Anda di halaman 1dari 10
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG Nomor : P.1/PDASHL/3£5 /KUM-1 74/2014, TENTANG PETUNJUK TEKNIS KOLABORASI PENGAMANAN HUTAN PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung _ pelaksanaan perlindungan hutan sebagaimana diatur dalam Pasal 28 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.6/Menhut- 11/2010 tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) perlu dilaksanakan kegiatan pengamanan hutan; b. bahwa dalam melaksanakan kegiatan pengamanan hutan perlu diatur mekanisme pelaksanaan pengamanan hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung; c. bahwa berdasarkan —pertimbangan —_sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu_menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung tentang Petunjuk Teknis Kolaborasi Pengamanan Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4412); 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata “Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor, 3 4 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 137); Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/Menhut- V1/2009 tentang Pembentukan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 14); Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/Menhut- V1/2010 tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Pengelolaan Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 62); Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-Il/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 713); MEMUTUSKAN: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG TENTANG PETUNJUK TEKNIS KOLABORASI PENGAMANAN HUTAN PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG. Menetapkan : BABI Pengertian Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pengamanan Hutan adalah segala kegiatan,, upaya dan usaha yang dilaksanakan oleh aparat kehutanan dan dukungan instansi terkait dalam rangka mengamankan hutan dan hasil hutan secara terencana, terus menerus dengan prinsip berdaya guna dan berhasil guna. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung yang selanjutnya disingkat KPHL adalah KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar terdiri dari kawasan hutan lindung. : . Masyarakat adalah kesatuan sosial yang terdiri dari warga negara Republik Indonesia yang tinggal di dalam dan/atau sekitar kawasan hutan yang memiliki komunitas sosial dengan kesamaan mata pencaharian serta bergantung pada hutan dan aktivitasnya dapat berpengaruh terhadap ekosistem hutan. - . Kolaborasi Pengamanan Hutan adalah salah satu bentuk kegiatan pengamanan hutan yang dilaksanakan oleh KPHL dengan melibatkan Partsipasi ‘masyarakat dan dapat melibatkan Instansi terkalt yntuk mencapai pengamanan hutan yang optimal ¢ Maksud dan Tujuan Pasal 2 1) Peraturan Direktur Jenderal ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk teknis pelaksanaan Kolaborasi Pengamanan Hutan pada KPHL. 2) Peraturan Direktur Jenderal ini bertujuan agar pengamanan hutan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. BAB Il RUANG LINGKUP Pasal 3 2uang Lingkup kegiatan Kolaborasi Pengamanan Hutan pada KPHL meliputi: a. pra kondisi; b. perencanaan; c. pelaksanaan; dan d. pelaporan. Bagian Kesatu Pra kondisi Pasal 4 (2) Pra kondisi pelaksanaan pengamanan hutan terdiri dari : a. koordinasi; dan b. sosialisasi. (2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan baik secara a. internal antara Kepala KPH, Kepala/Koordinator Resort dan staf; beksternal dengan pemerintahan daerah setempat, masyarakat dan instansi terkait lainnya. (3) Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dilakukan dalam bentuk antara lain: a. Penyuluhan; b. FGD (focus Group Discussion); dan c. pertemuan-pertemuan. Bagian Kedua Perencanaan Pasal 5 (1) Perencanaan disusun oleh Kepala Seksi pada KPHL yang membidangi perencanaan dan disahkan oleh Kepala KPHL. (2) Perencanaan paling sedikit memuat a. sasaran lokasi; b. tim pengamanan; c. jadwal pelaksanaan; d. bahan dan alat; dan ©. rencana anggaran biaya. (8) Sasaran lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a berada pada kawasan yang memiliki tingkat kerawanan dan ancaman tinggi terhadap ae hutan dan/atau yang terdapat kegiatan Rehabilitasi Hutan dan an. : (4) Tim pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b beranggotakan sebanyak 4 (empat) sampai dengan 6 (enam) orang terdiri ari: a, petugas KPH sebagai