Anda di halaman 1dari 3

A.

Identifikasi Nilai Filososfi Yang Terkandung Pada Lambang Sila Kedua


(Rantai).

Rantai pada sila kedua mencerminkan nilai-nilai filososfi sebagai berikut :

1. Persamaan dan Kebersamaan

Rantai merupakan gabungan dari beberapa lingkaran kecil yang bersatu dan
membentuk sebuah lingkaran yang lebih besar sehingga disebut rantai. Dalam proses
tersebut semua lingkaran kecil memiliki hak dan kewajiban yang sama yaitu untuk
membuat sebuah lingkaran yang lebih besar, hal ini menunjukan bahwa adanya
persamaan fungsi dari setiap lingkaran kecil tersebut. Inilah yang ingin dikatakan oleh
Pancasila bahwa setiap manusia harus diperlakukan secara sama dalam hak dan
kewajibannya sebagai warga negara.

Disisi lain rantai juga menunjukan adanya suatu kelompok yang kompak, artinya ketika
mereka telah membentuk sebuah persatuan, semua lingkaran kecil tadi menyadari
adanya kebersamaan dimana mereka tidak bisa terpisahkan satu dengan lainnya,
karena telah merupakan satu kesatuan yang utuh. Hal ini juga yang selalu tercermin
dalam masyarakat Indonesia yang hidup dengan kebersamaan dalam perbedaan.

2. Persatuan

Tentunya ketika lingkaran-lingkaran kecil telah menjadi sebuah rantai, jelas adanya
sebuah persatuan disini, persatuan yang saling mengikat, yang saling bergantung, dan
yang saling berkaitan antara satu sama lain, sehingga bukan lagi disebut lingkaran kecil
melainkan telah berubah menjadi satu kesatuan yaitu rantai. Inilah yang ingin Pancasila
tunjukan bahwa ketika semua pulau di Indonesia telah menyatakan diri untuk bersatu
maka kita bukan lagi menjadi pulau-pulau tersebut, tetapi telah menjadi satu kesatuan
yaitu Indonesia.

3. Kesetiaan

Kumpulan lingkaran kecil yang telah bersatu membentuk rantai tadi tentunya akan
mengandung nilai kesetiaan, karena meski dimanapun dan bagaimanapun keadaannya
mereka tetap akan menjadi rantai dan sulit dipisahkan. Pancasila juga mengajarkan
kepada kita bahwa di dalam persatuan itu tadi perlu adanya rasa kesetiaan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga meski peradaban dunia akan terjadi
berulang-ulang kali, kita akan tetap satu Indonesia.

4. Kekuatan Yang Utuh

Bersatu menjadi sebuah rantai yang utuh tentu memiliki kekuatan yang lebih
dibandingkan hanya menjadi sebuah lingkaran kecil. Orang-orang akan lebih
menghargai mereka ketika telah bersatu karena mereka memiliki kekuatan yang lebih
besar, yang merupakan gabungan dari kekuatan-kekuatan lingkaran kecil tadi. Sama
halnya dengan Indonesia, terbukti dengan adanya persatuan Indonesia kita memiliki
kekuatan yang lebih sehingga mampu mengusir para penjajah dari negeri kita.

5. Kegotong royongan

Dengan jelas lambang rantai menggambarkan adanya kerja sama antara satu sama
lain sehingga dapat membentuknya. Hal ini terlihat sangat jelas dalam kehidupan
masyarakat kita sehari-hari, dimana sejak dahulu kala masyarakat telah menanamkan
budaya kerja sama atau gotong royong dalam setiap bidang kehidupan mereka, dan
gotong royong inilah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia dan yang tidak dimiliki
bangsa lain.

6. Toleransi, Simpati dan Empati

Ketika telah membentuk sebuah rantai, tentu antara satu sama lain haruslah memiliki
hubungan yang baik, sehingga persatuan dan kesatuan itu akan terasa lebih bernorma
atau beretika. Hal yang sama juga terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang
sangat bersahabat meskipun tak saling mengenal dan dibebani dengan  sejumlah
perbedaan, namun karena masyarakat Indonesia menjunjung tinggi norma dan etika
kehidupan, maka dalam kehidupannya pun tercipta nilai-nilai kemanusiaan seperti
toleransi, empati dan simpati.
DAMPAK BULLYING

A. Dampak Negatif

Anak-anak yang menjadi korban bullying lebih berisiko mengalami berbagai masalah


kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Adapun masalah yang lebih mungkin diderita
anak-anak yang menjadi korban bullying, antara lain:

 Munculnya berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur
(lihat grafik di atas). Masalah ini mungkin akan terbawa hingga dewasa.
 Keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot (lihat
grafik di atas).
 Rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah
 Penurunan semangat belajar dan prestasi akademis
 Dalam kasus yang cukup langka, anak-anak korban bullying mungkin akan
menunjukkan sifat kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai