Anda di halaman 1dari 65

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

D DENGAN SALAH SATU


ANGGOTA KELUARGA MENDERITA GASTRITIS
DI RT 09 / RW 02 DESA SEGARAN
KECAMATAN WATES
KABUPATEN KEDIRI

Dosen pembimbing : Kili Astaranii, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh:
WIDYA WATI
NIM. 01.3.20.00465

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI


PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA STRATA I
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : WIDYA WATI


NIM : 01.3.20.00465
JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. D DENGAN
SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA
GASTRITIS DI RT 09 / RW 02 DESA SEGARAN KECAMATAN
WATES KABUPATEN KEDIRI

Pembimbing, Kediri, 10 Februari 2021


Keperawatan Keluarga Mahasiswa

Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep Widya Wati

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan keluarga
yang berjudul “PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN KELUARGA
DI DESA SEGARAN KECAMATAN WATES KABUPATEN KEDIRI”.
Laporan asuhan keperawatan keluarga ini merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar profesi Ners (Ns) di STIKES Rs. Baptis Kediri.

Bersama dengan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada :
1. Selvia David Richard, S.Kep.,Ners., M.Kep selaku Ketua Stikes Rs. Baptis
Kediri yang telah memberikan fasilitas dalam menyelesaikan kegiatan
Keluarga.
2. Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi yang telah
memberikan fasilitas dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas keluarga
ini.
3. Erva Elli Kristanti, S.Kep., Ns., M.Kep selaku sekretarisProgram Studi
Profesi Ners, Selaku PJMK Keperawatan Keluarga yang telah
memberikan fasilitas dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas keluarga
ini.
4. Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing yang telah
memberikan fasilitas, bimbingan dan kesempatan untuk menyelesaikan
tugas keluarga ini.

Semoga Tuhan membalas Budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan tugas keluarga ini.

Kediri, 10 Februari 2021


Mahasiswa

Widya Wati
DAFTAR ISI

Lembar Judul ..........................................................................................................i


Lembar Pengesahan ...............................................................................................ii
Kata Pengantar ......................................................................................................iii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
Daftar Lampiran .....................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................1
1.2.1 Tujuan Umum ...................................................................................1
1.2.2 Tujuan Khusus ..................................................................................1
1.3 Manfaat ................................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan...........................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4
2.1 Konsep Dasar Keperawatan Keluarga..................................................4
2.1.1 Definisi Keperawatan Keluarga ........................................................4
2.1.2 Tujuan Keperawatan Keluarga...........................................................4
2.1.3 Sasaran Keperawatan Keluarga ........................................................5
2.1.4 Strategi Keperawatan Keluarga ........................................................6
2.1.5 Falsafah Keperawatan Keluarga .......................................................8
2.3 Konsep Dasar Gastritis.........................................................................10
2.3.1 Pengertian Gastritis...........................................................................10
2.3.2 Tanda dan Gejala Gastritis................................................................10
2.3.3 Komplikasi Gastritis.........................................................................10
2.3.4 Pencegahan Gastritis.........................................................................11
2.4 Proses Asuhan Keperawatan Keluarga ................................................8
2.4.1 Definisi Proses Keperawatan Keluarga .............................................8
2.4.2 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Keluarga .......................................9
2.4.3 Langkah – langkah Keperawatan Keluarga ......................................9
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...........................................16
3.1 Pengkajian............................................................................................16
3.2 Diagnosis Keperawatan .......................................................................36
3.3Perencanaan..........................................................................................38
3.4 Pelaksanaan .........................................................................................48
3.5 Evaluasi................................................................................................50
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan..........................................................................................51
4.2 Saran.....................................................................................................51
Daftar Pustaka .......................................................................................................52
Lampiran ...............................................................................................................54
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SAP...............................................................................................56
Lampiran 2 Leaflet...........................................................................................62
Lampiran 3 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan.............................................65
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gastritis adalah suatu kondisi dimana lapisan kulit dalam lambung meradang atau
membengkak. Gastritis atau juga disebut radang lambung, dapat muncul secara mendadak
(gastritis akut) atau berlangsung dalam waktu yang lama (gastritis kronis). Gastritis
merupakan penyakit yang sering kali kita jumpai dalam masyarakat. Pada orang awam,
biasa menyebut penyakit ini dengan sebutan penyakit maag. Gastritis adalah suatu
peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, maupun lokal, dua jenis gastritis
yang umum terjadi adalah gastritis akut dan kronis (Margareth dkk, 2012). Saat ini
indonesia telah menghadapi masalah dengan semakin modernnya zaman mengakibatkan
semakin banyak penyakit yang muncul dari perubahan gaya hidup manusia. Disamping
itu peningkatan usia harapan hidup sejalan dengan perbaikan sosio-ekonomi dan
pelayanan kesehatan , juga ikut berperan melalui peningkatan pravelensi penyakit
degenerative. Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang
paling sering terjadi. (Gustin,2011).
Salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang digunakan bagi makhluk hidup
sebagai penyimpan makanan yaitu lambung. Fungsi lambung bagi tubuh yang paling
utama adalah sebagai menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka
waktu pendek, semua makanan dicairkan dan dicampurkan dengan asam lambung dan
dengan cara ini disiapkan untuk dicerna oleh usus (Perry & Potter, 2009).
Gastritis akut adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan
erosi pada bagian superfisial. Penyebabnya dari infeksi Helicobacter Pylori, bakteri yang
masuk akan memproteksi dirinya dengan lapisan mucus. Proteksi lapisan ini akan
menutupi mukosa lambung dan melindungi dari asam lambung. Penetrasi atau daya
tembus bakteri ke lapisan mukosa menyebabkan terjadinya perlengketan sehingga 2
menghasilkan respon peradangan. Sedangkan gastritis kronik merupakan suatu
peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun (Muttaqin &Sari, 2011).
Nyeri ulu hati merupakan salah satu tanda gejala yang khas pada penderita gastritis.
Definisi nyeri secara umum merupakan perasaan tidak nyaman yang sangat subyektif dan
hanya yang mengalami dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut. Nyeri di
bagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.Nyeri akut biasanya berlangsung tidak
lebih dari 3 bulan dan nyeri kronis berlangsung lebih dari 3 bulan. (Mubarak et al., 2015).
Nyeri pada gastritis timbul karena pengikisan mukosa yang dapat menyebabkan
kenaikan mediator kimia seperti prostaglandin dan histamine pada lambung yang ikut
berperan dalam merangsang reseptor nyeri.(Sukarmin, 2012).
Menurut World Health Organization (WHO 2013), kejadian gastritis di dunia, adalah
22% di Inggris, 31% di China, 14,5% di Jepang, 35% di Kanada, dan 29,5% di Perancis.
Di asia tenggara sekitar 583.635 dari juml tahunnya. Gastritis biasanya dianggap sebagai
suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat
menyusahkan seseorang. Presentase dari angka kejadian gastritis di indonesia menurut
WHO adalah 40,8% dan angka kejadian gastritis di beberapa daerah di indonesia cukup
tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk (Kurnia, 2011).
Gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat
inap di rumah sakit di indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Depkes, 2013).
Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan
prevalensi 274,396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. Didapatkan data bahwa di
Kota Samarinda angka kejadian gastritis sebesar 13,12%. (Profil Kesehatan, 2013).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat studi kasus asuhan
keperawatan pada tn.s dengan kasus nyeri akut gastritis di ruang sedap malam Rumah
Sakit Nasrul Ummah Lamonganah penduduk setiap tahunnya. Gastritis biasanya
dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal dari sebuah
penyakit yang dapat menyusahkan seseorang. Presentase dari angka kejadian gastritis di
indonesia menurut WHO adalah 40,8% dan angka kejadian gastritis di beberapa daerah di
indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk
(Kurnia, 2011). Gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada
pasien rawat inap di rumah sakit di indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%)
(Depkes, 2013). Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi
dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. Didapatkan data
bahwa di Kota Samarinda angka kejadian gastritis sebesar 13,12%.(Profil Kesehatan,
2013). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat studi kasus
asuhan keperawatan pada Tn. D dengan kasus nyeri akut gastritis di Desa Segaran
Kecamatan Wates Kabupaten Kediri
1.2 Batasan Penulisan
Dalam penulisan laporan, penulis membatasi ruang lingkup dalam asuhan
keperawatan pada keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami gastritis. Penulis
melakukan asuhan keperawatan keluarga pada masalah yaitu “ Gastritis” selama 2x24
jam.
1.3 Tujuan penyusunan laporan
1.3.1 Tujuan umum
Penulis mampu menerapkan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.P dengan anggota kelurga
menderita gastritis di Desa Plaosan Kecamatan Wates
1.3.2 Tujuan khusus
1) Penulis mampu menjelaskan pengertian gastritis pada anggota keluarga
2) Penulis mampu emnjelaskan faktor resiko timbulnya gastritis dan menyebutkan tanda dan
gejala gastritis
3) Penulis mampu menjelaskan pola makan yang harus diterapkan penderita gastritis
4) Penulis mampu menjelaskan penatalaksanaan perawatan gastritis pada keluarga
5) Penulis mampu menjelaskan cara mengatur lingkungan untuk penderita gastritis
1.4 Manfaat penulisan
1.4.1 Bagi Pelayanan Kesehatan Puskesmas
1) Dapat digunakan sebagai contoh dalam meningkatkan program keperawatan keluarga
dengan Gastritis.
2) Karya ilmiah ini diharapkan sebagai contoh untuk dijadikan pemikiran untuk pihak
puskesmas dalam mengatasi nyeri akut pada kasus gastritis.
1.4.2 Bagi Masyarakat
1) Dapat memberikan informasi tentang perawatan atau tindakan pada pasien dengan
masalah gastritis.
2) Dapat mencegah terjadinya kekambuhan yang mengakibatkan komplikasi dari gastritis .
1.4.3 Bagi pengembang Ilmu Keperawatan.
Untuk memberikan refrensi tentang penanganan pada pasien gastritis.

