Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi Maret 2021

Dosen Pengampu Dr. Hj Anna Yuliana, M.Si Farmasi 3D

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG


PENGGUNAAN TANAMAN HERBAL SEBAGAI SALAH SATU
PENCEGAH COVID-19
Yeni Maelani, Lulu Z.A, Ramdan Bastian, Siti Nurhalimah, Muhammad Ihsan, Ega Kastiwi, Wildan
R.A, Finda Sari, Ai Gita A.A, Shania Ulfa O, Sintia Febrianti, Iis Sukmawati, Ajeng D.A, Devi
Andriani, Santi Sulistiawati, Fahmi Kamil, Mentari K.N, Asep S.M, Widia D.N.H, Hielmy I.F,
Kinanti A.P, Sagita W, Dini S.A, Siti Ayu W, Mariah Ulfah, Waffa N.R, Aris S.P, Eva Widiawati,
Riska Prolina, Adinda N.O, Willy W.R, Ardianes Firmansya, Alia Wahyuni, Ade N.A, Dede Rina
R.A, Rivaldi Muhsin, Siti Salma S, Dede Fitri N, Intan O.P, Muna S.S, Dina Lestari, Siti Nabila F.A,
Lula D.A, Nita Agustiani
Program Studi S1 Farmasi
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

ABSTRAK
COVID-19 merupakan penyakit yang saat ini sedang melanda dunia. COVID-19 ini timbul
karena adanya virus jenis baru yang disebut dengan Coronavirus. Adanya pandemi ini
menjadikan masyarakat harus menerapkan social distancing dan juga protokol kesehatan
ketika sedang melakukan kegiatan di luar rumah. Para ahli sedang berupaya menemukan
vaksin untuk mencegah virus ini. Salah satu cara untuk melindungi diri kita agar tidak
terinfeksi oleh virus ini yaitu dengan meningkatkan/menjaga imunitas tubuh dengan
memanfaatkan tanaman herbal. Dengan mengonsumsi tanaman herbal, kekebalan dalam
tubuh dapat meningkat karena sifat yang dimiliki tanaman herbal sebagai preventif melalui
metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang tanaman herbal dan pemanfaatannya
sebagai salah satu pencegah COVID-19. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan desain
deskriptif survei pada masyarakat. Penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai alat
pengumpulan data dan data dianalisis secara univariat. Hasil analisis mendapatkan
pengetahuan masyarakat tentang penggunaan tanaman herbal ada pada kategori baik yaitu
89,9%.
Kata kunci: COVID-19; pengetahuan masyarakat; tanaman herbal

ABSTRACT
COVID-19 is a disease currently sweeping the world. This COVID-19 arises because of a
new type of virus called the Coronavirus. The existence of this pandemic makes people have
to apply social distancing and also health protocols when doing activities outside the home.
Experts are working on finding a vaccine to prevent this virus. One way to protect ourselves
from being infected by this virus is by increasing / maintaining the body's immunity by
utilizing herbal plants. By consuming herbal plants, immunity in the body can be increased
due to the preventive properties of herbal plants through the secondary metabolites contained
therein. The purpose of this activity is to determine the level of public knowledge about
herbal plants and their use as a preventive measure against COVID-19. This type of research
is quantitative with a descriptive survey design in the community. This study used a
questionnaire as a means of collecting data and the data were analyzed univariately. The
results of the analysis obtained public knowledge about the use of herbal plants in the good
category, namely 89.9%.
Keywords: COVID-19; public knowledge; herbs plant

Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Herbal sebagai Pencegah COVID-19 |1


Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi Maret 2021
Dosen Pengampu Dr. Hj Anna Yuliana, M.Si Farmasi 3D

PENDAHULUAN
Penyebaran dan transmisi COVID-19 sepenuhnya telah selesai diuji coba dan bisa
sangat cepat sehingga WHO (World Health langsung diberikan pada masyarakat, tetapi
Organization) menetapkan COVID-19 tetap saja aturan protokol kesehatan tidak
sebagai kasus pandemi global. boleh diabaikan. Vaksin memang
membantu mengendalikan penyebaran
Coronavirus adalah keluarga besar virus
penyakit COVID-19 tetapi juga virusnya
yang menyebabkan penyakit mulai dari
bisa jadi tetap tinggal di sekitar kita. Jadi,
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya
jangan pernah abaikan protokol kesehatan
dua jenis coronavirus yang diketahui
yang telah ditetapkan oleh pemerintah,
menyebabkan penyakit yang dapat
seperti menjaga jarak, tetap mengenakan
menimbulkan gejala berat seperti Middle
masker, dan selalu mencuci tangan atau
East Respiratory Syndrome (MERS) dan
menggunakan hand sanitizer. Kita juga bisa
Severe Acute Respiratory Syndrome
mencegah pandemi ini dengan memperkuat
(SARS). Corona Virus Disease 2019
sistem imun dengan mengkonsumsi
(COVID-19) merupakan penyakit jenis
makanan-makanan yang sehat dan
baru yang sebelumnya belum belum pernah
mengkonsumsi sediaan herbal atau obat
diidentifikasi pada manusia. Terjadinya
herbal.
COVID-19 ini disebabkan oleh virus yang
dinamakan dengan Sars-CoV-2. Virus ini Obat herbal merupakan bahan-bahan herbal
merupakan virus zoonosis (ditularkan yang telah melewati sebuah proses
antara hewan dan manusia). Penelitian peracikan dan digunakan untuk mengobati
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan penyakit tertentu. Di Indonesia, obat herbal
dari jenis kucing luwak (civet cats) ke terbagi menjadi tiga jenis, yaitu jamu, obat
manusia dan MERS ditransmisikan dari herbal terstandar (OHT), dan fitofarmaka.
unta ke manusia. Adapun hewan yang Saat ini sekitar 75-80% obat herbal menjadi
menjadi sumber penularan penyakit andalan pengobatan bagi populasi di Negara
COVID-19 masih belum diketahui. berkembang (Pal & Shukla, 2003). Hal ini

