Anda di halaman 1dari 12

SEKILAS MENGENAI EURODOLLAR

Oleh : Siti Nur Choiriyah

Mahasiswi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana


malik Ibrahim Malang

Mata uang Dollar merupakan mata uang yang memilki kekuatan luar biasa
dalam kegiatan ekonomi dunia. Mata uang jenis ini merupakan mata uang yang
dimiliki oleh Amerika Serikat. Namun, setelah perang dunia mata uang jenis ini
menjadi mata uang Internasional. Bagaimanakah liku-liku perkembangan mata
uang Dollar menjadi mata uang tunggal Dunia?

Pada perang Dunia II di tahun 1945 di susul oleh pertarungan perang dingin
antara Amerika Serikat dan Uni Soviet telah mendudukkan Amerika Serikat
sebagai pemenang dan Adi kuasa. Oleh karena itu Pemerintah Amerika Serikat
sangat gencar melakukan ekspansi ekonomi ke seluruh negara berkembang yang
dipandang potensial sebagai daerah eksploitasi dan perluasan pasar.

Mengikuti pedoman piagam PBB, AS berkoordinasi dengan negara-negara


Eropa melalui persetujuan Bretton Woods yang dibentuk pada tahun 1944.
Pemerintah AS membentuk Bank Dunia sebagai salah satu perangkat yang
digunakan untuk melancarkan strategi hegemoninya.(Eric Toussaint, 2005:89).
Salah satu keputusan forum tersebut juga adalah penetapan Dollar sebagai alat
mata uang internasional resmi yang dikaitkan dengan 1 ounce atau 28,35 gram
emas sebanding dengan 35 Dollar AS.

Sejak saat dollar resmi berdiri gagah sebagai mata uang hegemoni yang
menguasai pasar global. Dollar kian memerankan peran penting sebagai alat
hegemoni saat bretton woods diakhiri yang melepaskan kaitan emas dengan
Dollar. Sejak diakhiri secara sepihak oleh AS pada tahun Agustus 1971, maka
Dollar Amerika menjadi flat money. Dan mulai saat itulah Dollar kian
memerankan peran pentingnya sebagai mata uang jangkar internasional.
Sebagai mata uang yang konvertibel serta kedudukannya yang istimewa dalam
sistem bretton wooods. Dollar merupakan mata uang kunci dalam perekonomian
internasional dunia pasca 1945. Karena paling konvertibel, maka banyak eksportir
dan importir yang menggunakan dollar AS sebagai alat transaksi mereka. Oleh
sebab itu, Dollar AS menjadi alat sistem pembayaran internasional.

Ketika terjadi kekacauan dunia pada abad 18 dan 19, berlanjut hingga Perang
Dunia 1 dan Dunia 2, Negara Super Power InggrisRaya melemah, dan digantikan
oleh Amerika Serikat sebagaiNegara superpower berikutnya, karena Amerika
Serikat merupakanpemenang mutlak Perang Dunia 1 dan 2 dan kita semua
tahupenyebab utamanya yang tidak lain adalah kekuatan bom atomyang meluluh
lantakkan dua kota besar Jepang.

Pada tahun 1944, Amerika Serikat mengadakan konferensi di Bretton Woods,


New Hampshire, dan mengundang sejumlah Negara-negara dunia. Kemudian
konferensi ini melahirkan sebuah sistemyang disebut Sistem Bretton Woods. Dari
konferensi ini,lahirlah organisasi internasional seperti InternationalMonetary Fund
(IMF), Bank Dunia (World Bank), dan OrganisasiPerdagangan Dunia (WTO).
Dalam sistem ini, disepakati bahwa USDollar digunakan dalam transaksi
perdagangan dunia (FixedExchange Rate), dan US Dollar dapat dijadikan
cadangan divisa. Oleh karena itu, anda harus punya US Dollar agar bisatransaksi
dalam Pasar Internasional, dan mata uang lain tidakbisa. Namun, cara
mendapatkan USDollar, suatu negara harusmenukar emas yang dimiliki dengan
US Dollar kepada AmerikaSerikat. Dan nilai emas berdasarkan USDollar saat itu
adalah:

US$ 35 = 1 Ons Emas

Kemudian, negara-negara dunia memberikan emasnya kepada AS


melalui lembaga IMF atau World Bank dan peraturan ini ditetapkan
bagi negara yang ingin menjadi Anggota IMF.

