Anda di halaman 1dari 25

.

BAB IV
TATA TERTIB DAN DISIPLIN KERJA

Pasal 13
Budaya Perusahaan

Dalam rangka melaksanakan kedisiplinan maka Pengusaha dan Karyawan befiekad


melaksanakan:
1. Budaya Disiplin '

2. Budaya Tertib
3. BurJaya Kerja

Budaya-budaya tersebut dilaksanakan di Perusahaan dengan cara sebagai berikut:


1. Bekerja dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab sebagai amal bakti
kepada Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan negara, Perusahaan dan Keluarga
Karyawan.
2. Melaksanakan secara konsisten dan konsekuen semua peraturan tata tertib kerja.
3. Melaksanakan gerakan peningkatan kualitas kerja, produktivitas kerja serta
efektifitas kerja.
4. Menjadi contoh Karyawan yang berbudaya disiplin, tertib serta bersikap baik
terhadap sesama Karyawan maupun terhadap lingkungan di luar Perusahaan.

Pasal 14
Tata Tertib

Karyawan diwajibkan:
1. Sudah berada di tempat kerja paling lam'oat 5 (lima) menit sebelum jam kerja
dimulai.
2. Mengakseskan absensi finger pr,nf sebelum dan sesudah Waktu Kerja atau
membuat absensi tertulis sesuai dengan prosedur yang berlaku di Perusahaan.
Bagi yang tidak melaksanakannya dianggap mangkir dan Upahnya tidak dibayar.
3. Menyimpan dan memelihara dengan baik semua alat / perlengkapan kerja di tempat
yang telah disediakan
4. Menggunakan seragam kerja dan alat keselamatan kerja sesuai dengan ketentuan
Perusahaan.
5. Melakukan pekerjaan sesuai oengan standar kerja yang tetah ditetapkan.
6. Mematuhi, memelihara ketentuan-ketentuan keselamatan dan kesehatan
menjaga keamanan, ketertiban dan kebersihan di dalam
7. Melaksanakan perintah dan petunjuk atasan baik lisan
8. Melakukan kewajiban agamanya di lokasi terdekat dari

e
ffiffi-::f*-il*,*[:'b*rHJ'?#il*.?#,r'
atasannya, dan dalam keadaan
perusahaan.
- *f
tertentu dapat
ffi
ldngsutrsj
mbil
a
prnan

lO- Mematuhi kewajiban lain-lain sesuai norma tata tertib dan hukum yang apabila
dilanggar dapat dikenakan sanksi sampai pemutusan hubungan kerja.

Pasal 15
Larangan - larangan
r,'v,1'vrrilqrq
:]:]i:.:-,,ri ^sLErlr.Lrarr-r\E;LErrLlrcl.r l\uDrEtatiltaElil uan KesenaEn Ke|[a sena
menjaga keamanan, ketertiban dan kebersihan di dalam
7. Melaksanakan perintah dan petunjuk atasan baik lisan
E. $;lelakukan kewajiban agamanya lokasi terdekat dari
Karyawan.
i'o.*

9. Melaporkan, memberitahukan, atau meminta izin baik dalApf h


t, L
cuti tahunan, izin khusus, datang tertambat atau puta\1gr
atasannya, dan dalam l<eadaan tertentu dapat Iangsutr$
perusahaan.
10. Mematuhi kewajiban lain-lain sesuai norma tata tertib dan hukum yang apabila
dilanggar dapat dikenakan sanksi sampai pemutusan hubungan kerja.

' pasal 15
Larangan - larangan

Karyawan
1. Mernbawa, menggunakan barang dan alat milik Perusahaan keluar dari lingkungan
Perusahaan tanpa ijin dari Pimpinan perusahaan.
2. Melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya dan tidak diperkenankan memasrrki
ruangan lain yang bukan bagiannya, kecuali atas perintah / ijin atasannya
3. Mengadakan transaksi jual beli barang apapun, menempelkan atau mengedarkan
poster yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan tanpa seijin dari Pimpinan
Perusahaan.
4. Membawa minuman keras, mabuk di ternpat kerja, membawa dan menyimpan serta
menyalahgunakan narkotik / obat terlarang, dan melakukan segala macam perjudian
/
di dalam lingkungan Perusahaan proyek (termasuk mess dan asrama di
lingkun gan Perusahaan/proyek).

5. Bertengkar atau berkelahi dengan sesama Karyawan / Pimpinan i

6. Membawa senjata tajam, senjata api atau membawa benda lainnya yang dapat
membahayakan baik bagi Karyawan senciiri maupun Perusahaan ke dalam
lingkungan Perusahaan.
7. Melakukan tindakan asusila di lingkungan Perusahaan.

B. Mempengaruhi Pengusaha, keluarga Pengusaha atau teman sekerja untuk


melakukan yang melanggar hukum atau melakukan kejahatan.
L Merusak dengan sengaja atau karena kecerobohannya menyebabkan rusaknya
aset milik Perusahaan.
10. Memberikan keterangan palsu dan atau menyuruh orang lain memhrerikan
keterangan palsu.
11. Menghina, mengancam Pengusaha atau teman sekerja / sesama Karyawan.
12. Membocorkan rahasia Perusahaan atau rahasia rumah tangga Perusahaan.
13. Mengambil photo / dokumentasi lainnya di wilayah Perusahaan / proyek tanpa ijin
dari Pimpinan Perusahaan / proyek.

14. Menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi

15. Menyalahgunakan wewenang yang diberikan perusahaan untuk kepentingan pribadi

Pasal 16
Tanda Pengenal

1. Tanda pengenal Karyawan akan tetap menjadi milik da waktu


pemutusan hubungan kerja harus dikembalikan kepada
Tanda pengenal yang hilang atau rusak harus sege
yang bersangkutan kepada atasannya untuk diminth

Pasa! 17
Rahasia Perusahaan rufif,*9
Setiap Karyawan Wajib memegang rahasia Perusahaari karena apabila hal tersebut
diberitahukan kepada orang lain yang tidak berhak akan mengakibatkan kerugian bagi
Perusahaan.
BAB V
HARI KERJA DAN KERJA LEMBUR

Hari Kerja, pengsiri:;:flJrtt" dan Kerja Lembur

Demi kelancaran jalannya Perusahaan, Pengusaha mengatur


Waktu Kerja yang i

berlaku.
l
1. Jadwal kerja adalah sebagai berikut :
Non $hift:07.30 9/d 17.00 hari pertama s/d hari kelima istirahat jam
12.00 s/d
13.00
{
: 07.80 s/d 13,00 hari ke enam
Senin - Kamis:
shift I '
: 06.00 s/d 14.00 istirahat jam 10.00 s/d 1 1.00
shift ll: 14.00 s/d 22.00 istirahat janr t7.30 s/d 18.30
shift lll
:22.00 s/d 06.00 istirahat jam 02.00 vo oe.oo
Jumat :

Shift I : 06.00 s/d 14.30 istirahat jam 11.30 s/d 1g.00


shift ll : 14.00 std 22.00 istirahat jam t7.30 s/d 18.g0
Shift lll : 22.00 s/d 06.00 istirahat jam 02.00 slO Og.OO
Sabtu :

Shift I : 00.00 s/d 11.00


Shift ll : 11.00 s/d 16.00
Shift lll : 18.00 s/d 21.00
(Hari Jumat istirahat jam 11.30 s/d 13.00)
2. Hari Kerja.
Jumlah hari kerja sesuai dengan perundang-undangan dalam 1 (satu)
minggu
adalah 6 (enam) hari kerja atau 25 atau 26 harikerja oilam (satu)
1 bulan"
3. Waktu Kerla
Dihitung mulai hari pertama sampai dengan hari ke 5 (lima) setama (tujuh) jam
7
kerja dan hari ke 6 (enam) selama 5 (lima) jam kerja, atau 40 (empat puiuh) jam
kerja dalam seminggu.

