Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN GENETIKA MENGENAL

KERAGAMAN SIFAT TUMBUHAN DAN


HEWAN

Oleh :
KELOMPOK 1
- Annisa Ridha Aulia (1187020005)
- Azka Tazkia R (1187020008)
- Gunawan Wibisana (1187020023)
- Irva Afni Hasanah (1187020031)
- Juniar Rina H (1187020034)
- Khoirotun A (1187020037)

Program Studi : Biologi 3-A

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
MENGENAL KERAGAMAN SIFAT TUMBUHAN DAN HEWAN

Hari/Tanggal : Kamis, 26 September 2019

Waktu : 9.30-12.00 WIB

Tempat : Laboratorium Instruktusional 1 Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati


Bandung

I. PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

-Menjelaskan tipe-tipe keragaman pada tumbuhan dan hewan dalam spesies yang sama.

-Menyebutkan dan membedakan sedikitnya tiga ciri yang berbeda untuk suatu sifat/karakter
tertentu.

1.2 Dasar Teori

Keragaman merupakan suatu sifat individu pada setiap populasi yang memiliki
perbedaan tertentu. Keragaman dapat dijadikan sebagai parameter dalam memilih suatu
populasi yang akan diseleksi, disamping rata-rata populasinya. Semakin tinggi keragaman
genetik pada suatu populasi maka semakin besar kemungkinan kombinasi sifat-sifat yang
diperoleh. Keragaman dalam suatu populasi biasanya disebabkan oleh pengaruh lingkungan,
yaitu karena kondisi tempat tinggal organisme tersebut tidak seragam dan tidak konstan,
sehingga mengaburkan sifat genetik yang dimiliki oleh suatu organisme (Apriliyanti, 2016).

Pada tanaman terdapat plasma nutfah atau bahan genetik tanaman yang beragam untuk
sifat-sifat penting, dan teridentifikasi dengan baik dapat dibandang sebagai cadangan varietas
yang memiliki arti strategis yang pada waktu tertentu dapat digunakan. Untuk memenuhi
kebutuhan yang beragam dan dinamis dalam pembentukan varietas unggul baru, diperlukan
sumber gen yang mempunyai keragaman karakter yang luas (Alemu, 2016).

Keberhasilan program perbaikan varietas polong-polongan bergantung pada plasma


nutfah yang dimiliki. Plasma nutfah memiliki peran penting sebagai bahan dasar populasi
untuk proses seleksi maupun persilangan. Terdapat tiga tahapan penting dalam pemuliaan
tanaman, yaitu menciptakan keragaman genotipe dalam suatu populasi tanaman, menyeleksi
genotipe yang mempunyai gen-gen pengendali karakter yang diinginkan, dan melepas
genotipe/kultivar terbaik (Hapsari, 2014).

Suku Fabaceae merupakan anggota dari bangsa Fabales yang dicirikan dengan buah
bertipe polong. Suku ini tersebar luas di seluruh dunia dan terdiri atas 18.000 jenis yang
tercakup dalam 650 marga. Berdasarkan ciri yang terdapat pada bunga dan biji, ahli botani
mengelompokkan suku Fabaceae menjadi tiga anak suku, yaitu Caesalpinioideae, Faboideae,
dan Mimosoideae. Pada sistem klasifikasi terdahulu, ketiga anak suku tersebut dianggap
sebagai suku yang berbeda (Irsyam, 2016).

Animalia merupakan organisme eukariot, tidak memiliki dinding sel, dan tidak
berklorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Hewan bersifat heterotrof dan dapat bergerak
untuk mencari makan atau untuk mempertahankan diri dari musuh. Berdasarkan ada tidaknya
jaringan penysusun tubuh, hewan dibedakan menjadi dua yaitu parazoa dan eumetazoa.
Berdasarkan lapisan embrioniknya, hewan dibagi menjadi hewan diploblastik dan
triploblastik (Rahmah, 2015).

Selain tanaman, Indonesia juga memiliki keanekaragaman satwa. Sehingga Indonesia


termasuk ke dalam daftar negara megabiodiversity. Hewan merupakan organisme bersel
banyak yang tersusun secara rapat dan memebentuk serangkaian jaringan dan organ. Hewan
memiliki struktur, kebiasaan makan, reproduksi, dan perilaku yang sangat beragam. Cara
hidup hewan juga bervariasi, yaitu dapat hidup bebas, menetap, atau parasit (Bryan, 2010).