ketua; b, unsur dari instansi terkait; c. masyarakat. (5) Tim pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bertugas: a. Ketua Tim: mengkoordinasitan dan mengarahlan jalannya pengamanan jutan;, b. Pemandu jalur: membuka jalan dan mengambil titik posisi; c. Pengamat: mengamati dan mencatat setiap kejadian dan informasi pengamanan hutan; d.Dokumenter: mendokumentasikan atau. mengambil foto dan keterangan tambahan; ¢. Melaporkan seluruh data dan informasi serta kejadian yang ditemukan kepada Kepala KPHL. (6) Jadwal pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf ¢ memuat tata waktu selama pelaksanaan pengamanan dilakukan. (7) Bahan dan alat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d antara lain: a. Peta kerja wilayah resort skala 1:5,000 sampai dengan 1:25.000; b. Blanko-blanko yang diperlukan; c. Papan pengumuman/informasi/peringatan; d.Kendaraan patroli roda 4 (empat) atau roda 2 (dua); e. Peralatan navigasi (Global Positioning System dan/atau kompas); f. Kamera digital; g. Alat tulis; h.Alat pengamanan; i, Peluit; j. Perangkat komunikasi; ik. Perlengkapan lain sesuai kebutuhan. Bagian Ketiga Pelaksanaan Pasal 6 (1) Pengamanan dilakukan secara rutin paling sedikit 1 (satu) kali dalam sebulan. (2) Pengamanan juga dapat dilakukan atas dasar antara lain: a. Laporan/pengaduan masyarakat; b. Perintah Pengadilan; c. Bencana atau kejadian yang bersifat mendesak. (8) Pelaksanaan pengamanan hutan harus mempertimbangkan aksesibilitas lokasi dan hambatan yang akan ditemui, antara lain: , a. Lokasi sulit, jauh dan hanya terdapat jalan setapak atau jalur patroli, pengamanan hutan dilakukan dengan berjalan kaki dai tidak melakukan pembukaan jalan baru. b,Lokasi dikelilingi oleh jalan desa, pengamanan hutan dapat menggunakan kendaraan roda 2 (dua) atau 4 (empat). af c. Lokasi berupa hutan-hutan riparian di kanan-kiri sungai, pengamanan bhutan menggunakan perahu bermotor dengan mempertimbangkan kondisi alur, curah hujan, dan penggunaan jenis perahu. (4) Selama pelaksanaan pengamanan seluruh data/informasi dan kejadian yang ditemukan di sepanjang jalur pengamanan harus dicatat dan didokumentasikan sesuai format tally sheet data sebagaimana tercantum pada lampiran peraturan i (5) Data/informasi dan kejadian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa: a, Titik atau posisi pengamanan (P1); b.Aktivitas ilegal/ancaman berupa perburuan, penebangan liar, pembukaan lahan, penambangan liar, dan perkemahan (P2); c, Identitas pelaku (P3); d. Keanekaragaman hayati/flora dan fauna (P4); ¢. Hasil hutan kayu dan bukan kayu (PS); f. Pengamatan umum (P6) pada: 1. fitur alami berupa air terjun, sumber mata air, danau, rawa, gua, peninggalan sejarah; 2. bencana alam berupa kebakaran, banjir, longsor; 3. infra struktur/bangunan, pal batas, dan Jain-lain. (6) Papan pengumuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (7) hurufc harus informatif dan dipasang pada lokasi yang strategis serta mudah dilihat. Bagian Keempat Pelaporan Pasal 7 (1) Tim pengamanan hutan wajib membuat laporan kepada Kepala KPHL setelah pelaksanakan kegiatan pengamanan dilengkapi dokumentasi, blanko isian dan jalur patroli. (2)Kepala KPHL menyampaikan laporan pelaksanaan pengamanan hutan setiap 6 (enam) bulan kepada Kepala Dinas Provinsi yang membidangi kehutanan dengan tembusan Direktur KPHL dan Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL). (@)Dalam hal terdapat laporan pengaduan masyarakat atau Kejadian yang mendesak (kebakaran hutan/illegal logging atau bencana alam lainnya) Kepala KPHL wajib melaporkan hasil pengamanah secara langsung kepada Kepala Dinas/Direktur KPHL/Kepala BPDASHL. BAB III PEMBIAYAAN Pasal 8 Biaya pelaksanaan pengamanan hutan dapat beragal dari: ‘a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Dacrah (APBD); atau ¢. sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat. v2 BAB IV PENUTUP Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 28 Januari 201g DIREKTUR JENDERAL, IDA BAGUS PUTERA PARTHAMA. NIP 195905021 198603 1 001 LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG NOMOR: P. | /pbastl/set/kuta-{ /1/2019 TENTANG ‘PETUNJUK TEKNIS KOLABORASI PENGAMANAN HUTAN PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG Contoh pengisian Tally sheet catatan kegiatan pengamanan we P Uraian Pengamatan Dokumentasi 1 2 3 4 001 Pl | Titik awal patroli Foto '(04207.07 - Tanggal mulai: 18 Januari 2019 313362.39 - Ketua tim: Jajang Suwarna Anggota Tim: Kadartika, Sumargo, dan Acep Solahudin - Patroli menggunakan kendaraan roda 4 (empat) yang kemudian dilanjutkan berjalan kaki menuju kawasan HL - Kondisi Tim : berkumpul 002 P2 |= Ditemukan kegiatan penebangan liar Foto E: 704218.07 oleh masyarakat luar sebanyak 3 N: 9313399,39 batang kayu jenis mahoni P3_|- Sdr. Gunawan pelaku kegiatan Foto penebangan liar - No. Identitas KTP 331901220570*** - Alamat : Talang Ubi 003) PS | - Ditemukan Hasil Hutan Bukan Kayu Foto E: 704228.07 berupa rotan seluas 1 Ha N: 9313405.39 dst dst dst dst 00x PI |- Titik akhir patroli Foto E: 704369.07 - Tanggal selesai: 18 Januari 2019 N: 9313488.39 ~ Catatan akhir patroli terlampir Keterangan: WP (Waypoint) : GPS/ID waypoint (ID titik berjudul sebagai numerik; misal 001, 002, dan seterusnya serta dilarang mengganti ID default yang dihasilkan oleh GPS untuk setiap waypoint) P(Panduan Pengamatan) : Jenis data/informasi/kejadian yang digolongkan menjadi PI, P2, P3, Pa, PS dan P6 Uraian pengamatan , Catatan semua hal yang ditemukan sesuai dengan panduan pengisian tally sheet Urutan penulisan panduan pengamatan dan uraian pengamatan disesuaikan dengan urutan data/informasi/kejadian yang ditemukan di lapangan. wf Panduan Pengisian tally sheet P1 : Titik atau Posisi Jalur Patroli Buatlah titik arah GPS, catat WP, catat P1 Catat hasi] pengamatan: Titik awal dan akhir patroli ‘Tanggal mulai dan selesai patroli Pos Pemimpin patroli Petugas patroli Moda transportasi: berjalan kaki, motor, mobil Jenis patroli: rutin atau lainnya . Alasan patroli: biasa, merespon laporan, perintah pengadilan Kondisi tim patroli: berpencar, berkumpul, atau berkemah Buat waypoint dan catatan akhir patroli creme aoge P2: Aktivitas Hegal/Ancaman Buatlah titik arah GPS, catat WP, catat P2 Catat hasil pengamatas 1). Perburuan liar: a. Daging, hewan hidup atau bangkai b, Metode yang digunakan c. Jenis, jumlah, dan bagian tubuh yang ditemukan 2), Penebangan liar: a. Batang pohon, papan, tuggul, kayu bakar, arang b, Jelaskan panjang (m), volume (m3), atau jumlahnya (batang) c. Jenis pohon 3). Pembukaan lahan: ‘a. Metode yang digunakan (dibakar atau menggunakan peralatan) b. Luas pembukaan lahan ¢. Tujuan dan berapa lama lahan tersebut telah digunakan 4). Penambangan liar: a. Jenis bahan galian (batubara, emas, pasir, dan lain-lain) b. Metode dan alat yang digunakan c. Luas pembukaan dan dampak yang dihasilkan 5). Perladangan: a. Jenis tanaman (pertanian, perkebunan, dan lain-lain) b, Luas lahan (ladang, kebun) c. Lama kegiatan berladang 6) Alat Transportasi: Sepeda motor, truk, jalan kaki, atau gerobak sapi 7), Perkemahan: Lama/baru f P3, Identitas Pelaku Buatlah titik arah GPS, catat WP, catat P3 Catat hasi] pengamatan: Tersangka; wisatawan (domestik/asing), pendatang atau masyarakat lokal Nama Nomor identitas Alamat tinggal Jumlah orang Umur Nomor telepon Jenis kelamin Perincian kendaraan rem mo pore 4, Keanekaragaman Hayati (Flora dan Fauna) Buatlah titik arah GPS, catat WP, catat P4 Catat hasil pengamat 1). Flora Karakteristik: denis, mati atau hidup, tinggi, keliling, daun muda, bunga, dan buah masak. Ambil dokumentasi 2), Perjumpaan Satwa Liar: : : Jenis, kelamin, umur satwa, jumlah, jarak (m). Ambil dokumentasi 3). Jejak Satwa: , ‘Temuan jejak (tapak, bau, bekas makan, sarang, kotoran, suara, dan lain- lain), jenis satwa, kelamin, panjang dan lebar tapak, usia temuan, jumlah. Ambil dokumentasi 4). Konflik Satwa: Desa, temuan konflik, jumlah, konilik satwa, umur satwa, jenis kelamin, lokasi, bukti, dampak, jumlah kerugian, tindakan (ditangkap, dihalau, dipantau). Ambil dokumentasi PS. Hasil Hutan Buatlah titik arah GPS, catat WP, catat PS Catat hasil pengamatan: 1). Hasil Hutan Kayu: Jenis, jumlah, luas (m2), Ambil dokumentasi 2). Hasil Hutan Bukan Kayu: . Temuan (madu; rotan, obat, bunga, dan lain-lain), jumlah. Ambil dokumentasi . P6. Pengamatan Umum Buatlah titik arah GPS, catat WP, catat P6 Catat hasil pengamatan: 1). Fitur alami: Air terjun, danau, gua, dan lain-lain 2). Bencana Alam: a. Jenis (tanah longsor, banjir, gempa bumi) b. Luas area terbuka/rusak (ha) c. Kerusakan aset 3). Infrastruktur: a Bangunan, gardu listrik, menara telekomunikasi, dan lain-lain 4). Kondisi pal batas: ; Baik, salah arah, hilang, rusak, salah posisi, dan lain-lain DIREKTUR JENDERAL, Tra rn IDA BAGUS PUTERA PARTHAMA NIP 195905021 198603 1 001

Anda mungkin juga menyukai