Kemudian IMF memberikan emas tersebut kepada The Federal


Reserve (Bank Sentral AS). Namun setelah terjadi mekanisme kegiatan IMF,
Achmad Soekarno (Presiden Indonesia Pertama) sempat memanggil para ulama
dan bertanya kepada ulama tentang uang kertas ini. Para ulama menjawab, uang
kertas ini bisa digunakan dan halal “jika” dapat ditukarkan dengan emas. Namun
kenyataan tidak demikian, Soekarno dan ulama tadi tertipu bahwa uang kertas ini
mengalami inflasi (pengurangan nilai).

Karena untuk menjadi anggota IMF, Indonesia harus menyetorkan emas yang
dimiliki, dan IMF terus mengintervensi politik Indonesia dengan menawarkan
utang (juga dengan bunga), serta negara Malaysia yang merdeka karena
diberikan wewenang oleh Inggris. Soekarno langsung membawa Indonesia
keluar dari IMF, World Bank, dan PBB. “Go to the hell with your aid”, enyahlah
ke neraka dengan bantuanmu, suara lantang Soekarno kepada bantuan IMF.

Tidak hanya itu, Soekarno juga bekerja sama dengan John F. Kennedy untuk
menggunakan logam mulia sebagai mata uang. Benar, John F, Kennedy sempat
berpidato sebelum terbunuh, bahwa melalui Executive Order 11110 (terbit 4 Juni
1963), dia ingin AS menggunakan perak sebagai basis US Dollar, dan mengecam
tindakan The Federal Reserve serta CIA yang berkonspirasi dalam memperbudak
rakyat Amerika Serikat. Tindakan JFK ini mengancam The Fed, selaku Bank
Sentral yang sahamnya dimiliki oleh swasta, dan 22 November 1963, dia pun
akhirnya dibunuh oleh CIA.

