan costumer.
c. Human
 Sumber daya manusia seperti tenaga kerja diperlukan untuk melakukan
semua kegiatan dari mulai produksi hingga pemasaran dan pendistribusian.
d. Financial:
 Modal memiliki peranan yang paling penting untuk keberlangsungan bisnis
karena menunjang berbagai key resources yang diperlukan.
7 Key activity Proses produksi diperlukan untuk menghasilkan value proposition dan memenuhi
kebutuhan pasar. Aktivitas produksi mengacu pada jadwal produksi rutin dan
permintaan produk melalui pemesanan. Kegiatan produksi terdiri dari pembuatan
simplisia tamanan (sortasi, perajangan, pengeringan, dan penggilingan), pembuatan
minuman (perebusan, penyaringan, dan pendinginan), serta pengemasan produk.
Setelah dilakukan produksi maka selanjutnya produk dipasarkan.
8 Key partnership a. Supplier relationships:
 Kerjasama pemasaran produk melalui supplier relationships dapat dilakukan
dengan menitipkan produk di toko-toko retail, koperasi, ataupun kerjasama
melalui reseller. Dengan melakukan penitipan produk, produk semakin
dapat dijangkau oleh costumer dan tentunya semakin dikenal. Selain itu
keuntungan yang dihasilkan pun akan semakin banyak.
 Saat ini teknologi semakin canggih. Situs jual beli online sudah banyak
diketahui dan digunakan masyarakat. Menjual produk lewat e-commers
seperti shopee dan tokopedia sangat memudahkan pemasaran produk.
Produk akan semakin mudah terjangkau dan dikenal oleh banyak orang.
b. Strategic Alliance:
 Simplisia yang digunakan untuk pembuatan jamu tidak berasal dari
perkebunan milik sendiri melainkan mengambil dari produsen lain seperti
perkebunan tanaman herbal. Kerjasama dengan perkebunan tanaman
herbal perlu dilakukan untuk mempermudah kegiatan produksi. Melalui
kerjasama tersebut kedua belah pihak akan saling diuntungkan.
9 Cost structure a. Fixed Cost:
 Jika tidak ada tempat yang bisa digunakan sebagai rumah produksi maka
perlu menyewa tempat produksi khusus. Selain itu, untuk menunjang
kegiatan produksi diperlukan peralatan produksi yang memadai dan
transportasi demi keberlangsungan akomodasi. Untuk memperoleh rumah,
peralatan produksi, dan transportasi tentu diperlukan biaya tersendiri yang
sudah pasti pengeluarannya. Biaya pengeluaran termasuk juga biaya
perawatannya
 Dalam melakukan kegiatan produksi hingga pemasaran diperlukan
sumberdaya manusia berupa karyawan. Dengan demikian tentu diperlukan
pengeluaran biaya untuk menggaji karyawan.
b. Variable cost:
 Demi keberlangsungan produksi diperlukan bahan-bahan yang memadai.
Biaya pengadaan bahan baku dan bahan pembantu bergantung pada
jadwal produksi dan jumlah pesanan sehingga biaya yang dikeluarkan setiap
satu kali produksinya tidak tetap.
 Biaya untuk kemasan dan label juga bergantung jumlah produk yang
diproduksi sehingga biaya pengeluaran tidak tetap.
 Kegiatan promosi dan pengenalan produk salah satunya dilakukan melalui
media iklan. Tentu untuk pembuatan iklan tersebut memerlukan biaya,
seperi desain grafis, kertas, hingga biaya jasanya. Media iklan yang akan
digunakan adalah leaflet atau surat kabar. Iklan digunakan sebagai media
promosi hanya pada kondisi tertentu saja seperti saat awal perkenalan
produk atau jika ada varian baru dari produk.
PROJECT 3:

SWOT ANALISYS

N ASPEK KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN


o
1 Customer - Pemasaran jamu - Pemasaran - Masyarakat - Banyak
Segment siap seduh bisa jamu siap telah familiar produk
untuk seluruh minum dengan jamu serupa yang
Indonesia masih - Perubahan gaya sudah lebih
- Banyak diminati terbatas di hidup dikenal di
untuk kalangan area Kota masyarakat pasaran
dewasa dari 20 Bandung (back to nature)
tahun ke atas - Sulit
mendapat
pasar kaum
millennial
dan anak-
anak
2 Value - Produk terdiri - Umur simpan - Mengembangka - Banyaknya
Propositio dari 2 varian, produk n produk yang pesaing
n jamu siap seduh relatif memungkinkan dengan
dengan bentuk singkat bagi anak-anak produk
serbuk atau serupa
rajangan dan
jamu siap
minum
- Produk bebas
dari bahan kimia
- Tersedia
berbagai varian
jenis jamu
dengan harga
dan ukuran
kemasan yang
variatif
- Memakai bahan
pengemas yang
ramah
lingkungan

