Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS

“Asuhan Primer Pada Bayi”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3

1. Berliana Anggriyani
2. Fretty Urwati Wuska
3. Nur Arisah
4. Putri Aulia
5. Ranti May Sundari
6. Widiya

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES RIAU
JURUSAN DIII KEBIDANAN TK.2A
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan puja hanyalah milik Tuhan YME, yang menggenggam setiap kejadian,
pengangkat setiap kemuliaan dan penyempurna setiap kebahagian. Atas rahmat dan karunia-Nya
penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan Primer Pada Bayi”
makalah ini ditulis untuk melengkapi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus.

Penulis sangat berterima kasih kepada Ibu Ani Laila, SST, M.Biomed sebagai dosen
penanggung jawab mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan
yang tidak penulis sadari, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalahl ini. Semoga Tuhan YME memberikan
balasan yang setimpal atas bantuan dan dukungan yang diberikan. Amin.

Pekanbaru, September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN...............................................................................................................2


2.1 Peran Ibu Dalam Masa Kehamilan Pada Proses Bounding Attachment....................................2
2.2 Peran Ibu Pada Saat Memberikan Asi Pada Proses Bounding Attachment...............................3
2.3 Kelemahan Pada Ibu Yang Memberikan Bayinya Susu Formula/ Susu Botol Dari Segi
Bounding Attachment......................................................................................................................4
2.4 Membangun Kedekatan/Bounding Attachment Antara Ayah Dan Bayi...................................5
2.5 Peran Bidan Untuk Mencapai Keberhasilan Bounding Attachment Pada Masa Kehamilan.....6
2.6 Mitos Yang Berhubungan Dengan Bounding Attachment........................................................7
2.7 Kebutuhan Asah, Asih dan Asuh Pada Bayi...................................................................................8

BAB III PENUTUP........................................................................................................................9


3.1 Saran..........................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bounding attachment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi pada menit-
menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi. Dalam hal ini, kontak ibu dan ayah
akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada proses ini terjadi penggabungan
berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orang tua terhadap anaknya dan memberikan
dukungan asuhan dalam keperawatannya.

Klause dan Kennel menyatakan bahwa bounding attachment interaksi orang tua dan bayi
secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera
bayi setelah lahir(4).
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan) jadi
bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan
batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil darisuatu
interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan
keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peran Ibu Dalam Masa Kehamilan Pada Proses Bounding Attachment

Membangun kedekatan dengan bayi, tidak perlu menunggunya sampai terlahir ke dunia.
Sejak masih dalam kandungan, Bunda juga bisa menciptakan bonding dengannya.

Sejak masih di dalam kandungan, bayi sebenarnya sudah bisa mendengar dan merespons
omongan sang ibu. Berbagai cara sederhana bisa dilakukan untuk membangun ikatan dengan si
calon bayi. Menurut Carista Luminare Rosen, PhD, penulis buku Parenting Begins Before
Conception: A Guide to Preparing Body, Mind, and Spirit for You and Your Future Child,
penelitian menunjukkan kalau bayi dalam kandungan memiliki kemampuan emosional dan
intuitif untuk merasakan orang tua mereka, dikutip dari WebMd.

Bonding (juga dikenal sebagai attachment), kata Marilee Hartling, RN, prenatal program
manager di Cedars Sinai Medical Center di Los Angeles, adalah bagaimana bayi sebelum dan
sesudah kelahiran mempelajari apa sebenarnya dunia ini. Itu juga bagian dari pengembangan
kepribadian mereka.

Ada beberapa cara yang bisa dipraktikkan, di antaranya:

1. Berbicara dengan bayi

Bayi yang sedang bertumbuh dapat mendengar suara sang ibu, jadi dianjurkan berbicara
dengannya untuk memulai hubungan dengan si kecil. Bicarakan tentang apa yang ibu
lakukan, kemana ibu akan pergi, apa yang akan ibu tunjukan padanya setelah lahir, dan
sebagainya.

2. Membaca untuknya

ibu dapat memilih cerita klasik, puisi, sajak, buku cerita, dan sebagainya untuk dibacakan
pada si kecil. Bacakan dengan lantang sehingga bayi dapat mendengar suara ibu dan
mempelajari kosa kata baru pada saat yang sama.
3. Mainkan musik

Mainkan musik untuk si bayi, entah musik klasik, lagu pengantar tidur, atau berbagai
jenis musik lainnya. Ibu pun akan mulai merasakan gerakan bayi sebagai respons
terhadap musik yang ibu mainkan.