1.5 Metode dan Sistematika Penulisan


1.5.1 Metode penulisan
Dalam penyusunan penulisan laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian prioritas masalah,
perencanaan, penatalaksanaan,evaluasi dengan teknik penulisan yang digunakan antara
lain:
1) Wawancara
Wawancara merupakan pembicraan yang dilakukan bertatap muka. Wawancara untuk
memperoleh data dapat dilakukan secara formal yaitu pada saat melakukan pengambilan
riwayat kesehatan keluarga. Wawancara informal yaitu pada saat melakukan
implementasi keperawatan yang memungkinkan keluarga memberikan informasi tenteng
permasalahan kesehtan yang mungkin ada.
2) Observesi
Pengamatan yang dilakukkan terhadap keluarga baik secra langsung maupun tidak
langsung untuk memperoleh data, dimana penulis ikut serta memberikan asuhan
keperawatan keluarga melalui pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
3) Metode
Menggunakan metode deskriptif yaitu tipe studi kasus dimana penulis mengambil salah
satu keluarga untuk diberikan asuhan keperawatan. Dalam pengumpulan data metode
yang digunakan yaitu: wawancara, observasi, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1.5.2 Sistematika penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai laporan ini, maka penulis
menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari empat BAB yaitu:
BAB I :
Berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang batasan masalah, tujuan penyusunan
laporan, metode dan sistematika penulisan
BAB II :
Berisi tentang tinjauan teori yang meliputi konsep keluarga, konsep teori kasus gastritis,
dan konsep asuhan keperawatan
BAB III :
Berisi tentang tinjauan kasus yang meliputi diagnosa keperawatan, intervensi keperawtan,
implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan
BAB IV :
Berisi kesimpulaan dan sran di sertai dnegan lampiran – lampi
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


2.1.1. Pengertian
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu sama lain (Logans, 2013). Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri
dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya (BKKBN,
2015).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (DepKes RI, 2012). Keluarga
adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa
kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota
keluarga dan masyarakat serta lingkungannya (BKKBN, 2011).
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubunagn melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan (WHO, 2013)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus-
menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan
mempunyai antara satu orang dengan orang yang lainnya (Johnsons, 2016).
2.1.2. Ciri – Ciri Keluarga
Menurut Stanhope dan Lancaster (2014)
1. Diikat dalam suatu tali perkawinan
2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggota
5. Ada pengambilan keputusan
6. Kerjasama diantara anggota keluarga
7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8. Tinggal dalam satu rumah
2.1.3. Tipe Keluarga
1) Tradisional
a. Nuclear family adalah keluarga yang terdiri ayah, ibu dan anak yang diperoleh
dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Extended family adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih
mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi)
2) Non Tradisional
a. Tradisional nuclear adalah keluarga inti tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh
sanksi – sanksi legak dalam satu ikatan perkawinan.
b. Reconstituted Nuclearadalah pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan
anak – anaknya.
c. Middle age/ Aging couple adalah Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
d. Dyadic nuclear adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah
cerai atau kehilangan pasangannya.
e. Single parent adalah Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah atau ibu)
dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
f. Dual carrieryaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
g. Commuter married yaitu kedua orangtua bekerja di kota yang berbeda, tetapi
salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orangtua yang bekerja di luar
kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat “weekend” atau waktu –
waktu tertentu.
h. Single adult yaitu keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri
karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati).
i. Three generation yaitu tiga geberasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
j. Institusional yatitu anak – anak atau orang – orang dewasa tinggal dalam satu
panti – panti.
k. Comunal yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
l. Group marriage yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya
didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain
dan semua adalah orang tua dari anak - anak
m. Unmaried parent and child adalah ibu dan anak dimana perkawinan tidak
dikehendaki, anaknya diadopsi.
n. Cohibing couple adalah Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan
pernikahan karena beberapa alasan tertentu.
o. Gay and lesbian family adalah keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang
berjenis kelamin sama .(Setiadi, 2013)
2.1.4. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2015) struktur keluarga terdiri atas :
1. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti :
sender, channel-media, message, environment dan receiver.
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapakn sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
Perilaku peran :
a. Peranan ayah : pancari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak : melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
3. Struktur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku oranglain ke arah
positif.
Tipe struktur kekuatan :
1) Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orangtua terhadap
anak)
2) Referent power (seseorang yang ditiru)
3) Resource or expert power (pendapat ahli)
4) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima)
5) Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
6) Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
7) Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih
misalnya hubungan seksual)
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam
pengambilan keputusan dalam keluarga seperti :
1) Konsensus
2) Tawar menawar atau akomodasi
3) Kompromi atau de facto
4) Paksaan
4. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat
berdasarkan system nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola
perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah.
2.1.5. Fungsi Keluarga
Friedman (2014) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan
keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga
untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara
anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan dan
penggunaan sumber dari internal maupun eksternal.
Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga
memerlukan dukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila dukungan
tersebut tidak didapatkan maka akan manimbulkan konsekuensi emosional seperti
marah, depresi dan perilaku yang menyimpang.
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi
komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikassi tersebut akan
mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) adalah :
1. Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam
membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap dan mekanisme
koping, memberikan feedback dan memberikan petunjuk dalam pemecahan
masalah.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan
keturunan.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di
masyarakat
5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
Keluarga mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi.
Fungsi keluarga menurut BKKBN (2014) :
1). Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga
yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
2). Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
3). Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian di antara anggota keluarga
4). Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
5). Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memelihara dan merawat anggota keluarga
6). Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang baik
7). Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghassilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga
di masa datang
8). Fungsi pembinaan lingkungan
Fungsi keluarga dengan usila :
Fungsi keluarga harus dimodifikasi untuk mengetahui kebutuhan yang spesifik
pada usila dan memfokuskan pada :
1) Memperhatikan kebutuhan fisik secara penuh
2) Memberikan kenyamanan dan support
3) Mempertahankan hubungan dengan keluarga dan masyarakat
4) Menanamkan perasaan pengertian hidupManajemen krisis
2.1.6. Tugas Kesehatan Keluarga
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas
dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Freedman (2010)
membagi 5 tugas keluarga dalam kesehatan yang harus dilakukan yairu :
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untukmelakukan tindakan yang tepat bagi keluarga
3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau tidak dapat membantu
dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbal balik baik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada). (Setiadi, 2013)
2.1.7. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall (2008) yaitu :
a. Keluarga baru (berganning family)
Pasanganbaru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan
keluarga tahap ini antara lain :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua
6) Memahami parental care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang
tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (child bearing)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran. Interaksi, seksual dan kegiatan).
2) Mempertahankan hubngan yang memuaskan dengan pasanagan.
3) Membagi peran dan tanggung jawab.
4) Bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5) Konseling KB post partum 6 minggu
6) Menata ruang untuk anak.
7) Biaya / dana child bearing
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah
(sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya
d. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Membantu sosialisai anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.
2) Mendorong anka untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3) Menyediakan aktifitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktifitas komuniti denga mengikutsertakan anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja
2) Memelihara komunikasi terbuka
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga
4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada
dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.
g. Keluarga usia pertengahan (Midle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebeasan dalam mengelola minat sosial dan
waktu santai
2) Memulihkan hubungan atara generasi muda tua
3) Keakraban dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan keluarga
5) Persiapan masa tua/pensiun
h. Keluarga lanjut usia
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan merubah cara hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasanagn dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.
2.1.8. Peran Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan
pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat.
Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan
dengan cara meningkatkan keluarga. Peran perawat dalam melakukan perawatan
kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:
1. Pendidik, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi
perilkau sehat.
2. Koordinator, berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluarag baik
secara berkelompok maupun individu.
3. Pelaksana, memberikan pelayanan pada anggota keluarag yang sakit, dengan
memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
4. Konsultan, yaitu berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan
keperawatan dasar dalam keluarga.
5. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah
dijangkau oleh keluarga dan membantu mencariakn jalan pemecahannya.
2.1.9. Tanggung Jawab Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keluarga
Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah mempunyai
tanggung jawab yang meliputi :
1) Memberikan pelayanan secara langsung
Pelayanan keperawatan dapat meliputi pengakajian fisik atau psikososial,
menunjukkan pemberian tindakan secara trampil dan memberikan intervensi.
Kerjasama dari klien dan keluarga serta pemberi perawatan utama di keluarga
dalam perencanaan sangaat penting untuk menjaga kesinambungan perawatan
selama perawat tidak ada di rumah. Perawat hanya memberikan perawata dalam
waktu yang terbatas. Perawatan yang dilakukan di rumah lebih merupakan
tanggung jawab dari keluarga dari pada perawat. Oleh karena itu pendidikan
kesehatan menjadi intervensi yang utama dalam perawatan di rumah.
2) Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat penting
untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang
dialaminya.
3) Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para professional lain
dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Focus peran perawat yang yang
menjadi manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan,
menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara untuk mememuhi
kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang disusun.
4) Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama periode
waktu tertentut sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu perawatan yang
dilakukan di rumah.
5) Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini adalah peran
perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan masalah
pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.
2.1.10 Asuhan Keperawatan Keluarga
2.1.11 Pengkajian
Asuhan keperawatan keluarga meupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga.
1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara
terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal – hal yang dikaji
dalam keluarga adalah :
1) Data umum :
(1) Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala
keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan
dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing – masing anggota
keluarga serta genogram.
(2) Type keluarga.
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang
terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.
(3) Suku bangsa.
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku
bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
(4) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
(5) Status sosial ekonomi keluarga
Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh
keluarga serta barang – barang yang dimiliki oleh keluarga.
(6) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama – sama
untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
(1) Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti.
(2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan bagaimana
tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
(3) Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing –
masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.
3) Pengkajian lingkungan
(1) Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan perabotan rumah,
dan denah rumah.
(2) Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan keluarga
setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan
penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.
(3) Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan
dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
(4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan mengenai
waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga
yang ada.
(5) Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk sistem pendukung adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan masyarakat setempat.
4) Struktur keluarga
(1) Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar
anggota keluarga.
(2) Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
(3) Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg – masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
(4) Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut
keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.
5) Fungsi keluarga
(1) Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
(2) Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau hubungan dalam keluarga dan
sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku.
(3) Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga
mengenai sehat – sakit, kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas
perawatan keluarga yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan : sejauh mana keluarga mengenal
fakta – fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan gejala,
penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat :
sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah
masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan akibat
dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan,
dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga
kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi
masalah.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana keluarga
mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber – sumber yang ada dalamn
keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik,
psikososial), mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauh mana
mengetahui sumber – sumbver keluarga yang dimiliki, keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan
kekompakan antar anggota keluarga.
e. Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat :
apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami
keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga
terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh
keluarga.
(4) Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota
keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
(5) Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.
6) Stres dan koping keluarga
(1) Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang memerlukan
penyelesaian lebih dari 6 bulan.
(2) Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau stressor. Mengkaji
sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
(3) Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang digunakan keluarga
bila menghadapi permasalahan.
(4) Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
7) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
8) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
2.1.12 Perumusan diagnosis keperawatan keluarga
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan
pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
(1) Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan.
(2) Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
(3) Potensial (keadaan sejahtera atau “wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan.
Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa
keperawatan. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas.
Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga
KRITERIA SKORE BOBOT
Sifat Masalah 3 : Tidak/kurang sehat
2 : Ancaman kesehatan 1
1 : Keadaan Sejahtera
Kemungkinan Masalah 2 : Mudah
KRITERIA SKORE BOBOT
yang dapat di ubah 1 : Sebagian 2
0 : tidak dapat