3 Channels - Costumer dapat - Penjualan - Pemasangan - pesaing lebih


dengan mudah melalui toko iklan dan cepat
mendapatkan kurang promosi melalui meningkatka
produk karena maksimal media sosial n
bisa diantar karna dapat kemampuan
langsung atau merupakan meningkatkan mengelola
menggunakan produk baru ketahuan channels
jasa pengiriman konsumen
terhadap produk
- Menitipkan
produk di toko
retail membuat
produk semakin
dikenal
4 Customer - keramahan dan - banyak - Sosial media - Pesaing
relations totalitas dalam costumer memudahkan memiliki
melayani yang interaksi dengan penawarkan
costumer akan membeli konsumen produk yang
membuat hanya untuk - Diskon dan give lebih menarik
costumer mencoba away akan
percaya dan sehingga menarik pembeli
nyaman belum
terjalin
hubungan
yang intens
5 Revenue - Banyaknya - Produk - Pengadaan - Pendapatan
stream variasi produk masih baru kegiatan lain hanya dari
membuat sehingga untuk penjualan
pendapatan tidak dapat memperoleh produk
yang didapat diperkirakan pemasukan
lumayan besar pendapatan seperti
dan masih dapat perharinya workshop
menutupi biaya
produksi
6 Key - Bahan baku - Diperlukan - Dengan - Produk baru
resources mudah didapat modal yang mudahnya membuat
- Menggunakan berkelanjuta pengolahan SDM merasa
peralatan yang n produk dapat ragu untuk
sederhana mempekerjaan bekerja
ibu rumah sebagai
tangga karyawan
7 Key activity - Pengolahan - SDM yang - Penggunaan - Kemudaan
produk mudah masih teknologi dapat pembuatan
terbatas memudahkan produk dapat
membuat produksi dengan cepat
produksi ditiru pesaing
terhambat
8 Key - Citra yang baik - Produk baru - Negosiasi - Penawaran
partnershi membuat membuat keuntungan kerja sama
p kerjasama partner dapat membuat yang lebih
mudah masih ragu mitra tertarik unggul dari
dilakukan untuk bekerja sama produk
bekerja sama serupa
membuat
partner dapat
kapan saja
memutuskan
kerja sama
9 Cost - Biaya - Biaya - Kerjasama - Biaya SDM
structure penyelenggaraa operasional dengan strategic dan bahan
n rendah akan alliance seperti baku akan
semakin perkebunan terus
meningkat herbal meningkat
- Biaya memungkinkan
perawatan mendapat
alat produksi potongan harga
dan
transportasi
diperlukan
setiap bulan
PROJECT 4