Ketika negara-negara dunia menukarkan emasnya dengan US Dollar agar


bisa ikut dalam Pasar Internasional (Fixed Exchange Rate), maka otomatis
jumlah emas Amerika Serikat bertambah. Sedangkan mata uang negara lain
didasari dengan nilai US Dollar dan cadangan emas yang makin berkurang.
Sebagai penggagas Bretton Woods, sistem ini sangat menguntungkan Amerika
Serikat karena USDollar menjadi standar perhitungan. Pada saat itu, pemerintah
AS berjanji untuk membolehkan pertukaran setiap US Dollar yang dimiliki oleh
negara manapun dengan emas yang tersimpan di Fort Knox, Amerika.
Akan tetapi, lama-kelamaan Amerika kesulitan untuk memenuhi cadangan emas setiap
kali mencetak (mem-print) dollar. Amerika sendiri sangat membutuhkan dollar karena
Amerika terlibat perang dalam invasinya ke Negara Vietnam pada tahun 1960an yang
membutuhkan banyak biaya. Secara perlahan kesepakatan ini dilanggar oleh Amerika, tentu
lebih mudah mencetak dollar daripada mendapatkan emas. The Fed (Federal Reserve) lah
yang memiliki wewenang dalam mencetak uang Dollar, bukan Departemen Keuangan AS.
Di sinilah letak keanehannya, wewenang pencetakan uang diberikan pada pihak swasta,
yakni The Fed (lembaga Yahudi Eropa) yang seharusnya berada dalam wewenang pihak
Pemerintah.
Dalam koridor perekonomian, integrasi regional merupakan upaya untuk menyatukan
potensi ekonomi dari berbagai negara dengan tujuan yang sama yaitu mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran. Dengan mempersatukan potensi dari beberapa negara
dalam satu kawasan maka diharapkan semua negara tersebut memperoleh dampak positif
dari integrasi. Integrasi ekonomi regional ini dapat terwujud melalui kerja sama antar negara
dan dapat berbentuk kelembagaan, salah satunya adalah Uni Eropa.
Saat ini Uni Eropa merupakan salah satu blok integrasi ekonomi regional yang memiliki
kekuatan yang besar baik dalam politik dan perekonomian dunia. Saat ini Eropa menjadi
suatu model kawasan yang paling sempurna dalam mengembangkan solidaritas dan
kerjasama kawasan yang digalang oleh Uni Eropa. Organisasi antar pemerintah ini memang
unik karena bukan sebuah negara, meskipun memiliki Parlemen Eropa, dan tidak akan
menghilangkan eksistensi negara-negara yang ada saat ini.
Sejak tahun 2002 Uni Eropa telah melakukan bentuk integrasi yang dapat dikatakan
sebagai suatu terobosan dalam perekonomian dunia yaitu pemberlakuan mata uang Euro
yang merupakan mata uang tunggal bagi 12 negara anggota Uni Eropa. Saat ini terdapat 17
negaraUni Eropa yang menerapkan mata uang Euro. Integrasi mata uang Euro menjadi lebih
istimewa terkait dengan sejarah Eropa yang diwarnai peperangan antar negara dalam
kawasan tersebut. Penggunaan Euro merupakan peristiwa bersejarah dalam perekonomian
bukan hanya bagi Eropa namun juga dunia.
Pemberlakuan Euro juga mendorong pertumbuhan ekonomi karena biaya transaksi yang
lebih rendah sehingga menarik kegiatan investasi dan kegiatan ekonomi laainnya.
Penggunaan Euro juga memberikan efisiensi karena hilangnya biaya tambahan yang muncul
dari perbedaan nilai tukar mata uang. Dalam konteks perdagangan internasional Euro
diharapkan meningkatkan prospek ekonomi Eropa di pasar global, di samping itu Euro
diharapkan dapat menjadi standar mata uang internasional dalam investasi global.
Para pemimpin negara yang memberlakukan Euro berharap mata uang tersebut akan
mendorong kemajuan perekonomian Eropa dengan menghilangkan proses penukaran uang,
sehingga biaya untuk melakukan bisnis di kawasan Eropa akan menjadi lebih murah. Mata
uang baru itu juga diharapkan akan mendorong persaingan dan menahan kenaikan inflasi,
karena konsumen bisa dengan mudah melakukan perbandingan harga barang yang sama
atau sejenis di seluruh Eropa.
Mata uang Euro telah memberikan perubahan pada tatanan perekonomian regional
Eropa dan juga dunia. Sebagai contoh adalah penggunaan Dollar Amerika Serikat dalam
perdagangan global yang tergerus oleh Euro, para pelaku bisnis global dan pemerintahan
kini memiliki alternatif lain selain Dollar AS. Euro telah memiliki potensi yang kuat untuk
dapat meningkatkan peran serta bersaing dengan mata uang lain, khususnya Dollar AS
dalam sistem perekonomian dunia.
Penggunaan mata uang Euro sebagai Single Currency Unit (satuan mata uang tunggal)
telah berhasil diterapkan sebagai suatu sistem moneter diantara negara-negara anggota Uni
Eropa. Euro sebagai mata uang tunggal dari negara-negara anggota Uni Eropa telah menjadi
simbol bagi adanya kepercayaan, penerapan ideologi liberal dan kepentingan bersama.
Permasalahannya adalah Euro merupakan mata uang yang masih muda sehingga belum
teruji daya tahannya, sehingga menimbulkan pertanyaan, sejauh manakah Euro akan
digunakan oleh negara-negara Eropa? Negara-negara pengguna Euro tentu dapat
meninggalkan mata uang tersebut saat ini apabila dipandang tidak lagi memberikan
keuntungan. Saat ini Euro tengah diuji oleh krisis yang dipicu salah satu negara anggotanya,
Yunani dan melebar ke negara lain seperti Portugal dan Irlandia. Berkenaan dengan hal-hal
di atas maka yang menjadi pertanyaan adalah:
Pakar ilmu Hubungan Internasional, Walter S. Jones, menyatakan bahwa ada tiga tujuan
yang mendorong lahirnya integrasi ekonomi dalam suatu kawasan, yaitu:
1. Potensi ekonomi, tujuan dari integrasi ekonomi adalah untuk mengoptimalkan potensi
ekonomi masing-masing negara yang berintegrasi dengan tujuan agar memiliki daya saing
yang lebih kuat, seperti halnya dengan pembentukan MEE (Meeting Economic European)
pada tahun 1957 untuk dapat bersaing dengan perekonomian Amerika Serikat.
2. Potensi politik, tujuan membentuk integrasi ekonomi tidak dapat dilepaskan dari motivasi
politik yang ditujukan untuk memaksimalkan potensi politik.
3. Resolusi konflik yang bertujuan untuk mencari pemecahan atas konflik-konflik yang
mereka hadapi bersama. Dengan adanya integrasi akan tumbuh interdependensi antara
negara anggota dan dengan sendirinya benih-benih konflik dapat diminimalisir atau
setidak-tidaknya bila terjadi konflik antar negara, maka dapat terselesaikan dengan
mekanisme organisasi yang ada dalam integrasi tersebut.
Dalam perekonomian internasional terjadi interaksi ekonomi-politik yang mengalami
pasang-surut pada profit ekonomi. Hal ini didukung pula dengan situasi politik suatu
negara dalam bentuk kebijakan.
Uni Eropa adalah sebuah organisasi antar-pemerintahan dan supra-nasional, yang
terdiri dari negara-negara Eropa, yang sejak 1 januari 2007 telah memiliki 27 negara
anggota. Persatuan ini didirikan atas nama tersebut di bawah Perjanjian Uni Eropa (yang
lebih dikenal dengan Perjanjian Maastricht) pada 1992. Dari pergantian namanya dari
"Masyarakat Ekonomi Eropa" ke "Masyarakat Eropa" hingga ke "Uni Eropa" menandakan
bahwa organisasi ini telah berubah dari sebuah kesatuan ekonomi menjadi sebuah
kesatuan politik. Kecenderungan ini ditandai dengan meningkatnya jumlah kebijakan
dalam UE.
Pembentukan mata uang Euro dan Perjanjian Maastricht terkait dengan adanya suatu
kesepakatan dalam pertemuan negara-negara Eropa di Roma pada taun 1957 yang
merencanakan terbentuknya pasar bersama dan penyatuan militer. Perencanaan ini
diharapkan dapat berfungsi ganda yaitu, meningkatkan perdagangan dan usaha
perlindungan terhadap negara-negara Eropa dari kerugian hasil Dollar dalam sistem
moneter internasional. Euro adalah mata uang yang dipakai di 17 negara anggota Uni
Eropa. Secara giral, mata uang ini mulai dipakai sejak tanggal 1 Januari 1999, tetapi secara
fisik baru dipakai pada tanggal 1 Januari 2002.
Euro dari satu negara boleh dipakai di Negara Eropa yang bergabung dalam mata
uang tunggal euro yang lain.Walaupun uang kertas Euro rupanya sama, tetapi ada juga
perbedaan kecil, yaitu nomornya, sehingga bisa diketahui asalnya dari negara yang mana.
Di Jerman nomornya mulai dengan X, Irlandia nomornya mulai dengan T, Belanda
nomornya mulai dengan P, Yunani nomornya mulai dengan Y, Perancis nomornya mulai
dengan U, Austria nomornya mulai dengan N, Finlandia nomornya mulai dengan L, Belgia
nomornya mulai dengan Z, Italia nomornya mulai dengan S, Portugal nomornya mulai
dengan M. dan Spanyol nomornya mulai dengan V.
Ada tujuh-belas negara anggota Uni Eropa yang menggunakan Euro sebagai mata
uang. Wilayah pengguna mata uang ini disebut sebagai Zona Euro. Sebelas negara
pertama mulai menggunakan sejak awal 1999. Yunani menjadi pengguna ke-12 sejak awal
2001. Mulai tanggal 1 Januari 2007 Slovenia turut bergabung. Siprus dan Malta
menggunakan sejak 1 Januari 2008. Yang terakhir adalah Slovakia, yang bergabung mulai
1 Januari 2009. Negara-negara pengguna mata uang ini adalah : 1. Jerman 2. Irlandia 3.
Belanda 4. Perancis 5. Luxemburg 6. Austria 7. Finlandia 8. Belgia 9. Italia 10. Portugal
11. Spanyol 12. Yunani 13. Slovenia 14. Siprus 15. Malta 16. Slowakia. 17 Estonia. Selain
itu beberapa negara kecil juga memakai Euro: 1. Andorra 2. Monako 3. San Marino 4.
Vatikan. Beberapa daerah juga diperbolehkan memakai Euro sebagai mata uang: 1.
Montenegro 2. Kosovo.
European Economic and Monetary Union (EMU) dibentuk sebagai alat yang dapat
digunakan untuk mewujudkan full economic integration yang bertujuan agar Uni Eropa
dapat menciptakan Pasar Tunggal Eropa yang memiliki kapabilitas untuk berperan sebagai
suatu blok perdagangan yang handal dalam menghadapi persaingan global. Secara umum
kerangka pembangunan EMU mencakup pengembangan institusional dengan membentuk
beberapa lembaga seperti EMI (Europe Monetary Institute), ECB (Europe Cental Bank)
beserta sistemnya yang disebut ESCB (European System of Central Bank) dengan
spesifikasi: ESCB untuk menciptakan stabilitas harga, ECB sebagai pengendali penyatuan
moneter Eropa, dan EMI untuk mempesiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
otoritas moneter Uni Eropa.
Kekuatan Dollar telah mempengaruhi terjadinya ketidakstabilan terhadap sistem
moneter internasional. Dengan besarnya ketergantungan masyarakat internasional dan
Eropa terhadap mata uang Amerika Serikat itu, maka kebijakan pemerintah Amerika
Serikat di tahun 1976 dalam menetapkan sistem kurs mengambang telah memberikan
resiko fluktuasi kepada nilai tukar dari dolar.
Beberapa tahapan yang dilakukan oleh EMU dalam menjaga stabilitas nilai mata uang
Euro pada akhirnya ditujukan untuk mendukung keberadaan dan peranan Euro agar
menjadi mata uang yang kompetitif dalam perdagangan internasional khususnya di
kawasan Eropa. Hal ini tentunya membutuhkan usaha keras untuk menyeimbangkan
keberadaannya dengan hegemoni Dollar Amerika Serikat di dunia internasional.Kebijakan
moneter dan fiskal adalah pondasi dan peluang bagi Eropa dalam pembentukan mata uang
tunggal Euro.
Ada beberapa bentuk keuntungan ekonomi yang diharapkan akan dapat diperoleh
dengan diberlakukannya EMU ialah adanya potensi untuk meningkatan mobilitas modal,
peningkatan sumber daya, penghapusan batasan ekonomi di Eropa, meningkatkan ekspor,
mengurangi pengangguran, meningkatkan kerjasama regional Uni Eropa dan mendapatkan
kestabilan kondisi sosial negara-negara Uni Eropa.
Berbagai keuntungan yang diperoleh dari pembentukan EMU di sektor perdagangan
internasional, investasi maupun industri pada dasarnya hanya akan terealisasi pada saat
diterapkannya pengelolaan yang amat baik oleh negara-negara anggota Uni Eropa yang
juga tergabung dalam EMU. Keuntungan-keuntungan ini tidak hanya akan terlihat dari
pemberlakuan suku bunga, akan tetapi juga dari perkembangan GDP yang terjadi tiap
tahunnya.
Kehadiran Euro sebagai alat transaksi perdagangan cross-border di kawasan Eropa
bagi negara-negara Uni Eropa diharapkan akan dapat mengurangi ketergantungan terhadap
Dollar Amerika Serikat. Hal ini disebabkan dominasi peredaran Dollar Amerika Serikat
tidak hanya di kawasan Eropa namun juga di dunia internasional. Keadaan inilah yang
mendasari para pemimpin untuk membentuk mata uang baru secara regional sebagai
pesaing bagi Dollar Amerika Serikat dalam pergdagangan internasional.
Aksi ini merupakan suatu sikap positif dan rasional dalam menghadapi dominasi
Amerika Serikat dalam pengaturan pasar dunia dan sistem moneter internasional, terutama
pertukaran mata uang dan transaksi bisnis. Didasari oleh tingkat kuantitas, terlihat bahwa
sektor perdagangan internasional, pertukaran mata uang dan ekspor-impor, keberadaan
Euro telah bergerak ke arah terbentuknya dominasi dalam pengaturan pasar dan sistem
moneter. Oleh karena itu, mata uang Euro memiliki potensi kuat untuk berperan penting
dalam sistem perekonomian global, terutama sebagai penguat sistem perekonomian di
negara-negara Uni Eropa untuk dapat mengimbangi kekuatan perekonomian dari Amerika
Serikat.
Kemungkinan ancaman dari mata uang Euro terhadap Dollar juga tampak dengan
adanya peningkatan cadangan devisa berupa Euro dari berbagai bank sentral yang ada di
negara-negara Eropa. Indikasi kepercayaan internasional terhadap Euro ditunjukkan oleh
keinginan negara-negara OPEC untuk menggantikan penggunaan Dollar sebagai alat
transaksi perdagangan minyak di antara negara-negara tersebut denga Euro.
Diberlakukannya mata uang tunggal euro, dalam jangka panjang hal tersebut akan
memiliki dampak tersendiri terhadap perekonomian RI serta transaksi perdagangan ke
negara-negara Uni Eropa. Dalam jangka panjang, keberadaan euro yang stabil bisa
menjadi alternatif cadangan devisa RI yang selama ini selalu bergantung pada dolar AS.
Euro yang stabil atau lebih kuat dari dolar dalam jangka panjang justru lebih disukai oleh
para pengusaha RI yang banyak melakukan transaksi dengan negara-negara Eropa. Hal
tersebut bisa mengakibatkan mereka melepas simpanan dolar yang dimiliki. Karena itu,
Bank Indonesia harus mengatur kembali cadangan devisa RI sehingga tidak terlalu berat
pada dolar AS. Jika nantinya transaksi perdagangan dengan Uni Eropa dilaksanakan dalam
euro, BI harus memiliki cadangan euro yang cukup, terutama untuk transaksi impor. Jika
dalam perjalanannya, nilai tukar euro lebih kuat dibanding dolar AS, para eksportir RI ke
negara-negara Uni Eropa akan memperoleh pendapatan riel yang lebih tinggi dalam euro,
karena selama ini mereka bertransaksi hanya dengan dolar US.
Kesuksesan referendum kedua bagi Traktat Nice pada bulan Oktober tahun 2002 lalu
dimana 63 persen anggota Uni Eropa setuju akan perluasan keanggotaan yang nantinya
akan menyatukan semua negara Eropa. Dengan disetujuinya traktat itu maka Uni Eropa
akan menjadi raksasa ekonomi yang akan semakin diperhitungkan eksistensinya dalam
percaturan politik dan perekonomian internasional.
Perkembangan lain yang dapat dilihat untuk menunjukkan adanya peningkatan peran
Euro dalam perdagangan internasional adalah: Volum perdagangan internasional dalam hal
ini Uni Eropa menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun sejak berlakunya Euro,
keberhasilan ECB dalam menetapkan suku bunga pada tahun 2003 dan nilai tukar Euro
yang terus menguat atas Dollar.
Dengan demikian optimisme akan peningkatan peran Euro dalam perdagangan
internasional juga disebabkan, dalam penggunaannya Euro memiliki potensi yang amat
besar. Menurut sebuah jajak pendapat yang dilaukan oleh lembga keuangan Amerika
Serikat pada tahun 2000 diketahui bahwa 60 % responden ternyat lebih menyukai Euro
daripada Dollar Ameirka Seikat yang hanya memperoleh dukungan dari 20% responden.
Namun, kemungkinan besar keseimbangan peran dan keberadaan diantara Euro dan
Dollar dalam perdagangan internasional tidak pernah lepas dari adanya dukungan
stabilitas militer serta peningkatan kuantitas perekonomian di negara-negara anggota Uni
Eropa. Karena pada kenyataannya, di dunia internasional hegemoni sistem moneter yang
sebelumnya dikendalikan Inggris dengan Poundsterlingnya pada abad 19 dapat mengalami
peralihan ke Dollar, itu berarti peralihan hegemoni Dollar kepada Euro bukan suatu hal
yang mustahil terjadi dalam sistem perekonomian global di masa yang akan datang.
Sejak menginjak usia ke delapan sampai kini di usia yang kedelapan belas, Euro terus
kehilangan daya belinya. Terhadap emas daya beli Euro sekarang hanya kurang dari 1/3
dibandingkan dengan daya belinya ketika lahir 18 tahun lalu. Ilustrasi grafik dibawah
menggambarkan situasi ini. Dibandingkan dengan US$ memang Euro masih relatif baik,
tetapi ini karena US$-nya yang berkinerja sangat buruk beberapa tahun terakhir. Kinerja
yang sesungguhnya dapat dilihat pada daya belinya terhadap emas yang terus merosot.
Kemungkinan kegagalan Euro ini menunjukkan bahwa tidak ada mata uang kertas
yang mampu mempertahankan daya belinya dalam jangka menengah apalagi dalam jangka
panjang. Bila Euro saja yang dilahirkan di jaman modern dengan dukungan sejumlah besar
negara-negara di zona ekonomi paling maju di dunia tidak mampu mempertahankan
eksistensinya dalam jangka panjang, lantas apakah kita bisa yakin bahwa mata uang yang
kekuatannya hanya mengandalkan ekonomi satu negara yang biasa-biasa saja akan mampu
bertahan?
Beberapa tahun terakhir muncul krisis ekonomi di sejumlah negara Eropa seperti
Yunani, Portugal, Irlandia dan Spanyol yang diwarnai dengan kelesuan dan defisit anggaran
dalam jumlah besar. Seiring dengan itu, nilai tukar mata uang Euro juga melemah di banding
mata uang lainnya. Kondisi itu membuat sejumlah negara seperti Jerman yang mendukung
pemberian dana bantuan untuk menyelamatkan negara-negara Eropa yang terlilit utang,
mengkhawatirkan membengkaknya pendanaan ini. Di sisi lain, program penyelamatan
ekonomi yang dilaksanakan dengan cara pengetatan ekonomi telah menimbulkan gejolak dan
protes rakyat.
Banyak pakar yang meyakini bahwa krisis ini tidak hanya melanda negara-negara
seperti Yunani. Sebab, negara-negara kaya seperti Italia, Perancis dan Jerman juga dililit
utang yang semakin membengkak. Tak hanya itu, negara-negara anggota Uni Eropa yang
tidak menggunakan mata uang Euro juga terkena imbas dari krisis yang ada.
Badai krisis yang dialami negara-negara Eropa memiliki efek domino terhadap
negara-negara Eropa lain. Negara-negara seperti Irlandia, Portugal,Hungaria dan Spanyol
terseret dalam badai krisis ekonomi domestik bahkan Irlandia hingga harus mendapat
suntikan dana dari otoritas moneter Eropa dan International Moneter Fondation (IMF)
sebagai langkah penyelamatan Irlandia kedalam krisis yang lebih jauh. Dengan alasan, bail
out dibutuhkan untuk stabilitas financial di Eropa, terutama menjaga nilai mata uang euro.
Dari uraian pembahasan di atas dapat dimbil beberapa kesimpulan mengenai
implikasi / dampak yang ditimbulkan dari penggunaan Euro sebagai mata uang tunggal
Eropa (EMU) adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan moneter Eropa
Kebijakan moneter ditentukan oleh European Central Bank (ECB). ECB
bertanggung jawab menyiapkan dengan tujuan mengendalikan inflasi di negara-negara
peserta dan menstabilkan nilai euro terhadap mata uang lain dalam batasan yang wajar.
2. Dunia usaha dan valuasi usaha Eropa
Terjadinya lebih banyak kesepakatan bisnis jangka panjang karena perusahaan-
perusahaan dari negara yang berbeda tidak lagi mengkhawatirkan risiko kerugian besar
akibat pergerakan mata uang.Para investor lebih mudah membandingkan nilai pasar dari
perusahaan-perusahaan di seluruh Eropa karena satuan mata uang yang sama.
3. Dampak terhadap arus keuangan
Tingkatan suku bunga yang ditawarkan oleh negara-negara euro menjadi relatif
sama. Harga saham menjadi lebih dapat diperbandingkan di antara negara-negara Eropa
karena denominasi mata uang yang sama.
4. Tingkat risiko nilai tukar
Hilangnya risiko nilai tukar di antara negara-negara Eropa sehingga merangsang
peningkatan arus perdagangan dan dana di antara negara-negara Eropa tersebut.
5. Dampak terhadap perekonomian internasional secara keseluruhan dan
peran Euro dalam perdagangan internasional cukup meningkat, dan dalam penggunaannya,
Euro memiliki potensi yang amat besar.
6. Penggunaan Mata Uang Tunggal Euro merupakan tantangan sekaligus ujian, apakah
penerapan dan penggunaan EMU akan berhasil atau sebaliknya, yang akan menjadi test-
case bagi kawasan lain untuk mengikuti jejaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Caravelis, George. 2005. European Monetary Union: An Application of the Fundamental
Principles of Monetary Theory. Avebury.
Hass, Ernst B. 1958. The Uniting of Europe. Stanford Uni-Press.
http://eprints.lib.ui.ac.id/12809/
http://jurutulis.com/menakar-sukses-mata-uang-tunggal-eropa.html
http://konspirasi.com/eropa/akankah-yunani-tinggalkan-zona-euro/
http://konspirasi.com/eropa/mata-uang-tunggal-eropa-tidak-akan-bertahan/
http://onlinebuku.com/20017/02/11/sistem-moneter-international/
http://www.arthadinar.com/2017/02/kegagalan-euro-kegagalan-uang-kertas_4119.html
http://www.newsindo.com/suratkabar/a/art/
Keohane, Robert O. 1988. “The Theory of Hegemonic Stability and Change in IER. West
View.
Suba, Mangun. 2005. Pengaruh Single Currency Unit (EURC) Dalam Menghadapi US Dollar
Di Kawasan Uni Eropa (1999-2004). Universitas Paramadina.
WS, John. 1985. The Logic of International Relation. Little Brown & Company, TRT.

Anda mungkin juga menyukai