Kata Pengantar................................................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................................
Bab 1 Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan.............................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Definisi Pendidikan Kewarganegaraan...........................................................................
Bab 2 Kemajemukan Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara..............................
A. Multi Kulturalisme Negara.............................................................................................
B. Masalah Kemajemukan Dalam Lingkungan
Masyarakat Indonesia.....................................................................................................
C. Pemahaman MultiKulturalisme Dalam Pendidikan........................................................
Bab 3 Ideologi.................................................................................................................
A. Konsep Ideologi Secara Umum......................................................................................
B. Konsep Ideologi Pancasila..............................................................................................
C. Konsep Ideologi Islam....................................................................................................
D. Hubungan Ideologi Pancasila Dengan Ideologi Islam....................................................
Bab 4 Negara...................................................................................................................
A. Pengertian Negara ..........................................................................................................
B. Fungsi Negara.................................................................................................................
C. Tujuan Negara ................................................................................................................
D. Unsur – Unsur Negara ...................................................................................................
E. Bentuk – Bentuk Negara ................................................................................................
Bab 5 Teori – Teori Hubungan Antara Negara Dan Agama..........................................
A. Teori Dan Agama ...........................................................................................................
Faktor – Faktor Manusia Memerlukan Agama...............................................................
B. Hubungan Agama Dan Negara Secara Umum ..............................................................
C. Hubungan Agama Dan Negara Secara Teoristik............................................................
Bab 6 Kebijakan Penyelenggara Negara (Pemerintah) Dalam
Bidang Agama................................................................................................................
Bab 7 Hak Dan Kewajiban Sebagai Warga Negara........................................................
A. Pengertian Hak Dan Kewajiban......................................................................................
B. Undang – Undang Yang Mengatur Hak Dan Kewajiban
Warga Negara.................................................................................................................
Bab 8 Konstitusi Di Indonesia........................................................................................
A. Hakikat Konstitusi..........................................................................................................
B. Sejarah Konstitusi Di Indonesia......................................................................................
Bab 9 Demokrasi Dan Pemerintahan Yang Demokratis.................................................
Bab 10 Hak Asasi Masnusia...........................................................................................
A. Konsep Dasar Dan Perjuangan Ham Di Dunia...............................................................
B. Penegakan Ham Di Indonesia.........................................................................................
Bab 11 Masyarakat Madani ...........................................................................................
A. Konsep Sejarah Masyarakat Madani..............................................................................
B. Kesadaran Penunaian Kewajiban Dan Pengembangan
Masyarakat Madani Di Indonesia ( Prospek Masyarakat
Madani Indonesia ).........................................................................................................
BAB I
A.LATAR BELAKANG
Dari dulu hingga sekarang setiap Negara baik Negara maju ataupun Negara
berkembang seperti Indonesia, selalu menghadapi permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan kewarganegaraan, seperti persatuan bangsa, nilai dan norma, hak
asasi manusia, kekuasaan dan politik, masyarakat demokratis, Pancasila (hanya milik
negara dan bangsa Indonesia) dan konstitusi Negara, serta globalisasi, untuk itu
diharapkan setiap warganegara terutama warganegara kita Indonesia, memiliki warga
negara yang baik, cerdas, terampil dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan
Negara Indonesia. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa diharapkan dapat memiliki
karakter warga negara yang baik dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, dan wahana untuk
membentuk karakter tersebut adalah mempelajari pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
Landasan Hukum:
1. UUD 1945
c. Pasal 27 ayat 3, hak dan kewajiban warga negara dalam upaya bela negara.
d. Pasal 30 ayat1, hak dan kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan
dan keamanan.
Menjadi warganegara.
Gus Dur Memorial Lecture hosted by the Indonesian Conference on Religion and
Peace (ICRP), Jakarta, 2011
Bangsa kita, Indonesia, dikenal dan diakui sebagai bangsa yang paling majemuk
di dunia. Karena itu, kebutuhan untuk bersatu merupakan sesuatu yang mutlak untuk
terus menerus diupayakan dan dimantapkan. Bahkan untuk itu, Persatuan Indonesia,
disepakati oleh para pendiri bangsa dan negara sebagai salah satu sila dalam
Pancasila, yaitu sila ketiga, yang berada di tengah-tengah di antara sila pertama dan
kedua dengan sila keempat dan kelima. Pilihan bangsa kita untuk menyepakati
susunan organisasi Negara Kesatuan, bukan Negara Federal atau Serikat, juga
didorong oleh semangat untuk bersatu itu. Dalam susunan Negara Federal, seperti
yang pernah dipraktikkan dengan Republik Indonesia Serikat (RIS) karena tekanan
Belanda, semangat untuk bersatu itu dianggap kurang cukup tergambar. Karena itu
pula, sampai sekarang, prinsip Negara Kesatuan atau lebih lengkapnya Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) biasanya dianggap sebagai sesuatu bukan
sekedar pilihan, melainkan keharusan. Bahkan di dalam prinsip NKRI itu terkandung
pula nilai-nilai yang bersifat ideologis, sehingga setiap gangguan terhadapnya
dianggap sebagai ancaman yang sangat serius.1
1
http://repository.metrouniv.ac.id/
dapat dilakukan perubahan”. Ketentuan lain yang terdapat dalam pasal-pasal UUD
1945 diubah menurut prosedur Pasal 37 UUD 1945, sepanjang bukan mengenai
bentuk atau susunan NKRI. Semua ini tidak lain dimaksudkan untuk menjamin
bahwa bangsa kita yang sangat majemuk ini bersatu padu, bukan bercerai berai.