ANALISIS MARKETING

1. Segmen Pasar

Pemasaran produk jamu instan ini dibagi menjadi beberapa segmen, antara lain:
a. Segmentasi Geografis
 Jamu siap seduh dapat dipasarkan ke seluruh Indonesia melalui pemesanan lewat sosial
media atau e-commerce karena umur simpan produknya yang cukup lama sampai 2
bulan sehingga tetap aman pada proses pengiriman.
 Jamu siap minum dipasarkan di sekitar Kabupaten/Kota Bandung mengingat usia
simpannya yang hanya 1 minggu dan pengemasannya pun menggunakan botol kaca
sehingga dikhawatirkan mengalami kerusakan jika dikirim ke luar kota.
b. Segmentasi Demografis
 Usia dewasa (20 tahun ke atas); Rasa yang sedikit pahit membuat jamu kurang disukai
oleh anak-anak dan remaja. Sementara orang dengan usia sedikit lanjut telah meyakini
secara urun-temurun bahwa jamu memiliki efek yang baik bagi tubuh. Dengan anggapan
tersebut, maka target utama produk ini adalah usia dewasa 30 ke atas serta kaum
millenial (> 25 tahun) yang memang meyakini manfaat dari jamu. Kemudahan
pemasaran jamu disebabkan masyarakat telah familiar dengan jamu yang merupakan
warisan budaya Indonesia.
 Penikmat jamu tidak hanya terbatas laki-laki atau perempuan. Siapa saja boleh
menikmatinya. Tentu sangat cocok dikonsumsi bagi orang dengan aktivitas tinggi seperti
pekerja lapangan, pekerja kantoran, dan pekerjaan berat lainnya.
 Status sosial menengah ke atas; status sosial menengah ke atas sudah lebih paham
mengenai perkembangan zaman dan bisa menerima modifikasi jamu yang dijual lebih
kekinian. Kemasan produk dibuat lebih modern agar menambah nilai jual dan memberi
citra merk yang berkualitas sehingga cocok untuk kalangan menengah ke atas.
c. Segmentasi Perilaku
 Jamu terdiri dari berbagai tanaman herbal yang telah diolah sedemikian rupa. Dengan
kesadaran bahwa setiap tanaman herbal bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan
dan daya tahan tubuh, serta menambah stamina, minat konsumsi jamu pun akan terus
meningkat.
 Diperuntukan bagi orang-orang yang secara rutin mengkonsumsi jamu. Manfaat jamu
akan kian terasa ketika dikonsumsi secara rutin. Orang yang telah menyadari manfaat
jamu tentu akansecara rutin mengkonsumsi jamu. Dengan disediakannya berbagai
kemasan baik untuk jamu siap seduh ataupun jamu siap minum, konsumen hanya perlu
membeli kemasan tertentu saja misalnya jamu siap seduh 300 g dapat dikonsumsi untuk
2-3 kali penyeduhan.
d. Segmentasi Psikologis
 Orang yang aware terhadap kesehatan tubuhnya cenderung akan mencari sesuatu yang
baik bagi tubuh. Penggantian konsumsi minuman ringan kemasan dengan jamu
diharapkan dapat mengurangi paparan bahan kimia bagi tubuh sekaligus memelihara
kesehatan. Oleh karena itu, minuman jamu instan ini disegmentasikan bagi orang-orang
dengan gaya hidup sehat.
 Konsumen yang memiliki kepribadian simple dan praktis tentu akan memilih produk ini.
Konsumen hanya perlu menyeduhnya jika ingin disajikan hangat atau bahkan bisa
langsung meminumnya jika konsumen memesan produk jamu siap minum. Sangat cocok
bagi orang dengan aktivitas tinggi karena dapat dengan mudah merasakan kesegaran
dan manfaat jamu dengan praktis.

2. posisi pasar

Target pasar: untuk orang-orang yang meyakini khasiat jamu atau tanaman herbal bagi kesehatan
disamping adanya produk kimia farmasi. Target pasarnya hampir semua kalangan dengan target umur
dewasa dari status sosial menengah hingga menengah ke atas.
Posisi pasar: Positioning dilakukan dengan cara mengubah image produk jamu yang kuno menjadi
produk jamu yang modern, praktis, kekinian, dan menyehatkan dengan tanpa adanya bahan
pengawet. Perbedaan dari produk jamu instan lainnya adalah produk jamu instan kekinian ini
menyediakan dua varian yaitu jamu siap seduh dan jamu siap minum. Costumer dapat memilih jamu
apa yang diinginkan berdasarkan kebutuhan sehingga dapat diperoleh dua varian produk secara
langsung dari satu brand. Pengemasan produk menggunakan botol kaca dan kraft papper juga akan
menambah kesan kekinian dan elegan dari produk sehingga selalu diingat.
Tagline: “Cara praktis untuk tetap sehat” melalui tagline tersebut akan disadari bahwa dengan
berkembangnya teknologi upaya untuk menjaga kesehatan akan lebih mudah. Salah satu cara
praktisnya adalah dengan konsumsi jamu instan ini.

3. strategi pemasaran

Promosi penjualan dilakukan untuk menjaring konsumen baru dan terciptanya penjualan yang
meningkat dalam waktu dekat. Selain memiliki store sendiri, bentuk promosi yang dilakukan adalah
melalui pemasangan iklan baik berupa leaflet ataupun dalam bentuk digital dalam sosial media.
Bentuk promosi lain yang dilakukan adalah melalui bentuk pengemasan jamu yang ramah lingkungan
dan estetik untuk meningkatkan daya tarik. Pemasaran secara personal selling mencakup penjualan
melalui orang ke orang secara langsung. Personal selling diawal peluncuran produk akan
mempengaruhi volume penjualan. Kegiatan ini dilakukan oleh reseller. Personal selling juga dapat
dipadukan dalam kegiatan marketing yang lain sebagai contoh pembukaan stand di suatu event dan
dan ikut terlibat sebagai sponsor kegiatan tertentu. Stand dibuka untuk melayani penjualan langsung
dan mendatangi pengunjung acara untuk menawarkan produk. Kegiatan promosi produk diikuti
dengan penjelasan manfaat produk kepada calon pembeli. Dalam kegiatan bisa diterapkan sistem
diskon untuk menarik minat pembeli. Direct selling dapat dilakukan melalui email, telemarketing, dan
sosial media. Dilakukan pemasangan iklan atau pengenalan produk pada sosial media agar pembeli
lebih mengetahui produk sehingga merasa tertarik untuk membeli. Menitipkan produk ke retail juga
menjadi salah satu langkah yang dapat diupayakan untuk membantu penjualan dan pengenalan
produk.

PROJECT 5

ANALISIS FINANCIAL

1. BEBAN BIAYA, PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN (Per 4 bulan)

BEBAN BIAYA JUMLAH UNIT HARGA SATUAN TOTAL


PENDAPATAN
1. teh bunga rosella
a. rajangan (300 g)
b. siap minum (250 ml) 115 buah Rp 35.000 Rp 4.025.000
2. teh kayu secang 160 botol Rp 25.000 Rp 4.000.000
a. rajangan (300 g)
b. siap minum (250 ml) 120 buah Rp 35.000 Rp 4.200.000
3. teh bunga telang 145 botol Rp 25.000 Rp 3.625.000
a. rajangan (300 g)
b. siap minum (250 ml) 118 buah Rp 35.000 Rp 4.130.000
4. jamu temulawak 150 botol Rp 25.000 Rp 3.750.000
a. siap seduh (100 g)
b. siap minum (250 ml) 320 pcs Rp 40.000 Rp 12.800.000
5. jamu beras kencur 350 botol Rp 25.000 Rp 8.750.000
a. siap seduh (100 g)
b. siap minum (250 ml) 340 pcs Rp 40.000 Rp 13.600.000
6. kunir asam 349 botol Rp 25.000 Rp 8.725.000
a. siap seduh (100 g)
b. siap minum (250 ml) 325 pcs Rp 40.000 Rp 13.000.000
7. ongkos kirim per 335 pcs Rp 25.000 Rp 8.375.000
kab/kota Bandung 40km/hari Rp 3.000/km Rp 12.000.000

Total Pendapatan Rp 100.980.000


PENGELUARAN
Biaya tetap:
1. Bangunan (milik sendiri) 1 rumah Rp 1.000.000 Rp 4.000.000
2. gaji tenaga kerja tetap 7 orang Rp 1.000.000 Rp 28.000.000
3. pemeliharaan peralatan - Rp 50.000 Rp 200.000
Total Biaya Tetap Rp 32.200.000
Biaya produksi:
1. bahan baku utama
a. bunga rosella 40 kg Rp 30.000 Rp 1.200.000
b. kayu secang 40 kg Rp 32.000 Rp 1.280.000
c. bunga telang 40 kg Rp 27.000 Rp 1.080.000
d. temulawak 40 kg Rp 25.000 Rp 1.000.000
e. kayu manis 20 kg Rp 35.000 Rp 700.000
f. jahe 25 kg Rp 30.000 Rp 750.000
g. beras putih 30 kg Rp 15.000 Rp 450.000
h. kencur 30 kg Rp 22.000 Rp 660.000
i. kunyit 40 kg Rp 22.000 Rp 880.000
j. asam jawa 15 kg Rp 15.000 Rp 225.000
k. gula aren 25 kg Rp 25.000 Rp 625.000
l. gula pasir 25 kg Rp 8.000 Rp 200.000
m. garam 10 kg Rp 8.000 Rp 80.000
n. air (memasak - - -
sendiri)
2. bahan pengemas
a. botol kaca 250 ml 1550 buah Rp 3.500 Rp 5.425.000
b. plastik 35 bungkus Rp 3.000 Rp 122.500
c. kertas kraft 1400 lembar Rp 1.500 Rp 2.100.000
d. label 3000 lembar Rp 1.500 Rp 4.500.000
3. tenaga kerja tidak tetap 6 orang Rp 700.000 Rp 4.200.000
4. biaya listrik Rp 700.000 Rp 2.800.000
5. bahan bakar masak 60 tabung gas Rp 75.000 Rp 4.500.000
6. bahan bakar kendaraan 330 liter Rp 9.000 Rp 3.000.000
Total Biaya Produksi (Variable Cost) Rp 35.777.500
TOTAL KEUNTUNGAN (LABA BERSIH) Rp 35.708.720
Keterangan:
*Tidak termasuk modal awal usaha
*Tidak termasuk biaya penyusutan
*Tidak termasuk pajak

2. ANALISIS KELAYAKAN:

ANALISIS KELAYAKAN RUMUS URAIAN HASIL


FINANCIAL:
HITUNG BEP Untuk multiple product Biaya tetap = 32.200.000
(Terdapat 12 produk, karena memiliki karakteristik
BEP dalam Unit: yang sama ke-12 produk tersebut dibagi menjadi 4
Biaya tetap kelompok produk)
( CMa x ∝a ) + ( CMb x ∝b ) Volume penjualan
+dst Volume penjualan teh rajangan = 120 buah
Volume penjualan teh botol = 160 botol
CM = contribution margin Volume penjualan jamu seduh = 350 pcs
Prop = proporsi penjualan Volume penjualan jamu botol = 350 botol

Harga jual
BEP dalam Rupiah: Harga jual teh rajangan = 35.000
Unit x harga jual Harga jual teh botol = 25.000
Harga jual jamu seduh = 40.000
Harga jual jamu botol = 25.000
Biaya variabel
Biaya variabel teh rajangan = 12.000
Biaya variabel teh botol = 15.000
Biaya variabel jamu seduh = 25.000
Biaya variabel jamu botol = 15.000

Contribution Margin
Teh Rajangan = 35.000-12.000 = 23.000
Teh botol = 25.000-15.000 = 10.000
Jamu seduh = 40.000-25.000 = 15.000
Jamu botol = 25.000-15.000 = 10.000
Proporsi teh rajangan = 120/980x100 = 12,25%
Proporsi teh botol = 160/980x100 = 16,33%
Proporsi jamu seduh = 350/980x100 = 35,71%
Proporsi jamu botol = 350/980x100 = 35,71%

BEP dalam unit


32.200 .000
= (23.000 x 12,25% ) + ( 10.000 x 16,33 % )
+ ( 15.000 x 35,71% ) + ( 10.000 x 35,71 % )
32.200.000
= ( 2.817,5 )+ ( 1.633 )+ ( 5.356,5 )+ ( 3.571 ) ¿
¿
32.200.000
= 13.432
= 2397.26 ≈ 2.398 unit

teh rajangan = 12,25% x 2.398 = 294 unit


teh botol = 16,33% x 2.398 = 392 unit
jamu seduh = 35,71% x 2.398 = 856 unit
jamu botol = 35,71% x 2.398 = 856 unit

atau BEP dalam unit masing-masing produk:


(Rajangan)
teh bunga rosella = 98 unit
teh kayu secang = 98 unit
teh bunga telang = 98 unit
(kemasan Minuman/botol)
teh bunga rosella = 131 unit
teh kayu secang = 131 unit
teh bunga telang = 131 unit
(jamu seduh)
Temulawak = 285 unit
Beras kencur = 285 unit
Kunir asam = 285 unit
(jamu botol)
Temulawak = 285 unit
Beras kencur = 285 unit
Kunir asam = 285 unit

BEP dalam Rupiah


Unit x harga jual
(Rajangan)
teh bunga rosella = 98 unit x 35.000 = 3.430.000
teh kayu secang = 98 unit x 35.000 = 3.430.000
teh bunga telang = 98 unit x 35.000 = 3.430.000
(kemasan Minuman/botol)
teh bunga rosella = 131 unit x 25.000 = 3.275.000
teh kayu secang = 131 unit x 25.000 = 3.275.000
teh bunga telang = 131 unit x 25.000 = 3.275.000
(jamu seduh)
Temulawak = 285 unit x 40.000 = 11.400.000
Beras kencur = 285 unit x 40.000 = 11.400.000
Kunir asam = 285 unit x 40.000 = 11.400.000
(jamu botol)
Temulawak = 285 unit x 25.000 = 7.125.000
Beras kencur = 285 unit x 25.000 = 7.125.000
Kunir asam = 285 unit x 25.000 = 7.125.000
Total BEP dalam rupiah = Rp 75.690.000

Berdasarkan perhitungan BEP, jumlah unit dan


hasil penjualan yang diproduksi telah melebihi
target BEP sehingga usaha layak dan akan
memperoleh keuntungan
35.708.720
Lababersih = 0,52 B/C > 0,3
HITUNG B/C 67.977 .500
Total biaya
Layak/untung

100.980.00 0
Penerimaan Usaha = 1,48 R/C > 1,3
HITUNG R/C 67.977.5 00
Total biaya
Layak/Untung

Anda mungkin juga menyukai