Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai
Batang Tahan Asam (BTA). Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar
dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan
pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila
sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak dan
dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.
Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru,
otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian
organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kulit thoraks dilihat, apakah terdapat benjolan, pelebaran kapiler (spider naevi),
perubahan warna kulit dan sebagainya. Bentuk thoraks diperhatikan, apakah simetri atau
asimetri, perhatikan deformitas yang tampak, pectus excavatum (funnel chest), pectus carinatum
(pigeon chest), barrel chest, kyphoscoliosis dan lain-lain.
Auskultasi
Suara nafas patologis harus dikenal seperti:
Vesikuler : melemah, ekspirasi memanjang
Bronkial-vesikular : suara antara vesikuler dan bronkial disertai ekspirasi memanjang dan
mengeras.
Ronchi kering : suara vibrasi melengking karena penyempitan lumen dan adanya sekret
kental, bila nada suara makin tinggi, panjang dan makin melengking, maka suara tersebut
menjadi wheezing.
Ronchi basah : suara berbisik, percikan air, terputus-putus yang terjadi karena adanya
udara yang melalui cairan. Ronchi basah terdiri dari ronchi basah halus, sedang dan
kasar. Ronchi basah sedang kasar dapat dibedakan lagi antara nyaring atau tidak.
Ronchi halus.
Tanda fisik penderita TB tidak khas, tidak dapat membantu untuk membedakan TB dengan
penyakit paru lain. Tanda fisik tergantung pada lokasi kelainan serta luasnya kelainan struktur
paru. Dapat ditemukan tanda-tanda antara lain penarikan struktur sekitar, suara napas bronkial,
amforik, ronki basah. Pada efusi pleura didapatkan gerak napas tertinggal, keredupan dan suara
napas menurun sampai tidak terdengar. Bila terdapat limfadenitis tuberkulosa didapatkan
pembesaran kelenjar limfe, sering di daerah leher kadang disertai adanya skrofuloderma.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan bakteriologis sangat berperan untuk menegakkan diagnosi. Spesimen dapat berupa
dahak, cairan pleura, cairan serebro spinalis, bilasan lambung, bronchoalveolar lavage, urin, dan
jaringan biopsy. Pemeriksaan dapat dilakukan secara mikroskopis dan biakan.
1. Pemeriksaan sputum menemukan basil tahan asam merupakan pemeriksaan yang harus
dilakukan pada seseorang yang dicurigai menderita tuberkulosis atau suspek.
Pemeriksaan dahak dilakukan 3 kali (sewaktu/pagi/ sewaktu), dengan pewarnaan Ziehl-
Nielsen atau Kinyoun Gabbet. Interpretasi pembacaan didasarkan skala IUATLD atau
bronkhorst. Diagnosis TB paru ditegakkan dengan ditemukan basil tahan asam pada
pemeriksaan hapusan sputum secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif
bila sekitnya 2 dari 3 spesimen dahak ditemukan BTA (+). Bila hanya 1 spesimen positif,
perlu pemeriksaan foto toraks atau SPS ulang. Bila foto toraks mendukung TB maka
didiagnosis sebagai TB paru BTA (+). Bila foto toraks tidak mendukung TB maka perlu
dilakukan pemeriksaan SPS ulang. Bila SPS ulang hasilnya negative berarti bukan
penderita TB. Bila SPS-positif, berarti penderita TB BTA (+). Bila foto toraks
mendukung TB tetapi pemeriksaan SPS negative, maka diagnosis adalah TB paru BTA
negative rontgen positif.
2. Pemeriksaan darah. Hasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukkan indikator yang
spesifik untuk tuberkulosis. Laju endap darah (LED) jam pertama dan kedua dapat
digunakan sebagai indikator penyembuhan pasien. LED sering meningkat pada proses
aktif, tetapi laju endap darah yang normal tidak menyingkirkan tuberkulosis. Limfositpun
kurang spesifik.
Pemeriksaan Radiologi
Pada kasus dimana pada pemeriksaan sputum SPS positif, foto toraks tidak diperlukan lagi. Pada
beberapa kasus denga hapusan positif perlu dilakukan foto toraks bila curiga adanya komplikasi
(misalnya efusi pleura atau pneumothoraks, hemoptisis berulang atau berat) dan apabila
didapatkan hanya 1 spesimen BTA positif.6
- Bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas dan segmen
superior lobus bawah paru.
- Kaviti, terutama lebih dari satu, dekelilingi bayangan opak berawan atau nodular.
- Bayangan bercak milier
- Efusi pleura
- Fibrotik, terutama pada segmen apikal dan atau posterior lobus atas dan atau segmen
superior lobus bawah
- Kalsifikasi
- Penebalan pleura
- Pemeriksaan radiologis: terdapat cavitas paru dan scar infiltrat
TBC
SIMPTOM 1. Batuk darah
2. BB
menurun
3. Demam
hilang
timbul
4. Nyeri dada
-/+
5. Sesak -/+