A.MULTIKULTURALISME NEGARA
2
http://jurnal.unimed.ac.id/
Multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan dan
tindakan, oleh masyarakat suatu negara, yang majemuk dari segi etnis, budaya,
agama dan sebagainya, namun mempunyai cita-cita untuk mengembangkan semangat
kebangsaan yang sama dan mempunyai kebanggan untuk mempertahankan
kemajemukan tersebut 3
Sebuah masyarakat yang terdiri atas sejumlah golongan suku bangsa yang
terwujud dalam satuan-satuan masyarakat dan kebudayaan yang masing-Masing
berdiri sendiri yang disatukan oleh kekuatan nasional sebagai sebuah Negara.
Indonesia adalah salah satu bangsa yang memiliki keragaman suku yang
Majemuk. Secara rinci Indonesia memiliki 1.128 suku bangsa, namun secara Umum
Indonesia memiliki 35 suku bangsa yang tersebar di seluruh Indonesia (Badan Pusat
Statistik, 2010). Sampai saat ini berapakah sebenarnya masing-Masing jumlah suku
bangsa di Indonesia, masih sukar ditentukan secara pasti.
Sikap menghormati adalah sikap saling menghargai harkat dan martabat .Manusia
walaupun berbeda suku bangsa. Sebagai bangsa yang memiliki Kemajemukan
berbagai hal, memerlukan harmoni yang kuat antar Penduduknya sehingga akan
tercipta bangsa yang kuat. Akibat yang Ditimbulkan jika tidak menghormati antar
suku bangsa adalah tidak adanya Keamanan dan kedamaian, timbulnya perpecahan
dan permusuhan, tidak Adanya persatuan dan kesatuan serta mudahnya terpecah
belah.
dalam masyarakat. Mulai lapisan terkecil hingga terbesar, lapisan formal maupun
non-formal hingga lapisan di lingkungan sekolahpun juga bisa timbul masalah yang
dikarenakan perbedaan suku bangsa.Sekolah merupakan tempat di mana anak-anak
hingga remaja menimba ilmu secara formal. Di lingkungan sekolah, umumnya
terdapat peserta didik dengan latar belakang yang berbeda, baik dari agama, etnis,
dan suku bangsa.
Sekolah merupakan tempat untuk menimba ilmu, namun sekolah juga merupakan
wadah untuk bersosialisasi sehingga tidak menuntup kemungkinan timbulnya
masalah-masalah dengan sesama peserta didik.
Wisdom yang diyakini sebagai kekuatan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu
kelompok masyarakat tertentu, yang terbentuk karena upaya-upaya yang sudah
mereka jalankan bertahun-tahun berdasarkan kemampuannya untuk berpikir,
bersikap, dan berperilaku, masih sering dilupakan atau kadang-kadang dipahami
secara keliru. Padahal, berdasarkan pada berbagai studi dan penelitian yang sudah
dijalankan, kebijaksanaan tersebut memiliki peran membantu kehidupan seseorang
dan juga masyarakat penghayatnya.
a) kondisi spriritual moral (saleh, Beragama, berbudi luhur, baik, rendah hati, lembut
ketika berbicara,spesifikTangguh dan kuat).
b) kemampuan hubungan interpersonal (murah hati untuk Bersedia berkorban,
mencintai, melindungi, pemaaf, mengerti).
c) Kemampuan menilai dan mengambil keputusan (melihat masalah dari Berbagai sudut
pandang, memperhatikan kepentingan orang lain dari pada Pribadi, mampu
memutuskan secara tepat, berpandangan menyeluruh Terhadap kehidupan, adil).
d) kondisi personal (introspektif, bertanggung Jawab, konsisten, percaya diri)
e) kemampuan khusus (cerdas, intuitif, Memiliki pengetahuan, wawasan dan empati).
Indonesia adalah sebuah negara multikultural yang terdiri dari berbagai suku,
bahasa maupun agama yang berbeda-beda. Keberagaman ini di satu sisi merupakan
satu kelebihan dan kekayaan bangsa yang harus dijaga. Namun di sisi lain,
keberagaman ini dapat menjadi potensi terjadinya konflik di tengah-tengah
masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman terhadap semboyan bangsa “bhineka
tunggal ika” harus ditanamkan kepada generasi muda sejak dini agar mereka mampu
berperan dalam menjaga persatuan di tengah kemajemukan bangsa. Salah satu upaya
yang dapat direalisasikan demi merespon permasalahan ini adalah dengan
mengimplementasikan konsep pendidikan multikultural (multicultural education) di
dalam pendidikan di Indonesia. Artikel ini berupaya membahas konsep pendidikan
multikultural dan prakteknya pada pendidikan di Indonesia. Kata kunci: pendidikan
multikultural, praktik pendidikan, Indonesia.
IDEOLOGI
Pancasila sebagai ideologi, tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat
reformasi, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila
bersifat aktual, dinamis antisipasif senantiasa mampu menyesuaikan
perkembangan zaman. Ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika
perkembangan aspirasi masyarakat, keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti
mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya. Namun
mengeksplisikan wawasan secara konkrit sehingga memiliki kemampuan yang
reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual masyarakat. Pancasila
sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka memiliki dimensi yaitu dimensi
idialis, dimensi normatif dan dimensi realistis.
Sedang peraturan yang lahir dari aqidah tidak lain berfungsi untuk
memecahkan dan mengatasi problematika hidup manusia, menjelaskan bagaimana
cara pelaksanaan pemecahannya, memelihara aqidah serta untuk mengemban
ideologi. Sedangkan Ideologi Islam menurut Syeikh Taqiyuddin An Nabhani
adalah sistem politik yang berdasarkan akidah Islam. Islam dilahirkan dari proses
berfikir yang menghasilkan keyakinan yang teguh terhadap keberadaan (wujud)
Allah sebagai Sang Pencipta dan Pengatur Kehidupan, alam semesta dan seluruh
isinya, termasuk manusia. Darinya lahir keyakinan akan keadilan dan kekuasaan
Allah Yang Maha Tahu dan Maha Pengatur, Allah telah mewahyukan aturan
hidup, yaitu syariat Islam yang sempurna dan diperuntukkan bagi manusia. Syariat
Islam tersebut bersumber pada Al Qur’an dan Al Hadist. Dari keyakinan ini
tumbuhlah keyakinan akan adanya rasul dari golongan manusia, yang menuntun
dan mengajarkan manusia untuk mentaati penciptanya, dan meyakini akan adanya
hari perjumpaan dengan Allah SWT. Aturan hidup yang dimaksud merupakan
aturan hidup yang bersumber dari wahyu Allah. Aturan ini mengatur berbagai cara
hidup manusia yang berlaku dimana saja dan kapan saja, tidak terikat ruang dan
waktu. Dari peraturan yang mengikat individu ataupun masyarakat dan bahkan
sistem kenegaraan. Seluruhnya sudah diatur dalam Islam.
NEGARA
A.PENGERTIAN NEGARA
Negara adalah organisasi kekuasaan yang berdaulat dengan tata pemerintahan yang
melaksanakan tata tertib atas orang-orang di daerah tertentu. Negara juga merupakan
suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua
individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independen. Syarat primer sebuah
negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang
berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara
lain.
B.FUNGSI NEGARA
Fungsi negara secara umum ada empat, yakni untuk melaksanakan ketertiban dan
keamanan, fungsi kemakmuran dan kesejahteraan, fungsi pertahanan dan keamanan
serta fungsi menegakkan keadilan. Berikut merupakan penjelasan fungsi-fungsi
negara secara umum.
Fungsi negara yang pertama adalah fungsi pengaturan dan ketertiban. Fungsi ini
sangat penting, terutama dalam mencegah bentrokan-bentrokan maupun pertikaian
dan penyebab tawuran yang mungkin timbul dalam masyarakat yang menjadi salah
satu faktor penghalang proses tercapainya tujuan-tujuan negara.
- Fungsi Kemakmuran dan Kesejahteraan
Fungsi ini semakin penting seiring berjalannya waktu, terutama bagi negara yang
menganut paham negara kesejahteraan (welfare staat). Maknanya negara berupaya
agar masyarakat dapat hidup dan sejahtera, terutama dibidang ekonomi dan sosial
masyarakat.
Untuk itu, negara melakukan berbagai macam upaya seperti pembangunan di segala
bidang serta berusaha untuk selalu menciptakan kondisi perekonomian yang selalu
stabil.
Fungsi ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan terjadinya serangan dari luar.
Fungsi negara yang satu ini sangat penting karena menyangkut keberlangsungan
sebuah negara tersebut.
- Fungsi Keadilan
Fungsi negara ini dilaksanakan oleh badan penegak hukum, khususnya badan-badan
peradilan. Negara harus dapat menegakkan hukum secara tegas dan tanpa adanya
unsur kepentingan tertentu menurut hak dan kewajiban yang telah di kontribusikan
kepada bangsa dan negara.
C.UNSUR-UNSUR NEGARA
Secara umum, unsur negara ada yang bersifat konstitutif dan ada pula yang bersifat
deklaratif. Unsur konstitutif maksudnya unsur yang mutlak atau harus ada didalam
suatu negara. Sedangkan unsur deklaratif hanya menerangkan adanya negara.
Adapun unsur-unsur negara yang bersifat konstitutif adalah harus ada rakyat, wilayah
tertentu, dan pemerintahan yang berdaulat. Ketiga unsur tersebut bersifat konstitutif
karena merupakan syarat mutlak bagi terbentuknya negara. Apabila saah satu unsur
tersebut tidak ada atau tidak lengkap, maka tidak bisa disebut sebagai negara.
D.BENTUK-BENTUK NEGARA
1.Monarchi adalah pemerintahan oleh satu orang guna kepentingan seluruh rakyat.
2.Tirani adalah pemerintahan oleh satu orang untuk kepentingan dirinya sendiri.
6.Politiea adalah suatu pemerintahan oleh seluruh orang guna kepentingan seluruh
rakyat.
7.Demokrasi adalah pemerintahan dari orang-orang yang tidak tahu sama sekali
tentang soal-soal pemerintahan.