4. Dalam hal-hal tertentu pengusaha dapat merubah Waktu Kerja untuk mencapai
produktivitas dan efisiensi.

Pasal 19
Kerja Lembur pada Hari'hari Biasa, Hari Libur Mingguan dan
Hari Libur Nasional
1. Kerja lembur diperlukan dalam hal-hal dimana pada suatu pada
tiap waktu tertentu ada pekerjaan yang harus diselesaikan,

2. Pada dasarnya kerja rembur bersifat sukarera, narnun


a. Ada pekerjaan yang jika tidak segera diselesaikan, c, dari
buyer.
b. Ada pekerjaan yang lika tidak diselesaikan akan ian bagi
Perusahaan.

Karyawan yang tidak termasuk Pimpinan dan Staf berhak atas uang lembur.
(diperjelas penggorongan karyawan, siapa yang berhak atas uang
rembur dan
bukan lembur).

Perhitungan Upah Lembur disesuaikan dengan perundang-undangan yang


berlaku
Keputusan Menteri renaga Kerja dan Transiligrdsi No. 1)2tMenNl/zoa4.
a. Apabila kerja lembur dilakukan hari biasa :
- Jam I di bayar
: 1,S x upah sejam
- Jam ll di bayar :2
x upah
b. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan atau hari besar
resmi.
- Untuk setiap jam dalam batas 7 (tujuh) jam atau 5 Jam apabila hari Raya
tersebut jatuh pada hari kerja pendek pada salah satu hari dalam 5 hari kerja
seminggu, maka harus dibayar sedikit-sedikitnya 2 X upah sejam.
- Untuk jam kerja pertama selebihnya 7 (tujuh) jam ataU 5 (lima) jam apabila
hari raya tersebut jatuh pada hari terpendek pada salah satu hari dalam S
(lima) hari ketja seminggu, harus dibayar upah sebesar 3 X upah sejam.
- Untuk jam kerja kedua dan seterusnya setelah 7 (tujuh) jam atau S jam
apabila hari raya tersebut jatuh pada hari kerja terpendek salah satu
hari dalam 5 hari kerja seminggu, harus dibayar X upah
sejam.
c. Perhitungan upah jam lembur
1
6t
H/
3)
\Fl
l'2
X Gaji Pokok + T. Jabatan fiika ada ) X ,An
7*,
173
t
BAB VI
SANKSI - SANKSI

Pasal 20
Pelaksanaan Sanksi
4
se.tiap pelanggaran tata /
tertib kedisiplinan akan diberikan sanksi sesuai
pelanggaran dan kerugian yang terjadi atau
akan ter;aOi.
2. Dalam-hal Karyawan melakukan pelanggaran
oaLin peraturan perusahaan
lt'YSurat Keputusan Direksi, maki- rengusana akan mengeiuirkan dan I
Surat
Peringatan tertulis sesuai akibat yang akan atau ditimbulkan
serta pemutusan
H.ubungan Kerja tdrgantung besar keciliya kesalahan
serta kerugian yang telah dan
atau akan ditimbulkan.

Pasal 21
Macam-macam Sanksi

1 Teguran lisan kepada Karyawan diberikan oleh atasan langsungnya


marrakala
Karyawan nnelakukan pelanggaran ringan dengan maksud untuk pembinaan,
perbaikan sikap dan tingkah laku.

t. Jenis pelanggaran dan sanksi yang diberikan:

Jenis Pelanggaran
Tidak melakukan pencatatan kel.radi@
saat kehadiran, meninggalkan perusahaan melampaui
batas 5 (lima) kati berturulturut 7 (tujuh) kali datam
sebulan.
I
Datang terlambat atau pui
tanpa alasan sah melampaui batas 5 (lima) kali bertuiut
:lqql atau 7 (tujuh) kali datam sebulan.
Meninqqalkan iaan tanpa iiin dari atasannva.
Irdlr atau tidur-tiduran, merotok
Melakukan perbuatan yang Oapat memungkinkan
terganggunya keanranan di perusahaan, contoh :
menyalakan api,r, meroKok
merokok di area perusqhaan.
Berbicara keras, berteriak, bersoraksorak,
mengeluarkan suara keras, dan tatau membuat
kegaduhan ditempat kerja sehingga dapat mengganggu
ketenangan dan kenyamanan keria.
Mengadakan pertem ua n-pertem uin@
bentuk apapun yang tidak berhubungan dengan
ahan.-_
Tidak mampu menunjukkan hasit Aan prestasl kerja
yang sesuai dengan jabatannya dalam jangka waktu
yang sudah disepakati dan su,Jah penrah diberi arahan,
blTqingan,
iet? baniqqn dari atasannya
Tidak mengindahkan dar'/ atau tida[melaksanakan
prosedur atau instruksi kerja yang ditetapkan oleh

Menolak melakukan pekerlaan Oatam tugasnya tanpa


alasan sah.
Menolak melaksanai<an perint@
atasan.

Menolak kerja lembur yang dipernffi


denoan alasan tidak sah/ ielas.
ManOkir lebih dari 2 ( chn\ kaf,-teGni klren.r /.tari G /lima\
mengeluart<an suam keras, dan I
1 atau membuat
, kegaduhan ditempat kerja
i ketenangan dan kenyamanan ""ningfi
orp"i r"ngganggu ix xix
keria.
Menga dakan pertem uan-perte@
apapun yang..tidak bernubungan dengan
?:Pl
pekeryaan tanpa seiijin perusahan '
vvr 'Ysr I

1"1*::,:tu 6oan
yang sesuai dengan jabatannya
p resta sil<erra
dalam jangka
yang.sudah disepakali dan su,Jah per,ah ;;ii,
d'r.Oeri uirnur,
Urn!!!gg!,__!erta bantuat dari atasan nya,
Tidak meng indahkan;a,V atffi
instruksi kerja yang ditetapkan orerr
!l?::9yratau
Menotak mei@ugasnfilanpa
alasan sah.
Menolak metatsa
atasan.

Menotak t<e4a temffiang diffi


denganalasan yang tidak sah/ ielas
Mangkir teOin GriTJOu4
kali dalam sebulan.
Mengisi ,r"r ,
aQgensi milik orano lain
l

J
t{o Jenis Pelanggaran Sanksi
I il llt PHK
Tidak menghiraukan ketentuanketentuan feselarnatan
15 kesehatan kerja, dan kebersihan. X X
Pelaksanaan kerja yang salah atau tidak rnengindahkan
instruksi kerja yang sudah ditetapkan sehingga dapat
16 X X
mengganggu kelancaran bekerja oanl atau clapat
mengakibatkan kerugian baqi perusahaan.
Menolak melaksanakan pemeriksaan kesehatan yang
17 X X
ditetapkan oleh perusahaan.
Mengancam dan/ atau menghina para
18 X
pekerja, atasan, danl atau keluarga mereka
Merintangi atau menghalang-halangi tugas $atpam
19
yang sqdang menjalankan tugas. x
Membawa ke luar barang-barang ataupun milik
2A perusahaan tanpa ijin atau dilengkapi dengan surat x
jalan dari perusahaan.
Menggunakan barang milik perusahaan yang
21
dipercayakan kepadanya untuk kepentingan pribadi
Pelaksanaan kerja yang salah sehingga mengganggu
22 kelancaran bekerja atau merugikan perusahaan.
dan/atau mengakibatkan perusahaan harus membayar X
kerugiaan atas kesalahan tersebut
Tidak berhati-hati dan I atau lalai dalam melaksanakan
23
tugas seingga dapat mengakibatkan kerugiaan bagi X
perusahaan
Melakukan tugas dengan ceroboh sehingga dapat
mengakibatkan bahaya bagi diri sendiri maupun orang
24 X
Iain atau membiarkan pekerja lain dalam bahaya di
tempat keria
Menyalahgunakan wewenang yang diberikan
perusahaan dan/atau milik perusahaan untuk
25
kepentingan pribadi atau untuk mengabil keuntungan x
pribadi, yang tidak sesuai dengan aturan kerja yang
ditetapkan perusahaan
Menyalahgunakan uang perusahaan untuk kepentingan
26
pribadi x
Melakukan korupsi atau menyalahkangunakan
27 X
kepercayaan yang diberikan perusahaan
Menerima suap, memberikan janji kepada relasi
28 X
perusahaan atau pihak lain untuk kepentinoan pribadi
Berjudi, mabuk, menggunakan atau mengedarkan obat tf tAl ft.{
29 terlarang, berkelahi atau melakukan perb-uatan asusilaf^
dalam linokunoan perusahaan
Berada di lingkungan perusahaan atau bekerja beraO{ii DI ASI
Tf iAC xct{
Nl't,
30 di bawatr pengaruh alcohol, obat-obatan terlarang, dafii/a
lain
alau zat-zat adiktif \ 7o
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter terbukti sebagai \l l1 tA o.'{
31
pengguna obat terlarang atau minuman kelras \
Membawa ke dalam lingkungan perusahaan barang-
barang bukan untuk kepentingan perusahaan yang
$t X
disangka dapat membahayakan ketertiban, keamanan,
ketenangan, keberslhan, dan keselamatan kerja
Penganiayaan terhadap sesama pekerja, atasan,
33 X
dan/atau keluqrga mereka
Memberikan keterangan palsu bralk lisan maupun tulisan
34 X
yang dapat meruqikan perusahaan
Mengubah atau memalsukan surat-surat dokumen,
35 kartu pencatat waktu/absensi, surat keterangan dokter, X
rysep dokter, kuitansi, dan surat-surat lainnlra.
No Sanksi
Jenis Pelanggaran
I il ilt PHK
menghasut atau mempengaruhi pekerja lain untuk
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan atau yang dapat
menimbulkan keresahan atau kekacauan
Membon gkar/mem beritahukan rahasia perusa haan
37 kepada pihak lain kecuali untuk kepentingn negara dan X
lengan seizing / sepengetahuan pimpinan perusahaan
Melakukan perbuatan yang bertentangan / melanggar
38 X
hukun Neoara Republik lndonesia
0

3. Masa berlaku Surat Peringatan

a. t(epada Karyawan yang melakukan pelanggaran tata tertib Perusahaan, dapat


diberikan peringatan tertulis yang mempunyai masa berlaku sebagai berikut:
1. Peringatan pertama = 6 bulan
2. Peringatan kedua = 6 bulan
3, Peringatan ketiga =6bulan l

b. Apabila dalam masa berlakunya surat peringatan yang bersangkutan masih


melakukan pelanggaran, maka Pengusaha dapat memberikan skorsing
maksimal 1 (satu) bulan atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

c. Surat Peringatan tidak perlu diberikan menurut urutan sebagaimana tertera di


atas tetapi dapat diberikan peringatan pertama sebagai peringatan yang terakhir
dan selanjutnya dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tergantung dari
besar kecilnya kesalahan serta akibat kerugiAn yang telah atau akan terjadi.

4. Skorsing I Pembebasan Tugas


Pemberian surat peringatan kepada Karyawan dapat diikuti dengan skorsing /
pembebasan tugas sementara dengan maksud:
a. Pembinaan terhadap kedisiplinan tata tertib
b. Tindakan pengamanan
c. Menunggu keputusan kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang sedang
ditangani oleh lembaga pemerintah.

5. Penurunan Jabatan / Demosi


a. Melakukan pelanggaran tata tertib kerja dan aturan kedisiplin 0er30
b. Sering tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas.
c. Melawan perintah atasan sedangkan perintah tersebut
yang berlaku. ffi
d. Membuat kesepakatan yang mengakibatkan bawahannya ti
e. Menyebarkan berita tidak benar atau mgmprovokasi
meni mbulkan keresahan Karyawan.
f. Tidak berusaha memperbaiki diri setelah mendapat / selama berlaku Sttrat
Peringatan
g Gagal melaksanakan tugasnya sesuai dengan job description ataupun dari hasil
penilaian pimpinan.

Dalam hal pelanggaran merupakan tindakan pidana, maka tindakan pidana akan
diajukan oleh Pengusaha setelah mengkaji permasalahan yang ditimbulkannya.
BAB VII
KLASIFIKASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Pasal 22
Perbuatan yang dapat dikenakan Pemutusan Hubungan Keria'
tata lertib
Setiap Karyawan yang melakukan perbuatan atau pelanggaran !:1|'.'9up
PHK dengan alasan
Perusahaan yang merugikan Perusahaan akan dikenakan sanksi
mendesak, dan d-ilaksrnik.n sesuai dengan UU No'
13 l23ffi'
perbuatan oan atau o",innr"ran tersebut dapat dilihat pada Pasal 21'

Mensundu rkan #Xl3iemauan sendiri

1. Melalui prosedur
Perusahaan 'eecara
a. Dapat dilakukan dengan syarat memberitahukan kepada
tertulis sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelumnya'
pengunduran diri, selambat-lambatnya
b. Terhitrrng sejak tanggal pengajuan surat
14 hari, rengusaha-viajin memberiran
jawaban menyetujui atau menolak.

c. selama permohonan tersebut belum disetujui, Karyawa,n harus tetap


perdata Pasal 1603 i'
menjalankan pekerjaannya, sesuai dengan K'U.H.
2. Tanpa melalui Prosedur prosedur yang ditetaPkan
eagi Karyawan yang mengundurkan diri tidak melalui
yang diberikan hanya sisa Gaji
*ui, dinyatakan keiuar secara sepihak dan hak
terakhir dari sisa Hari Kerja.

