Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhammad Goldhy

Nim : 1908926
Kelas : PKO B
Tugas 1 Pedagogi Olahraga Taksonomi Bloom

Artikel mengenai Taksonomi Bloom (terbaru)

A. Pengertian Taksonomi Bloom

Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein berarti
mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan.Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin
Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan melakukan penelitian dan
pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran.
Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Taksonomi merupakan klasifikasi bidang
ilmu: kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek. Sedangkan taksonomi untuk
tujuan pendidikan adalah pengklasifikasian terhadap tujuan pendidikan yang kemudian
digunakan untuk merumuskan tujuan pembelajaran dan tujuan kurikulum, Bloom telah
membagi tujuan pendidikan ke dalam 3 ranah yaitu Kognitif, Afektif, dan psikomotorik.
Kemudian oleh muridnya sendiri yang bernama KarthWohl dan Anderson, taksonomi bloom
revisi. Revisi ini dilakukan agar sesuai dengan perkembangan zaman.

B. Tingkatan Taksonomi Bloom

Bloom telah membagi tujuan pendidikan ke dalam 3 ranah yaitu :


1. Ranah Kognitif
kognitif menurut Bloom adalah merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental
atau mengandung segala perilaku yang menitikberatkan aspek intelektual. Dalam
ranah ini meliputi 6 jenjang, antara lain adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan evaluasi.
a. Pengetahuan (Knowledge) – C1
Kemampuan untuk mengingat dan menjelaskan kembali akan materi yang telah
dipelajari, seperti pengetahuan mengenai istilah, fakta khusus, konvensi,
klasifikasi, kategori serta metodologi.
b. Pemahaman (Comprehension) – C2
Kemampuan untun memahami materi,instruksi maupun masalah kemudian
menginterpretasikan dan menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri. Contoh :
merangkum dan menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan.
c. Penerapan (Application) – C3
Kemampuan menerapkan informasi dan pemahamannya dengan cara
menggunakan konsepnya dalam praktek atau situasi yang nyata. Contoh :
menggunakan pedoman/aturan dalam menghitung suatu rumus
d. Analisis (Analysis) – C4
Kemampuan menguraikan materi menjadi beberapa bagian untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih luas atas menjadi komponen yang jelas. Contoh :
Menganalisa penyebab meningkatnya harga pokok penjualan dalam laporan
keuangan dengan memisahkan bagiannya.
e. Sintesis (Synthesis) – C5
Kemampuan merangkai dan menyusun kembali berbagai komponen untuk
menghasilkan pemahaman dan hipotesis sendiri dengan memadukan berbagai
ilmu dan pengetahuan. Contoh : menyusun kurikulum dengan mengintegrasikan
pendapat dan materi dari beberapa sumber.
f. Evaluasi (Evaluation) – C6
Kemampuan menilai dan mengevaluasi manfaat sesuatu berdasarkan kriteria dan
acuan jelas guna mendapatkan pengetahuan yang baru serta pemahaman yang
lebih baik.

2. Ranah Afektif
Menurut Bloom ranah Afektif meliputi segala sesuatu berkaitan dengan emosi. Hal ini
meliputi nilai, perasaan, penghargaan, minat, semangat, sikap dan motivasi. Pada
ranah ini terbagi menjadi 5 kategori, penerimaan, responsive, nilai yang dianut,
organisasi, dan karakteristik.

 Penerimaan (Receiving) – A1
kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang
tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.
Dan kemampuan untuk menunjukkan atensi dan penghargaan terhadap orang lain.
Contoh: mendengar pendapat orang lain, mengingat nama seseorang.

 Responsive (Responding) – A2

siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik, kemampuan
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan selalu termotivasi untuk segera
bereaksi dan mengambil tindakan atas suatu kejadian. Contoh: berpartisipasi
dalam diskusi kelas.

 Nilai yang dianut (Value) – A3

Nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu
dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan, tujuan
tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”. Kemampuan
menunjukkan suatu nilai yang dianut untuk membedakan mana yang baik dan
kurang baik terhadap suatu kejadian maupun objek, kemudian nilai tersebut
diekspresikan menjadi perilaku. Contoh : mengusulkan kegiatan bakti sosial sesuai
dengan nilai yang berlaku.
 Organisasi (Organization) – A4

penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat
menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal,
mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup, dan kemampuan
dalam membentuk sebuah sistem nilai dan budaya organisasi dengan
mengharmonisasikan perbedaan-perbedaan nilai. Contoh : mengakui
keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam organisasi.

 Karakterisasi (Characterization) – A5

karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur
sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan.
Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan
emosi jiwa, kemampuan mengatur perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan
memperbaiki hubungan intrapersonal, interpersonal serta sosial. Contoh :
Menunjukkan rasa yakin dan percaya diri ketika bekerja sendiri, dan bekerja sama
dalam aktivitas kelompok.