Sedangkan Plato mengemukakan ada lima macam bentuk negara yang sesuai dengan
sifat tertentu dari jiwa manusia, yaitu :
3.Oligarchi yaitu pemerintahan oleh para hartawan. Keadaan ini melahirkan milik
partikulir, maka orang-orang miskin pun bersatu melawan kaum hartawan.
Menurut teori-teori modern sekarang ini, bentuk negara yang terpenting ialah: negara
kesatuan (Unitarianisme) dan negara serikat (Federasi).
1.Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat, dengan
satu pemerintahan pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Namun dalam
pelaksanaannya, negara kesatuan ini terbagi kedalam dua macam sistem
pemerintahan yaitu: Sentral dan Otonomi. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi
adalah pemerintahan yang langsung dipimpin oleh pemerintahan pusat, sementara
pemerintahan daerah dibawahnya melaksanakan kebijakan pemerintahan pusat.
2. Negara Serikat
Negara Serikat adalah beberapa negara bagian yang menjadi sebuah negara berdaulat.
Negara bagian tidak memiliki kedaulatan. Berbeda dengan negara kesatuan, negara
bagian memiliki kewenangan untuk membuat undang-undang sendiri akan tetapi
tetap harus sesuai dengan Konstitusi dasar negara serikat tersebut. Negara bagian
juga bisa memiliki kepala negara sendiri, dan parlemen sendiri. Negara pusat
(federal) memiliki kedaulatan atas negara bagian dan mengambil alih beberapa
kekuasaan yang berhubungan dengan moneter, pertahanan, POS, politik LN, dan
telekomunikasi.
BAB V
1. Manusia memiliki fitrah keagamaan, Fitrah keagamaan yang ada dalam diri
manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya manusia pada agama.
4
Atang,hakim, jaihmubarok, metodologi studi Islam ,2006.
yang menjadi pegangan manusia sebagai sistem sumber nilai, berupa petunjuk,
pedoman dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah
hidupnya seperti dalam ilmu agama, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan militer,
sehingga terbentuk pola motivasi, nilai dan moral, tujuan hidup dan perilaku
manusia yang menuju kepada keridhaannya secara inklusifitas dalam beragama.
Manusia sangat memerlukan agama sebagai pegangan hidup untuk mempunyai
peraturan yang mutlak berlaku bagi segenap manusia dan bangsa dalam semua
tempat dan waktu. Yang memiliki peranan di lihat dari: aspek keagamaan,
kejiwaan, kemasyarakatan, hakikat kemanusiaan, asal usulnya dan moral.5
Ada dua sistem dalam paham ini, yaitu teokrasi langsung dan teokrasi tidak
langsung. Jika dalam pemerintahan teokrasi langsung, raja atau kepala negara
memerintah sebagai jelmaan tuhan, maka dalam pemerintahan teokrasi tidak
langsung, yang memerintah bukanlah tuhan sendiri, tetapi raja atau kepala negara
yang memiliki otoritas atas nama tuhan. Kepala negara diyakini memerintah atas
kehendak tuhan.
5
Bab8.sartono,k,2018,'kajian konstitusi Indonesia dari awal kemerdekaan sampai reformasi konstitusi pasca
orde baru
Dalam pemerintahan teokrasi tidak langsung, sistem dan norma-norma dalam
negara dirumuskan berdasarkan fiman-firman tuhan. Dengan demikian, negara
menyatu dengan agama. Agama dan negara tidak dapat dipisahkan.
Paham sekuler memisahkan dan membedakan antara agama dan negara. Dalam
negara sekuler, tidak ada hubungan antara sistem kenegaraan dengan agama.
Dalam paham ini, negara adalah urusan hubungan manusia dengan manusia lain
(urusan dunia). Sedangkan agama adalah hubungan manusia dengan tuhan.
1. Aliran yang menganggap bahwa Islam adalah agama yang paripurna, yang
mencakup segala-galanya, oleh karena itu agama tidak dapat dipisahkan dari
negara, dan urusan negara adalah urusan negara, begitu sebaliknya.
2. Islam tidak ada hubungannya dengan negara, karena Islam tidak mengatur
kehidupan bernegara atau pemerintahan. (tidak punya misi untuk mendirikan
negara).
2. Paradigma Simbiotik, yang menempatkan relasi Agama dan Negara bersifat timbal
balik dan saling memerlukan. Dalam hal ini agama memerlukan negara, karena
dengan negara, agama dapat berkembang. Dan sebaliknya, negara juga memerlukan
agama, karena dengan agama, negara dapat berkembang dalam bimbingan etika dan
moral spiritual
Yakni sila pertama Pancasila yaitu ketuhanan yang maha esa dalam pemerintahan
setiap warga negara berhak memeluk agama masing-masing menurut
kepercayaannya.
Sila pertama
Sila Kedua
Sila Ketiga
Sila Keempat
Adanya demokrasi.
Adanya usaha untuk mencapai putusan bersama secara bulat, yang
dilanjutkan dengan tindakan bersama.
Jujur dalam pengambilan keputusan bersama
Sila Kelima
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hak adalah benar, kepunyaan,
milik, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu yang telah ditentukan oleh
undang-undang, aturan, dsb. Atau kekuasaan yang benar atas sesuatu.
