1. Ruang lingkup
Standar ini dimaksudkan untuk menjelaskan dan menetapkan standar Pola SCADA (Supervisory Control And Data
Acquisition) bagi Pengatur Subregional.
Selain standar ini, untuk Pola SCADA Pengatur Subregional berlaku juga dengan sendirinya SPLN 109-1 tentang Pola
SCADA Bagian 1 : Pedoman Dasar.
2. Tujuan
Standar ini ditujukan untuk memberikan pedoman yang terarah dan seragam bagi:
- Pembangunan sistem SCADA pada sistem tenaga listrik Subregional yang belum dilengkapi sistem SCADA
- Perluasan sistem SCADA yang ada
- Penggantian sistem SCADA yang ada
- Perencanaan pengadaan peralatan sistem tenaga listrik Subregional
- Perencanaan penyambungan sistem SCADA dari Pengatur Subregional dengan Pengatur Regional
4. Spesifikasi Umum
Peralatan-peralatan Energy Management System (EMS) yang dipasang di pengatur Subregional harus mempunyai
unjuk kerja yang baik dan kemudahan bagi pemakai yang dinyatakan dalam hal :
- Reliability (kehandalan)
- Maintainability (kemampuan untuk dipelihara)
- Availability (ketersediaan)
- System Security (keamanan sistem)
- Expandability (kemampuan untuk diperluas)
- Changeability (kemampuan) untuk dirubah
5. Ruang Dispatcher
Peralatan-peralatan di ruang Dispatcher dipergunakan oleh 2(dua) orang Dispatcher. Konfigurasi peralatan minimum di
ruang Dispatcher adalah :
- 6 VDU dan console
- 1 event logger
- 1 cyclic logger
- 1 hard copy unit
- 1 mimic board
- recorder dan indicator yang dianggap perlu
- 1 frequency meter dengan kemampuan sequential event recorder
- 1 voice recorder
6. Ruang Komputer
Konfigurasi peralatan minimum di ruang komputer adalah :
- 2 master komputer
- 1 VDU dan console untuk programmer
7. Ruang Telekomunikasi
8. Kriteria
Di bawah ini disusun prioritas dari pembangkit-pembangkit dan gardu-gardu induk dari suatu sistem tenaga listrik
Subregional yang harus dipasang RTU.
Prioritas pertama :
- Semua pembangkit di jaringan tegangan tinggi
- Gardu-gardu induk yang membentuk looping
- Gardu-gardu induk terhubung radial yang dianggap penting
Prioritas kedua :
- Semua pembangkit dan semua gardu induk
9. Batas operasional
Pengatur Subregional diberi wewenang oleh Pengatur Regional untuk mengatur masuk/keluarnya suatu pembangkit
ke/dari jaringan dan tingkat pembebanannya. Pelaksanaan pemasukan/pengeluaran pembangkit dilakukan oleh penyelia
listrik dalam hal ini PLN Sektor. Semua pemutus tenaga pada bay generator tidak bisa dikendali jauh dari Pengatur
Subregional. Bila pada bay generator tidak ada pemutus tenaga (biasanya pada konfigurasi one and half breaker), maka
pemutus tenaga pengapit bay generator tersebut tidak bisa dikendali jauh dari Pengatur Subregional.
Keamanan operasi peralatan listrik seperti penggerak mula, auxiliaries, transformer unit, station service transformer
menjadi tanggung jawab penyelia listrik.
10. Kehandalan
Di bawah ini disusun prioritas dari instalasi-instalasi listrik yang memerlukan keandalan dari komunikasi data yang
berturut-turut adalah :
- Pembangkit
- Gardu induk dengan lebih dari 2 pencabangan transmisi
- Gardu induk lainnya yang diperlukan oleh Operasi Sistem
Teleinformasi yang dikirim oleh Pengatur Regional ke Pengatur Subregional yang merupakan proses down loading
adalah :
- Telemeter dan telesinyal dari trafo tegangan ekstra tinggi/tegangan tinggi yang wewenang pengoperasiannya
berada pada Pengatur Regional
Teleinformasi yang dikirim oleh Pengatur Subregional ke Pengatur Regional yang juga tergantung pada prioritas
pemasangan RTU diatas, yang merupakan proses up loading adalah:
Prioritas pertama :
- Telemeter dan telesinyal (kecuali alarm) dari pembangkit yang terhubung ke Sistem Tegangan Tinggi, Gardu
Induk Tegangan Tinggi yang terhubung loop dan Gardu Induk Tegangan Tinggi yang terhubung radial yang
diperlukan oleh Operasi Sistem
- Telemeter dan frekuensi masing-masing Pengatur Subregional atau pembangkit yang ikut dalam Islanding
Operation Program.
Hal-hal yang ditampilkan di Papan Peraga/Layar tayangan tergantung pada batas tanggung jawab dan wewenang
Pengatur Subregional serta daerah kerjanya dengan mempertimbangkan juga tempat yang tersedia.
Sehubungan dengan hal-hal diatas maka di Papan Peraga/Layar Tayangan perlu ditampilkan :
- Jaringan Tegangan Tinggi yang dianggap perlu
- Bila RTU di suatu tempat tidak berfungsi (off) maka posisi akhir dari switching devices (CB,DS, BI) tetap
diperlihatkan dan bisa diubah secara manual oleh Dispatcer.
- Papan Peraga (Mimic Board)/Layar tayang (Video Projection) dilengkapi dengan quartile yang menunjukkan
persentase pembebanan transmisi yang dianggap penting dan frekuensi sistem.
- Status tegangan (Voltage Status) dari busbar
- Warna dan jaringan sesuai dengan SPLN 104 tentang Standar warna.
PASAL - 10 TELEINFORMASI
19. Teleinformasi
Macam-macam teleinformasi yang dipergunanakan di Pengatur Subregional disusun dalam bentuk tebel untuk
telesinyal, telemeasurement, tap changer position, control, control analog yang terdapat pada lampiran A Teleinformasi.
Simbol dan warna diperlukan untuk penyajian diagram sistem tenaga listrik pada Papan Peraga (Mimic Board), VDU
(Video Display Unit) dan Layar Tayang (Video Projection). Simbol dan warna untuk tiap jenis dan kondisi peralatan
dipilih sedemikian rupa sehingga jenis dan kondisi peralatan tersebut mudah dikenal oleh Dispatcher dari Pengatur
Subregional. Simbol dan warna yang dipergunakan di Pengatur Subregional adalah sama dengan yang dipergunakan di
Pengatur yang lebih tinggi hirarkinya dan dapat dilihat dalam Lampiran D Simbol dan Warna.
LAMPIRAN A
TELEINFORMASI
TELESIGNAL
Suggested
Single (S)
Alarm (A)
Explanations Applicable PLN or Double
No Code Function or
Grouping etc. Plant (D)
Indication
Indication
(I)
Circuit-Breaker Line/Cable
CBO Transformer
Opened
1 Reactor D I
Circuit-Breaker
CBC Bus Coupler
Closed Generator
Circuit-Breaker Withdrawable CBs Line/cable
CBW
Withdrawn only (Rackout) Transformer
2 D I
Circuit-Breaker Withdrawable CBs Bus Coupler
CBB
Bus only (Rackin) Generator
Disconnect
DSO Line/Cable
Switch (Isolator)
Transformers
Opened
3 Reactor
Disconnecting
Bus Coupler
/Isolating Switch
DSC Generator
Closed
Earthing Switch
ESO
Opened Line/Cable Busbar
4 D I
Earthing Switch Reactor Transformer
ESC
Closed
Via station Voltage
Auto Tap Transformer 150 &
5 ATC Regulating Relay D I
Change Control 70 kV only
(VRR)
Remote Tap Via SCADA (control
6 TCR D I
Change Control center)
Turbine/Generator
Generation Unit
7a GUR Spinning (may or Generator D I
Run
may not, be on load)
Generation Unit Turbine/Generator
7b GUS Generator D I
Stop stopped
Status of LFC
control real power
Power Set and maximum power Load Frequency
8 PSO D I
On/Off Switch variation Control equipment
amplitude inputs for
each unit
Load Frequency Status of actual load
Load Frequency
9 LFC Control On/Off frequency D I
Control equipment
Switch control of each unit
Sometimes called
Local/Remote Remote/Super visory All SCADA control-
10a LR S I
Switch switch led plant
Status of all switch
Local/Remote
10b LRT Switch Tap Tap Changer S I
Changer
Local/Remote
Generator (gas
10c LRG Switch S I
turbine only)
Generator
General Breaker
Failures
Low pressure SF6 1st
stage
11 BRF Breaker Fault Low pressure SF6 Circuit Breaker S A
2nd stage
Low pressure SF6
trip
Poles discrepancy
CB Auto
12 AR Line S A
Reclose
Line/Cable
From contacts on
Check Synchro Bus Coup Generator
13 CSP Check Synchronising S I
in Progress ler
Relay where it exist
General bay failure
110 V DC
14 BF Bay Fault Voltage, Polarities. Bay S A
Low Pressure
SF6 1 st Stage
Protection Type Distance protection Line/Cable
1 Trip Differential Transformator/
15 P1 S A
(main protection Generator150 & 70
protection) Pilot protection kV only
Over Current
Protection Type Line/Cable
(Separate Instan
2 Trip Transformer /
16 P2 taneous or Inverse S A
(back up Generator
Time)
protection) 150 & 70 kVonly
Earth fault
Buchholz 1 st stage
Sundry pressure
relief devices
Transformer Oil level (main tank)
17 TRA Transformer S A
Alarm Out of step (for
master follower
parallel operational)
etc.