Potensial Masalah untuk 3 : Tinggi


dicegah 2 : Cukup 1
1 : Rendah
Menonjolnya Masalah 2 : Berat, segera
ditangani 1
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : Tidak dirasakan
Total

Menurut Setiadi, 2013 daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan


NANDA 1995 adalah sebagai berikut:
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Lingkungan
1) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (higienis lingkungan)
2) Resiko terhadap cidera
3) Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)
b. Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Struktur Komunikasi
1) Komunikasi keluarga disfungsional
c. Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Struktur Peran
1) Berduka dan antisipasi
2) Berduka disfungsional
3) Isolasi sosial
4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya otrang yang sakit terhadap
keluarga)
5) Potensial peningkatan menjadi orang tua
6) Perubahan menjadi orang tua (krisis menjadi orang tua)
7) Perubahan penampilan peran
8) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
9) Gangguan citra tubuh
d. Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Fungsi Afektif
1) Perubahan proses keluarga
2) Perubahan menjadi orang tua
3) Potensial peningkatan menjadi orang tua
4) Berduka yang diantisipasi
5) Koping keluarga tidak efektif, menurun
6) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
7) Resiko terhadap tindakan kekerasan
e. Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Fungsi Sosial
1) Perubahan proses keluarga
2) Perilaku mencari bantuan kesehatan
3) Konflik peran orang tua
4) Perubahan menjadi orang tua
5) Potensial peningkatan menjadi orang tua
6) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
7) Perubahan pemeliharaan kesehatan
8) Kurang pengetahuan
9) Isolasi sosial
10) Kerusakan interaksi sosial
11) Resiko terhadap tindakan kekerasan
12) Ketidakpatuhan
13) Gangguan identitas pribadi
f. Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Perubahan pemeliharaan kesehatan
2) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan
3) Perilaku mencari pertolongan kesehatan
4) Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga
5) Resiko terhadap penularan penyakit
g. Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Koping
1) Potensial peningkatan koping keluarga
2) Koping keluarga tidak efektif, menurun
3) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
4) Resiko terhadap tindakan kekerasan
2.1.13 Perencanaan keperawatan keluarga.
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang mencakup
tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan Kriteria dan Standar.
Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan
dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
(1) Tahapan tindakan keperawatan keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal – hal dibawah ini :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi, mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat
terhadap masalah.
b. Menstimulais keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber
– sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap
tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan
cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada
di rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan
menjadi sehat dengan cara menemukan sumber – sumber yang dapat digunakan
keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan
cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga dan
membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
2.1.14 Tahap evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang
sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu
kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai
dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara
formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama
proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

2.2 KONSEP GASTRITIS.


2.2.1 Definisi
Gastritis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan erosi pada bagian superficial
Bakteri
(Muttaqin, 2013).
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastrits yang
sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis atrofik kronis (Nurarif,
2016).

1.1.1 Etiologi
Banyak factor yang menyebabkan gastritis akut, seperti beberapa jenis obat,
alcohol, bakteri, virus , jamurr, stres akut, radiasi, alergi, atau intoksikasi dari
bahan makanan dan minuman garam empedu, iskemia, dan trauma langsung.
1. Obat-obatan, seperti obat anti inflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin,
ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agen kemoterapi
(mitomisin, 50-fluoro-2-deoxyuridine) salisilat, dan digitalis bersifat mengiritasi
mukosa lambung
2. Minuman beralkohol
3. Infeksi bakteri, seperti H. pylori (paling sering), H. heilmanii, streptococci,
staphylococci, proteus species, clostridium spesies, E. coli, tuberculosis, dan
secondary syphilis
4. Infeksi virus oleh sitomegalovirus
5. Infeksi jamur seperti candidiasis, hiptoplasmosis, dan phycomycosis
6. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal
nafas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dam refluks usus lambung
7. Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman
dengan kandungan kafein dan alcohol merupakan agen-agen penyebab iritasi
mukosa lambung.
8. Garam empedu, terjadi pada kondisi feluks garam empedu (komponen penting
alkali untuk aktifitas enzim-enzim gastrointestinal).
9. Iskemia, hal ini berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan mekanisme
pertahanan untuk menjaga integrasi mukosa, yang dapat menimbulkan respon
peradangan pada mukosa lambung.

1.1.2 Patofisiologis
Melekat pada epitel lambung

Menghancurkan lapisan mukosa


lambung

Menurunkan barrier lambung terhadap asam dan


pepsin

Menyebabkan difusi kembali asam lambung dan pepsin

Erosi mukosa
Inflamasi
lambung
Menurunkan tonus dan peristaltik
Nyeri epigastrium lambung

Refluk isi duodenum


Nyeri akut ke lambung

Mual

Ketidaksembangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh

1.1.3 Manifestasi klinis


1. Nyeri epigastrium
2. Mual
3. Muntah
4. Perdarahan terselubung maupun nyata
5. Dengan endoskopi terlihat mukosa lambung hyperemia dan udema
6. Mungkin ditemukan erosi dan perdarahan aktif

1.1.4 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan utnuk memeriksa adanya antibody H. pylori dalam darah. Hasil
tes yang positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada
suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukan bahwa pasien tersebut
terkena infeksi, tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang
terjadi akibat perdarahan lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan pernafasan. Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh
bakteri H.pylori atau tidak.
3. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksaan apakah terdapat H.pylori dalam feses
atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan tejadinya infeksi
pemeriksaan.
4. Endoskop saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari
sinar-X.
5. Ronsen larutan cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda
gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan
barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi
saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.

1.1.5 Komplikasi
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis,
terkaang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat menyebabkan
kematian.
2. Ulkus, jika prosesnya hebat.
3. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
1.1.6 Discharge Planning
1) Hindari minuman alkohol karena dapat mengiritasi lambung sehingga terjadi
inflamasi dan perdarahan
2) Hindari merokok karena dapat mengaggu lapisan dinding lambung sehingga lebih
mudah mengalami gastritis dan tukak/ulkus. Rokok dapat meningkatkan asam
lambung dan memperlambat penyembuhan tukak
3) Atasi stress sebaik mungkin
4) Makan makanan yang kaya akan buah dan sayur namun hindari sayur dan buah
yang sifat asam (jeruk, lemon, anggur, nanas, tomat)
5) Jangan berbaring setelah makan untuk menghindari refluks (aliran balik) asam
lambung
6) Berolahraga secara teratur untuk membantu mempercepat aliran makanan melalui
usus
7) Bila perut mudah mengalami kembung untuk sementara waktu kurangi konsumsi
makanan tinggi serat
8) Makan dalam porsi sedang tetapi sering berupa makanan lunak dan rendah lemak.
(Nurarif. 2016)
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku bangsa, agam,
tanggal MRS, nomor register dan diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Biasanya didapatkan keluhan abdomen tidak jelas seperti mual dan muntah
atau anoreksia sehingga menyebabkan pemenuhan nutrisi harian pasien
berkurang. Pada beberapa pasien didapatkan keluhan yang lebih berat seperti
nyeri epigastrium, muntah, perdarahan, dan hematemesis yang menimbulkan
manifestasi kecemasan secara individu.
3. Pengkajian riwayat penggunaan obat
Khususnya pada pasien yang menderita penyakit peradangan sendi yang
menggunakan OAINS dan pasca intervensi kemoterapi.
4. Pengkajian riwayat sanitasi lingkungan
Pengunaan air minum dan cara pengolahannya makanan perlu ditanyakan
untuk mengkaji kemungkinan infeksi H. pylori
2.1 Diagnosa Keperawatan
1. Pemeliharan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidak cukupan sumber daya
2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan

2.3 Rencana Keperawatan


A. Rencana Keperawatan
1. Difisit Pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan menemukan menemukan sumber
informasi
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia SDKI)
D.0111
Defisit pengetahuan tentang ( Spesifikan)
Kategori : Perilaku
Subkategori : Penyuluahan dan Pembelajaran
Definisi
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Penyebab
1. Keterbatasan kognitif
2. Gangguan fungsi kognitif
3. Kekeliruan mengikutu anjuran
4. Kurang terpapar informasi
5. Kurang minat dalam belajar
6. Kurang mampu mengingat
Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
Gejala dan tanda mayor
Subjektif Objektif
1. Menanyakan masalah yang dihadapi 1. Menunjukkan perilaku tidak sesuai
anjuran
2. Menunjukkan persepsi yang keliru
terhadap masalah
Gejala dan tanda minor
Subjektif Objektif
(Tidak Tersedia) 1. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
2. Menunjukkan perilaku berlebihan ( mis,
apatis,bermusuhan, agitasi, histeria )
Kondisi Klinis Terkait
1. Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien
2. Penyakit akut
3. Penyakit kronis
Keterangan 30. Manajemen proses penyakit
Diagnosis ini dispesifikkan berdasarkan
31. Manajemen sklerosis multipel
topik tertentu, yaitu: 32. Manajemen stroke
1. Gaya hidup sehat 33. Manajemen waktu
2. Keamanan diri 34. Manajemen penyakit jantung korener
3. Keamanan fisik anak 35. Medikasi
4. Kehamilan dan persalinan 36. Mekanika tubuh
5. Kesehatan maternal pasca persalinan 37. Menyusui
6. Kesehatan maternal prekonsepsi 38. Menyusui dengan botol
7. Ketrampilan psikomotorik 39. Nutrisi bayi/ anak
8. Konservasi energi 40. Pencegahan jatuh
9. Latihan toiletting 41. Pencegahan kanker
10. Manajemen arthritis rheumatoid 42. Pencegahan konsepsi
11. Manajemen asma 43. Pencegahan stroke
12. Manajemen berat badan 44. Pencegahan trombus
13. Manajemen demensia 45. Pengontrolan penggunaan zat
14. Manajemen depresi 46. Peningkatan fertilitas
15. Manajemen distritmia 47. Pern menjadi orang tua
16. Manajemen gagal jantung 48. Perawatan bayi
17. Manajemen gangguan lipid 49. Perawatan kaki
18. Manajemen gangguan makan 50. Perawtan ostomi
19. Manajemen gastritis 51. Perilaku sehat
20. Manajemen kanker 52. Program aktivitas
21. Manajemen nyeri 53. Program diet
22. Manajemen osteoporosis 54. Program latihan
23. Manajemen penyakit akut 55. Prosedur tindakan
24. Manajemen penyakit arteri perifer 56. Seks aman
25. Manajemen penyakit ginjal 57. Seksualitas
26. Manajemen penyakit jantung 58. Stimulasi bayi dan anak
27. Manajemen penyakit kronis
28. Manajemen penyakit paru obstruktif
kronis
29. Manajemen pneumonia

2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia ( SLKI)


Tingkat Pengetahuan L.12111
Definisi
Kecukupan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu
Ekspetasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningkat
Perilaku sesuai 1 2 3 4 5
anjuran
Verbelisasi minat 1 2 3 4 5
dalam belajar
Kemampuan 1 2 3 4 5
menjelaskan
pengetahuan tentang
suatu topik
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningkat
Kemampuan 1 2 3 4 5
menggambarakan
pengalaman
sebelumnya yang
sesuai dengan topik
Perilaku sesuai dengan 1 2 3 4 5
pengetahuan
Meningka Cukup Sedang Cukup Menurun
t meningkat menurun
Pertanyaan tentang 1 2 3 4 5
masalah yang dihadapi
Persepsi keliru 1 2 3 4 5
terhadap masalah
Menjalani 1 2 3 4 5
pemeriksaan yang
tidak tepat
Memburu Cukup Sedang Cukup Membaik
k memburuk membaik
Perilaku 1 2 3 4 5

3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)


Edukasi Kesehatan 1.12383
Definisi: : mengajarkan pengelolaan factor resiko penyakit dan perilaku hidup bersih
serta sehat
Tindakan :
Observasi
1. Indentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. Indentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat
Terapeutik
1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
1. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat

SDKI (D.0117)
Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
Definisi : Ketidakmampuan mengidentifikasi , mengelola,dan/atau menemukan bantuan
untuk mempertahankan kesehatan
Gejala dan Tanda Mayor Faktor yang Berhubungan
Subjektif 1. Hambatan kognitif
(tidak tersedia) 2. Ketediaktuntasan proses berduka
Objektif 3. Ketidakadekuatan ketramplian
5. Kurang menunjukan peerilaku adaptif
berkomunikasi
terhadap perubahan lingkungan
4. kurangnya kemampuan motorik
6. Kurang menunjukan pemahaman tentang
halu/kasar
perilaku sehat
5. ketidakmampuan membuat penilaian
7. Tidak mampu menjalankan perilaku sehat
Subjektif
yang tepat

(tidak tersedia) 6. ketidakmampuan mengatasi masalah


Objektif (individu atau keluarga)
Memiliki riwayat perilaku mencari 7. keridakcukupan sumber daya
bantuan kesehatan yang kurang (mis.keuangan, fasilitas)
Kurang menunjukan minat untuk 8. Gangguan persepsi
meningkatkan perilaku sehat 9. Tidak terpenuhinya tugas perkembangan
Tidak memiliki sistem pendukung
(support system)

SLKI :
Pemeliharaan Kesehatan L. 12106
Definisi :
Kemampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/ atau menemukan bantuan untuk
mempertahankan kesehatan.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria hasil
Menunjukkan 1 2 3 4 5
perilaku adaptasi
Menunjukkan 1 2 3 4 5
pemahaman
perilaku sehat
Perilaku mencari 1 2 3 4 5
bantuan
Menunjukkan 1 2 3 4 5
minat
meningkatkan
perilaku sehat
Memiliki system 1 2 3 4 5
pendukung

SIKI
Edukasi Kesehatan 1.12383
Definisi :
Mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta
sehat
Tindakan :
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
1. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
SDKI
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
Definisi : pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk
memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga
Gejala dan tanda mayor Penyebab:
Subjektif: 1. Kompleksitas sistem pelayanan
1. Mengungkapkan tidak memamahi kesehatan
masalah kesehatan yang diderita 2. kompleksitas program perawatan atau
2. Mengungkapkan kesulitan pengobatan
menjalankan perawatan yang 3. Konflik pengambilan keputusan
ditetapkan 4. Kesulitan ekonomi
Objektif: 5. Banyak tuntutan
1. Gejala penyakit anggota keluarga 6. Konflik keluarga
semakin memberat
2. Aktifitas keluarga untuk mengatasi
masalah kesehatan tidak tepat
Gejala dan tanda minor
Subjektif
Tidak tersedia
Objektif
Gagal melakukan tindakan untuk
mengurangi faktor resiko
Kondisi Klinis terkait
1. PPOK
2. Sklerosis multipel
3. Arthritis Rheumatoit
4. Nyeri kronis
5. Penyalahgunaan zat
6. Gagal ginjal atau hati tahap terminal

SLKI
Manajemen Kesehatan Keluarga L.012105
Definisi
Kemampuan menangani masalah kesehatan keluarga secara optimal untuk
memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga
Ekspektasi Meningkat
Kriteria hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Mennurun Meningkat
Kemampuan 1 2 3 4 5
menjelaskan
masalah
kesehatan yang
dialami
Aktivitas 1 2 3 4 5
keluarga
mengatasi
masalah
kesehatan tepat
Tindakan untuk 1 2 3 4 5
mengurangi
faktor resiko
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
meningkat menurun
verbalisasi 1 2 3 4 5
kesulitan
menjalankan
perawatan yang
ditetapkan
Gejala penyakit 1 2 3 4 5
anggota keluarga
SIKI
Dukungan pengambilan keputusan I.09265
Definisi
Memberikan informasi dan dukungan saat pembuaatan keputusan
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi yang memicu konflik
Terapeutik
2. Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan yang membantu membuat pilihan
3. Diskusikan kelebihan dan kekurangan setiap solusi
4. Fasilitasi melihat situasi secara realistic
5. Motivasi peningkatan tujuan perawatan yang diharapkan
6. Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
7. Hormati hak pasien untuk menerima atau menolak informasi
8. Fasilitasi menjelaskan keputusan kepada orang lain, jika perlu
9. Fasilitasi hubungan antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.
Edukasi
1. Informasikan alternatif solusi secara jelas
2. Berikan informasi yang diminta pasien
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memfasilitasi pengambilan
keputusan

1.2.2 Evaluasi
1. Nafsu makan pasien meningkat dengan penyajian makanan yang menarik dan
pada suhu yang tepat
2. Asupan makan pasien mampu terkontrol dengan baik dengan memonitor asupan
kalori makanan setiap harinya
3. Asupan makanan pasien bisa terpenuhi secara baik dengan berkolaborasi bersama
ahli gizi untuk menentukan nutrisi harian yang dibutuhkan
4. Nyeri pasien mampu berkurang setelah diberikan terapi nonfarmakologi (relaksasi
nafas dalam)
5. Nyeri pada pasien mampu diatasi dengan menggunakan obat analgesik yang
diberikan oleh dokter
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, Sulistyo. (2012). Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan Keluarga.
Graha Ilmu. Yogjakarta
Arif Muttaqin. 2014. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kerdiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika
Elizabeth J. Corwin. 2016. Patofisiologi. Jakarta : ECG
Mubarak WI dan Chayatin N. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi.
Jakarta : Salemba Medika.
Murwani, Arita. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Mitra Cendikia. Jogyakarta.
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari.2013.Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah.Jakarta: Salemba Medika
Setiadi. (2013). Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu. Yogyakarta
Muhamad Ardiansyah. 2012.Medikal Bedah untuk mahasiswa. Jogjakarta : Diva Press.
TIM POKJA SDKI DPP PPNI. 2016. Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
TIM POKJA SIKI DPP PPNI. 2016. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
TIM POKJA SLKI DPP PPNI. 2016. Standart Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. PENGKAJIAN
1.1. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga : Tn. D
2) Alamat :Jln. Ngadiluwih RT 9 RW 02 Desa Segaran Kec Wates Kabupaten Kediri
3) Pekerjaan : Buruh Tani
4) Pendidikan :SD
5) Komposisi keluarga
Status Imunisasi * Ket
Hub
Jenis B POLIO D Hepatitis Campak
No Nama dengan Umur Pendidikan
kelamin C P
KK
G T

1 Tn.D L Ayah 60 SD      Semu


a
2 Ny. I P Ibu 50 SD
Suda
3 An. W P Anak 23 PT h
Mela
kuka
n

Ket : * diisi dengan menambahkan tanda cek ()


6) Genogram : (dilengkapi dengan keterangan dan dibuat minimal 3 generasi)

X X X X
X

Keterangan :

: perempuan

: laki-laki

: garis menikah

: garis keturunan

: meninggal

: tinggal serumah

7) Tipe Keluarga :
Keluarga ini termasuk dalam Te Nuclear Family (keluarga Inti) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami istri dan anak

8) Suku Bangsa :
Suku bangsa Jawa-Indonesia

9) Agama :
Agama yang dianut keluarga yaitu Kristen

10) Status Sosial Ekonomi Keluarga :


Barang-barang yang dimiliki : Keluarga mengatakan sumber pendapatan keluarga Tn.D
diperoleh dari jasa bekerja buruh tani dan istrinya
Penghasilan :
Buruh tani: 900.000,00 Istri
1.500.000,00+
2.400.000,00
Kebutuhan yang dibutuhkan keluarga :
Makan : 350.000,00
Listrik : 150.000,00
Lain-lain: 300.000,00+
800.000,00
televisi, kipas angin, sepeda, 2 almari, 1 set kursi tamu
11) Aktifitas Rekreasi Keluarga :
12) Keluarga mengatakan rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton televisi
bersama dirumah, rekreasi di luar rumah tidak pernah dilakukan
1.2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
Keluarga mengatakan tahap perkembangan keluarga Tn.D merupakan tahap keluarga dengan anak
dewasa dimana tugas perkembangannya yaitu menata kembali fasilitas dan sumber, penataan
tanggung jawab antar anak, mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan
mendapatkan menantu.

2) Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi :


Keluarga mengatakan melepaskan anak dan mendapatkan menantu karena anak belum menikah dan
berusia 23 tahun

3) Riwayat Keluarga Inti :


Keluarga mengatakan Tn.D sebagai kepala keluarga saat ini dalam keadaan sehat, dan tidak memiliki
penyakit keturunan, Ny. I sebagai istri saat ini dalam keadaan sehat,namun maag yang diderita sering
kambuh dan hampir setiap hari kembung, Nn.W sebagai anak saat ini dalam keadaan sehat

4) Riwayat
Keluarga Sebelumnya :
Keluarga mengatakan Ny.I.Anggota keluarga lainnya dalam keadaan sehat

1.3. Lingkungan
1) Karakteristik Rumah :
Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang yang baik, dan memiliki sistem
penerangan ruang yang baik
2) Denah Rumah

Ruang tamu
Kamar 1

Kamar 2

Ruang santai
Kamar 3

Dapur

Kamar mandi

wc

3) Karakteristik Lingkungan :
Keluarga mengatakan hubungan antar tetangga saling membantu, bila ada tetangga yang membangun
rumah dikerjakan saling gotong royong

4) Mobilitas Geografis Keluarga


Keluarga mengatakan sebagai penduduk Kabupaten kediri, tidak pernah transmigrasi maupun
imigrasi

5) Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat :


Keluarga mengatakan perkumpulan keluarga dengan masyarakat baik dimana keluarga mampu
bersosialisasi dnegan tetangga bahkan sering ketika sore ada perkumpulan RT/RW keluarga selalu
bersama- sama membantu. Sistem Pendukung Keluarga

6) Sistem Pendukung Keluarga


Masing masing anggota keluarga saling mendukung dan menguatkan satu sama lain

1.4. Struktur Keluarga


1) Pola Komunikasi
Keluarga mengatakan anggota keluarga menggunakan bahasa jawa dalam berkomunikasi sehari-
harinya dan mendapatkan informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan televisi

2) Struktur Kekuatan Keluarga


Keluarga mengatakan dalam pengambil keputusan yaitu . Ny.I dan mengatur tentang anggaran
belanja. Dalam proses pengambilan keputusan dengan cara dimusyawarahkan dahulu sebelumnya,
dan saling membantu jika ada salah satu keluarga yang membutuhkan bantuan
3) Struktur Peran (Formal Dan Informal)
Keluarga mengatakan Tn.D sebagai Kepala Keluarga meskipun sebagai kepala keluarga Tn. D
tidak selalu mengambil keputusan sendiri, akan tetapi selalu dibicarakan dengan istri ataupun
keluarga, Nn. W sebagai anak membantu ibu dalam mengurus rumah tangga dan belajar di
lembaga pendidikan tinggi untuk membanggakan kedua orangtua, Ny. I sebagai istri juga sebagai
ibu rumah tangga yang mengurus dan mengatur kebutuhn, dalam pengambilan keputusan Ny.I juga
ikut berperan dalam pengambilan keputusan dan emndukung keputusan yang diambil oleh Tn.D.

4) Nilai Dan Norma Keluarga


Keluarga mengatakan percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula dengan sehat
dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit dibawa
ke RS atau petugas kesehatan yang terdekat

1.5. Fungsi Keluarga


1) Fungsi Afektif
Keluarga mengatakan hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung
dibawa ke petugas kesehatan atau rumah sakit

2) Fungsi Sosial
Keluarga mengatakan setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga
baik dan selalu mentaati norma yang baik

3) Fungsi Perawatan Keluarga


a. Kemampuan untuk mengenal masalah
Keluarga mengatakan kemamouan untuk mengenal masalah kurang baik dikarenakan keluarga
kurang emngetahui penyakit yang di derita Ny. I, keluarga selalu menanyakan masalah yang
terjadi pada Ny.I kepada orang yang lebih mengetahui tentang penyakit Ny.I

b. Kemampuan untuk mengambil keputusan


Keluarga berencana segera membawa Ny.I ke puskesmas atau tenaga kesehatan terdekat

c. Kemampuan untuk merawat anggota keluarga yang sakit


Keluarga mengatakan penyediaan makanan selalu dimasak terdiri dari komposisi, nasi, lauk
pauk, dan sayur dengan frekuensi 3 kali sehrai dan bila ada anggota keluarga yang skait keluarga
merawat dan mengantarkan ke rumah sakit atau petugas kesehatan. Dalam merawat Ny.I masih
memberikakn makanan yang sama dengan anggota keluarga yang lain

d. Kemampuan memelihara/memodifikasi lingkungan


Keluarga mengatakan selalu menjaga dan memelihara lingkungan rumah

e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan


Keluarga mengatakan memilih langsung ke dokter, karena tidak memiliki fasilitas layanan
kesehatan seperti BPJS ataupun KIS

4) Fungsi Reproduksi :
Keluarga mengatakan memiliki satu anak yaitu Nn.W (23 tahun). Keluarga Tn.D dan Ny.I
mengikuti program KB dengan menggunakan jenis Steril.

1.6. Stress Dan Koping Keluarga


1) Stress Jangka Panjang Dan Jangka Pendek
Keluarga mengatakan stres jangka pendek sedang dialami keluarganya adalah Ny.I mengalami sering
kembung hampir setiap hari.

2) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi / Stressor


Keluarga mengatakan selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas dengan
petugas kesehatan

3) Strategi Koping Yang Digunakan


Keluarga mengatakan anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang
ada

4) Strategi Adaptasi Disfungsional


Keluarga mengatakan Ny.I bila sedang merasakan kembung maka di buat tidur dan istirahat.

1.7. Pemeriksaan Fisik


NO NAMA ANGGOTA HASIL TTD
KELUARGA

1 Tn.D S : 36o C Mhs. Widya

P : 20x/menit

N : 82x/menit

TD : 110/70 mmHg

Kepala : simetris, tidak ada benjolan, rambut hitam

Mata : konjungtivis merah muda, simetris

Hidung : simetris, tidak ada kotoran, tidak ada nyeri


ekan

Mulut : tidak ada stomatitis, tidak bibir tidak kering

Telinga : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada sekret

Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak


ada nyeri tekan

Dada : simetris, terdengar suara sonor pada semua


lapang paru, suara jantung pekak, suara nafas vesikuler

Perut : tidak tampak benjolan, suara tympani, tidak ada


nyeri tekan

Ekstermitas : tidak ada oedema

Eliminasi : BAB 2x sehari, BAK 4-5x sehari

2 Ny. I S : 36,5o C Mhs. Widya

P : 20x/menit

N : 80x/menit
NO NAMA ANGGOTA HASIL TTD
KELUARGA

TD : 140/60 mmHg

Kepala : simetris, tidak ada benjolan, beruban Mata :


simetris

Hidung : simetris, tidak ada kotoran, tidak ada nyeri


ekan

Mulut : tidak ada stomatitis, tidak bibir tidak kering

Telinga : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada sekret

Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, ada


nyeri tekan pada bagian tengkuk

Dada : simetris, terdengar suara sonor pada semua


lapang paru, suara jantung pekak, suara nafas vesikuler

Perut : tidak tampak benjolan, suara hipertympani, ada


nyeri tekan

Ekstermitas : tidak ada oedema

Eliminasi : BAB 2x sehari, BAK 4-5x sehari

3 Nn. W S : 36o C Mhs. Widya

P : 20x/menit

N : 80x/menit

TD : 120/70 mmHg

Kepala : simetris, tidak ada benjolan, beruban

Mata : konjungtivis merahmuda, simetris

Hidung : simetris, tidak ada kotoran, tidak ada nyeri


ekan

Mulut : tidak ada stomatitis, tidak bibir tidak kering

Telinga : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada sekret

Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak


ada nyeri tekan

Dada : simetris, terdengar suara sonor pada semua


lapang paru, suara jantung pekak, suara nafas vesikuler

Perut : tidak tampak benjolan, suara tympani, tidak ada


nyeri tekan

Ekstermitas : tidak ada oedema

Eliminasi : BAB 2x sehari, BAK 4-5x sehari

1.8. Harapan Keluarga


Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar meningkatkan mutu pelayanan dan membantu masalah
Tn.

Kediri, 17 Februari 2021

Mahasiswa
(.Widya Wati..)

2. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


2.1 Analisa data
NO DATA MASALAH PENYEBAB

1 a. Subyektif : Defisit pengetahuan (D.0111) Ketidakmampuan


Keluarga selalu menanyakan
keluarga mengenal
masalah yang dialami Ny.I
kepada orang yang lebih masalah
mengetahui tentang penyakit
yang diderita Ny.I

b. Obyektif :
- Ny.I tampak lemas,kembung
dan berbaring di kursi.
- Ny.I jarang berobat, hanya
meminum obat yang di beli
sendiri di apotek
- Makanan yang dikonsumsi
masih sama dengan yang di
konsumsi anggota keluarga
lain
- - TTV:
Tekanan Darah : 150/90
mmHg

Nadi : 86 x/m

Suhu : 37 0C

Respirasi : 20 x/m

2 a. Subyektif : Nyeri akut (D.0077) Ketidakmampuan


- Ny.I mengatakan sering
keluarga untuk merawat
kembung dan sakit perut
dengan skala nyeri 5 anggota keluarga yang
- Nyeri yang dirasakan
sakit
terus menerus

b. Obyektif :
- - TTV:
Tekanan Darah : 150/90
mmHg

Nadi : 86 x/m

Suhu : 37 0C

Respirasi : 20 x/m

- Ny.I tampak berbaring


- Masih mengkonsumsi
yang pedas-pedas dan
asam

2.2 Perumusan Diagnosa Keperawatan


1) Defisit
pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah ditandai dengan
Keluarga selalu menanyakan masalah yang dialami Ny.I kepada orang yang lebih mengetahui
tentang penyakit yang diderita Ny.I
2) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang
sakit ditandai dengan Ny.I mengatakan sering kembung dan sakit perut dengan, skala nyeri 5,Nyeri
yang dirasa terus menerus
2.3 Prioritas Masalah
Defisit pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah ditandai dengan Keluarga
selalu menanyakan masalah yang dialami Ny.I kepada orang yang lebih mengetahui tentang penyakit yang diderita
Ny.I

NO KRITERIA Skala Bobot SKOR PEMBENARAN

1 Sifat Masalah : 3 1 3/3 x1 = 1 Tidak/kurang sehat

- Tidak/ kurang sehat

2 Kemungkinan masalah untuk 1 2


dicegah
½x2=1 Ada kemungkinan dari
- Mudah keluarga untuk
mengenal masalah
gastritis

3 Potensi masalah untuk 2 3 2/3 x 1 =2/3 Terjadinya penyakit


dicegah : diakibatkan
ketidakmampuan
- Tinggi merawat dalam
mengenal masalah
keluarga

4 Menonjolnya masalah : 2 1 2/2 x1 = 1 Keluarga menyadari


keluhan ini sangat
- Masalah berat harus mengganggu keluarga
segera ditangani

Total skor 3 2/3 -

Diagnosa Keperawatan :

Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit ditandai
dengan Ny.I mengatakan sering kembung dan sakit perut dengan, skala nyeri 5,Nyeri yang dirasa terus menerus.

NO KRITERIA SKALA BOBOT SKOR PEMBENARAN


1 Sifat Masalah : 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Sering merasakan
kembung dan sakit perut
- Ancaman kesehtan

2 Kemungkinan masalah untuk 2 2 2/2 x2 =2 Rasa nyeri yang dialami


dicegah : Ny.I dapat dicegah
sebagian dengan
- Hanya sebagian mengkonsumsi obat

3 Potensi masalah untuk 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah yang dialami


dicegah : dapat dicegah dengan
bantuan keluarga
- Cukup

4 Menonjolnya masalah : 0 1 0/1 x 1 = 0 Dengan meminum obat


secara rutin dan dengan
- Masalah tidak pemeriksaan yang baik
dirasakan

Total Score 3 1/3

2.4 Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan


NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

1 Defisit pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah ditandai


dengan Keluarga selalu menanyakan masalah yang dialami Ny.I kepada orang yang lebih
mengetahui tentang penyakit yang diderita Ny.I

2 Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang
sakit ditandai dengan Ny.I mengatakan sering kembung dan sakit perut dengan, skala nyeri 5,Nyeri
yang dirasa terus menerus
II. RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan :

TUJUAN KRITERIA EVALUASI


NO INTERVENSI
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR

1 Setelah dilakukan Setelah mengikuti Pengetahuan keluarga dapat - Diskusi bersama keluarga tentang Gastritis
kunjungan rumah 2x penyuluhan, maka memahami tentang menggunakan leaflet
24 jam diharapakan diharapkan keluarga Gastritis - Memotivasi keluarga untuk mrngulang
kembali yang sudah dijelskan
keluarga mampu mampu
- Berikan reinforcement atas usaha positif
memberikan keluarga
penanganan atau 1. mengerti
tentang penyakit - Diskusikan bersma keluarga penyebab
perawatan pada Ny. Gastritis menggunakan lembar bolak balik
Gastritis
I 2. komplikasi keputusan keluarga
Gastritis meningkat dalam
Sikap
3. penyebab menangani
penyakit penyakitnya
Gastritis
4. tanda dan gejala
Gastritis
5. mengerti
tenteng
pengobatan keluarga dapat
Gastritis kontrol rutin
6. dan mengerti penyakitnya dan
dampak dari merawat pasien
Gastritis Perilaku
Gastritis
IV. TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA

NO DIAGNOSA HARI PELAKSANAAN TINDAKAN TANDA


TANGAN
KEPERAWATAN KELUARGA /
TANGGA
L

Defisit pengetahuan berhubungan dengan Rabu 1. Mengkaji pengetahuan


keluarga
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
1 17 Februari 2. Mendiskusikan dengan Mahasiswa Widya
ditandai dengan Keluarga selalu menanyakan 2021 keluarga tentang pengertian gastritis
3. Mendiskusikan dengan
masalah yang dialami Ny.I kepada orang yang
keluarga tentangpenyebab gastritis
lebih mengetahui tentang penyakit yang diderita 4. Mendiskusikan dengan
keluarga tentang tanda dan gejlaa gastritis
Ny.I
5. Mendiskusikan dengan
keluarga tentang komplikasi gastritis
6. Mendiskusikan dengan
keluarga tentang pola makan dengan cara diet

Defisit pengetahuan berhubungandengan Kamis, 18 1. Diskusikan dengan keluarga mengenai informasi Mahasiswa Widya
tentang pengertian gastritis
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Februari
2 2021 2. Diskusikan dengan keluarga mengenai informasi
ditandai dengan Keluarga selalu menanyakan tentang faktor resiko timbulnya gastritis
3. Diskusikan dengan keluarga mengenai informasi
masalah yang dialami Ny.I kepada orang yang
tentang tanda gejala gastritis
lebih mengetahui tentang penyakit yang diderita 4. Diskusikan dengan keluarga untuk penambahan
informasi tentang pola makan yang harus diterapkan
Ny.I
penderita gastritis
5. Mengajarkan tentang pola konsumsi makanan yang
di perbolehkan
6. Diskusikan dengan keluarga mengenai informasi
tentang komplikasi yang terjadi pada gastritis
V. EVALUASI

NO HARI / DIAGNOSA KRITERIA EVALUASI TANDA


TANGGAL KEPERAWATAN TANGAN
KELUARGA
Rabu Defisit pengetahuan berhubungan 1. Keluarga dapat S : keluarga mengatakan lebih memahami lagi Mahasiswa
dengan Ketidakmampuan menyebutkan pengertian dan mengerti tentang gastritis Widya
1 17 Februari keluarga mengenal masalah Gastritis
ditandai dengan Keluarga selalu O : - pasien bisa menyimpulkan pengertian dari
2021
menanyakan masalah yang 2. Keluarga dapat gastritis
dialami Ny.I kepada orang yang mengetahui faktor
resiko timbulnya Hiper - Pasien bisa menyebutkan tanda dan
lebih mengetahui tentang penyakit gejala gastritis
yang diderita Ny.I tensi
- Pasien bisa menyebutkan penyebab
gastritis
3. Keluarga dapat
menyebutkan tanda dan - Pasien bisa menyebutkan komplikasi
gejala Gastritis gastritis
- Pasien bisa memahami dan
4. Keluarga dapat menyebutkan contoh menu diiet orang
menyebutkan pola gastritis
makan yang harus - Keluarga tampak antusias dengan
diterap kan penderita adanya mahasiswa perawat untuk
Gastritis memberikan edukasi tentang penyakit
gastritis
5. Keluarga A : masalah kurangnya mengetahuan teratasi
menyebutkan sebagian
komplikasi Gastritis
P: intervensi di lanjutkan

1) Keluarga membantu memenuhi


kebutuhan konsumsi makanan untuk
pasien
2) Keluarga membantu melakukan
perawatan pasien dengan baik