3. Ranah Psikomotorik

Menurut bloom meliputi koordinasi jasmani dan gerakan, keterampilan motorik dan
kemampuan fisik. Ketrampilan ini bisa berkembang jika sering melakukannya.
Dalam ranah ini dibagi ke dalam 4 kategori, yakni peniruan, manipulasi, ketetapan,
artikulasi, pengalamiahan.

 Peniruan – P1

Kemampuan mengamati suatu gerakan untuk kemudian memberikan respons yang


serupa dengan yang telah diamati.

 Manipulasi – P2

Kemampuan untuk mengembangkan ketrampilan dan penampilannya melalui latihan


dengan mengikuti arahan, penampilan dan gerakan-gerakan pilihan.

 Ketetapan – P3

Kemampuan dalam melakukan ketrampilan dan penampilannya dengan kecermatan,


roporsi dan kepastian yang lebih tinggi.

 Artikulasi – P4

Kemampuan dalam melakukan kemahirannya, dengan penekanan akan koordinasi


suatu rangkaian gerakan dengan menyusun urutan yang tepat dan mencapai yang
diharapkan atau konsistensi internal diantara gerakan-gerakan yang berbeda.
 Pengalamiahan – P5

Kemampuan dalam ketrampilannya dengan meminimalkan dalam mengeluarkan


energi fisik maupun psikis. Tahap pengalamiahan sendiri merupakan tingkat
kemampuan tertinggi dalam ranah psikomotorik.

C. Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Bloom Revisi ( Terbaru)

Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom. Seiring
perkembangan teori pendidikan, Krathwohl (2001) dan para ahli psikologi aliran
kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil
perbaikan tersebut dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom.
Perubahan dilakukan terhadap Taksonomi Bloom, yaitu perubahan dari kata benda
(dalam Taksonomi Bloom) menjadi kata kerja (dalam taksonomi revisi). Perubahan ini dibuat
agar sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan-tujuan pendidikan mengindikasikan
bahwa siswa akan dapat melakukan sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata benda). Revisi
dilakukan oleh Kratwohl dan Anderson.

Revisi yang dilakukan hanya pada ranah kognitif, yaitu:

1. Perubahan kata kunci yang berasal dari kata benda menjadi kata kerja pada setiap
level taksonomi.
2. Perubahan pada level hierarkis. Sedangkan urutan levelnya masih sama.

 Pada level 1,knowledge diubah menjadi remembering (mengingat).


 Pada level 2,comprehension dipertegas menjadi understanding (memahami).
 Pada level 3,application diubah menjadi applying (menerapkan).
 Pada level 4,analysis menjadi analyzing (menganalisis).
 Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan
perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta).
 Pada level 6, Evaluation turun posisinya menjadi level 5, dengan sebutan
evaluating (menilai).

Oleh karena itu menurut Kartwohl, pada ranah kognitif terbagi menjadi 6 level atau
kategori. Yaitu, remembering, understanding, applying, analyzing, evaluating dan
creating. Revisi yang dilakukan oleh KartWohl ini sering juga dikenal dengan istilah
C1 sampai C6.
D. Tabel kata kerja Taksonomi Bloom lama dan revisi (terbaru)

1. Ranah Kognitif
2. Ranah Afektif
3. Ranah Psikomotorik

Taksonomi Bloom revisi

Dipakai untuk merumuskan tujuan pembelajaran yang dilakukan di sekolah-sekolah.


Taksonomi ini sering juga disebut dengan istilah C1 sampai C6. Sama dengan sebelum
direvisi, tiga level pertama dalam taksonomi ini merupakan lower order thinking Skills.
Sementara 3 level selanjutnya adalah higher order thinking Skill.

Dari teori tersebut dapat diinterpretasikan secara logika adalah sebagai berikut:

 Sebelum memahami sebuah konsep maka anda harus mengingatnya terlebih dahulu.
 Sebelum Anda menganalisa maka Anda harus menerapkannya terlebih dahulu
 Sebelum Anda mengevaluasi maka Anda harus menganalisa terlebih dahulu
 Sebelum Anda Mencipta maka Anda harus mengingat, mahami, mengaplikasikan,
menganalisis dan mengevaluasi terlebih dahulu.

Sejauh ini selama melakukan taksonomi bloom, ranah afektif dan juga psikomotorik masih
belum mendapatkan perhatian secara khusus, kaitannya pada ranah afektif harus
membutuhkan koordinasi fisik jasmani untuk bisa dipraktekkan. Sedangkan psikomotorik,
etika masih menjadi salah satu hal yang sulit untuk diubah selama proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai