Anda di halaman 1dari 13

1.

Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan, Mengembalikan Konflik, dan


Membangun Tim

Secara sederhana dan umum, dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain. Semakin besar pengaruh yang diberikan, maka semakin efektif gaya
kepemimpinan yang digunakan. Stephen Covey mengatakan di dalam bukunya The 8th
Habit bahwa ada 4 peran kepemimpinan (4 Roles of Leadership), yaitu: Ada 4 fungsi
kepemimpinan menurut Stephen R. Covey. 1. Perintis (Pathfinding): Memiliki Visi dan
menunjukkan jalan, 2.Penyelaras (aligning): mampu menyinergiskan berbagai sumber daya, 3.
Pemberdaya (empowering): mengembangkan subordinatnya, 4. Panutan (modelling): menjadi
contoh bagi bawahannya.
Agar kepemimpinan tersebut dapat berperan dengan efektif, maka perlu pemimpin harus
memperhatikan beberapa hal berikut ini, diantaranya:
a. Bahwa yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan seseorang bukan
pengangkatan atau penunjukkan selaku kepala, akan tetapi penerimaan orang lain
terhadap kepemimpinan yang bersangkutan.
b. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuan untuk tumbuh dan berkembang.
c. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk membaca situasi.
d. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui proses pertumbuhan
dan perkembangan.
e. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau
menyesuaikan cara berpikir dan bertindak untuk mencapai tujuan organisasi.
A. Pemimpin juga memiliki peran paling penting dalam pengambilan keputusan karena disinilah
terdapat proses-proses memilih diantara alternatif-alternatif tindakan untuk mengatasi masalah
dengan tujuan akhir untuk memperoleh hasil yang paling maksimal.

Proses pengambilan keputusan terdiri dari 5 tahapan, yaitu:

a. Identifikasi masalah: Para manager dapat menyimpulkan dalam mengidentifikasi masalah


dengan beberapa cara, yaitu manager dapat menguji hubungan sebab-akibat, mencari
penyimpangan atau perubahan dari yang normal dan secara teoritis.

b. Mendefinisikan masalah: tahap selanjutnya yaitu manajer bisa menentukan secara pasti
masalah apa yang sedang dihadapi saat ini dan bukan bersifat praduga.

c. Mengembangkan alternatif2: seorang pemimpin tidak boleh hanya terpaku dengan satu solusi
saja, namun ia juga bisa mengembangkan alternative solusi lain dgn mencari perspektif2 baru.

d. Implementasi keputusan: setelah dirasa cukup informasi terkait dengan alternatif solusi lalu
pemimpin bisa memilih satu alternative terbaik untuk diterapkan.

e. Evaluasi keputusan: di tahap terakhir ini, pemimpin harus bisa menilai apakah implementasi
sudah dilakukan dengan baik dan keputusan memberikan hasil yang diinginkan atau belum.
B. Selain itu, pemimpin juga memiliki peran untuk mengendalikan konflik. Pada dasarnya
Konflik Organisasi adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau
kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan. Berikut hal-hal yang bisa
dilakukan pemimpin untuk mengendalikan konflik, di antaranya:

a. Memberikan kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk mengemukakan


pendapatnya tentang posisi-posisi penting yang diinginkan.

b. Cara lain yang ingin ditempuh untuk mengatasi konflik ialah dengan meminta satu pihak
menempatkan diri pada posisi orang lain.

c. Kewenangan pimpinan sebagai sumber kekuatan kelompok.

Gaya2 dalam pengendalian konflik juga bermacam-macam, seperti tegas, tidak tegas, kooperatif,
tidak kooperatif, menghindar, kompromi, kolaborasi, dan akomodasi.

C. Pemimpin memiliki peran untuk membangun tim untuk bisa menciptakan unit kerja yang
solider yang mempunyai identifikasi keanggotaan maupun kerja sama yang kuat. Proses
pembentukan tim terdiri dari beberapa langkah, yaitu:
a. Menanamkan pada kepentingan bersama
b. Menggunakan seremoni dan ritual-ritual
c. Menggunakan simbol-simbol untuk mengenbangkan identifikasi dengan unit kerja
d. Mendorong dan memudahkan interaksi sosial yang memuaskan 
e. Mengadakan pertemuan-pertemuan membangun tim
f. Menggunkan konsultan bila diperlukan

2. PERILAKU ORGANISASI

Perilaku organisasi adalah adalah Multidisiplin yang mencakup teori, metode, dan prinsip-prisip
dari berbagai disiplin ilmu.

Menurut Henry Fayol, Menjadi empat Fungsi Manajer, yaitu:

1. Fungsi Perencanaan : tugas-tugas menyusun rencana-rencana kegiatan kedepan dari suatu


organisasi.
2. Fungsi Pengorganisasian : Meliputi tugas-tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang
melakukan, bagaimana tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, dimana
keputusan harus diambil.
3. Fungsi Kepemimpinan : Tugas seorang manajer untuk mengarahkan dan
mengkoordinasikan orang-orang saat ini. 

4. Fungsi Pengendalian : Setelah tujuan-tujuan ditentukan rencana dituangkan pengaturan


struktural digambarkan dan orang-orang dipekerjakan, dilatih, dimotivasi masih ada
kemungkinan bahwa ada sesuatu yang keliru. 

Menurut Henry Mintzerberg, peran manajer dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
 Peran Antarpribadi : Semua manajer dituntut untuk menjalankan tugas serimonial dan
simbolis.
 Peran Informasi : Seorang manajer dapat memperoleh informasi dari luar organisasi mereka
sendiri.
 Peran Keputusan : Seorang manajer dituntut untuk mengawasi kinerja organisasi, mngembil
tindakan korektif, dan bertanggung jawab.

Analisis Perilaku Keoganisasian


1). Tingkat individu artinya terkait dengan perilaku, nilai saat berinteraksi.

2). Tingkat kelompok artinya pengaruh terhadap perilaku anggota ole dinamika anggota
kelompok, norma dan nilai kelompok.

3). Tingkat organisasi artinya proses pengambilan keputusan manajemen.

Dalam menganalisis perilaku individu, kelompok dan organisasi sangat penting


mempertimbangkan faktor lingkungan eksternal seperti : ekonomi, politik, sosial budaya,
teknologi globalisasi dan lain-lain.

PELUANG DAN TANTANGAN DALAM PERILAKU ORGANISASI

Peluang adalah Saat yang tepat untuk dilakukan atau diraih agar tujuan yang telah ditentukan
dapat dicapai.

Tantangan adalah Hal-hal atau permasalahan yang harus dihadapi, diatasi, dan dikelola dengan
baik dengan menggunakan segala kemampuan, tenaga dan sumber daya yang ada agar tujuan
yang telah ditetapkan tercapai.

Perubahan-perubahan yang berlangsung pada organisasi-organisasi menjadi tantangan bagi para


pelakunya. Tantangan-tangan tersebut,  adalah :

1. Dengan meningkatnya produktivitas tenaga kerja. Terhadap bisnis ke depan adalah


bagaimana menciptakan seuatu keunggulan bersaing serta mempertahankan
kesinambungan bisnis sehingga tuntutan peningkatan peroduktivitas kerja akan menjadi
sebuah keharusan. upaya dalam peningkatan produktivitas kerja diantaranya ialah lewat
perubahan prilaku.
2. Peningkatan dalam keahlian tenaga kerja. Keahlian dinyatakan dalam 3 bentuk, yaitu
keahlian teknis, keahlian berkonsep dan teknologi.
3. Menurunnya tingkat kesetiaan karyawan
4. Respon terhadap era globalisasi (hilangnya batas ruang dan waktu), yaitu globalisaisi
ekonomi serta globalisasi perusahaan.
5. Buadaya keragaman tenaga kerja.
6. Adanya peniru temporer, yaitu ada pergantian sebab adana persaingan sehingga daur
hidup produk semakin sngkat. Untuk itu produk yang jauh membutuhkan inovasi-inovasi,
contohnya dengan cara menaikan tingkat keterampilan.
7. Peningkatan untuk kualitas pelayanan, produk, serta layanan purna jual.
8. Tuntutan beretika bisnis

DISIPLIN ILMU YANG MENDUKUNG PERILAKU ORGANISASI


Perilaku organisasi merupakan bidang ilmu terapan yang dibentuk berdasarkan kontribusi dari
sejumlah bidang yang berkaitan dengan perilaku. Bidang- bidang yang utama adalah psikologi
dan psikologi sosial, sosiologi, dan antropologi.

a. Psikologi
Psikologi (psychology) adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan, dan
terkadang mengubah perilaku manusia dan makhluk lain. Pada psikolog memfokuskan diri
mempelajari dan berupaya memahami perilaku individual.

b. Sosiologi
Sementara psikologi pada individu, sosiologi (sociology) mempelajari manusia dalam kaitannya
dengan lingkungan sosial dan kultur mereka. Pada sosiolog telah memberikan konstribusi untuk
PO melalui studi mereka mengenai perilaku kelompok dalam organisasi, terutama organisasi
formal dan kompleks.

c. Antropologi
Antropologi (anthropology) adalah studi kemasyarakatan untuk mempejari manusia dan aktivitas
– aktivitas mereka. Sebagai contoh, kerja para antropolog dalam kultur dan lingkungan telah
membuat kita memahami perbedaan dalam nilai – nilai fundamental, sikap, dan perilaku di antara
individu di negara dan dalam organisasi yang berbeda – beda

3. PERILAKU KELOMPOK

Perilaku adalah semua yang dilakukan seseorang, contohnya berbicara, mendengarkan


seseorang, mendokumen sebuah laporan, memasukkan sebuah memo, menempatkan unit kerja
kedalam inventori, membaca buku dan lain-lain.

Kelompok ( group ) menurut Robbins (1996) mendefinisikan kelompok sebagai dua individu
atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai
sasaran-sasaran tertentu. Sementara Gibson (1995) memandang kelompok dari empat kelompok
prespektif, diantaranya :
1.     Dari sisi persepsi, kelompok dipandang sebagai kumpulan sejumlah orang yang  saling
berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing anggota menerima kesan atau persepsi dari
anggota lain.
2.     Dari sisi organisasi, kelompok adalah suatu sistem terorganisasi yang terdiri dari dua atau
lebih individu yang saling berhubungan dengan sistem menunjukkan beberapa fungsi,
mempunyai standar dari peran hubungan di antara anggota.
3.     Dari sisi motivasi, kelompok dipandang sebagai sekelompok individu yang keberadaannya
sebagai suatu kumpulam yang menghargai individu.
4.     Dari sisi interaksi, menyatakan bahwa inti dari pengelompokkan adalah interaksi dalam
bentuk interpedensi.
Bila satu kelompok terdapat dalam satu oragnisasi maka anggotanya harus :

a. Termotivasi untuk bergabung


b. Menganggap kelompok sebagai satu kesatuan unit dari orang yang berinteraksi
c. Berkontribusi dalam berbagai jumlah proses kelompok 
d. Mencapai kesepakatan dan ketidaksepakatan melalui berbagai interaksi.

KLASIFIKASI KELOMPOK
1. KELOMPOK FORMAL
Kelompok formal adalah suatu suatu sub unit organisasi resmi yang didirikan dengan anggaran
dasar organisasi atau dengan surat keputusan manajer. Kelompok ini dibangun selaku akibat dari
pola struktur organisasi dan pembagian kerja yang ditandai untuk menegakkan tugas – tugas.
Kebutuhan dan proses organisasi menimbulkan formulasi tipe – tipe kelompok yang berbeda –
beda. Khususnya ada dua tipe kelompok formal, diantaranya :
 Kelompok Komando (Command Group)
Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok terdiri dari bawahan yang
melapor langsung kepada seorang supervisor tertentu. Hubungan wewenang antara manajer
departemen dengan supervisor, atau antara seorang perawat senior dan bawahannya, merupakan
kelompok komado.
 Kelompok tugas (Task Group)
Kelompok tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja – sama untuk menyelesaikan suatu
tugas atau proyek tertentu. Misalnya, kegiatan para karyawan administrasi dalam perusahaan
asuransi pada waktu orang mengajukan tuntutan kecelakaan, merupakan tugas yang harus
dilaksanakan.
 2. Kelompok Informal

Kelompok informal adalah pengelompokan secara wajar dari orang – orang dalam situasi kerja
untuk memenuhi kebutuhan sosial. Dengan perkataan lain, kelompok informal tidak muncul
karena dibentuk dengan sengaja, tetapi muncul secara wajar. Orang mengenal dua macam
kelompok informal khusus diantaranya:
-         Kelompok Kepentingan (Interest Group)
Orang yang mungkin tidak merupakan anggota dari kelompok komando atau kelompok tugas
yang sama, mungkin bergabung untuk mencapai sesuatu sasaran bersama. Para karyawan yang
bersama – sama bergabung dalam kelompok untuk membentuk front yang terpadu menghadapi
manajemen untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak dan pelayan wanita yang
mengumpulkan uang persen mereka merupakan contoh dari kelompok kepentingan. Perlu
diketahui juga tujuan kelompok semacam itu tidak berhubungan dengan tujuan organisasi, tetapi
tujuan itu bersifat khusus bagi tiap – tiap kelompok.
-         Kelompok Persahabatan (Friendship Group)
Banyak kelompok dibentuk karena para anggotanya mempunyai sesuatu kesamaan, misalnya
usia, kepercayaan politis, atau latar belakang etnis. Kelompok persahabatan ini seringkali
melebarkan interaksi dan komunikasi mereka sampai pada kegiatan diluar pekerjaan.
Tiap kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan kondisi internal.

1. Kondisi Eksternal pada kelompok

a. Strategi Organisasi
b. Struktur Otoritas
c. Peraturan Formal
d. Sumber Daya Organisasional
e. Proses Seleksi Personil
f. Evaluasi Kinerja dan Sistem Ganjaran
g. Budaya Organisasi

2. Sumber Daya Anggota


a. Kemampuan
b. Karakteristik Kepribadian

3. Sumber Kelompok
a. Kepemimpinan Formal
b. Peran
c. Norma
d. Status
e. Komposisi
Keuntungan Kelompok

a. Informasi dan pengetahuan lebih lengkap


b. Lebih benyak pendekatan dan alternatif dapat dikembangkan
c. Meningkatkan dukungan dan kepuasan terhadap keputusan yang dibuat dan dilaksanakan
oleh kelompok
d. Legitimasi meningkat

Kelemahan Kelompok
a. Menghabiskan waktu
b. Tekanan untuk sesuai
c. Dominasi oleh beberapa orang
d. Tanggung jawab kembar
e. Tanggung jawab kembar

1. Pengaruh Konflik Antar Kelompok

Konflik antar kelompok terjadi karena tiap-tiap kelompok ingin mengejar kepentingan atau
tujuan kelompoknya masing-masing.

2. Hubungan Antar Kelompok

Jaringan dan Koalisi = Menghubungkan pihak yang satu dengan yang lain

Peran Ganda  = Seseorang atau kelompok yang mempunyai hubungan ganda dengan perusahaan
atau organisasi lain.

Peran Khusus Manajemen = Manajemen yang mempunyai kepentingan sendiri dalam


perusahaan atau organisasinya.

3. Negosiasi
Konflik antar kelompok terjadi karena tiap-tiap kelompok ingin mengejar kepentingan atau
tujuan kelompoknya masing-masing.
4. Perilaku Individu dalam Organisasi

Perilaku Manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu serta lingkungannya.
Semua perilaku individu agaknya dibentuk oleh kepribadian dan pengalamannya . 
Sifat - Sifat Individ Dalam Organisasi :
1.  Manusia berbeda perilaku karena kemampuannya tidak sama
2. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda 
3. Orang berpikir tentang masa depan dan membuat pilihan bagaimana bertindak
4. seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya 
5. Seseorang itu mempunyai reaksi reaksi senang atau tidak senang.

Dasar-dasar Perilaku Individu


1. Karakteristik biografis
Merupakan karakteristik pribadi yang dapat diperoleh dalam berkas personalia dari seorang karyawan
seperti usia, jenis kelamin, status kawin, jumlah tanggungan dan masa kerja.

2. Kemampuan
Kapasitas seorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Terdiri dari 2
jenis, yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

3. Kepribadian
Kepribadian merupakan sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi
arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan

4. Determinan kepribadian mencakup keturunan, lingkungan, dan situasi.


5. Pembelajaran, Setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil
pengalaman.

Persepsi dan pengambilan keputusan

Persepsi merupakan suatu proses dimana individu melakukan pengorganisasian terhadap stimulus yang
diterima dan menginterpretasikan, sehingga seseorang dapat menyadari dan mengerti apa yang
diterima dan hal ini juga dapat di pengaruhi oleh pengalaman-pengalaman pada individu yang
bersangkutan

Di antara karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau


minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan.

Teori Atribusi

Teori atribusi mengasumsikan bahwa orang mencoba untuk menentukan mengapa orang melakukan
apa yang mereka lakukan.
Pengambilan keputusan
Adalah seperangkat langkah yang diambil individu atau kelompok dalam memecahkan masalah. 

Langkah mengambil keputusan rasional:


a. Menetapkanm masalah
b. Mengidentifikasi kriteria keputusan
c. Mengalokasikan bobot pada kriteria
d. Mengembangkan alternative
e. Memilih alternatif terbaik
f. Mengevaluasi alternatif

a. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi


1. Rasionalitas terbatas
2. Intuisi
3. Identifikasi masalah
4. Pengembangan alternatif
5. Membuat pilihan
6. Perbedaan individual
7. Hambatan organisasi
8. Perbedaan budaya

b. Etika dalam Pengambilan Keputusan


1. Kriteria utilitarian
2. Kriteria perlindungan hak
3. Kriteria keadilan

NILAI, SIKAP, DAN KEPUASAN KERJA

Nilai adalah keyakinan dasar dalam bentuk keadaan atau tindakan yang diyakini benar secara
personal ataupun dalam lingkup sosial. Lima dimensi nilai budaya nasional, menurut Robbins
adalah sebagai berikut  :

a. Jarak kekuasaan (power distance)


b. Individualisme lawan kolektivisme
c. Kuantitas kehidupan lawan kualitas kehidupan
d. Penghindaran ketidakpastian
e. Orientasi jangka panjang lawan jangka pendek

SIKAP
Sikap adalah pernyataan/penilaian evaluatif menyangkut benda, orang atau kejadian.
Sikap bisa bertolakbelakang dengan nilai, karena lebih tidak stabil dan mudah dipengaruhi
dibandingkan dengan nilai.
Beberapa komponen sikap:
a. Kognitif (bagian dari sikap yang berupa pendapat atau kepercayaan) 
b. Afektif (bagian dari sikap yang berupa perasaan atau emosional)
c. Perilaku (kemauan untuk berperilaku tertentu terhadap seseorang atau sesuatu)

Jenis-jenis sikap:
a) Job Satisfaction (sikap yang menentukan kepuasan seseorang terhadap pekerjaannya)
b) Job Involvement (sikap yang menggambarkan sampai sejauh mana partisipasi aktif
karyawan terhadap pekerjaannya)
c) Organization Commitment (sikap yang menunjukkan sampai mana seseorang melibatkan diri
dalam organisasi beserta dengan tujuan-tujuannya dan ingin menjaga keanggotaannya dalam
organisasi)

Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah penilaian dari pekerjaan tentang seberapa jauh pekerjaannya secara
keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Ada 3 Efek kepuasan kerja pada kinerja karyawan :
1. Kepuasan dan Produktivitas
Dengan tingkat kepuasan kerja yang terjamin maka tingkat produktivitas dari seorang karyawan
semakin bagus.

2. Kepuasan dan Kemangkiran


Kepuasan kerja dari suatu karyawan ditentukan oleh tingkat kemangkiran.
Contoh : suatu perusahaan harus memberikan tunjangan cuti sakit kepada karyawan yang sakit
supaya karyawan tersebut seperti diperhatikan oleh perusahaan tersebut

3. Kepuasan dan Tingkat keluar – masuknya karyawan


Kepuasan juga dihubungkan negatif dengan keluarnya karyawan. Jadi kepuasan kerja sangat
penting dalam mempengaruhi karyawan yang buruk untuk tinggal daripada yang kinerjanya
bagus.

5. Pengaruh Budaya atas Perilaku Organisasi

Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang
membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini
adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi

Fungsi Budaya Organisasi


1. Fungsi budaya organisasi yang pertama adalah memiliki peran yang kuat dalam
mendefinisikan batasan-batasan yang sangat berarti agar dapat membedakan satu organisasi
dengan organisasi lainnya. 
2. fungsi budaya organisasi akan membantu kita dalam menciptakan rasa identitas bagi seluruh anggota
organisasi.
3. fungsi budaya organisasi juga akan mendorong para anggota agar lebih mengedepankan kepentingan
organisasi dibandingkan kepentingan pribadi mereka.
4. embantu meningkatkan stabilitas sistem sosial
5. dapat menjadi mekanisme akal dan kontrol yang memandu dan membentuk sikap dan perilaku
karyawan. 

Organisasi bisa beroperasi secara efisien hanya ketika membagi bersama nilai-nilai yang ada di antara
karyawan.

Menurut Robert Lawang, pengertian nilai adalah suatu gambaran mengenai hal-hal yang
diinginkan, berharga, pantas, dan juga mampu mempengaruhi perilaku setiap individu
yang memiliki nilai tersebut. Dengan kata lain, nilai tersebut menjadi pedoman terhadap
tata tertib kehidupan bermasyarakat.

Budaya dalam suatu organisasi melibatkan sekumpulan pengalaman, filosofi, pengamalan,


harapan dan juga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yang kemudian akan tercermin
dalam perilaku anggota, mulai dari pekerjaan internal, interaksi dengan lingkungan
luar organisasi, untuk harapan masa depan.

Sosialisasi budaya organisasi

Sosialisasi merupakan sarana seorang anggota baru untuk mempelajari dan memasuki budaya yang ada di
dalam organisasi. Sosialisasi dapat dikatakan sebagai sarana seorang anggota baru untuk dapat memasuki
budaya organisasi yang baru sehingga orang baru tersebut dapat diterima sebagai bagian dari organisasi dan
budaya organisasi menjadi bagian dirinya dalam setiap tindakannya selama berada di dalam organisasi
tersebut.
terdapat tiga tahapan dalam proses sosialisasi yang meliputi:
1. Sosialisasi antisipasi (Anticipatory Socialization) yaitu suatu tahapan yang dimulai dengan seorang
individu bergabung dengan organisasi. Proses ini disebut juga proses pembelajaran yang dilakukan
sebelum bergabung dengan organisasi.
2. Tahapan kedua dari proses sosialisasi  adalah tahapan pertemuan (encounter), merupakan tahapan
yang dimulai saat kontrak pekerjaan ditandatangani. Tahapan ini dinamakan tahap pertemuan karena
individu mulai bertemu dengan nilai-nilai, keterampilan dan tingkah laku baru yang harus disesuikan
dengan perilaku organisasi.
3. Tahapan yang terakhir adalah tahapan perubahan dan pemahaman bertambah. (Acquisition). Dalam
tahapan ini individu mulai menguasai ketrampilan, peran dan menyesuaikan diri dengan nilai dan norma
kelompok. Disinilah peran dan fungsi manajemen memegang kendali utama.

Sosialisasi yang efektif meliputi 5 kegiatan, yaitu:


(1) perancangan program orientasi
(2) penstrukturan program pelatihan
(3) menyediakan informasi evaluasi prestasi
(4) menugaskan menantang pekerjaan
(5) menugaskan pimpinan yang menuntun
Perilaku Organisasi, Organizational Behavior. Stephen P. Robbins. Timothy A. Judge (Hal. 14 –
16)

Anda mungkin juga menyukai