2.2 Peran Ibu Pada Saat Memberikan Asi Pada Proses Bounding Attachment

Meningkatkan kedekatan dan rasa kasih sayang antara ibu dan bayi merupakan salah satu
manfaat dari Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Ketika proses IMD, bayi akan mengalami kontak
kulit secara langsung antara bayi dan ibu (skin to skin contact), pada saat itu pula ibu melihat
secara langsung bayinya merangkak menuju payudara ibu. Kontak kulit secara langsung antara
bayi dan ibu (skin to skin contact) pada jam pertama setelah lahir itulah yang dapat mempererat
ikatan batin antara ibu dengan bayi. Selama proses IMD, ibu akan merasa nyaman (rileks) saat
melihat bayinya yang baru lahir menyusu kepadanya sehingga tubuh ibu akan memproduksi
hormon oksitosin yang berperan sebagai letdown reflex ibu, selain itu rangsangan auditori yang
segera ibu berikan dapat memberikan efek positif pada perkembangan emosional sosial bayi di
usia selanjutnya.

Pemberian ASI pada saat bounding attachment dapat dilakukan dengan :

1. Sentuhan

Sebagai sarana untuk mengenali bayinya dengan mengeksplorasi tubuh bayi

2. Kontak mata

Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat
dengan bayinya.

3. Suara

Saling mendengarkan dan merespon suara antara bayi dan orang tua sangatlah penting.
Bayi akan berpaling kearah orang tua saat mereka berbicara dengan suara bernada tinggi
4. Aroma

Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali
aroma susu ibunya.

5. Entrainment (gaya bahasa)

Bayi bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Seperti


mengerakkan tangan, mengangkat kepala, menendang kaki. Entrainment terjadi saat anak
mulai berbicara

6. Bioritme (irama tubuh)

Anak yang belum lahir atau baru lahir, dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah
ibunya. Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang dengan
memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.

Contoh :

Setelah bayi lahir, ikatan terbentuk antara ibu dan bayinya dengan IMD, kontak dengan
kulit ibu, tidur disamping ibu, kontak mata, sehingga tumbuh rasa sayang antara ibu dan anak.

Peran ibu yaitu pada saat IMD dengan menyentuh, mengelus bayi dan memberikan
kehangatan pada tubuh bayi, lakukan kontak mata dengan melihat bayi, mengusap punggung,
kepala, mengajak berbicara, terutama di dalam rawat gabung selalu bersama dengan ibunya pada
saat bayi baru lahir (rooming in) sehingga bayi merasa kehadiran ibunya.

2.3 Kelemahan Pada Ibu Yang Memberikan Susu Formula Atau Susu Botol Dari Segi
Bounding Attachment

Pembentukan ikatan tali kasih ibu dan bayi pada masa postpartum bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan bayi, baik kebutuhan fisik maupun emosi yang terjadi secara timbal balik
yang disebut masa sensitif (Khan, 2011; & Ross, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI dengan
ikatan tali kasih ibu dan bayi. Mayoritas ibu tidak memberikan ASI mempunyai ikatan yang
kurang. Penelitian yang sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jones et al (2010) yang
menunjukkan terdapat hubungan antara pemberian ASI dengan ikatan tali kasih ibu dan bayi.
Pada penelitian ini ibu yang memberikan ASI saja menunjukkan perilaku interaktif yang lebih
positif dibandingkan dengan pemberian susu botol. Pemberian ASI saja menunjukkan ikatan
yang baik pada ikatan tali kasih ibu dan bayi (Kurniawati, 2015). Pemberian ASI saja
menunjukkan hubungan yang positif dengan ikatan tali kasih ibu dan bayi dan berhubungan
negatif dengan kondisi psikososial (Turner, 2013).

Penelitian yang dilakukan saya mayoritas tidak memberikan ASI, berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain yang sebagian besar memberikan ASI. Hal
ini dikarenakan adanya perbedaan usia responden. Responden yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya adalah pada ibu dewasa, sementara yang dilakukan oleh peneliti adalah pada ibu
remaja. Ibu remaja beranggapan jika menyusui akan terjadi perubahan secara fisik sehingga
menurunkan niat untuk menyusui, menyusui tidak sukses dan meningkatkan kejadian depresi
(Davis, 2010). Selain hasil penelitian diatas, hasil penelitian Mulianda (2010) mengungkapkan
bahwa pengetahuan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemberian ASI eksklusif.
Semakin banyak pegetahuan ibu remaja tentang manfaat ASI maka ibu remaja akan semakin
termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif. Dukungan sosial dibutuhkan oleh ibu remaja.
Kurangnya interaksi dan pengasuhan sehingga dapat menurunkan ikatan antara ibu dan bayi

2.4 Membangun Kedekatan Atau Bounding Attachment Antara Ayah Dan Bayi

Berikut sebagian cara menjalin ikatan antara ayah dan bayi baru lahir:

1. Melalui sentuhan
Saat minggu-minggu pertama setelah bayi lahir, sentuhlah bayi kapanpun ayah bisa,
dan tatap matanya. Kekuatan sentuhan dapat membuat kedekatan antara ayah dan
bayi. Sentuhan antara kulit ayah dan kulit bayi juga diperlukan, bukan hanya sentuhan
antara kulit ibu dan bayi saja. Ayah dapat menggendong bayi dan meletakkan bayi
pada dada ayah sehingga membuat bayi nyaman. Bayi dapat mendengar detak jantung
ayah dan itu membantu bayi untuk menjaga temperatur tubuhnya.
2. Menghabiskan banyak waktu dengan bayi adalah cara terbaik untuk menjalin ikatan
antara ayah dan bayi.
3. Memandikan, memakaikan baju, dan menggantikan popok
Ayah juga dapat membantu ibu memandikan, memakaikan baju, dan menggantikan
popok bayi. Hal ini juga membantu menjalin ikatan antara ayah dan bayi. Semakin
sering ayah terlibat dalam mengurus bayi, semakin mudah ayah untuk menjalin ikatan
dengan bayi. Mungkin saat pertama menggendong bayi, memandikan, memakaikan
baju, dan menggantikannya popok, ayah takut salah dan melukai bayi karena ayah
merasa bayi sangat rapuh. Tetapi, jangan karena takut sehingga ayah tidak
melakukannya. Melakukan kesalahan adalah wajar. Jika ayah terus mencobanya
berkali-kali, pasti seiring waktu  ayah akan bisa melakukannya dengan baik.
4. Menemaninya tidur
Menidurkan bayi dan menemaninya tidur juga salah satu cara untuk menjalin ikatan
dengan bayi. Ayah dapat menidurkan bayi sambil menyanyikan lagu atau
membacakan cerita untuk bayi. Hal ini juga membantu agar bayi akrab dengan suara
ayahnya, sehingga setiap bayi mendengar suara ayah, bayi mengerti ia sedang
bersama ayah dan merasa nyaman.
5. Bermain bersama
Bermain bersama bayi adalah hal yang menyenangkan. Ayah dapat membuat wajah
lucu, tingkah lucu, bermain pesawat, bermain “ciluk ba”, dan lain sebagainya yang
membuat bayi tersenyum dan tertawa. Ayah mungkin bisa menjadi orang pertama
yang dapat membuat bayi tersenyum. Melihat bayi tersenyum merupakan suatu
kebahagiaan tersendiri untuk ayah. Ayah dapat menjadi orang yang menyenangkan di
mata bayi. Dan hal ini sangat membantu dalam menjalin kedekatan antara ayah dan
bayi.

2.5 Peran Bidan Untuk Mencapai Keberhasilan Bounding Attachment Pada Masa
Kehamilan

Salah satu kontak awal Bounding Attachment adalah melalui penera- pan IMD. Dalam
pelaksanaan IMD, bidan memegang peranan penting,hal ini di karenakan bidan yang meletakkan
bayi di atas perut ibu untuk memulai IMD. IMD dilakukan saat proses persalinan setelah bayi
lahir. Dalam pelaksaan kala III pertolongan setelah persalinan, bidan menilai bayi dengan cepat,
kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu dengan posisikepala sejajar dengan payudara ibu
merupakan langkah ke-25 dari 60 langkah APN.
Penerapan APN diatas yang dilakukan sesuai dengan 60 langkah APN terbaru. Sehingga
dengan dilakukannya IMD maka kontak pertama Bounding Attachment dapat dilakukan.
Bounding Attachment dilakukan sejak saat bayi dilahirkan sebagai kontak awal dan berlanjut
terus sebagai bentuk ikatan batin dan kasih sayang antara ibu dan bayinya.

Olehnya itu, dapat dikatakan bahwa dalam kontak pertama pelaksanaan bounding dapat
terlihat peran bidan sebagai pelaksana. Selain dengan melakukan tindakan IMD bidan juga
berperan penting dalam tindakan rawat gabung antara ibu dan bayinya, dengan cara menilai skor
Apgar dengan baik dan benar. Menurut Fenwick (2008), setelah dilahirkan tanpa komplikasi bayi
yang bernafas dengan mudah dan mempunyai skor Apgar yang baik harus diletakan diruangan
yang sama dengan ibu. Sehingga ayah dan ibu dapat benar-benar merasakan kehadiran bayi
mereka dan dapat melakukan kontak mata, membelai dan memeriksa bayi mereka.Momen ini
juga merupakan penyesuaian diri dengan bayi yang nyata untuk melakukan kegiatan-kegiatan
dalam rawat gabung seperti menyusui bayi, memandian bayi, merawat tali pusat bayi, dan
mengganti popok bayi dengan benar sambil memberikan sentuhan lembut pada bayi bahkan
mengajak bayi berbicara (Setyawati, Maryati, Ermiati, 2016).

2.6 Mitos Yang Berhubungan Dengan Bounding Attachment

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara terhadap
beberapa orang ibu nifas yang berhasil penulis temui di Puskesmas Siantan Hilir Pontianak
sebagian besar dari ibu nifas tersebut mempunyai pengetahuan yang kurang tentang bounding
attachment dan rooming in. Beberapa Ibu nifas tersebut juga memiliki sikap yang buruk terhadap
bounding attachment seperti menyusui sambil memegang handphone, tidak memberikan asi
karena keletihan setelah proses persalinan dan bahkan ada yang memarahi bayi ketika menangis.
Padahal tindakan tersebut dapat mempengaruhi proses kelekatan dan bahkan akan membawa
dampak buruk bagi bayi pada saat dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara pengetahuan tentang bounding attachment dengan sikap dalam rooming in pada
ibu nifas di Puskesmas Siantan Hilir Pontianak tahun 2016.

Penulis menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang bounding
attachment dengan sikap dalam rooming in di Puskesmas Siantan Hilir Pontianak tahun 2016.
Disarankan Agar bidan dapat memberikan pemahaman dan informasi pada ibu nifas serta
meningkatkan pelayanan kesehatan kesehatan dengan melakukan penyuluhan dan konseling
terhadap bounding attachment secara langsung pada ibu dan bayi dalam rooming in sehingga
dapat terlaksana dengan baik

2.7 Kebutuhan Asah, Asih Dan Asuh Pada Bayi

Berikut lebih jelas mengenai pengertian tiga kebutuhan dasar anak, yaitu :

1. ASUH (Kebutuhan Biomedis)

Menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan sesudahnya, kebutuhan akan
tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman, perawatan kesehatan dini berupa imunisasi
dan intervensi dini akan timbulnya gejala penyakit.

"Fisis biomedis atau ‘ASUH' yang meliputi nutrisi dengan gizi seimbang, perawatan
kesehatan dasar, sandang, pangan, dan papan, dan sebagainya," kata Dr. Jeanne.

2. ASIH (Kebutuhan emosianal)

Penting menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan kontak fisik dan psikis
sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan anak akan kasih sayang, diperhatikan dan
dihargai, pengalaman baru, pujian, tanggung jawab untuk kemandirian sangatlah penting
untuk diberikan.

"Kebutuhan emosi dan kasih sayang atau ‘ASIH’ seperti hubungan yang erat dan rasa
saling percaya antara orang tua dengan anak, dan kebutuhan stimulasi mental-bermain-
latihan," jelas dokter anak ini.

3. ASAH ( kebutuhan akan stimulasi mental dini)

Cikal bakal proses pembelajaran, pendidikan dan pelatihan yang diberikan sedini dan
sesuai mungkin.Terutama pada usia 4 – 5 tahun pertama ( golden year) sehingga akan
terwujud etika, kepribadian yang baik, kecerdasan, kemandirian, keterampilan dan
produktivitas yang baik.

"‘ASAH’ yang dapat meningkatkan perkembangan mental psikososial anak, seperti


kecerdasan, kreativitas, kepribadian, moral dan etika," ujarnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bounding attachment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi pada
menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi. Dalam hal ini, kontak ibu dan
ayah akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal.

Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil darisuatu interaksi terus-menerus antara
bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional
dan saling membutuhkan
DAFTAR PUSTAKA

http://warungbidan.blogspot.com/2016/11/konsep-dasar-bounding-attachment.html

https://www.haibunda.com/kehamilan/20190122145352-49-31870/4-cara-membangun-bonding-
dengan-bayi-sejak-dalam-kandungan

Roesli, Utami. 2012. Panduan Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif (Niaga). Pustaka
Bunda.

https://journal.stikes-aisyiyahbandung.ac.id/index.php/jaia/article/view/101/54

https://femaleradio.co.id/female-info/female-lifestyle/6939-tips-menjalin-ikatan-antara-ayah-
dan-bayi

http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/534/1/SRI%20WAHYUNI%20PDF.pdf

https://m.liputan6.com/health/read/633397/tiga-kebutuhan-dasar-anak-asuh-asih-asah?
utm_source=Mobile&utm_medium=copy-link&utm_campaign=Share_Hanging

Anda mungkin juga menyukai