Buchholz 2nd stage
Fire detection &
Transformer
18 TRT protection Transformer S A
Trip
(usually for units
above 30 MVA)
Winding temperature
Transformer
1 st stage
19 TEA Tempera Transformer S A
Oil temperature
ture Alarm
cooler
Winding temperature
Transformer
2nd stage
20 TET Tempera Transformer S A
Oil temperature
ture Trip
cooler
From OLTC (On
Tap Changer
21 TCL Load Tap Tap Changer S I
Low Limit
Changer) control
Tap Changer
22 TCH From OLTC control Tap Changer S I
High Limit
Buccholz (OL TC) 1
Tap Changer
23 TCA st stage Tap Changer S A
Alarm
Oil level (OLTC)
Tap Changer Buchholz 2nd stage
24 TCT Tap Changer S A
Trip (OL TC)
All failure associated
with reactor
25 RF Reactor Fault irrespective of Reactor S A
whether tripping oc
curs or not
Reactor protection
26 RT Reactor Trip Reactor S A
trip signals
Cable Pressure Cable oil or gas
27 CPA Cables S A
Alarm pressure
Cable Pressure Cablo oil or gas
28 CPT Cable S A
Trip pressure
Teleprotection Transmit of
29 TTT Line Teleprotection S I
Trip Transmitted teleprotection signal
Teleprotection Receive of
30 TTR Line Teleprotection S I
Trip Received teleprotection signal
Generator which can
31 GRE Generator ready Status of generator be started with S I
remote
Generator which can
Sequence of Status of starting
32 SQA be started with S A
starting alarm sequence
remote
All failures Generator
33 UT Unit Trip S A
associated with unit Generator
tripping transformer/Turbine
Indicates either
application of
potential or possible
34 VS Voltage Status Busbar S I
failure of ap
propriate voltage
transformer
Protection Type Busbar/ Bus Coupler
35 P3 Bus protection S A
3 Trip 150 & 70 kV
Indication that fault
data has been S
recorded (either by
Fau1t Data discrete or in- tegral
36 FDC Fault Monitoring S I
Captured device) and is
available for later
transmission to
Control Center
Control Disable
37 CD Switch Status RTU (OUT) S I
Switch
Station No Break
Substation Power Supply either
38 SUF Station S A
Urgent Fault rectifier or battery
failure
RTU and
Telecommunication
Substation Non No Break Power RTU (OTU) and
39 SNF S A
Urgent Fault Supply either Telecommunica- tion
rectifier or battery
failure
Internal RTU failure
40 RTU RTU Alarm RTU Cabinet RTU (OTU) S A
temperature
Communication Loss of SCADA Communication
41 COM S A
Alarm Communication Line Equipment
Load Frequency Status of actual load
Load Frequency
42 LFF Control Unit frequency control of S I
Control equipment
Fault each unit
Notes :
Generating Unit
STA
Start Simple signal to
automatically
commence start
up se quence.
Generator (for gas
5 Actual sequence
turbine only)
carried out by
generating
station control
Generating Unit equipment
STP
Stop
LAMPIRAN B
S S
S S
V V
DOUBLE BUSBAR
S S S
C LR
S S
C L R C LR
SING LE BUSBAR
Case A
S S S
LR
Case B
C LR
150/20 KV TRANSFORM ER OR
STATION TRANS.