Pasal 24
Pemberhentian karena Alasan Sakit
akibat kecelakaan kerja yang
Karyawan yang sakit berkepanjangan, mengalami cacat
bersama antara para pihak
telah melampaui batas tz bulan i"ngrn"persetujuan harus ditakukan pemutusan
serama_ramanya oitam waktu r
Gitil uutan subah
perundang-undangan yang berlaku'
Hubungan Kerja tiH f), sesuai peratlran'

Pasal 25
Karyawan Ditahan

' [Hil;[".tfli:, m,sfl:,,311ffi1ffi, :lfi3J'T:iffisaha


;:
c.
,:Etstlru;ng:l
tanggungan
3 oranfi
:riir;3!tlr:l
lclpah 45% dari
(rs-
d. + orang tanggunlan atau lebih = 50% dari Upah It5
\\*
2. Bantuansebagaimanadiatasdiberikanpatinglama6 dapat
Jiirr,"n yang berwajib dan seteiah itu Pengusaha g berl aku'
;; ilr'";t"u ui p"trluran peru nda n g-u nda ng an ya n

tidak bersalah maka


3. Apabila diputuskan pengadila.n dan Karyawan .dinyatakan
plngusana harus mehpet<erjakan Karyarvan kembali'
4. Apabi ta sebel u m 6 bulan Karvawan dinvatakan ?-"jti':L .:*i,",:1':1?,1":3ffi:
perundang-
;:ffiilff=';;t;il; xerjanya oengan Karyawan, sesuai peraturan
undangan Yang berlaku.
Pasal 26
Perubahan $tatus Perusahaan

Apabila terjadi penggabungan, peleburan atau perubahan ter:hadap status Perusahaan


dan :
1. Karyawan bersedia melanjutkan bekerja lagi karena perubahan status Perusahaan,
maka rnasa kerjanya tetap berlanjut di Perusahaan baru tersebut.
2. Pengusaha tidak bersedia menerima Karyawan atas perubahan status di atas, nraka
akan diberhentikan sesyai ketentuan yang berlaku.

Pasal 27
Perusahaan Rugi

1. Apabila Perusahaan tutup sebagian atau keseluruhan karena kerugian operasional


terus menerus selama 2 (dua) tahun dan atau keadaan memaksa, maka Karyawan
yang bagiannya ditutup akan diberhentikan dari pekerjaannya dan diberikan haknya
sesuai ketentuan yang berlaku, demikian pula jika ditutup keseluruhannya.
2. Kerugian operasional Perusahaan harus dibuktikan dengan laporan keuangan 2
(dua) tahun terakhir yang telah diaudit oleh Akuntan Publik.
3. Pemutusan Hubungan Kerja dapat juga teryadi karena Force Majeure.
Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah:
a. Peperangan dan akibatnya.
b. Kebakaran dan akibatnya.
c. Bencana alam dan akibatnya.
d. Bencana teknik dan akibatnya.
e. Huru hara dan akibatnya.
f. Kerusakan akan bahan dan alat dan akibatnya yang terjadi karena hal-hal di luar
kemampuan Perusahaan seperti pemogokan atau sabotase.
g. Keadaan lain yang dapat dimasukkan dalam arti keadaan memaksa.
4. Pemutusan Hubungan Kerja dapat terjadi karena Eflsiensi, Yang dimaksud dengan
Efisiensi akan diatur dengan Surat Keputusan Direksi dan diproses sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 28
Perusahaan Pailit

Pemutusan Hubungan Kerja karena Perusahaan pailit setelah mendapatkan penetapan


dari Pengadilan.

Pasal 29
Karyawan Mangkir 6"f
o.* /
1. Karyawan mangkir 5 (lima) hari kerja secara berturut-tu cara
tertulis dan bukti yang sah dan telah dipanggil 2 (dua) Sara
patut dan tertulis dapat diputuskan huoungan kerjanya agai
pengunduran diri, sesuai pasal 168 UU No. 13 / 2003.
2. Apabila pekeria tidak masuk tanpa alasan yang sah, maka tersebut
dianggap mangkir, upah tidak dibayarkan dengan perhitungan potongan mangkir
pembagi 25 dalam 1 (satu) bulan sebagai berikut:
L x Gaji pokok + Tunjangan Tetap (ika ada).
25
3. Keterangan tertulis dengan bukti yang sah diserahkan paling lambat hari pertama
Karyawan masuk.
PHK atas Kehendak xrorl,X?t[l*", Kesatahan pensusaha

Permintaan PHK oleh Karyawan kepada Lembaga Penyelesaian Perselisihan


Hubungan lndustrial karena Pengusaha. melakukan sebagai berikut:
1. Menganiaya, menghina secara kasar / mengancanr Karyawan,
2. Membujuk dan atau mau menyuruh Karyawan untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
3. Tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan kepada Karyawan terkecuali dalam
hal kesulitan usaha.
4. Menerima Karyawan untuk melaksanakan pekerjaan di luar yang diperjanjikan
terkecuali dengan pemberitahuan melalui mutasi, setelah melalui pelatihan
berkelanjutan dalam rangka perbaikan operasional Perusahaan.
5. Memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan dan
kesusilaan Karyawan l
I
6. Apabila Pengusaha dinyatakan bersalah oleh lembaga penyelesaian perselisihan
maka Karyawan diberikan kompensasi sesuai undang-undang yang berlaku.
7. Namun apabila Pengusaha dinyatakan tidak bersalah maka Karyawan dapat
dikenakan PHK tanpa penetapan lembaga dan Karyawan tidak berhak atas
ri
pesangon dan penghargaan masa kerja. i,

Pasal 31
Purna Bakti/ Pensiun

1. Disebabkan karena telah berusia 56 tahun, maka Pengusaha berhak melakukan


Pemutusan Hubungan Kerja, sesuai pasal 167 UU No. 13 12003.
2. Perpanjangan usia pensiun dari yang seharusnya, merupakan hak prerogatif dari
Direksi yang diputuskan secara resrni melalui Surat Keputusan Direksi.

Putusnya hubungan kerja antara lain sebagai berikut:


- Pekerja meninggal dunia
- Masa kontrak habis
- Pekerja mengundurkan diri
- Usia pekerja mencapai 56 tahun

Pasal 32
Akibat dari Pernutusan Hubungan
Dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan Kejrja, ma
mengembalikan kepada Perusahaan.
*-
1. Kartu Tanda Pengenal r\----/i. y'
'l
2. Barang-barang inventaris r" 'lr
tu t*" t7
3. Hutang Karyawan pada Perusahaan dengan bukti yang sah
4. Hutang Karyawan kepada pihak lain yang berhubungan dengan Perusahaan
5. Seragam kerja
,",n';:llp3in""=i
1. Uang kompensasi berupa uang pesangon, penghargaan masa kerja, uang
penggantian hak atas Pemutusan'Hubungan Kerja akan dibayarkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Dalam hal pekefla / buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam
perjanjian kerla atau peraturan perusahaan, perrgusaha dapat melakukan
pemutusan hubungap kerja, setelah kepada pekerja / buruh yang bersangkutan
diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut - turut.