Sedangkan, kewajiban yaitu sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh rasa
tanggung jawab. Menurut KBBI, kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan, yang
harus dilaksanakan; pekerjaan, tugas menurut hukum; segala sesuatu yang menjadi
tugas manusia.
Hak dan kewajiban inilah yang memperkuat masyarakat dan memberinya lebih
banyak stabilitas. Kedua hal ini juga mengarah pada pengembangan kesadaran sosial
orang sebagai makhluk sosial. Hak harus dilihat sebagai hak individu seperti
kebebasan.
Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945,
khususnya pada pasal 27 hingga 34.
Pasal dalam UUD 1945 yang mengatur tentang hak dan kewajiban warga negara
Indonesia di antaranya pasal 27 ayat 2, pasal 28A, pasal 28B ayat1.
1.Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Tertulis dalam Pasal 27 ayat (1) UUD
1945 berbunyi “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya”.
2.Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang
berbunyi, “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”.
3.Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Di mana tertuang dalam Pasal
28J ayat 1 yang berbunyi,” Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang
lain”.
3.Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang.
Tertuang dalam Pasal 28J ayat 2 yang berbunyi menyatakan, “Dalam menjalankan
hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil
sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis”.
4.Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Tertuang dalam
Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan, “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”
Sebagaimana hak dan kewajiban warga negara Indonesia diatur dalam UUD 1945.
BAB VIII
KONSTITUSI DI INDONESIA
Undang-Undang Republik Indonesia Serikat, Konstitusi Republik Indonesia Serikat
atau lebih dikenal dengan sebutan Konstitusi RIS adalah konstitusi yang berlaku di
Republik Indonesia Serikat sejak tanggal 27 Desember 1949 (yakni tanggal diakuinya
kedaulatan Indonesia dalam bentuk RIS) hingga diubahnya kembali bentuk negara
federal RIS menjadi negara kesatuan RI pada tanggal 17 Agustus 1950.
Sejak tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi yang berlaku di Indonesia adalah Undang-
Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, atau dikenal dengan sebutan UUDS
1950. Dan telah di amandemen kan sebanyak 4 kali.
A.HAKIKAT KONSTITUSI
Hakikat dari suatu konstitusi ialah mengatur pembatasan kekuasaan dalam negara.
Pembatasan kekuasaan yang tercantum dalam konstitusi itu pada umumnya
menyangkut dua hal, yaitu pembatasan kekuasaan yang berkaitan dengan isinya, dan
pembatasan kekuasaan yang berkaitan dengan waktu. Pembatasan kekuasaan yang
berkaitan dengan isi ialah pembatasan yang berkenaan dengan tugas, wewenang serta
berbagai macam hal yang diberikan kepada masing-masing lembaga, sedangkan
pembatasan kekuasaan yang berkaitan dengan waktu ialah pembatasan yang
berkenaan dengan masa jabatan yang diberikan kepada pemangku jabatan tertentu
serta berapa kali seorang pejabat dapat dipilih kembali dalam jabatan itu. Prof. Bagir
Manan mengatakan bahwa konstitusi ialah sekelompok ketentuan yang mengatur
organisasi negara dan susunan pemerintahan suatu negara.
Sehingga negara dan konstitusi adalah satu pasangan yang tidak dapat dipisahkan.
Setiap negara tentu mempunyai konstitusi, meskipun mungkin tidak tertulis.
Konstitusi mempunyai arti dan fungsi yang sangat penting bagi negara, baik secara
formal, materiil, maupun konstitusional. Konstitusi juga mempunyai fungsi
konstitusional, sebagai sumber dan dasar cita bangsa dan negara yang berupa nilai-
nilai dan kaidah-kaidah dasar bagi kehidupan bernegara. Ia selalu mencerminkan
semangat yang oleh penyusunnya ingin diabadikan dalam konstitusi tersebut
sehingga mewarnai seluruh naskah konstitusi tersebut. Selain itu juga C.F.Strong
mengemukakan bawa konstitusi itu merupakan kumpulan asas-asas yang tiga materi
pokok, yaitu tentang kekuasaan pemerintahan, hak-hak yang diperintah, dan
hubungan antara yang memerintah dengan yang diperintah. Dengan melihat teori-
teori dasar tentang konstitusi di atas, maka kita akan melihat bagaimana halnya
dengan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi tertulis bagi Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Konstitusi Merupakan bagian penting dari sebuah negara yang berisikan dengan
ketentuan atau peraturan yang berlaku di dalam sebuah negara. Konstitusi ini
memiliki dua bentuk, yang pertama adalah konstitusi dalam bentuk tertulis dan yang
kedua adalah konstitusi dalam bentuk yang tidak tertulis.
Setiap negara pasti memiliki yang namanya konstitusi. Layaknya negara lain
Indonesia juga memiliki konstitusi yaitu Pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD
1945 ini merupakan konstitusi tertulis sebab peraturannya tertulis di dalam naskah
Pembukaan UUD 1945.
Mengartikan constitution sebagai Undang-Undang Dasar merupakan kebiasaan dari
orang Belanda dan Jerman yang memakai kata grondwet yang berasal dari dua kata
yaitu grond yang berarti dasar dan wet yang memiliki arti Undang-Undang dan juga
dari kata grundgesetz yang berasal dari dua kata yaitu grund yang berarti dasar dan
gesetz yang memiliki arti Undang-Undang yang mana kedua kata istilah ini
menunjukkan naskah tertulis (Mariam Budiardjo, 2007: 95).
UUD 1945 sebagai konstitusi yang ada di Indonesia merupakan hukum tertinggi yang
sudah ditetapkan secara konstitusional sedangkan hukum sendiri memiliki arti produk
politik dikarenakan pada setiap hasil produk hukum merupakan produk politik oleh
karena itu hukum bisa juga dilihat sebagai kristalisasi yang berasal dari pemikiran
politik yang saling berinteraksi di dalam kalangan politisi (M. Agus Santoso, 2009:
9).
Harapan dengan adanya konstitusi ini adalah agar hak-hak seluruh warga negara
Indonesia bisa terlindungi. Konstitusi ini digunakan untuk mengatur seluruh rakyat
yang ada di dalam sebuah negara. Menciptakan kehidupan yang aman dan damai itu
tidaklah mudah. Diperlukan sebuah peraturan yang menjadi dasar untuk memimpin
sebuah negara.Negara yang damai pasti memerlukan adanya sebuah peraturan.
Konstitusi ini memiliki tujuan yang hendak dicapai oleh sebuah negara, contohnya
konstitusi yang ada di Indonesia di dalam konstitusinya Indonesia memiliki tujuan
yang tertulis pada Alinea keempat Pembukaan UUD 1945.
Adanya tujuan yang hendak dicapai inilah yang membuat suatu negara jadi memiliki
acuan untuk menjadikan dirinya sebagai negara maju yang bisa bersaing dengan
negara lain. Negara yang maju akan memiliki kemudahan untuk menjalin kerja sama
dengan negara lain. Keuntungan yang didapatkan juga sangat banyak ketika negara
kita menjadi negara maju.
Konstitusi yang ada di Indonesia dibuat ketika diadakannya sidang BPUPKI pada
tahun 1945. BPUPKI bertugas untuk membantu negara Indonesia dalam
mempersiapkan kemerdekaannya.
Menjadi negara yang merdeka Indonesia memerlukan adanya konstitusi, untuk itu
dibuatlah UUD 1945 yang akan dijadikan sebuah konstitusi untuk negara Indonesia.
Dalam membuat UUD 1945 BPUPKI mengadakan sidang yang menghasilkan
rancangan UUD 1945 yang berisi:
Undang-Undang Dasar terdiri atas pasal-pasal Naskah dari UUD 1945 kemudian
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang merupakan
lembaga bentukan Jepang. Adanya konstitusi di dalam sebuah negara sangatlah
penting sebab di sinilah terdapat cita-cita sebuah negara yang harus diraih.
Selanjutnya negara Indonesia beralih ke UUDS pada tahun 1950 yang mulai berlaku
pada tanggal 17 Agustus 1945 sampai dengan tanggal 5 Juli 1959. Kemudian negara
Indonesia kembali lagi ke UUD 1945 yang berlaku mulai dari tanggal 5 Juli 1959
sampai dengan tanggal 19 Oktober 1999.
Lalu negara kita ini beralih menggunakan perubahan Undang-Undang Dasar 1945
yang berlaku pada tanggal 19 Oktober 1999 sampai dengan tanggal 10 Agustus 2002.
Kemudian untuk yang terakhir kalinya negara Indonesia beralih menggunakan
Undang-Undang Dasar 1945 yang sudah mengalami perubahan yang diberlakukan
mulai dari tanggal 10 Agustus 2002 sampai sekarang ini.
Pemahaman tentang kekuasaan tertinggi itu sendiri tidak perlu dipahami dalam
pengertian monistik absolut dan tidak terbatas, karena dengan sendirinya kekuasaan
tertinggi yang ada di tangan rakyat itu dibatasi oleh kesepakatan yang mereka
tetapkan bersama sebagaimana telah digariskan.
Dalam perumusan konstitusi yang mereka buat dan diundangkan khususnya tentang
pendirian negara. Inilah yang disebut kontrak sosial antar warga yang tercermin
dalam konstitusi. Konstitusi itulah yang membatasi dan mengatur bagaimana
kedaulatan rakyat disalurkan, dijalankan, dan dipertahankan dalam kegiatan
kenegaraan dan penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari.
Intinya, dalam gagasan kedaulatan rakyat, tetap harus dijamin bahwa rakyat adalah
pemilik sebenarnya negara dengan segala kewenangannya untuk menjalankan semua
fungsi kekuasaan negara, baik di bidang legislatif, eksekutif, maupun yudikatif.
Rakyatlah yang memiliki kewenangan untuk merencanakan, mengatur,
melaksanakan, dan melakukan pemantauan dan penilaian terhadap pelaksanaan
fungsi kekuasaan. Bahkan lebih jauh lagi, untuk kemaslahatan masyarakat yang
menjadi tujuan setiap kegiatan. Untuk rakyatlah semua manfaat yang diperoleh dari
berfungsinya dan penyelenggaraan negara dimaksudkan. Ini adalah gagasan tentang
kedaulatan rakyat atau demokrasi yang sepenuhnya milik rakyat, untuk rakyat, oleh
rakyat, dan bersama rakyat. Rakyatlah yang memiliki kewenangan untuk
merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan melakukan pemantauan dan penilaian
terhadap pelaksanaan fungsi kekuasaan. Bahkan lebih jauh lagi, untuk kemaslahatan
masyarakat yang menjadi tujuan setiap kegiatan. Untuk rakyatlah semua manfaat
yang diperoleh dari berfungsinya dan penyelenggaraan negara dimaksudkan.
Ini adalah gagasan tentang kedaulatan rakyat atau demokrasi yang sepenuhnya milik
rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat, dan bersama rakyat. Rakyatlah yang memiliki
kewenangan untuk merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan melakukan
pemantauan dan penilaian terhadap pelaksanaan fungsi kekuasaan. Bahkan lebih jauh
lagi, untuk kemaslahatan masyarakat yang menjadi tujuan setiap kegiatan. Untuk
rakyatlah semua manfaat yang diperoleh dari berfungsinya dan penyelenggaraan
negara dimaksudkan. Ini adalah gagasan tentang kedaulatan rakyat atau demokrasi
yang sepenuhnya milik rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat, dan bersama rakyat.6
Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya
menjelaskan cara seluruh rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi
yang pertama adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga negara
berpartisipasi langsung dan aktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan. Di
kebanyakan negara demokrasi modern, seluruh rakyat masih merupakan satu
6
Santoso,M,2013,'perkembangan konstitusi di Indonesia ;
kekuasaan berdaulat namun kekuasaan politiknya dijalankan secara tidak
langsung melalui perwakilan; ini disebut demokrasi perwakilan. Konsep
demokrasi perwakilan muncul dari ide-ide dan institusi yang berkembang pada
Abad Pertengahan Eropa.
BAB X
HAM merupakan hak dasar manusia yang secara kodrati melekat pada diri manusia,
dan bersifat universal. Oleh karena itu, HAM harus dilindungi, dihormati,
dipertahankan, dan tak boleh dirampas oleh siapapun. HAM dan demokrasi
merupakan konsepsi kemanusiaan dan relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah
peradaban manusia di seluruh penjuru dunia. HAM dan demokrasi juga dapat
dimaknai sebagai hasil perjuangan manusia untuk mempertahankan harkat
kemanusiaannya. Negara-negara yang memiliki komitmen kuat terhadap pengakuan
dan perlindungan HAM menempatkan hak asasi manusia dalam sebuah konstitusi
atau undang-undang dasar.
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang
terkait dalam interaksinya antara individu atau instansi. HAM adalah hak dasar yang
dimiliki manusia sejak manusia itu dilahirkan. HAM dapat dirumuskan sebagai hak
yang melekat pada kodrat hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki oleh manusia
semata-mata ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian negara.
Maka HAM itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau
negara lain.7
Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan lebih diperhatikan
dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era
reformasi daripada era sebelumnya. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak,
kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan
7
http://journal.umpo.ac.id/
sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha
memperoleh atau pemenuhan HAM pada kita sendiri.
8
http://ejournal.umm.ac.id/
BAB XI
MASYARAKAT MADANI
Masyarakat madani merupakan konsep yang berwayuh wajah. Memiliki banyak arti
atau sering diartikan dengan makna yang berbeda-beda. Bila merujuk pada pengertian
dalam bahasa Inggris, ia berasal dari kata civil society atau masyarakat sipil, sebuah
kontraposisi dari masyarakat militer.
Istilah masyarakat madani selain mengacu pada konsep civil society, juga
berdasarkan pada konsep negara-kota Madinah yang dibangun Nabi Muhammad
SAW pada tahun 622 M. Masyarakat madani juga mengacu pada konsep tamadun
(masyarakat yang peradaban) yang diperkenalkan oleh Ibn Khaldun, dan konsep Al
Madinah al Fadhilah (Madinah sebagai Negara Utama) yang diungkapkan oleh filsuf
Al-Farabi pada abad pertengahan.
Menurut Dr. Ahmad Hatta, peneliti pada Lembaga Pengembangan Pesantren dan
Studi Islam, Al Haramain, Piagam Madinah adalah dokumen penting yang
membuktikan betapa sangat majunya masyarakat yang dibangun kala itu, di samping
juga memberikan penegasan mengenai kejelasan hukum dan konstitusi sebuah
masyarakat.[6] Bahkan, dengan menyetir pendapat Hamidullah (First Written
Constitutions in the World, Lahore, 1958), Piagam Madinah ini adalah konstitusi
tertulis pertama dalam sejarah manusia.[6] Konstitusi ini secara mencengangkan telah
mengatur apa yang sekarang orang ributkan tentang hak-hak sipil (civil rights), atau
lebih dikenal dengan hak asasi manusia (HAM), jauh sebelum Deklarasi
Kemerdekaan Amerika (American Declaration of Independence, 1997), Revolusi
Prancis (1789), dan Deklarasi Universal PBB tentang HAM (1948)
dikumandangkan.9
Sementara itu konsep masyarakat madani atau dalam khazanah Barat dikenal sebagai
civil Society (masyarakat sipil), muncul pada masa pencerahan (Renaissance) di
Eropa melalui pemikiran John Locke dan Immanuel Kant. Sebagai sebuah konsep,
civil society berasal dari proses sejarah panjang masyarakat Barat yang biasanya
dipersandingkan dengan konsepsi tentang state (negara). Dalam tradisi Eropa abad
ke-18, pengertian masyarakat sipil ini dianggap sama dengan negara (the state), yakni
suatu kelompok atau kesatuan yang ingin mendominasi kelompok lain.
