53
PeKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Wehartaty, Handoko, Shanti & Irawan
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
54
PeKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Wehartaty, Handoko, Shanti & Irawan
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
55
PeKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Wehartaty, Handoko, Shanti & Irawan
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
rupiah) tidak termasuk tanah dan dan rendahnya kualitas produk, dan (i)
bangunan tempat usaha; atau (b) memiliki Keterbatasan bahan baku. Lebih jauh,
hasil penjualan tahunan lebih dari Dalam Republika (3 Agustus 2009),
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) diberitakan bahwa banyak pelaku usaha
sampai dengan paling banyak mikro kecil dan menengah (UMKM) minim
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus pengetahuan akuntansi. Hal ini disebabkan
juta rupiah). karena latar belakang pemilik UMKM yang
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi kurang mengenal akuntansi atau tata buku,
produktif yang berdiri sendiri, yang kurang disiplin dalam pelaksanaan
dilakukan oleh orang perseorangan atau pembukuan akuntansi, tidak adanya
badan usaha yang bukan merupakan anak kecukupan dana untuk mempekerjakan
perusahaan atau cabang perusahaan yang akuntan atau membeli software akuntansi
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik untuk mempermudah pelaksanaan
langsung maupun tidak langsung dengan pembukuan akuntansi (Rudiantoro dan
Usaha Kecil atau usaha besar dengan Siregar, 2011).
jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur Sistem Akutansi
dalam Undang-Undang ini. Kriteria Usaha Pembukuan adalah aktivitas
Menengah adalah sebagai berikut: (a) pencatatan data usaha suatu perusahaan
memiliki kekayaan bersih lebih dari dengan cara tertentu, sedangkan akuntansi
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) terutama mementingkan aktivitasnya
sampai dengan paling banyak dalam mendesain sistem pencatatan,
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar menyiapkan laporan keuangan berdasarkan
rupiah) tidak termasuk tanah dan data yang ada, dan mengintepretasikan
bangunan tempat usaha; atau (b) memiliki laporan tersebut (Rudianto, 2012:6). Setiap
hasil penjualan tahunan lebih dari perusahaan membutuhkan laporan
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus keuangan untuk bisa memperoleh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak informasi yang berguna bagi pengambilan
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar keputusan bisnis mereka.
rupiah). Menurut Rudianto (2012:16), akuntansi
Pada umumnya, UMKM memiliki adalah aktivitas mengumpulkan,
beberapa karakteristik, yaitu (Rahmana, menganalisis, menyajikan dalam bentuk
2008): (a) Rendahnya kualitas sumber daya angka, mengklasifikasikan, mencatat,
manusia, (b) Masih lemahnya struktur meringkas dan melaporkan
kemitraan dengan usaha besar, (c) aktivitas/transaksi perusahaan dalam
Lemahnya quality control terhadap produk, bentuk informasi keuangan. Untuk bisa
(d) Belum ada kejelasan standardisasi sampai pada informasi keuangan yang
produk yang sesuai dengan keinginan tersaji dalam laporan keuangan,
konsumen, (e) Kesulitan dalam akses dibutuhkan sebuah proses yang disebut
permodalan terutama dari sumber-sumber sebagai siklus akuntansi. Berikut ini
keuangan yang formal, (f) Pengetahuan merupakan siklus akuntansi suatu
tentang ekspor masih lemah, (g) Lemahnya perusahaan.
akses pemasaran, (h) Keterbatasan
teknologi, akibatnya produktivitas rendah
56
PeKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Wehartaty, Handoko, Shanti & Irawan
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
Transaksi
57
PeKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Wehartaty, Handoko, Shanti & Irawan
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
58
PeKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Wehartaty, Handoko, Shanti & Irawan
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
undangan hadir). Pelatihan ini diikuti sesi konsultasi) Pelaksanaan kegiatan ini
secara antusias sepanjang hari penuh, yang didukung penuh oleh LPPM UKWMS.
pada hari pelaksanaannya diikuti oleh 17 Beberapa yang dapat dicatat dari
orang ibu PKK pelaku UMKM (sesi 12 pemberian materi pelatihan pembukuan
Desember 2014) dan 2 orang ibu PKK berkomputerisasi ini dan masukan yang
pelaku UMKM (sesi 19 Desember 2014 – dapat diberikan kepada peserta pelatihan
dapat dirangkum sebagai berikut:
Pada sesi konsultasi penerapan pembukuan Perlu bekerjasama dengan PKK dalam hal
sederhana atas materi yang telah diberikan pendampingan penerapan pembukuan
(sesi konsultasi pada tanggal 19 Desember usaha para ibu-ibu PKK, dimana pada
2014), hanya ada 2 peserta yang benar-benar awal pendampingan, pelatih membuatkan
antusias dalam pembenahan pembukuan atas lebih dahulu. Namun hal ini perlu
usahanya. Peserta lain masih mementingkan keterlibatan struktural
pemasaran usahanya sehingga belum Fakultas/Universitas/LPPM untuk
melakukan pembukuan sederhana. menjembatani kerjasama ini dan
dilakukan periodik.
59
PeKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Wehartaty, Handoko, Shanti & Irawan
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
60
PeKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Wehartaty, Handoko, Shanti & Irawan
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
61
PeKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Wehartaty, Handoko, Shanti & Irawan
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
62
PeKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Wehartaty, Handoko, Shanti & Irawan
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
63