NO HARI / DIAGNOSA KRITERIA EVALUASI TANDA


TANGGA TANGAN
KEPERAWATAN
L
KELUARGA

Kamis, 18 Defisit pengetahuan berhubungan 1. Keluarga dapat menyebutkan S : keluarga mengatakan mampu Mahasiswa
Februari dengan Ketidakmampuan pengertian Gastritis memahami tentang penyakit gastritis Widya
keluarga mengenal masalah
2021 2. Keluarga dapat mengetahui O : Keluarga tampak menjalankan
ditandai dengan Keluarga selalu
menanyakan masalah yang faktor resiko timbulnya Gastritis anjuran mahasiswa perawat
dialami Ny.I kepada orang yang 3. Keluarga dapat menyebutkan A : masalah kurangnya pengetahuan
lebih mengetahui tentang penyakit tanda dan gejala Gastritis teratasi sebagian
yang diderita Ny.I
4. Keluarga dapat menyebutkan P : intervensi dihentikan
pola makan yang harus diterap
kan penderita Gastritis

5. Keluarga menyebutkan
komplikasi Gastritis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GASTRITIS

Topik Penyuluhan : Gastritis

Hari /Tanggal penyuluhan : Rabu, 17 Februari 2021

Tempat penyuluhan : Rumah Warga

Waktu Peenyuluhan : 15-30 menit

A. LATAR BELAKANG
Gastritis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut dengan kerusakan erosi pada bagian superficial (Muttaqin, 2013).
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis
gastrits yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis atrofik
kronis (Nurarif, 2016).
B. TUJUAN UMUM
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit di harapkan sasaran
dapat memahami dan mengerti tentang gastritis.
C. TUJUAN KHUSUS
Setelah mendapatkan penyuluhan peserta dapat :
1. Peserta mengerti dan memahami penyebab gastritis.
2. Peserta mengerti dan memahami tanda dan gejala grastritis.
3. Peserta mengerti dan memahami pencegahan grastritis
D. METODE
Ceramah dan Tanya jawab
E. MEDIA
Leaflet
KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Kegiatan Kegiatan penyaji Kegiatan peserta Media

Pendahuluan 1. Perkenalan Memperhatikan Ceramah


2. Mengemukakan latar mendengarkan dan dan tanya
(5 menit)
belakang pokok materi yang menjawab pertanyaan jawab
akan disampaikan menggali
pengetahuan dan mengajukan
pertanyaan

Penyajian Menyampaikan materi : Mendengarkan Leaflet

(10 – 15 menit ) 1. Menjelaskan pengertian Menjelaskan


Gastritis
2. Menjelaskan gejala gastritis
3. Penatalaksanaan gastritis

Evaluasi Menegaskan kembali materi Menderkan leaflet


yang telah disampaikan
10 menit Menjawab
Menanyakan kembali hal-hal
Bertanya
yang penting

Menjawab pertanyaan

Penutup Menarik kesimpulan 1. Memperhatika


n
5 menit Salam penutup
2. Menjawab
salam

Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur

a)Peserta hadir ditempat penyuluhan

b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah warga


Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya

2.  Evaluasi Proses

a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

b)Pesertamengajukanpertanyaan dan menjawabpertanyaan secara


benar

3.Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan
mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan
sesuai dengan tujuan khusus

MATERI PENYULUHAN
“GASTRITIS”

A. DEFINISI
Gastritis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut dengan kerusakan erosi pada bagian superficial (Muttaqin, 2013).
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua
jenis gastrits yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan
gastritis atrofik kronis (Nurarif, 2016).
B. ETIOLOGI
Banyak factor yang menyebabkan gastritis akut, seperti beberapa jenis
obat, alcohol, bakteri, virus , jamurr, stres akut, radiasi, alergi, atau intoksikasi
dari bahan makanan dan minuman garam empedu, iskemia, dan trauma
langsung.
10. Obat-obatan, seperti obat anti inflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin,
ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agen
kemoterapi (mitomisin, 50-fluoro-2-deoxyuridine) salisilat, dan digitalis
bersifat mengiritasi mukosa lambung
11. Minuman beralkohol
12. Infeksi bakteri, seperti H. pylori (paling sering), H. heilmanii,
streptococci, staphylococci, proteus species, clostridium spesies, E. coli,
tuberculosis, dan secondary syphilis
13. Infeksi virus oleh sitomegalovirus
14. Infeksi jamur seperti candidiasis, hiptoplasmosis, dan phycomycosis
15. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal nafas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dam refluks usus
lambung
16. Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alcohol merupakan agen-agen
penyebab iritasi mukosa lambung.
17. Garam empedu, terjadi pada kondisi feluks garam empedu (komponen
penting alkali untuk aktifitas enzim-enzim gastrointestinal).
18. Iskemia, hal ini berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan
mekanisme pertahanan untuk menjaga integrasi mukosa, yang dapat
menimbulkan respon peradangan pada mukosa lambung.
C. TANDA DAN GEJALA
1. Nyeri epigastrium
2. Mual
3. Muntah
4. Perdarahan terselubung maupun nyata
5. Dengan endoskopi terlihat mukosa lambung hyperemia dan udema
6. Mungkin ditemukan erosi dan perdarahan aktif
D. KOMPLIKASI
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan
medis, terkaang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat
menyebabkan kematian.
2. Ulkus, jika prosesnya hebat.
3. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif dan Kumala Sari.2013.Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: Salemba Medika

GASTRITIS
 Usia
 Pola makan
Gastritis yang
yang tidak
biasanya disebut
baik.
maag adalah
peradangan yang  Merokok
terjadi dilambung  Mengkonsu
akibat msi alcohol
meningkatnya atau
sekresi asam berkafein
lambung yang  Mengkonsu
mengakibatkan msi obat-
iritasi/perlukaan obatan
pada dinding dalam dosis
lambung. Bila yang tinggi.
seseorang telat  Keracunan
makan sampai 2-3 makanan
Oleh :
jam, maka asam
WIDYA WATI yang menumpuk
dalam lambung TANDA DAN GEJALA
01.3.20.00465 akan semakin
banyak dan PENYAKIT GASTRITIS
berlebih. Hal ini
STIKES RS dapat menyebabkan  Mual dan
BAPTIS KEDIRI luka atau iritasi muntah
PRODI PROFESI pada dinding  Kembung
KEPERAWATAN  Nyeri seperti
lambung sehingga
TAHUN AJARAN terbakar
timbul rasa perih. pada perut
2020/2021
bagian atas
 Nafsu makan
menurun
APA ITU GASTRITIS?? secara
drastis,
wajah pucat,
suhu badan
PENYEBAB naik, keluar
GASTRITIS?? keringat
dingin

 Stress
 Sering  Hindari
sendawa stress yang
terutama bila berlebihan.
dalam  Tidak
keadaan merokok
lapar  Tidak
 Terkadang mengkonsu
disertai sakit msi alcohol
MAKANAN YANG DINasi keras, ketan,
kepala
ANJURKAN jagung, ubitalas.
 Bila gastritis
sudah parah,  daging yang
akan muntah berlemak,
darah atau ikanasin, ikan
terdapat pindang, sawi,
kol, nangka mud,
darah pada  karbohidrat:
feses. durian
bubur, kentang
rebus, biscuit  Minuman yang
dan tepung- mengandung
tepungan yang soda, alcohol
dibuat bubur dan kopi.
atau pudding.  Makanan yang
 Sayur yang tak sulit dicerna yang
berserat dan dapat
tidak memperlambat
menimbulkan pengosongan
gas: labu lambung antara
kuning, lain makanan
labusiam, berlemak, kue
wortel, brokoli tart, coklat dan
keju.
CARA PENCEGAHAN  Buah-buahan
yang tidak asam
GASTRITIS dan tidak CARA PEMBUATAN MINUMAN
beralkohol :
TRADISIONAL
pisang, pepaya,
 Jaga pola tomat
makan Bahan yang diperlukan
secara baik : Jahe mentah, air
dan teratur. putih, teh, madu.
 Biasakan
sarapan pagi Cara membuat teh
sebelum jahe:
beraktivitas
 Kupas jahe dan
 Makan
cuci sampai
makanan
bersih
yang bersih,
sehat dan MAKANAN YANG DI LARANG
bergizi.
 Iris jahe  Campurkan
menjadi irisan- tirisan air jahe
irisan tipis dengan teh

 Didihkan 1 ½  Tambahkan 1 –
gelas air 2 sendok
makan madu
 Seduhkan irisan murni
jahe lalu saring
 Aduk dan
nikmatilah teh
jahe panas
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai