Anda di halaman 1dari 6

POSISI DAN KERJA APOTEKER DI PT/INDUSTRI DAN DI KOMUNITAS

A. POSISI DAN KERJA APOTEKER DI PT/INDUSTRY


Apoteker, hanya mendengar saja kita dapat asumsikan bahwa seorang apoteker itu
merupakan profesi kesehatan yang bekerja di apotek. Namun pada kenyataannya, seorang
apoteker dapat bekerja di tempat lain selain apotek yakni industri farmasi. Industri Farmasi
adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan
pembuatan obat atau bahan obat. Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam
menghasilkan obat, yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi,
pengemasan, pengawasan mutu, dan pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk
didistribusikan.
Dalam bidang industri kefarmasian, apoteker memegang peranan penting dalam membuat,
menjaga, dan meningkatkan kualitas produksi obat guna tercapainya obat yang efektif, aman,
dan bermutu.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1799 tahun 2010, pasal 5
ayat 1 huruf d, menyatakan bahwa “Persyaratan untuk memperoleh izin industri farmasi salah
satunya adalah memiliki secara tetap paling sedikit 3 (tiga) orang apoteker Warga Negara
Indonesia masing-masing sebagai penanggung jawab pemastian mutu, produksi, dan
pengawasan mutu”. Dari ayat ini, dapat kita ketahui bahwa apoteker memiliki posisi yang pasti
di industri farmasi, meliputi bagian pemastian mutu/ Quality Assurance (QA), produksi, dan
pengawasan mutu/Quality Control (QC).

POSISI DAN KERJA APOTEKER DI INDUSTRY FARMASI YAITU:


A. Sebagai penanggung jawab produksi
Tanggung jawab seorang apoteker dalam produksi sebagai berikut:
- Bertanggungjawab dalam memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai
prosedur sehingga memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan.
- Bertanggung jawab atas terlaksananya pembuatan obat dari perolehan bahan,
pengolahan, pengemasan, sampai pengiriman obat ke gudang jadi.
- Memberikan pengarahan teknis dan administratif untuk semua pelaksanaan operasi di
gudang, penimbangan, pengolahan, dan pengemasan.
- Bersama-sama dengan manajer perencanaan dan pengadaan bahan menyusun rencana
produksi.
- Bertanggung jawab untuk menjaga moral kerja yang tinggi, kemampuan
pengembangan, dan pelatihan serta melakukan evaluasi tahunan atas semua karyawan
yang dibawahinya.
- Membuat laporan bulanan.
- Membuat anggaran tahunan untuk bagian produksi.
- Mengusahakan perbaikan biaya produksi.
- Bertanggung jawab atas peralatan yang digunakan dalam proses produksi, peralatan
yang digunakan harus selalu dikualifikasi dan divalidasi dengan benar.
- Ikut membantu pelaksanaan inspeksi CPOB dan menjaga pelaksanaan serta
pematuhan terhadap peraturan CPOB.
- Menjamin bahwa produksi dilaksanakan sesuai dengan prosedur pengolahan bets dan
prosedur pengemasan bets.
- Berdiskusi dengan manajer pengawasan mutu jika ada kegagalan pengolahan bets dan
catatan pengemasan bets serta
- Bertanggung jawab memeriksa catatan produksi

B. Sebagai penanggung jawab pengawasan mutu (quality control)


Bagian pengawasan mutu dalam suatu pabrik obat bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa :
- Bahan awal untuk produksi obat memenuhi spesifikasi yang ditetapkan untuk
identitas, kekuatan, kemurnian, kualitas, dan keamanannya;
- Tahapan produksi obat telah dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan dan telah
divalidasi sebelumnya antara lain melalui evaluasi, dokumentasi, produksi terlebih
dahulu;
- Semua pengawasan selama proses dan pemeriksaan laboratorium terhadap suatu
batch obat telah dilaksanakan dan batch tersebut memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan sebelum didistribusikan;
- Suatu batch obat memenuhi persyaratan mutunya selama waktu peredaran yang
ditetapkan.
C. Sebagai penanggung jawab pemastian mutu (Quality Assurance)
Penanggung jawab Pemastian Mutu memiliki kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam
sistem mutu, termasuk:
- Memastikan penerapan (dan, bila diperlukan, membentuk) sistem mutu.
- Ikut serta dalam atau memprakarsai pembentukan acuan mutu perusahaan.
- Memprakarsai dan mengawasi audit internal atau inspeksi diri berkala.
- Melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian pengawasan mutu.
- Memprakarsai dan mengawasi audit eksternal (audit terhadap pemasok).
- Memprakarsai dan berpartisipasi dalam program validasi.
- Memastikan pemenuhan persyaratan teknik atau peraturan Otoritas Pengawasan Obat
(OPO) yang berkaitan dengan mutu produk jadi.

D. Dalam proses registrasi obat dan desain kemasan


Tugas dan tanggung jawab apoteker dalam registrasi dan desain kemasan:
- Bertanggung jawab dalam melakukan semua kegiatan yang berhubungan dengan
kegiatan pendaftaran semua produk / obat. Baik pendaftaran produk baru, atau
pendaftaran ulang suatu produk.
- Bertanggung jawab dalam melengkapi dokumen registrasi dengan data valid dan data
yang sebenarnya (terutama dalam mendaftarkan produk ke BPOM untuk memperoleh
Nomor Izin Edar (NIE)).
- Bertanggung jawab dalam melakukan desain kemasan yang sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
- Bertanggung jawab membuat spesifikasi dan prosedur pemeriksaan bahan kemas dan
membuat Master batch bekerja sama dengan kepala unit formulasi.

E. Sebagai Penanggunng Jawab dalam Riset dan Pengembangan produk


Uraian tugas dan tanggung jawab penanggung jawab riset dan pengembangan produk adalah:
- Bertanggung jawab dalam pengembangan produk baru sesuai dengan permintaan
marketing.
- Bertanggung jawab untuk melakukan efisiensi biaya produksi dengan membuat
formulasi bahan yang memerlukan biaya rendah tetapi tetap menjaga kualitas.
- Bertanggung jawab untuk memperbaiki formula obat jika ditemukan permasalahan
dalam produksi.

UNIVERSITAS
Universitas adalah bentuk lembaga pendidikan lanjutan yang dinamakan perguruan tinggi
dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut mempunyai jurusan-jurusan atau program
studi yang beragam. Universitas pada dasarnya adalah upaya memberikan kesiapan kepada
mahasiswa untuk melanjutkan proses pendidikan yang lebih tinggi dan membantu kesiapan
mahasiswa dalam berperan untuk menghadapi lingkungan hidup yang selalu berubah dengan
cepat. Perubahan lingkungan hidup yang terjadi dengan cepat menuntut peningkatan hasil
pendidikan dari segala aspek. Mahasiswa dapat dikatakan sebagai kelompok dari generasi muda
yang sedang belajar atau menuntut ilmu diperguruan tinggi, dengan jurusan atau program
tertentu.
1. FUNGSI
Pendidikan Tinggi berfungsi: (UU no 12 Tahun 2014 tentang Pendidikan Tinggi).
- Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa;
- Mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil,
berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma;
- Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan
menerapkan nilai Humaniora.
2. TUJUAN
- Membentuk manusia susila yang berjiwa Pancasila dan bertanggung-jawab akan
terwujudnya masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur, materiil dan
spirituil.
- Menyiapkan tenaga yang cakap untuk memangku jabatan yang memerlukan
pendidikan tinggi dan yang cakap berdiri sendiri dalam memelihara dan memajukan
ilmu pengetahuan.
- Melakukan penelitian dan usaha kemajuan dalam lapangan ilmu pengetahuan,
kebudayaan dan kehidupan kemasyarakatan.

URGENSI MEDAI DALAM BIDANG PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


Sebagai salah satu tenaga profesi kesehatan, profesi apoteker merupakan benteng
terakhir dari penyaluran resep dokter. Apoteker yang professional, disiplin dan beretika
sangat diharapkan dapat terbentuk sebaik mungkin agar dapat bersaing di dunia global.
Pembentukan karakter Apoteker yang baik inilah yang diharapkan dapat terbentuk dari
proses pembelajaran di pendidikan sekolah profesi Apoteker.
Namun pada prakteknya, banyak apoteker fresh graduate yang baru memegang
SIPA yang masih buta terhadap etika-etika yang perlu diterapkan dalam keprofesiannya
terutama dalam penanganan resep.

KASUS I:
Seorang ibu bernama Mrs. M menjadi korban obat kedaluwarsa. Ibu ini menuturkan, dia
membeli obat seperti itu (kadaluarsa) di salah satu apotek di Medan. Dia mencari obat diare. Saat
itu, kata Mrs. M, dirinya hendak membeli obat Y. Namun, oleh penjaga apotek, jenis obat
tersebut dinyatakan habis. Penjaga apotek tersebut kemudian menawarkan obat Z. Menurut
penjaga apotek tersebut, Obat Z memiliki komposisi dan kegunaan yang sama dengan obat Y.
Mrs. M mengatakan, setelah obat tersebut diminum, beliau mengalami muntah-muntah. Mrs. M
mengaku panik. Dia pun kemudian membaca seksama kemasan obat tersebut dan hasilnya
ternyata obat tersebut telah ED.

Pembahasan
Pada kasus yang terjadi di apotek tersebut, dimana seorang pasien diberikan obat yang
sudah kadaluarsa oleh pihak apotek, dapat dikategorikan ke dalam kasus pelanggaran kode etik
apoteker. Kode etik apoteker Indonesia itu sendiri merupakan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak dan nilai-nilai yang dianut dan menjadi pegangan dalam praktik kefarmasian.
Di dalam Kode Etik Apoteker Indonesia Bab II tentang Kewajiban Apoteker Terhadap Pasien,
dimana pasal 9 berbunyi : “Seorang apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus
mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak asasi penderita dan melindungi
makhluk hidup insani”
Apoteker memiliki kewajiban dimana salah satu kewajibannnya yaitu seorang Apoteker harus
memastikan bahwa obat yang diserahkan kepada pasien adalah obat yang terjamin mutu,
keamanan, khasiat, dan cara pakai obat yang tepat. Berdasarkan pasal di atas, apoteker sebagai
mitra pasien dalam menjalani pengobatan seharusnya lebih teliti, bertanggung jawab, dan lebih
mementingkan kepentingan dan keselamatan pasien

Anda mungkin juga menyukai