}
S
LFC (Po,Pr,N)
MW MX
V
S S
Operation Responsibility
by PLN Sector
150 kV BUSBAR
S S
S S
S C LR S
S
V
S S
S S
S C LR S
S
MW MX S S
S S S
S C LR S C LR
S S
150 kV BUSBAR
S
S
V
Function Code Other Telesignalling Alarm (A) or
No Indication (I)
6a GUR Generator Unit Run I
9a LR Local/Remote Switch I
11 AR CB Auto Reclose A
13 BF Bay fault A
32 UT Unit Trip A
S S
MW MX V S S MW MX V
S
150 kV BUSBAR
S C LR
S C LR
150 kV BUSBAR
Function Code Other Telesignalling Alarm (A) or
No Indication (I)
6a GUR Generator Unit Run I
9a LR Local/Remote Switch I
13 BF Bay fault A
32 UT Unit Trip A
S S
S
S MW MW
MW S S
MW MX MX
F MX
MX V V
V
V
150 kV BUSBAR
S S S
S
S
S C LR
S S S
S S S
S
S S
C LR
S S S
150 kV BUSBAR
Idem
150 kV Gas Insulated Substation (G.I.S)
150 kV BUSBAR
S C S C S C S C S C S C
LR LR
Telesignal not
Telesignal not Telesignal not Telesignal not
S C S C required
required required required
ACC
MW MX MW MX
150/20 kV
S DCC
Transformer
20 kV
BUSBAR
11 AR CB Auto Reclose A
13 BF Bay fault A
150 kV BUSBAR
S C S C
LR
S C
TCP
C S
LRT
MW MX A MW MX A
S C S C
LR LR
S C S C S C S C
70 kV BUSBAR
Function Code Other Telesignalling Alarm (A) or
No Indication (I)
5a ATC Auto Tapchange Control I
9a LR Local/Remote Switch I
13 BF Bay Fault A
150 kV BU SBAR
S C LR
MW MX
S
S
11 AR CB Auto Reclose A
13 BF Bay fault A
150 kV BU SBAR
S C S C
LR
S C
MW MX
S
S
11 AR CB Auto Reclose A
13 BF Bay fault A
150 kV Atau 70 kV
DO UBLE BUSBAR
S S
S C LR
13 BF Bay fault A
150 kV ATAU 70 kV
BUSBAR
S S S S
S S
S
STEP UP STEP UP
TRANSFO RMER TRANSFORMER
OR
MW MX V MW MX V
G S G S
13 BF Bay Fault A
32 UT Unit Trip A
150 kV ATAU 70 kV
BUSBAR
S S S S
S S
S
STEP UP STEP UP
TRANSFO RM ER TRANSFO RM ER
OR
MW MX V MW MX V
G S G S
C LRG C LRG
13 BF Bay Fault A
32 UT Unit Trip A
70 kV BU SBAR
S C LR S C LR
MW MX MW MX
S
S S
11 AR CB Auto Reclose A
13 BF Bay fault A
70 kV BU SBAR
S S S S
C C C C
LR LR
S C S C
MW MX MW MX
S
S S
11 AR CB Auto Reclose A
13 BF Bay fault A
S C LR
MW MX ACC
DCC
OR
20 KV BUSBAR
13 BF Bay Fault A
150/20 kV DAN 70/20 kV
TRANSFORMER - DOUBLE BUSBAR S/S
150 KV ATAU 70 kV
BUSBAR
S S
C C
LR
S C
MW MX ACC
DCC
OR OR
20 KV BUSBAR
13 BF Bay Fault A
Function Code Other Telesignalling Alarm (A) or
No Indication (I)
35 FDC Fault Data Captured I
KODE IDENTIFIKASI
KODE IDENTIFIKASI
Kode identifikasi terdiri dari 18 karakter yang dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu kode lokasi, kode
ke/ompok peralatan, dan kode a/at; dengan susunan sebagai berikut :
A AHHHHH B
A HHHHH A AA CHH P
A B C
A : angka
H : huruf
P : angka atau huruf
Jarak diantara masing-masing kelompok angka/huruf di atas diperkenankan ada spasi (blank) ataupun tidak ada spasi.
Contoh
A. Kode Lokasi
Kode lokasi terdiri dari dua bagian. Bagian pertama terdiri dari 1 karakter menyatakan kode area. Bagian kedua terdiri
dari 5 karakter merupakan kode tempat yaitu singkatan nama lokasi yang khas dan cukup asosiatif terhadap nama
lengkap lokasi. Kode lokasi dinyatakan dengan susunan sebagai berikut
A 1 2
HHHH
1 2
Kode Area
Kode Tempat
Untuk Gardu Induk/Pusat Listrik yang baru kode tempat ditetapkan atas persetujuan PLN P2B.