Jika dicari akar sejarahnya, maka dapat dilihat bahwa dalam masyarakat Yunani
Kuno Masalah ini sudah mengemuka. Rahardjo (1997) menyatakan bahwa istilah
civill Society sudah ada sejak zaman sebelum Masehi. Orang yang pertama kali
mencetuskan Istilah civil society ialah Cicero (106-43 SM), sebagai orator Yunani
9
http://ejournal.upi.edu/
kuno. Civil society Menurut Cicero ialah suatu komunitas memiliki kode hukum
sendiri. Dengan konsep Civility (kewargaan) dan urbanity (budaya kota), maka kota
dipahami bukan hanya sekedar konsentrasi penduduk, melainkan juga sebagai pusat
peradaban dan kebudayaan. Istilah masyarakat madani selain mengacu pada konsep
civil society, juga berdasarkan pada konsep negara-kota Madinah yang dibangun
Nabi Muhammad SAW pada tahun 622M. Masyarakat madani juga mengacu pada
konsep tamadun (masyarakat yang berperadaban) yang diperkenalkan oleh Ibn
Khaldun, dan konsep Al Madinah al
Fadhillah (Madinah sebagai Negara Utama) yang diungkapkan oleh filsuf Al Farabi
pada abad pertengahan (Rahardjo seperti yang dikutip Nurhadi, 1999). Menurut Dr.
Ahmad Hatta, peneliti pada Lembaga Pengembangan Pesantren dan Studi Islam, Al
Haramain, Piagam Madinah adalah dokumen penting yang membuktikan betapa
sangat majunya masyarakat yang dibangun kala itu, di samping juga memberikan
penegasan mengenai kejelasan hukum dan konstitusi sebuah masyarakat. Bahkan,
dengan menyitir pendapat Hamidullah (First Written Constitutions in the World,
Lahore, 1958), Piagam Madinah ini adalah konstitusi tertulis pertama dalam sejarah
manusia. Konstitusi ini secara mencengangkan telah mengatur apa yang sekarang
orang ributkan tentang hak-hak sipil (civil rights), atau lebih dikenal dengan hak asasi
manusia (HAM), jauh sebelum Deklarasi Kemerdekaan Amerika (American
Declaration of Independence, 1776), Revolusi Prancis (1789), dan Deklarasi
Universal PBB tentang HAM (1948) dikumandangkan.
Sebagai sebuah konsep, civil society berasal dari proses sejarah panjang masyarakat
Barat yang biasanya dipersandingkan dengan konsepsi tentang state (Negara). Dalam
tradisi Eropa abad ke-18, pengertian masyarakat sipil ini dianggap sama dengan
negara (the state), yakni suatu kelompok atau kekuatan yang mendominasi kelompok
lain.
Barulah pada paruh kedua abad ke-18, terminologi ini mengalami pergeseran makna.
Negara dan masyarakat madani kemudian dimengerti sebagai dua buah entitas yang
berbeda. Bahkan kemudian, Kant menempatkan masyarakat madani dan negara
dalam kedudukan yang berlawanan, yang kemudian dikembangkan oleh Hegel,
menurutnya masyarakat madani merupakan subordinatif dari negara. Di Indonesia,
perjuangan masyarakat madani dimulai pada awal pergerakan kebangsaan, dipelopori
oleh Syarikat Islam (1912), dan dilanjutkan oleh Soeltan Syahrir pada awal
kemerdekaan (Norlholt, 1999). Jiwa demokrasi Soeltan Syahrir ternyata harus
menghadapi kekuatan represif, baik dari rezim Orde Lama maupun rezim Orde
Bartak
Tuntutan perjuangan transformasi menuju masyarakat madani pada era reformasi ini
tampaknya sudah tak terbendungkan lagi.
Perkembangan orde lama dan Munculnya orde baru memunculkan secercah Harapan
bagi perkembangan masyarakat Madani di Indonesia. Pada masa orde baru, Dalam
bidang sosial-ekonomi tercipta Pertumbuhan ekonomi, tergesernya pola Kehidupan
masyarakat agraris, tumbuh dan Berkembangnya kelas menengah dan makin
Tingginya tingkat pendidikan. SedangkanDalam bidang politik, orde baru
memperkuat Posisi negara di segala bidang, intervensi Negara yang kuat dan jauh
terutama lewat Jaringan birokrasi dan aparat keamanan.
Prospek penunaian masyarakat Madani di Indonesia memiliki potensi yang kuat
karena Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berbeda dengan satuan
Bhineka tunggal Ika .
DAFTAR PUSTAKA
Repository.metrouniv.ac.id
Journal.uny.ac.id
Jurnal.unimed.ac.id
Eprints.unm.ac.id
Digilib.uinsby.ac.id
Jurnal.radenfatah.ac.id
Jurnal konstitusi.mkri.id
Journal.uny.ac.id
Journal.umpo.ac.id
ejournal.umm.ac.id
ejournal.upi.ed