(Isbaniah & D, 2020). didasarkan karena kepercayaan masyarakat


bahwa obat memiliki keunggulan
Virus Corona COVID-19 biasanya tersebar
dibandingkan dengan obat sintetik, seperti
melalui tetesan atau droplet ketika orang
obat herbal tidak mengandung eefek
yang terinfeksi bersin atau batuk ketimbang
samaping, harganya relative murah dan
melalui benda yang terkontaminasi. Saat ini
tersedia secara lokal (Builders, 2020).
vaksin sudah ditemukan, dan vaksin
Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Herbal sebagai Pencegah COVID-19 |2
Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi Maret 2021
Dosen Pengampu Dr. Hj Anna Yuliana, M.Si Farmasi 3D
Selama ini, masyarakat hanya tahu satu pencegah COVID-19. Hasil dari
menanam, namun tidak tahu bagaimana kegiatan ini diharapkan masyarakat paham
cara penggunaanya, selain itu jika ada akan manfaat dari tanaman herbal yang
keluarga yang sakit, mereka lebih memilih dapat digunakan untuk mencegah virus
untuk berobat ke rumah sakit dan corona dengan meningkatan imunitas tubuh
menggunakan obat-obat kimia, padahal jika seseorang.
kita menyadari disekiling kita ini banyak
sekali berbagai jenis tanaman obat yang
METODE
memiliki banyak sekali khasiatnya (Pertiwi
et al., 2020). Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kuantitatif dengan desain deskriptif
Banyak yang menggunakan tanaman obat
analitik. Peserta penelitiannya adalah
(herbal) sebagai bahan dasar untuk
masyarakat umum.
membuat obat tradisional dan jamu, yang
ketika dikonsumsi kekebalan dalam tubuh Variabel dalam penelitian ini adalah
(immune system) dapat meningkat, karena pengetahuan masyarakat mengenai
tanaman herbal ini memiliki sifat sebagai penggunaan tanaman herbal sebagai salah
pencegahan (preventif) melalui kandungan satu pencegah COVID-19. Alat ukur yang
metabolit sekundernya. Ada beberapa digunakan untuk menilai variabel tersebut
contoh seperti kurkuminoid yang adalah kuisioner online. Kuisioner
terkandung pada kunyit dan shagaol pada pengetahuan terdiri dari 13 pertanyaan
jahe merah yang mampu meningkatkan dengan pilihan jawaban ya, mungkin dan
sistem kekebalan tubuh. Jamu ini bersifat tidak. Ya diberikan skor 3, mungkin
kuratif (tidak dapat menyembuhkan), tetapi diberikan skor 2 dan tidak diberikan skor 1.
lebih ke arah sebagai pencegahan dengan Hasil penelitian ini dianalisis secara
cara meningkatkan sistem imun, sehingga univariat untuk mengetahui gambaran
sangat bermanfaat dalam mencegah pengetahuan masyarakat tentang
penyakit COVID-19 (Pertiwi et al., 2020). penggunaan tanaman herbal sebagai salah
Berdasarkan latar belakang diatas, satu pencegah COVID-19. Penyajian data
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dalam bentuk distribusi frekuensi karena
tingkat pengetahuan masyarakat tentang menggunakan skala kategorik.
penggunaan tanaman herbal sebagai salah

HASIL

Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Herbal sebagai Pencegah COVID-19 |3


Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi Maret 2021
Dosen Pengampu Dr. Hj Anna Yuliana, M.Si Farmasi 3D
Hasil penelitian ini berkaitan dengan herbal sebagai salah satu pencegah
distribusi karakteristik responden COVID-19 dan yang ditampilkan pada
penelitian, distribusi tingkat pengetahuan Tabel 1, dan Tabel 2 dan Tabel 3.
masyarakat tentang penggunaan tanaman

Tabel. 1

Distribusi Karakteristik Responden Penelitian

Karakteristik f %

Jenis Kelamin Laki-Laki 199 40.3


Perempuan 295 59.7

Usia 18 - 25 Tahun 236 47.8


26 - 35 Tahun 89 18
36 - 50 Tahun 134 27.1
Lebih dari 51 Tahun 35 7.1

Pekerjaan Karyawan Instansi Swasta 131 26.5


Pemilik Bisnis / Usaha 29 5.9
Pegawai Negeri Sipil (PNS/ASN) 39 7.9
TNI / POLRI 4 0.8
Pensiunan 4 0.8
Pengangguran / Tidak Bekerja 30 6.1
Pelajar / Mahasiswa 141 28.5
Lain-Lain 116 23.5

Keterangan: n = 494 Responden

Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Herbal sebagai Pencegah COVID-19 |4


Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi Maret 2021
Dosen Pengampu Dr. Hj Anna Yuliana, M.Si Farmasi 3D

Tabel. 2

Distribusi Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat Mengenai Tanaman Herbal pada
Kondisi Pandemi COVID-19

Ya Tidak Mungkin
Pernyataan
f % f % F %

Pengetahuan masyarakat mengenai tanaman herbal 444 89.9 14 2.8 36 7.3


dapat meningkatkan kekebalan tubuh

Konsumsi tanaman herbal ketika sakit 249 50.4 150 30.4 95 19.2

Beli tanaman herbal apabila membutuhkan 285 57.7 137 27.7 72 14.6

Rutin konsumsi tanaman herbal untuk menjaga imun 180 36.4 205 41.5 109 22.1
tahan tubuh

Pengetahuan masyarakat mengenai manfaat tanaman 411 83.2 25 5.1 58 11.7


herbal yang dikonsumsi

Menanam tanaman herbal untuk dikonsumsi 167 33.8 274 55.5 53 10.7

Tetangga menanam tanaman herbal 217 43.9 116 23.5 161 32.6

Kurkumin terdapat pada tanaman temulawak dan 383 77.5 6 1.2 105 21.3
kunyit

Tanaman herbal memiliki peranan penting terhadap 329 66.6 6 1.2 159 32.2
pencegahan COVID-19

Konsumsi tanaman herbal pada saat pandemic 169 34.2 234 47.4 91 18.4

Memberi informasi tanaman herbal sebagai salah satu 293 59.3 107 21.7 94 19
pencegah COVID-19 kepada orang terdekat

Tanaman herbal lebih efektif dibanding obat modern 294 50.4 45 9.1 200 40.5

Keterangan: n = 494 Responden

Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Herbal sebagai Pencegah COVID-19 |5


Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi Maret 2021
Dosen Pengampu Dr. Hj Anna Yuliana, M.Si Farmasi 3D
Tabel. 3

Distribusi Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat Mengenai Tanaman Herbal pada
Kondisi Pandemi COVID-19

Pernyataan Tanaman Herbal F %

Pengetahuan tanaman – tanaman herbal untuk menjaga Kunyit 264 53,4


imun tubuh
Jahe 452 86
Meniran 62 12,5
Temulawak 229 46,3
Sambiloto 76 15,3
Keterangan: n = 494 Responden

Tabel 1 menunjukan mayoritas responden (53,4%), taanaman jahe (86%), tanaman


berjenis kelamin perempuan (59,7%), usia meniran (12,5%), tanaman temulawak
18-25 tahun (47,8%), dan pekerjaan (46,3%) dan tanaman sambiloto (15,3%).
sebagai pelajar/ mahasiswa (28,5%). Tabel Dari hal tersebut menggambarkan bahwa
2 menunjukan bahwa sebagian besar tingginya tingkat pengetahuan masyarakat
responden menjawab “Ya” pada setiap tentang penggunaan tanaman herbal
point dari pernyataan tersebut. Tabel 3 sebagai salah satu pencegah COVID-19.
menunjukkan bahwa hasil pernyataan
responden dalam penggunaan tanaman
herbal menghasilkan tanaman kunyit

PEMBAHASAN

Penyebaran dan transmisi COVID-19 Syndrome (MERS) dan Severe Acute


sangat cepat sehingga WHO (World Health Respiratory Syndrome (SARS).
Organization) menetapkan COVID-19 Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
sebagai kasus pandemi global. Coronavirus adalah penyakit jenis baru yang belum
adalah keluarga besar virus yang pernah diidentifikasi sebelumnya pada
menyebabkan penyakit dari gejala ringan manusia. Virus penyebab COVID-19
sampai berat. Ada setidaknya dua jenis dinamakan Sars-CoV-2.
coronavirus yang diketahui menyebabkan Peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi
penyakit yang dapat menimbulkan gejala di masyarakat didukung oleh proses
berat seperti Middle East Respiratory
Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Herbal sebagai Pencegah COVID-19 |6
Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi Maret 2021
Dosen Pengampu Dr. Hj Anna Yuliana, M.Si Farmasi 3D
penyebaran virus yang cepat, baik dari berkaitan dengan tingkat pengetahuan
hewan ke manusia ataupun antara manusia. masyarakat tentang penggunaan tanaman
Penularan virus SARS-CoV-2 dari hewan herbal sebagai salah satu pencegah
ke manusia utamanya disebabkan oleh COVID-19 yang ditampilkan pada Tabel.
konsumsi hewan yang terinfeksi virus Responden penelitian ini sebagian besar
tersebut sebagai sumber makanan manusia, perempuan, yaitu sejumlah 295 orang
utamanya hewan kelelawar. Proses (59,7%). Hal tersebut sejalan dengan
penularan COVID-19 kepada manusia penelitian izzatun (2020).
harus diperantarai oleh reservoir kunci
Responden penelitian ini sebagian besar
yaitu alphacoronavirus dan betacoronavirus
adalah kelompok usia produktif, yaitu umur
yang memiliki kemampuan menginfeksi
18-50 tahun, berjumlah 494 orang (92%).
manusia. Kontak yang erat dengan pasien
Hanya sedikit responden yang berusia >51
terinfeksi COVID-19 akan mempermudah
tahun (7,1%). Hal tersebut tidak sejalan
proses penularan COVID-19 antara
dengan beberapa penelitian sebelumnya
manusia.
yang meneliti pengetahuan masyarakat
Guna melawan adanya peningkatan kasus tentang COVID-19. Pada penelitian Izaza
COVID-19, maka berbagai tindakan (2020), didapatkan bahwa responden yang
preventif mutlak harus dilaksanakan, baik berusia >45 tahun berjumlah lebih sedikit
oleh pemerintah ataupun masyarakat. dibandingkan dengan responden usia
Upaya preventif sejauh ini merupakan produktif, sedangkan pada penelitian ini
praktik terbaik untuk mengurangi dampak pada usia 36-50 tahun responden cukup
pandemi COVID-19, mengingat belum tinggi. Responden paling tinggi adalah
adanya pengobatan yang dinilai efektif kelompok usia 18-25 tahun. Hal tersebut
dalam melawan virus SARS-CoV-2. Saat dapat karena penelitian ini menggunakan
ini, tidak adanya vaksin untuk SARS-CoV- kuesioner online, sehingga lebih banyak
2 yang tersedia dan telah memenuhi diakses oleh responden dalam kelompok
berbagai fase uji klinis, sehingga upaya usia produktif daripada kelompok lanjut
preventif terbaik yang dilakukan adalah usia.
dengan menghindari paparan virus dengan
Kedua, tingkat pengetahuan responden ini
didasarkan pada PHBS (Perilaku Hidup
juga dilihat dari segi pendidikan
Bersih dan Sehat).
(pekerjaan). Pekerjaan responden pada
Ada 494 responden melakukan pengisian penelitian ini sangat beragam. Beberapa
kuesioner yang tersebar. Hasil penelitian ini

Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Herbal sebagai Pencegah COVID-19 |7


Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi Maret 2021
Dosen Pengampu Dr. Hj Anna Yuliana, M.Si Farmasi 3D
pekerjaan yang terbanyak antara lain pemanfaatan lingkungan dan sumberdaya
pelajar/mahasiswa 141 orang (28,5%), alam yang tentunya memberikan manfaat
karyawan instansi swasta 131 orang untuk manusia. Hal yang temasuk dalam
(26,5%), dan lain-lain 116 orang (23,5%). pemanfaatan perkarangan yaitu dimana
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia dapat mengolah tumbuhan liar
kemungkinan pelajar/mahasiswa lebih atau tanaman yang sengaja di budidayakan.
memiliki pengetahuan tentang penggunaan Hal ini dapat disebabkan karena tanaman
tanaman herbal sebagai salah satu pencegah ataupun tumbuhan mempunyai peran dalam
COVID-19. ekosistem, antara lain yaitu dalam
pengurangan erosi, siklus hara,
Berdasarkan hasil distribusi tingkat
peningkatan infiltrasi, sebagai sumber dari
pengetahuan masyarakat tentang
plasma nutfah, sebagaii sumber dari pada
penggunaan tanaman herbal sebagai salah
obat-obatan, sebagai sumber pakan ternak
satu pencegah COVID-19, masyarakat ini
dan satwa hutan, dan manfaat- manfaat
dikategorikan memiliki pengetahuan yang
lainnya (Pertiwi et al., 2020).
baik terkait penggunaan tanaman herbal
sebagai salah satu pencegah COVID-19. Tanaman herbal adalah tumbuhan ataupun
Masyarakat mengetahui bahwa tanaman tanaman obat yang bisa digunakan untuk
herbal dapat meningkatkan kekebalan pengobatan tradisional terhadap suatu
tubuh dan mengetahui manfaat tanaman penyakit yang mempunyai kegunaan atau
herbal yang dikonsumsi. Namun pada nilai dalam suatu pengobatan. Dari sejak
penelitian ini masih terdapat masyarakat zaman dulu tanaman herbal yang sangat
yang tidak rutin mengkonsumsi tanaman berkhasiat sebagai obat ini selalu
herbal untuk menjaga daya tahan tubuh, digunakan oleh masyarakat banyak
masih sedikit masyarakat yang menanam terutama masyarakat jawa. Pengobatan
sendiri tanaman herbal yang akan secara tradisional pada seuatu penyakit-
dikonsumsi dan masih ada masyarakat yang penyakit tersebut memakai ramuan-ramuan
berasumsi bahwa tanaman herbal lebih dengan bahan dasar dari suatu tanaman dan
efektif dibandingkan obat modern. segala sesuatu yang ada di alam. Sampai
saat ini pun pengobatan menggunakan
Lingkungan merupakan sesuatu yang tidak
tanaman herbal banyak diminati oleh
bisa dipisahkan dari manusia. Lingkungan
masyarakat dikarenakan bahan-bahannya
sendiri memberikan banyak manfaat untuk
yang dapat mudah ditemukan dilingkungan
manusia yang ada didunia. Pemanfaatan
sekitar (Mulyani et al., 2016).
perkarangan ialah salah satu bagian dari

Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Herbal sebagai Pencegah COVID-19 |8


Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi Maret 2021
Dosen Pengampu Dr. Hj Anna Yuliana, M.Si Farmasi 3D
Tanaman herbal dapat digunakan sebagai system imun ini ialah Kunyit, Jahe,
pengobatan. Tanaman diramu dan Meniran, Temulawak dan Sambiloto.
disajikan sebagai pencegahan maupun Hasil penelitian ini sejalan, dimana dari
sebagai penyembuhan suatu penyakit. 494 responden, mayoritas responden
Obat tradisional adalah bahan dasar obat memiliki pengetahuan tantang
dengan meramunya yang berasal dari penggunaan tanaman herbal sebagai salah
bahan alam dan berkhasiat sebagai satu pencegah COVID-19 (89.9%).
pengobatan (Dwisatyadini, 2010). Berdasarkan hasil pada item No 1 yang
Tanaman herbal merupakan suatu menyatakan bahwa saya mengetahui
tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai tanaman ini untuk menjaga daya tahan
pengobatan pada suatu penyakit, baik itu tubuh dimasa pandemik menggunakan
tanaman yang disengaja ditanam atau tanaman herbal kunyit menghasilkan
dibudidaya ataupun juga tanaman yang responden sebesar 53,4% dan merupakan
tumbuh secara liar di lingkungan. jumlah presentase responden terbanyak
Tanaman dimanfaatkan oleh masyarakat dibandingkan tanaman herbal lainnya
banyak untuk diramu dan digunakan seperti jahe, meniran, temulawak dan
sebagai obat guna untuk penyembuhan sambiloto. Kunyit merupakan bagian
suatu penyakit. Obat tradisional ialah tanaman yang popular di Indonesia yang
ramuan obat yang berasal dari tanaman digunakan dalam pembuatan obat-obatan
yang berkhasiat sebagai obat (Harjawinata dan jamu. Dimana kunyit memiliki
et al., 2015) kandungan senyawa metabolit sekunder
Berdasarkan hasil pernyataan responden yang berfungsi sebagai antioksidan,
penelitian dalam pengetahuannya terhadap antiinflamasi, antitumor, antivirus, dan juga
tanaman-tanaman dapat menjaga sistem untuk memperkuat sistem imun (Qaiser et
imun saat pandemic seperti ini. Tanaman al., 2018). Kunyit mengandung senyawa
herbal digunakan sebagai bahan baku obat kurkumin yang dikenal sebagai
tradisional juga jamu, megkonsumsi obat imunomodulator. Kurkumin adalah
trasidisional dapat meningkatkan sistem senyawa polifenol yang diekstrak dari
kekebalan tubuh karena sifatnya yang tanaman rimpang Curcuma Longa (Famili
spesifik sebagai obat dari metabolit Zingiberaceae) kurkumin juga dikenal
sekundernya yang bersifat pencegahan sebagai pigmen warna kuning dalam kunyit
dan pengobatan pula (Pertiwi et al., 2020). yang banyak digunakan sebagai obat
Tanaman digunakan untuk peningkatkan tradisional. Hasil dari studi kimia yang

Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Herbal sebagai Pencegah COVID-19 |9


Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi Maret 2021
Dosen Pengampu Dr. Hj Anna Yuliana, M.Si Farmasi 3D
dilakukan pada serbuk simplisia kunyit dilakukan secara hati-hati agar sesuai
menunjukan bahwa didalamnya terdapat dengan dosis yang telah ditentukan.
kandungan senyawa metabolit sekunder Curcumin berkolerasi kuat dengan Herbal
diantaranya minyak lemak, minyak atsiri dan COVID-19 dalam meningkatkan
dan senyawa kurkuminoid sebagai imunitas tubuh.
kandungan yang utama yang terbagi Pada item no 2, yang menyatakan bahwa
kedalam 3 bagian diantaranya kurkumin, saya mengetahui tanaman ini untuk
bisdemetoksi kurkumin dan demetoksi mengetahui daya tahan tubuh di masa
kurkumin (Simanjuntak, 2012). Kandungan pandemic menggunakan tanaman herbal
senyawa kurkumin berkhasiat sebagai Jahe menghasilkan responden sebesar
antivirus yang bisa menghancurkan (86%). Jahe (Zingiber officinale) cukup
berbagai macam virus seperti virus popular di Indonesia sebagai tanaman
hepatitis, chikungunya, zika, HIV, rempah yang bisa dibuat menjadi obat
influenza, Herpes dan (HPV) (Das et al., tradisional. Jahe memiliki aktivitas
2020). Telah dibuktikan juga pada antioksidan sebab mengandung gingerol,
penelitian senyawa kurkumin melawan zingeron, dan shogaol yang merupakan
virus yaitu virus H1N1 dan virus H6N1 senyawa aktif non volatil. Menurut
dengan memutus virus yang melekat dan (Helmalia et al., 2019) bahwa kandungan
menghambat proses penggumpalan sel senyawa antioksidan pada jahe adalah
darah merah. Selain itu telah terbukti nortraselogenin dan metil ester, 9-
kurkumin tersebut bisa berikatan secara oktadekonik. kandungan antioksidan
langsung dengan S protein dalam Virus berfungsi sebagai menangkal radikal
SARS-CoV-2 dan ACE2 reseptor yang bebas sehingga system imun tubuh akan
bekerja menghambat penempelan virus meningkat. Rimpang pada jahe merah ini
terhadap sel inang pada manusia. Peneli mempunyai beberapa senyawa bioaktif
Penelitian terhadap besar dosis oral diantaranya adalah flavonoid,
kurkumin 150mg/kgBB pada hewan diarilterpenoid, fenilbutenoid, gingerol,
percobaan yang mengalami miokard diterpenoid, sesquiterpenoid, dan shagaol.
fibrosis (7200 mg diberikan kepada Terdapat senyawa zingiberene
manusia dengan berat 50 kg) terbukti dapat (βsesquiphellandrene, β-bisabolene),
mengakibatkan ekspresi meningkat padab zingiberol, sitral, ar-curcumene, sineol,
ACE2. Sehingga penggunaan kurkumin geraniol dan farnesence pada minyak
dalam mencegah COVID-19 harus atsiri jahe merah (Resky et al., 2021). Jahe

Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Herbal sebagai Pencegah COVID-19 | 10


Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi Maret 2021
Dosen Pengampu Dr. Hj Anna Yuliana, M.Si Farmasi 3D
merah memiliki senyawa yang berkhasiat tanaman ini untuk mengetahui daya tahan
sebagai analgesic, antioksidan, tubuh di masa pandemik menggunakan
antikanker, antiinflamasi, antibakteri, tanaman herbal Meniran menghasilkan
diuretic, antivirus, dan antijamur (Dewi & responden sebesar (12%). Meniran
Riyandari, 2020). Berdasarkan laporan (Phyllanthus niruri L.) adalah tumbuhan
dari studi kompotensial bahwa senyawa liar dari suku Euphorbiaceae terdapat di
dalam jahe merah memiliki aktivitas daerah yang memiliki iklim tropis. Di
untuk menghambat suatu virus tetmasuk negara Indonesia sendiri tumbuhan ini
virus SARS CoV – 2 Ar – curcumena, tersebar diberbagai tempat yaitu di sawah,
gingerol, geraniol, shagaol, zingiberene, pinggir jalan, depan halaman rumah
gingerenone, zingibirena yaitu bahan ataupun ditempat yang mudah ditumbuhi
utama yang aktif dalam jahe merah tanaman tersebut. Tumbuhan ini juga
sebagai ligan yang mengintetvensi ikatan memiliki kandungan senyawa golongan
S protein padavirus dan ACE2 reseptor lignan seperti phyllantin, hypophyllanthin,
pada inang sel orang (Das et al., 2020). niranthin, nirtetralin phyltetralin, seco-4-
Selanjutnya yaitu dari molecular docking hidroksilintetralin, hidroksinirantin,
senyawa gingerone memiliki enargi ikat dibenzilbutiro-lakton, nirfilin, dan
dengan S protein dan Mpro yang sudah neolignane. Yang digunakan sebagai
dibandingkan dengan senyawa lain seperti antioksidan antikanker yaitu pada akar dan
gingerol, geraniol, shagaol yang bisa daunnya, senyawanya adalah golongan
berinteraksi sama residu yang utama dan flavonoid seperti astraglin, quercetin, rutin,
tanggung jawab dansaangat domain dari quercitrin dan isoquerciitrin. Lain daripada
Mpro, sedangkan seperti shagaol, itu tumbuhan meniran ini juga mengandung
geraniol, zingerone bisa mengganggu senyawa glikosida flavonoid, flavonon,
ikatan yang terjadi yaitu S protein dan alkaloid, triterpene, tannin, saponin, asam
ACE2. Dan akhirnya bahwa jahe merah folat dan vitamin C (Nugrahani, 2014).
bisa menghambat proses salah satu infeksi Kemudian tumbuhan meniran ini dapat
virus yaitu covid - 19 pada inang sel serta berperan sebagai antihepatotoksik dan
untuk jadi obat dalam bentuk minuman dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
atau yang digunakan secara oral yang baik Kekebalan tubuh merupakan peranan
(Ahkam et al., 2020) penting untuk melakukan aktivitas fisik
yang maksimal, jika kekebalan tubuh
Selanjutnya pada item nomor 3, yang
berkurang maka kondisi tubuh pun akan
menyatakan bahwa yang mengetahui

Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Herbal sebagai Pencegah COVID-19 | 11


Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi Maret 2021
Dosen Pengampu Dr. Hj Anna Yuliana, M.Si Farmasi 3D
melemah. Pada tumbuhan meniran setelah rimpangnya. Tumbuhan ini secara empiris
diidentifikasi dapat memiliki aktivitas penggunaanya sebagai obat tunggal
sebagai antivirus dalam HIV, Hepatitis maupun campuran. Temulawak (Curcuma
B/C, dan lain-lain, sehingga hal tersebut xanthorriza Roxb) memiliki beberapa
dapat diduga berpotensi mencegah infeksi manfaat salah satunya sebagai
virus SARS-Cov-2 (Anggraeni et al., peningkatan imunitas, rimpang temulawak
2021). Berdasarkan hasil strategi dalam itu sendiri terdapat senyawa kurkumin dan
penemuan molekul diketahui bahwa minyak atsiri sebagai antikanker juga
senyawa quercetin quercitrin memiliki antibakteri (Das et al., 2020). Senyawa
kemampuan untuk berikatan dengan Mpro Kurkumin pada temulawak diduga
dari SARS-CoV-2, dapat dijadikan memiliki aktivitas dapat melawan
inhibitor terhadap Mpro dari SARS-Cov-2 berbagai macam virus dimana virusnya
juga dapat digunakan sebagai obat untuk terdiri dari virus influenza, HIV,
melawan virus Covid-19. Dosis pada cikungunyah, herpes dan virus zika (Dewi
manusia berbeda-beda tergantung dengan & Riyandari, 2020) Senyawa kurkumin
penyakitnya. Dalam penggunaan dosis juga mampu menghindari terjadinya badai
dewasa 18 tahun ke atas yaitu 26 ml ekstrak sitokin dari pengendalian sitokin
pekat meniran untuk dosis harian yang inflamator sehingga dapat meningkatkan
diminum 2 sampai 3 kali per hari, atau 1 daya tahan tubuh (Ketut et al., 2020). Juga
sampai 3 gelas pada air hasil rebusan pada kurkumin dapat menghambat
meniran. Pada tumbuhan ini, memiliki efek pelekatan virus pada sel inang dengan
samping jika dikonsumsi secara berlebih, berikatan secara langsung pada S protein
diantaranya dapat menyebabkan dari virus dan ACE2 reseptor, dari hasil
pendarahan, keguguran dan bersifat sedatif studi komputasi dengan simulasi (Jena et
(Dewi & Riyandari, 2020). al., 2020). Dari hal tersebut dapat
dibuktikan bahwa penelitian ini sejalan,
Pada item nomor 4, yang menyatakan
yang mana tanaman temulawak memiliki
bahwa saya mengetahui tanaman ini untuk
urutan ketiga yang dapat meningkatkan
menjaga daya tahan tubuh dimasa
system imun dan dapat mencegah
pandemic menggunakan tanaman herbal
COVID-19.
Temulawak menghasilkan responden
sebesar (46,3%). Temulawak (Curcuma Berdasarkan hasil pada item No 5, yang
xanthorrhiza Roxb.) keluarga menyatakan bahwa saya mengetahui
Zingiberaceae dimanfaatkan pada bagian tanaman ini untuk menjaga daya tahan

Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Herbal sebagai Pencegah COVID-19 | 12


Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi Maret 2021
Dosen Pengampu Dr. Hj Anna Yuliana, M.Si Farmasi 3D
tubuh dimasa pandemik menggunakan selain senyawa diterpen lakton, aktivitas
tanaman herbal sambiloto menghasilkan farmakologis herba ini juga disebabkan
responden sebesar 15,3% dan memiliki oleh senyawa fenolik dan flavonoid yang
jumlah presentase responden terkecil kedua dikandungnya. Maka dari itu respon
dibandingkan tanaman herbal lainnya peminatnya lebih sedikit dibanding dengan
seperti jahe, meniran, temulawak dan tanaman yang memiliki efek
kunyit. Sambiloto termasuk dalam marga imunomodulator seperti kunyit, jahe,
Andrographis dan suku Acanthaceae. Nama temulawak dan yang lainnya (P K, 2003)
ilmiah tanaman obat sambiloto adalah Sambiloto juga menunjukkan efek
Andrographis paniculata (Burm. f.) imunstimulan yang ditunjukkan dengan
Wall.ex Nees (Isbaniah & D, 2020). kemampuan meningkatkan proliferasi
Kandungan kimia simplisia sambiloto limfosit dan produksi interleukin -2 secara
meliputi terpenoid lakton yang meliputi 61 in vitro. Andrografolid juga dilaporkan
andrografolida, deoksiandrografolida, 11, meningkatkan proliferasi lmfosit dan
12- didehidro-14-deoksiandrografolida, fagositosis makrofag. Ekstrak etanolik dan
neoandrografolida, andrographisida, isolat andrografolid dilaporkan dapat
deoksiandrographisida dan andropanosida. meningkatkan produksi antibodi. Namun
Dengan senyawa identitas andrografolida demikian, bila digunakan pada dosi tinggi
(Badan Pengawas Obat dan Makanan (1000mg/kgBB) ekstrak air sambiloto dapat
Republik Indonesia, 2020). Sambiloto juga menimbulkan reaksi autoimun (Badan
mengandung senyawa kimia alkaloid, Pengawas Obat dan Makanan Republik
flavonoid, karbohidrat, saponin, resin, Indonesia, 2020). Dari pembahasan
steroid, tanin juga glikosida (Agrawal & mengenai sambiloto ini dapat diambil
Pandey, 2019). Ciri khas tanaman ini pokok bahasan yaitu sambiloto dapat
adalah memiliki rasa pahit, begitu pahitnya dijadikan alternative dalam penanganan
hingga di Malaysia dikenal sebagai pengobatan penyakit covid-19, tetapi
Hempedu bumi dan King of bitter. dikarenakan rasanya yang pahit maka
Penyebab rasa pahit ini adalah kandungan kurang popular dikalangan masyarakat
kimia utama berupa senyawa golongan terbukti dengan persen nya terkecil kedua
diterpen lakton yang meliputi yaitu 15,3 %.
andrografolid, deoksiandrografolid,
neoandrografolid dan andrografisid.
SIMPULAN
Beberapa penelitian melaporkan bahwa
Pengetahuan Masyarakat dalam

Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Herbal sebagai Pencegah COVID-19 | 13


Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi Maret 2021
Dosen Pengampu Dr. Hj Anna Yuliana, M.Si Farmasi 3D
menggunakan tanaman herbal sebagai CoV2 protein. Berkala Penelitian
pencegahan COVID-19 dinilai memiliki Hayati, 25(2), 52–57.
pengetahuan yang baik terkait dalam https://doi.org/10.23869/bphjbr.25.2.2
peningkatkan imunitas juga 0207
menghasilkan penggunaan tanaman Anggraeni, A. D., Jamil, A. S., & Rofida,
herbal lebih efektif dalam meningkatkan S. (2021). AGEN PENINGKATAN
imunitas dibandingkan obat modern. Di IMUNITAS TUBUH DALAM
samping itu masyarakat lebih banyak MELAWAN COVID-19 DI SURAT
menggunakan tanaman Jahe dibanding KABAR ONLINE. 8(2), 207–226.
Kunyit, Temulawak, Sambiloto dan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Meniran sebagai peningkatan imunitas Republik Indonesia. (2020). Pedoman
tubuhnya. Sehendaknya dengan Penggunaan Herbal dan Suplemen
pengetahuan yang dimiliki masyarakat Kesehatan dalam Menghadapi
diharapkan untuk lebih rutin COVID-19 di Indonesia (1st ed.).
menggunakan tanaman herbal sebagai BPOM.
peningkatan imunitas.
Builders, P. F. (2020). Introductory
Chapter: Introduction To Herbal
DAFTAR PUSTAKA Medicine. Intech Open. In Intech (Vol.
Agrawal, D. R. C., & Pandey, P. (2019). 32).
SCREENING OF Andrographis Das, M., Banerji, A., Cheemalapati, V. N.,
Paniculata EXTRACT FOR & ... (2020). Antiviral Activity of
ANTIOXIDANT AND GENOTOXIC Indian Medicinal Plants: Prventive
ACTIVITIES. International Journal Measures for Covid-19. Journal of
of Research -GRANTHAALAYAH, Global …, 09(5), 7307–7319.
7(6), 132–142. https://www.mutagens.co.in/jgb/vol.09
https://doi.org/10.29121/granthaalayah /05/090503.pdf
.v7.i6.2019.780 Dewi, Y. K., & Riyandari, B. A. (2020).
Ahkam, A. H., Hermanto, F. E., Alamsyah, Potensi Tanaman Lokal sebagai
A., Aliyyah, I. H., & Fatchiyah, F. Tanaman Obat dalam Menghambat
(2020). Virtual prediction of antiviral Penyebaran COVID-19. Jurnal
potential of ginger (Zingiber Pharmascience, 7(2), 112.
officinale) bioactive compounds https://doi.org/10.20527/jps.v7i2.8793
against spike and MPro of SARS-

Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Herbal sebagai Pencegah COVID-19 | 14


Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi Maret 2021
Dosen Pengampu Dr. Hj Anna Yuliana, M.Si Farmasi 3D
Dwisatyadini, M. (2010). Pemanfaatan https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-
tanaman obat untuk pencegah an dan 22057/v1
pengo batan penyakit degeneratif. Ketut, S., Suryanti, P. E., Saitya, I. B. S.,
Optimalisasi Peran Sains Dan Komang, S., Arimbawa, Ekaningtyas,
Teknologi Untuk Mewujudkan Smart N. L. D., Gede, S., Dwipayana, A. A.
City, 237–270. P., Wayan, R., Wiguna, I. B. A. A.,
Harjawinata, M. B., Hardhienata, S., & Nerta, I. M. P. I. W., Armini, I. A. A.,
Qur’ania, A. (2015). Aplikasi Laksana, G. H. A. S. A. A. P.,
Pencocokan Jenis Tanaman Obat Sukanteri, G. A. J. N. N. P., &
Berdasarkan Penyakit Berbasis WEB. Suryana, I. M. (2020). COVID-19;
3(3). Perspektif Agama dan Kesehatan (1st
https://jom.unpak.ac.id/index.php/ilko ed.). Yayasan Kita Menulis.
m/article/view/385 Mulyani, H., Widyastuti, S. H., & Ekowati,
Helmalia, A. W., Putrid, P., & Dirpan, A. V. I. (2016). TUMBUHAN HERBAL
(2019). Potensi Rempah-Rempah SEBAGAI JAMU PENGOBATAN
Tradisional Sebagai Sumber TRADISIONAL TERHADAP
Antioksidan Alami Untuk Bahan Baku PENYAKIT DALAM SERAT
Pangan Fungsional). Canrea Journal: PRIMBON JAMPI JAWI JILID I.
Food Technology, Nutritions, and 21(2), 73–91.
Culinary Journal, 2(1), 26–31. Nugrahani, septhi santika. (2014). Analisis
https://doi.org/10.20956/canrea.v2i1.1 Perbandingan Efektifitas Ekstrak
13 Akar, Batang, Dan Daun Herba
Isbaniah, & D, F. (2020). Pedoman Meniran Dalam Menurunkan Kadar
Pencegahan dan Pengendalian Glukosa Darah Mencit. Unnes
Coronavirus Disease (COVID-19). Journal of Public Health, 2(1).
Jena, A., Kanungo, N., Nayak, V., Chainy, https://doi.org/10.15294/ujph.v2i1.304
G. B. N., & Dandapat, J. (2020). 0
Catechin and Curcumin interact with P K, S. (2003). Antimicrobial activity of
corona (2019-nCoV/SARS-CoV2) Andrographis paniculata. 74, 692–
viral S protein and ACE2 of human 694.
cell membrane: insights from Pal, S. K., & Shukla, Y. (2003). Herbal
Computational study and implication medicine: Current status and the
for intervention. 1–19. future. Asian Pacific Journal of
Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Herbal sebagai Pencegah COVID-19 | 15
Mata Kuliah Bioteknologi Farmasi Maret 2021
Dosen Pengampu Dr. Hj Anna Yuliana, M.Si Farmasi 3D
Cancer Prevention, 4(4), 281–288.
Pertiwi, R., Notriawan, D., & Wibowo, R.
H. (2020). Pemanfaatan Tanaman
Obat Keluarga (TOGA) Meningkatkan
Imunitas Tubuh sebagai Pencegahan
COVID-19. Dharma Raflesia : Jurnal
Ilmiah Pengembangan Dan
Penerapan IPTEKS, 18(2), 110–118.
https://doi.org/10.33369/dr.v18i2.1266
5
Qaiser, D., Srivastava, A., & Qaiser, A.
(2018). Anticancer Herbs for
Improving the Quality of Life.
International Annals of Science, 5(1),
1–11.
https://doi.org/10.21467/ias.5.1.1-11
Resky, R., Aulia, N., & Batara, A. (2021).
Potensi Rempah-Rempah sebagai
Minuman Fungsional Sumber
Antioksidan dalamMenghadapi
Pandemi Covid-19. 3(1), 30–42.
Simanjuntak, P. (2012). Sudi Kimia dan
Farmakologi Tanaman Kunyit
(Curcuma longa L) Sebagai
Tumbuhan Obat Serbaguna. Agrium,
17(2), 103–108.

Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Herbal sebagai Pencegah COVID-19 | 16

Anda mungkin juga menyukai