Contoh Kode Tempat dapat dilihat pada Tabel L3-1.
Contoh
1KSBRU
4GRSIK
1 : menyatakan Area Control Center CAWANG
KSBRU : menyatakan GI Kosambi Baru (dikontrol oleh Area Control
Center Cawang).
4 : menyatakan Area Control Center WARU
GRSIK : menyatakan PLTU Gresik (dikontrol oleh Area Control Center
Waru).
Kode kelompok peralatan terdiri dari 4 bagian. Bagian pertama terdiri dari 1 karakter menyatakan kode tegangan
referensi. Bagian kedua terdiri dari 5 karakter menyatakan nama kelompok peralatan. Bagian ketiga terdiri dari 1
karakter menyatakan nomor kelompok peralatan di lokasi tempat peralatan tersebut berada. Bagian keempat terdiri dari
2 karakter menyatakan koordinat bay.
A1 H 2H H H P A3 AA
4
1 2 3 4
Kode Tegangan
A. Pusat Listrik
Batubara PLTUB
Gas PLTUG
Minyak PL TUM
Pusat Listrik Gas/Uap (Combine Cycle) PL TGU
1) Sesuai dengan Kode Tempat Pusat listrik atau Gardu Induk yang berhadapan.
2) X adalah Kode Tegangan dari sekunder trafo, sesuai dengan Tabel L3.-2.
3) Untuk pengembangan dim ana rcncana bay belum jelas.
4) Cadangan untuk pengembangan dimana rencananya belum jelas.
5) Untuk alarm Gardu Induk
6) Untuk alarm RTU
Nomor kelompok peralatan adalah nomor urut kelompok peralatan tersebut di lokasi tempat kelompok peralatan berada.
Koordinat Bay
Penentuan nomor awal urutan tergantung situasi dan kondisi Gardu Induk.
Contoh
4 K O P E L 1 0 7
4 : menjelaskan bahwa KOPEL yang dimaksud berada pada sisi/bagian 70 kV dari Pusat
Listrik atau Gardu Induk.
KOPEL : adalah nama kelompok peralatan (assembly).
1 : menjelaskan bahwa KOPEL yang dimaksud adalah KOPEL nomor 1 (satu).
07 : menjelaskan bahwa KOPEL yang dimaksud terletak pada bay nomor 7.
Kode alat terdiri dari dua bagian. Bagian pertama terdiri dari 2 karakter menyatakan jenis alat. Bagian kedua terdiri dari
1 karakter menyatakan nomor alat pada kelompok peralatan tempat alat tersebut berada. Kode alat dinyatakan dengan
susunan berikut :
H1 H P 2
1 2
Kode alat yang terdiri dari 3 karakter dapat juga berupa kode teleinformasi (telesinyal, telemeasure atau kontrol seperti
ditunjukkan pada Lampiran 1).
Yang dimaksud dengan alat (element) adalah bagian dari kelompok peralatan (as- sembly).
Kode Nama Alat dapat dilihat pada Tabel L3-4.
Nomor Alat
Nomor alat adalah nomor yang diberikan pada alat dalam suatu Kelompok Peralatan. Nomor alat dapat juga merupakan
titik pengukuran ataupun penyimpangan dari set point.
Penentuan nomor alat harus sesual dengan penentuan koordinat bay agar letak alat mudah diketahui. Misalnya :
- Angka ganjil (1,3,5 dst) diberikan kepada Pemisah Rel yang tersambung pada
rel yang bernomor ganjil.
- angka genap (2,4.6 dst) diberikan kepada Pemisah Rel yang tersambung pad a reI yang bernomor
genap
Contoh
BI2
Rel pada gardu induk 1½ PMT yang terhubung ke sisi pembangkit adalah rel A dan yang lainnya adalah reI B.
ReI pada gardu induk 1½ PMT yang terhubung ke sisi trato interbus adalah rel A dan yang lainnya adalah rel B.
Jika pada suatu gardu induk 1½ PMT terdapat pembangkit dan juga trafo interbus. maka rel yang terhubung ke sisi
pembangkit adalah rel A . yang lainnya adalah reI B.
Contoh
A H A
1 2 3
Contoh :
Contoh:
Untuk tegangan 500 kV, bay no. 1 Untuk tegangan 150 kV bay no.4
Contoh 1 :
2 JTLHR 5 PBKIT3 07 BI
2 : ACC Cigereleng
JTlHR : Gardu Induk Jatiluhur
5 : Terhubung pada 150 kV
PBKIT : Lin Pembangkit No.3
07 : Bay No.7
BI : Bus Isolator (Pemisah Rel)
1 : Nomor 1
Contoh 2 :
1 MKRNG 5 DAMTR2 04 CB
1 : ACC Cawang
MKRNG : Gardu Induk Muarakarang
5 : Terhubung pada 150 kV
DAMTR2 : Diameter No.2
04 : Bay No.4
CB : Circuit Breaker
Contoh 3 :
Contoh 4 :
2 JTLHR 1 PLTA3 MW
2 : ACC Cigereleng
JTLHR : Gardu Induk Jatiluhur
5 : Terhubung pada tegangan 6,3 kV
PLTA.3 : Pembangkit Tenaga Listrik Air unit nomor 3
MW : Pengukuran Daya Aktif (Megawatt)
Contoh 5 :
50 G G 51 52 G G 53
BDSLN
II
5 16 31
4 17 30
01
BUSBA
RA 1 14 27 48
3 16 29
6 19 32 40
8 21 34 42
9 22 35 43
11 24 37 45
BUSBA
RB 46 49
12 25 38
13 26 39 47
I II I I
CIBNG CRATA BDSLN
CONTOH KODE IDENTIFIKASI UNTUK
PUSAT LISTRIK / GITET 500 kV SAGULING
GITET
PUSAT LlSTRIK
(Contoh untuk Pengaturan dan Analisa Sistem tenaga)
Kode Identifikasi dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu kode nama penyulang, kode lokasi, kode peralatan/alarm,
kode arah remote lokasi tujuan), kode message, dengan susunan sebagai berikut :
Kode nama penyulang, kode lokasi, kode arah remote (lokasi tujuan) ditetapkan oleh Pengatur Distribusi yang
bersangkutan.
Contoh :
MAWAR PEW LBS B OPEN
Kode nama penyulang terdiri dari 5 karakter, merupakan singkatan nama penyulang yang khas dan cukup asosiatif
terhadap nama lengkap penyulang. Nama-nama penyulang ini bisa juga dengan singkatan gardu induk (tempat asal
penyulang) - nama daerah yang mendapat catu daya -nama lain.
HHHHH
Contoh :
Penyulang KODE
MAWAR MAWAR
MANDALA MEKAR MDMKR
CIBABAT-CIBEBER-MERAH CCM
KIARACONDONG-BRAGA-BIRU KBB
UJUNGBERUNG-CICALENGKA-KUNING UCK
Kode nama lokasi terdiri dari 5 karakter yang menyatakan tempat lokasi nama peralatan yang dimonitor atau alarm yang
terjadi.
Kode nama lokasi dinyatakan dengan susunan sebagai berikut :
HHHHH
Contoh :
- Kode nama lokasi : CSRUA
- Nama lokasi : Cisarua
Kode kelompok peralatan terdiri dari 3 karakter, menyatakan nama kelompok peralatan/alarm. Kode kelompok
peralatan/alarm dinyatakan dengan susunan sebagai berikut :
HHH
Contoh :
Kode arah remote terdiri dari 5 karakter yang menyatakan tujuan penyambungan/pemutusan penyediaan listrik yang
diremote.
Kode arah remote dinyatakan dengan susunan sebagai berikut :
HHHHH
Contoh :
- Kode arah remote : LMBNG
- Nama arah remote : Lembang
E. KODE MESSAGE
Kode message terdiri dari 10 karakter yang merupakan Informasi tentang kejadian.
Contoh :
INAC APP
ICAN DIS
L/APP
L/DIS
RC ON
CLOSE
OSERV APP
OSERV DIS
LAMPIRAN D
Generator
Two W indings Power Transform er
Circuit Breaker
Three W indings Power Transform er
W ithdrawable
Circuit Breaker A Current m easurem ent required
F Frequency
Earthing Switch
MW Active power m easurem ent
required
Surge/Lightning Arester
Current Transform er
(3 phases) C Control of adjacent item
to be perform ed by SCADA
Voltage Transform er
S Status indication of adjacent item
required for SCADA
51
Symbol Convention
GENERATOR G
TRANSF. 3 W INDINGS
CAPACITOR
Busbar's color
ON Blank
52
COLOR CONVENTION
ITEMS COLOR
53