3. Pekerja / karyawan tetap yang nrengundurkan diri dari perusahaan harus


mengajukan permohonan resmi sekurang - kurangnya 30 (tiga puluh) hari
sebelurnnya kepada Pimpinan perusahaan, dalam hal ini perusahaan akan
memberikan kebijaksanaan yakni uang pisah dan uang penggantian hak.

4. Bagi karyawan yang mengundurkan diri sesuai dengan prosedur yang


ditetapkan dalam Undang - undang berhak mendapatkan uang pisah, yang
besarnya sebagai berikut :
a, Masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 1/4 (satu
per empat) bulan upah;
I
b. Masa kerja 6 (enam) tahun atau lehih tetapi krrrang dari (sembilan),112(satu
per dua) bulan upah;
c. Masa kerja 7 (tujuh) tahun atau kurang dari. 12 (duabelas) tahun, 3/4 (tiga
perempat) bulan upah;
d. Masa kerja 12 (duabelas) tahun 1 (satu) bulan upah.
5. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar
uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak
yang seharusnya diterima.

Penghitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) paling sedikit


sebagai berikut:
a" masa kerja kurang dari 1 ( satu ) tahun, 1 ( satu ) bulan upah;
b. masa kerja 1 ( satu ) tahun atau lebih tetapi kurang dari2 (dua ) tahun, 2
(dua ) bulan upah;
c. masa kerja 2 ( tiga ) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga ) tahun, 3
(tuga) bulan upah;
d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4
(empat) bulan upah;
e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kura
(lima) bulan upah;
f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi
(enam) bulan upah;
g. masa kerja 6 (enam) atau lebih tetapi kurang dari
bulan upah;
h. masa kerjaT (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang
8 (delapan) bulan upah;
i. masa kerja B (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.

7. Perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud dalam


Ayat (1) ditetapkan sebagai berikut:
a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2
(dua) bulan upah;
b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun,
3 (tiga) bulan upah;
c. masa kerja I ( Sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas)
d' masa kerja 12 (.d.ua o."fr: ) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (
lima
belas ) tahun, S ( lima ) bulan upah;
e.
f?sa-kefla 15 (.lima beJqs) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (detapan
belas) tahun, 6 ( enam ) buian upah;
-
f. masa kerja 18 (detapan pgtm) tahun atau tebih tetapi kurang dari 21( dua
puluh satu) tahun,
l,urvr r esrt../, rs.t tl. t l, 7
r (tujuh)
\tuJul u uulan
buian"upah;
upan;
g' m?Y keria 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang
dari 24 ( dua
puluh empdt ) tahun, g (delapan) bulan upah;
h. masa ker1a24 (dua puluh empat) tahun atau lebih,10 (sepuluh)
bulan upah,
B' Yqng penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud
dalam ayat ( 1 ) meliputi :
3. gyti tahunan yang betum diambil dan belum gugur;
b' biaya atau ongkos pulang untuk pekerja t Uu-rui dan keluarganya ketempat
dimana pekerja/buruh diterima bekena;
c. pengganti perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan
1s% (
lima belas perseratus ) dari uang pesangon dan I atau uang penghargaan
. mqsa kerja bagi yang memenuhi syarat;-
d' hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peratu
atau perjanjian kerja bersama. /^$
'rff
e Jj
p#d'lkg*Ga?P
9. Perubahan perhitungan uang pesangon, perhitungan
uang
\"rir, da n uans penssantan riak se6asaimana
d iila*ilUlHfi le]&Ef$ffif al,
danayat(4)ditetapkandenganPeratuianPemerintah.--wi
BAB VIII
PENGUPAHAN

,"r[1t'r'.110"n
1. Pembayaran Upah dilaksanakan di lokasi Perusahaan cash setiap bulan tanggal 10.
2. Yang berhak mendapat Upah adalah Karyawan yang bersangkutan, apabila yang
bersangkutan berhalangan dapat diterima oleh orang lain dengan $urat Kuasa
bermaterai 6000 Obn Xfp dari Karyawan yang bersangkutan serta yang diberi
kuasa.
g. Upah minimtim yang ditetapkan pemerintah bukan merupakan Upah pokok namun
merupakan Upah pokok dan tunjangan tetap.
4. Struktur upah serta nominalnya akan ditetapkan Perusahaan. . fengan
mempertimbangkan golongan jabatan, masa kerja, kompetensi dan hal-hal lain yang
dianggap perlu.

Pasal 35
Komponen UPah

Terdiri dari:
1. Upah Tetap:
a. Gaji Pokok
b. Tunjangan Tetap
2. Upah Tidak TetaP:
a. Lembur
b. Premi Hadir
Penjelasan lebih lanjut ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi.

Pasal 36
Peninjauan UPah

1. perusahaan dalam meninjau Upah Karyawan memperhatikan dan berpedoman


pada:
a. Kompetensi / kemamPuan
b. Pendidikan
c. Prestasi kerja
d. Kemampuan dan kondisi Perusahaan
e. Produktivitas
f. Masa kerja

2. Peninjauan Upah ditetapkan dengan kelompok da


peroringan dan diberikan dengan Surat Keputusan Direk
3. Dalam kondisi tertentu / khusus, Pengusaha dapat meninja rktur
Upah, memberi kenaikan atau menyesuaikan Upah a atau
kepada seluruh Karyawan tanpa persetujuan Karyawan karena satu dan lain hal
untuk menjaga stabilitas dan hubungan kerja.
4. Di dalam hal Perusahaan tidak mampu meninjau upah maka untuk hal tersebut
akan diumumkan kepada seluruh karyawan.
5. Jika nilai prestasi kerja Karyawan sangat buruk maka yang bersangkutan tidak
mendapat peninjauan uPah.
r.,flii'#Upah
1. Pemotongan Upah dilakukan oteh Pengusaha atas beberapa hal yang dapat
dilakukan atas Upah Tetap, Uparr tioak,tetlp dan atau keOuanyliergantung kepada

a. Iuran BPJS yang menjadi kontribusi karyawan


b' ljin, Mangkir dan Sakit tanpa surat keterangan dari dokter (ijin tidak resmi).
c. Denda dan Gantirrugi
d. PPh Pasal 21 atas gaji fiika ada).
2. Derrda akan dikenakan kepada Karyawan yang melakukan pelanggaran yang
ketentuannya diatur undang-undang dan suratkefutusan Direksi.
3. gqnli. rugi akan dikenakan kepada Karyawan yang melakukan kecerobohan,
kelalaian, kesengajaan sehingga mengakibatkan kerugian materiil baik nagi
Perusahaan maupun pihak ketiga.
4. Atas hal ganti rugi dapat dilakukan pemotongan Upah yang besarnya pemotongan
Upah maksimal 50%, sedangkan apabila Perusahadn-paint dan telan diputuslan
oleh Pengadilan, ganti rugi dibayarkan sekaligus yang dipotong dari hak pesangon,
penghargaan masa kerja dan hak lainnya.
5. Ketentuan denda dan ganti rugi dilaksanakan sesuai undang undang dan Surat
Keputusan Direksi.

Pasal 38
Meninggalkan pekerjaan dengan atau Tanpa Upah

1. Karyawan yang hanya bekerja 4 )am dan kurang dari 7 jam dalam sehari untuk
urusan pribadi dengan ijin hanya mendapatkan Upah Tetap.
2. Karyawan yang bekerja kurang dari 4 jam sehari tidak mendapatkan upah.
3. ljin yang dimaksud adalah ijin untuk pulang lebih awal atau terlambat datang dengan
ijin atau pemberitahuan terlebih dahulu.

Pasal 39
Pemotongan Upah bila Terjadi Bencana / Force Majeur

1. Apabila terjadi Bencana I Farce Majeur yang mengakibatkan aktivitas perusahaan


terhenti sehingga Karyawan tidak dapat melakukan pekerjaannya dan pengtlsaha
belum / tidak melakukan pemutusan hubungan kerja, maka upahnya dibicarakan
antara manajemen dengan pekerja.
Keadaan bencana / Force Majeur yang dimaksud adalah :

a) Peperangan dan akibatnya


b) Kebakaran yang berakibat luas
c) Bencana alam dan akibatnya
d) Bencana teknik dan akibatnya yang berakibat besar
e) Huru hara dan akibatnya
0 Kerusakan akan bahan dan atat dan akibatnya yang
kemampuan Perusahaan seperti: pemogokan yang
akibatnya
I

g) Keadaan lain yang dapat dimasukkan dalam arti keadaan ,r. !f. N
Pasal 40
UPah selama Sakit

1. Karyawan yang sakit atau mendapat kecelakaan di luar hubungan kerja da.n selama
:menjalankan pekerjaannya dalam
sementara waktu tidak mampu iapkq ;arqklu
tertentu dan berturut-turut tanpa terpuius, yakni sama atau lebih
dari 1 (satu) bulan,
u*fu*u *rktu itu r[rn menerima eiii i Upah sesuai per:aturan yang berlaku'
2. Karyawan yang sbkit menahun akan mendapat upah
sebagai berikut:
-
+ butan Pertama 100% UPah Pokok
- kedua
4 bulan 75% UPah Pokok H

- ketiga
4 bulan 50% UPah Pokok I]
ii

- Sefaniutnyi 25% Uitpah pokok sebelum dilakukan PHK


bulan, maka
Setelah waktu di atas terlampaui atau setelah 12 (dua belas)
pekerjaan
PenguSaha dapat memberheniikan yang bersangkutan dari
dengan
dibeiikan haknya sesuai dengan ketentuan yang be4aku.
3. setiap tenaga kerja yang menderita penyakit
yang timbul karena hubungan kerja
berhak mondapat kecerakaan kerja baik pada saat masih dalam hubungan
i;*ffi
kerja maupun setelah hubungan kerja berakhir'
yang hubung.an kerjanya telah
4. Hak atas jaminan kecelakaan kerja bagi tenaga !eri3
apabila menurut hasil
berakhir sebagaimana dimaksuci oatim butir B dio6rit<an,
oleh pekerjaan selama
diagnosis dokter yang merawat penyakit tersebut diakibatkan
teniga kerja yani beisangkutan masin dalam hubungan kerja.
5. Hak jaminan kecelakaan kerja sebagaimana
,puOif, penyakit tersebut timbul dalam waktu
sejak frubungan keria tersebut berakhir'

6. Pembayaran yang dimaksud pada butir 3' 4' 5' menjadi


sedangkan 3-pelaksanaannya ditanggulangi terlebih dahulu
"yrt
BAB IX
PROGRAM KESEJAHTERAAN KARYAWAN
:l

Pasat41
Br"d;'ilakan
Setiap Karyawan yang masuk kerja dan sudah bekerja minimal 3 (tiga) jam akan
mendapatkan makan 1 (satu) kalidari katering atau diberikan dalam bentuk uang,

' Pasal 42
Sumbangan Kematian

Bagi Karyawan yang meninggal akan mendapatkan kompensasi sesuai perundang-


undangan yang berlaku.

Pasal 43
BPJS Ketenagakerjaan

$esuai dengan Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara


Jaminan Sosial (BPJS) maka perusahaan mendaftarkan Program di BPJS
Ketenagakerjaan yang meliputi :

1. Jaminan Kecelakaan Kerja.


luran ditanggung sepenuhnya oleh Perusahaan sebesar Q,24o/o x Upah.
2. Jaminan Hari Tua:
Iuran sebesar
3,7o/o x Upah, dibebankan kepada Perusahaan
2% x Upah, dibebankan kepada Karyawan
3. Jaminan Kematian:
luran ditanggung sepenuhnya oleh Perusahaan sebesar 0,30% x Upah.
4. Jaminan Pensiun :
lurannya sebesar
2%X Upah, dibebankan kepada Perusahaan
1 o/o X Upah, dibebankan kepada Karyawan

Pasal 44
BPJS Kesehatan

-
Sesuai dengan Undang Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) maka perusahaan mendaftarkan seluruh karyawannya untuk
mengikuti program BPJS Kesehatan.

Pasal 45
Tunjangan Hari Raya p--tq^sq-e
1. Pengusaha memberikan Tunjangan Hari Raya (Tl-lR)
dengan ketentuan yang berlaku.

2. Besarnya THR ditetapkan 1 (satu) kali Upah Tetap (U


tetap), sedangkan Karyawan yang bekerja kurang dari 1 (
proporsional.
3. Karyawan yang bekerja minimal 1 (satu) bulan berhak THR (Permenaker No. 6/2016
Pasal 2 ayall) yang besarnya dihitung secara proporsional.
4. Apabila 30 (tiga puluh) hari sebelum Hari Raya ldul Fitri terjadi pemutusan
hubungan kerja baik oleh Pengusaha maupun oleh pihak Karyawan, yang
bersangkutan berhak mendapat Tunjangan Hari Raya (THR).
5. Masing-masing dan besarnya ditetapkan sebagai berikut: .

- masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih, tunjangan Hari Raya : upah pckok +
tunjangan tetap (1ika ada).
- masa kerja lebih dari 1 (satu) bulan tetapi kurang dari 1 (satu) tahun akan
diberikan tunjangan Hari Raya secara proporsional sebagai berikut:
masa keria X upah pokok (tunjangan tetap).
12
6. Karyawan yang belum bekerja 12 bulan berturut-turut dan belum mendapat cuti
tahunan, maka akan diberikan kemudahan untuk cutitahunan yang belum menjadi
haknya (hutang ctrti tahunan;.

Pasal 46
Cuti Tahunan

1. Karyawan berhak atas cuti tahunannya setelah yang bersangkutan mempunyai


masa kerja 12 (dua belas) bulan berturut-turut.
2. Lamanya waktu cuti tahunan dihitung untuk setiap 23 (dua puluh tiga) hari bekerja
dimana masa kerja termaksud pada ayat 1 (satu), adalah 1 (satu) hari istirahat
sampai paling banyak 12 (dua belas) Hari Kerja sesuai dengan ketentuan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah.
J. Karyawan yang akan menggunakan cuti tahunannya, satu minggu sebelumnya
harus mengajukan permohonan tertulis terlebih dahulu kepada Perusahaan.
4. Pengusaha berkewajiban memberitahukan hak cuti tahunan Karyawan.
5. Hak atas cuti tahunan Karyawan dinyatakan gugur apabila 6 (enam) bulan setelah
dikeluarkan hak cuti, yang bersangkutan tidak menggunakannya bukan karena
alasan yang diberikan oleh Pengusaha.
6. Selama menjalani cutitahunan, Karyawan berhak mendapat Upah penuh.
7. Penetapan waktu dimulainya cuti tahunan akan diatur oleh Pengusaha.
8. Perusahaan berhak memberikan libur massal yang pelaksanaannya diperhitungkan
dengan cuti Karyawan.

Pasal 47
Cuti Hamil, Cuti Melahirkan, Gugur Kandungan, Cuti Haid

1. Karyawan wanita yang akan melahirkan berhak atas cuti hamil selama satu
setengah bulan sebelum dan satu setengah bulan sesudah melahirkan, bagi yang
akan menggunakan cuti. hamil tersebut harus mengajukan permohonan terlebih
dahulu kepada Perusahaan dengan disertai surat keterangan idan yang
merawatnya / yang ditunjuk Perusahaan.
<9H1*a yang
2 Bila setelah cuti hamil pada ayat 1 (satu) di atas masih
lebih lama, maka untuk ini berlaku ketentuan-ketentuan
3. Dalam hal terjadi gugur kandungan, cuti dimulai pada
Perawatan selama 1,5 (satu setengah) bulan atau sesua
yang ditunjuk Perusahaan.

4. Dalam Pasal 81 Undang-Undang Ketenagaker.iaan disebutkan bahwa pekerja


atau buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan
memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama
dan kedua masa haid tersebut.
5. Selama menjalani cuti hamil/ gugur kandungan Karyawan wanita mendapat Upah.
Pasal 48
lstirahat Sakit

1. Karyawan yang tidak masuk bekerja karena sakit wjaib memberitahukan kepada
atasannya pada hari ketidakhadirannya dan wajib menyampaikan surat keterangan
dokter pada saat yang bersangkutan masuk kerja kembali
2. Karyawan yang tidak masuk bekerja karena alasan sakit melebihi 3 (tiga) hari, harus
menyampaikan surat keterangan dokter pada hari ketiga dihitung sejak karyawan
tidak masuk bekerja.
3. Pemberitahuan tidak masuk bekerja karena sakit melalui telepon, pesan elektronik
kepada atasannya akan dianggap sebagai istirahat sakit yang sah jika pada hari
berikutnya menyampaikan surat keterangan dokter. Kelalaian atas hal tersebut
dianggap sebagai nrangkir dari kerja.
4. Bila karyawan tidak dapat masuk bekerja melebihi istirahat sakit yang ditetapkan
oleh dokter dan tidak memberikan keterangan yang jelas dan sah, maka pada hari-
hari tersebut karyawan dinyatakan mangkir.
5. Dalam hal karyawan sering sakit atau sering memperoleh istirahat sakit,
Perusahaan berhak memerintahkan agar karyawan tersebut diperiksa oleh clokter
yang ditunjuk oleh Perusahaan dan hasilnya digunakan sebagai dasar ulntuk
menentukan Kebijaksanaan Perusahaanterhadap karyawan yang bersangkutan.
6. Karyawan yang tidak menyampaikan surat keterangan sakit, sesuai dengan
ketentuan ayat (1) dan ayat (2) diatas, danl atau tidak bersedia untuk diperiksa oleh
dokter yang telah ditunjuk perusahaan, maka kepada yang bersangkutan tidak
diperlakukan sebagai istirahat sakit dan dianggap mangkir dari kerja,
7. Penggunaan surat keterangarr dokter untuk dengan sengaja melakukan dan/ atau
mangkir dari kerja dan/ atau sebagai alasan untuk tidak masuk bekerja, maka tidak
dapat diperlakukan sebagai istirahat sakit. Dan kepada yang bersangkutan akan
dikenakan saksi sesuai dengan peraturan perusahaan ini.
L /
Karyawan yang merasa jatuh sakit parJa waktu kerja harus mendapat liin
atasannya.

Pasal 49
ljin Meninggalkan Perusahaan dengan Upah Penuh (P2)

Pengusaha dapat memberikan ijin dengan Upah Penuh apabila:

1. Karyawan sendiri menikah : 3 hari


2. Mengkhitankan anaknya : 2 hari
3. Membaptiskan anaknya : 2 hari
4. Menikahkan anaknya : 2 hari
5. lstri melahirkan : 2 hari
6. Anggota keluarga meninggal dunia yaitu: Suami / lstri / Anak /M
I Mertua I Saudara laki-laki / Saudara Perempuan: 2 hari 6'
7. Anggota keluarga dalam satu rumalr meninggal dunia yaitu :
paman atau kakek / nenek . 1 (satu) hari, I{t

Sebelum dilaksanakan ijin dengan mendapatkan Upah penuh


dengan bukti yang sah dan mendapatkan persetujuan i 'r;i.r.
pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Perusahaan.

Pasal 50
Perlengkapan Kerja

1. Perlengkapan kerja diberikan berupa:

a. Kartu Tanda Pengenal


2. Karyawan diwajibkan memakai perlengkapan kerja seperti tersebut di atas pada
Waktu Kerja. Karyawan yang tidak memakai sepatu kerja, topi kerja atau alat
pengaman kerja lainnya walaupun sudah diingatkan, tidak dapat menuntut pidana
ataupun perdata kepada Pengusaha jika terjadi kecelakaan kerja.
3. Pembagian perlengkapan kerja dibagikan setiap tahun berjalan dengan
memperhatikan kondisi Perusahaan.

Pasal 51
Kesehatan Kerja
1. Pengusaha menyediakan air minum untuk keperluan Karyawan.
2. Pengusaha menyediakan kotak obat beserta obatnya sebagai sarana PPPK.
3. Pengusaha menyediakan dan memasang gambar-gambar keselamatan kerja di
tiap{iap bagian yang dianggap membahayakan.

Pasal 52
Sarana I Fasi I itas-fasilitas Penu njang

Perusahaan akan berusaha menyediakan sarana / fasilitas penunjang seperti tersebut


di bawah ini secara bertahap dan sesuai dengan kondisi keuangan Perusahaan:

1. Sarana / fasilitas yang dimaksud antara lain.


- Tempat makan / istirahat
- Tempat peribadatan @r1rE
- Sarana pertemuan 9"/ ----'{(.,
SA-{ \'r.
2. Setiap Karyawan dapat menggunakan sarana / fasilitas di
menjaga ketertiban. kebersihan dan dilarang mencoret-coret
PERJAIAiAI ,NAS

Ketentuan Perialanan Dinas


' :

Perjalanan Dinas a$alah melaksanakan tugas di luar lingkungan Perusahaan atas


perintah Perusahaan baik dalam jam kerja maupun'di tuar jam kerja dan ketentuan
serta tata cara Perjalanan Dinas diatur dengan Surat Keputusan Direksi,

Pasal 54
Tata Tertib Perjalanan Dinas

1. Bahwa.biaya Perjalanan Dinas tersebut terkait antara kegiatan n Cengan


golongan, pangkat dan jabatan dari Karyawan.
2. Setiap pelanggaran dengan tidak mengikuti atumn
yang telah ditetapkan dengan jenis golongan, pangkat
masing, maka biaya dan atau selisih biaya dari standar
menjadi tanggungan sendiri.
BAB XI
PENINGKATAN KETERAMPILAN DAN KEMAMPUAN }fiRYAWAN

':
Pasat 55
Peningkatan Keterampilan dan Kemampuan lKompetensi)

Pengusaha dan Karyawan bersepakat untuk berperan bersama-sama untuk melakukan


gerakan peningkatafr kualitas, produktivitas kerja dan efisiensi. Hal tersebut akan
dilakukan melalui training yang berkesinambungan,

Pasal 56
Pendidikan dan Pelatihan

1. Yang dimaksud dengan Training (Pelatihan) yang berkesinambungan adalah segala


sesuatU diawali dengan training dan diakhiri dengan training. Seluruh Karyawan dari
tingkat pimpinan sampai dengan bawahan wajib mengikuti training dan memberikan
training.

2. Untuk kemajuan Perusahaan dan Karyawan maka Perusahaan akan


menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kerja secara periodik / sistematik yang
sejalan atau berhubungan erat dengan kepentingan atau kebutuhan Perusahaan
dan Karyawan.
3. Seluruh Karyawan wajib mengikuti program-program pendidikan dan pelatihan yang
telah ditetapkan Perusahaan untuk meningkatkan kemampuan (kompetensi) dan
keterampilannya.
4. Perusahaan membuat program pelatihan berjenjang yang disusun dalam rangka
membuat Pengusaha maupun Karyawan akan mendapatkan hasil yang baik.

5. Seluruh kegiatan pelatihan berjenjang yang dilakukan baik dalam jam kerja maupun
di luarjam kerja, Karyawan tidak mendapatkan Upah lembur.
0. Karyawan yang tidak mengikuti / menolak program pelatihan, dinyatakan tidak dapat
bekerjasama,tidakinginmeningkatkanproduktivitasdanakemilndakan
tegas berupa Peringatan sampai kepada pemberhentian dari
7. Perusahaan akan memberikan kesempatan kepada. uhi
persyaratan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan di d rna
meningkatkan keterampilan dan mencapai efektifitas kerja.

B. Agar Karyawan dapat memenuhi persyaratan yang aka


diwajibkan mengikuti pelatihan (training) seperti yang dipers anl
pekerjaan tersebut.
9. Karyawan yang tidak memenuhi kompetisi sesuai dengan yang telah ditetapkan
t
dalam Nilai Jabatan Karyawan tidak akan mendapatkan Upah seperti yang
diterapkan dalam struktur Upah.
BAB XII
PENYELESAIAN KELUH KESAH

Pasal 57
Umum

1. Pengusaha dan Karyawan bertekad bahwa setiap keluhan dan pengaduan seorang
Karyawan atau tlebih akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai
mufakat.
2. Keluh kesah yang dimaksud dapat berupa hal normatif atau hal kepentingan
para pihak.
3. Dalam hal seorang atau beberapa orang Karyawan menganggap bahwa
terhadapnya diperlakukan secara tidak adil atau tidak wajar yang bertentangan
dengan Undang-undang /peraturan yang berlaku (hal normatif) maupun hal
kepentingan, maka Karyawan dapat menyampaikan pengaduan dan keluhannya
sesuai prosedur.

Pasal 58
Prosedur Penyelesaian Keluhan dan PengaduaR

1. Setiap keluhan dan pengaduan seorang Karyawan pertama-tama diselesaikan dan


dibicarakan dengan atasannya secara lisan.
2. Bila penyelesaian belum mencapai hasil yang memuaskan, maka dengan
sepengetahuan atasannya langsung, Karyawan dapat meneruskan keluhan dan
pengaduannya kepada atasan yang lebih tinggi secara tertulis.
3. Bila prosedur tersebut di atas sudah dijalankan
tanpa memberi hasil yang
memuaskan, rnaka Karyawan dapat meneruskan keluhan dan pengaduannya
kepada Pengusaha.
4. Penyelesaian hal-hal normatif diharapkan selambat-lambatn
dalam 2 (dua) minggu, dan selama waktu tersebut para pih
tugasnya sebagaimana seharusnya.
5. Dalam hal tidak tercapai kata sepakat antara Pengusaha
penyelesaiannya akan dilakukan sesuai dengan peraturan ang-u
yang berlaku.
BAB XIII
PENUTUP

Pasal 59
Masa Berlakunya peraiuran perusahaan

1. Peraturan Perusahaan ini berlaku 2 (dua) tahun dimulai sejak tanggal disahkan oleh
Kantor Dinas Ketdnagakerjaan Kabupaten Semarang
2 Setelah dua tahun masa berikutnya kerangka dasar Peraturan Perusahaan maka
akan diadakan perbaikan pada Bab, pasar, atau Ayat yang dianggap perlu.

o,".,ll'ii,,11,n,n
1. Jika di kemudian hari Pengusaha yang membuat hingga menandatangani peraturan
ini mengundurkan diri / meninggal durria, maka peratuian tetap berlaku untuk waktu
yang telah disetujui.

2. Setelah terwujudnya Peraturan Perusahaan ini, segala kesepakatan kerja yang


bertentangan dengan Peraturan perusahaan ini tidak berlaku lagi.
3. Hal-hal yang belum diatur secara jelas dalam peraturan
Surat Keputusan Direksi.
4. Peraturan Perusahaan ini tetap berlaku dan sah kecu
ketentuan dalam Peraturan Perusahaan ini dinyatakan ti dilan
dan atau bertentangan dengan undang-undang baru di kem i
tr,
Peraturan Perusahaan ini selalu mengacu dan dirandasi oreh ng-
undangan yang berlaku serta Surat Keputusan Direksi.
6- Peraturan Perusahaan berlaku untuk Karyawan dan pengusaha.
7. Perusahaan menyediakan buku Peraturan Perusahaan untuk dibagikan repada
Karyawan.

Ditetapkan dan ditandatangani di Ungaran


l
l

Pada tanggal : 14 Januari 2020

NESIA

DONSSIA
Pimpinan

Perwakilan Karyawan

2
Roro Limaran Diyanan Kumala
MNasicatul. M

Anda mungkin juga menyukai