Hewan digolongkan menjadi dua jenis, yaitu hewan bertulang belakang dan hewan
tidak bertulang belakang. Hewan bertulang belakang terdiri dari ikan, amfibi, reptilia, burung
(aves), dan mamalia. Sedangkan hewan yang tidak bertulang belakang terdiri dari hewan
bersel satu (protozoa), hewan cacing (vermes), hewan lunak (moluska), hewan berongga
(selentrata), hewan berkulit duri (ekinodermata), dan hewan berbuku-buku (Waluyo, 2010).

Salah satu hewan yang beragam di Indonesia adalah ikan. Ikan merupakan penghuni
utama pada ekosistem akuatik (perairan) yang tersebar pada perairan air tawar seperti danau,
sungai, dan rawa serta perairan pagau dan perairan laut. Kebanyakan ikan air tawar tersebar di
wilayah Asia Tenggara pada kawasan tropis dengan jumlah kurang lebih 105 suku. Ikan
memiliki peranan penting bagi ekosistem dan lingkungan, yaitu dapat dijadikan sebagi
bioindikator terhadap kualitas suatu badan perairan dan juga berperan dalam siklus rantai
makanan. Selain itu, ikan juga dimanfaatkan sebagai konsumsi oleh manusia, seperti ikan lele,
ikan gabus, ikan belanak, ikan kakap, ikan gurame, ikan mas, ikan betik, ikan mujair, dan ikan
nila (Fauziah, 2013).

Salah satu pendekatan strategis yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman
pertumbuhan ikan adalah melalui program pemuliaan. Alternatif adalah melalui
pemuliabiakan (selective breeding) untuk meningkatkan nilai pemuliaan (breeding value)
suatu populasi. Keberhasilan program seleksi dalam pemuliabiakan dipengaruhi tingkat
keragaman genetik dan potensi keragaman genetik, sebagai informasi dasar (Arifin, 2007).

Keanekaragaman-keanekaragaman tersebut dapat terjadi akibat dipengaruhi oleh


faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik merupakan sifat dari makhluk hidup itu
sendiri yang diperoleh dari induknya. Faktor genetik ditentukan oleh gen atau pembawa sifat.
Faktor genetik merupakan faktor dari luar makhluk hidup yang meliputi lingkungan fisik,
lingkungan kimia, dan lingkungan biotik. Lingkungan abiotik misalnya suhu, kelembapan,
cahaya, dan tekanan udara. Lingkungan kimia misalnya makanan, mineral, keasaman, dan zat
kimia buatan. Lingkungan biotik misalnya, mikroorganisme, tumbuhan, hewan, dan manusia.
Keanekaragaman makhluk hidup dapat terbentuk karena perkawinan (persilangan) dan
kondisi lingkungan (Sutoyo, 2010).
II. METODE

2.1 Tumbuhan

Spesimen Tumbuhan

Dicari paling sedikit tiga ciri yang berbeda untuk suatu sifat/karakter tiap-tiap spesimen

Dicatat dalm bentuk tabel lalu digambar

Dibawa paling sedikit satu sel contoh dari hasil pengamatan

Hasil

2.2 Hewan

Spesimen Hewan

Dicari paling sedikit tiga ciri yang berbeda untuk suatu sifat/karakter tiap-tiap spesimen

Dicatat dalm bentuk tabel lalu digambar

Dibawa paling sedikit satu sel contoh dari hasil pengamatan

Hasil

III. HASIL PENGAMATAN

3.1 Tumbuhan

3.1.1 Tabel Keanekaragaman Sifat Tumbuhan

Family Sifat yang Ciri tanaman 1 Ciri tanaman Ciri Ciri


diamati (Vigna radiata) 2 (Glycine tamanan 3 tanaman 4
max) (Vigna (Arachis
unguiculata hypogaea)
)
Fabaceae 1. Ukuran 0,4cm 0,5cm 1,6cm 1,3cm
Fabaceae 2. Bentuk Bulat Bulat Menunjang Bulat

(dok.p
ribadi 2019) (dok.pribadi (dok.pribadi (dok.pribadi
2019) 2019) 2019)
Fabaceae 3. Warna Hijau Krem Hijau Coklat
kulit kecoklatan
luar

(dok.pribadi (dok.pribadi (dok.pribadi (dok.pribadi


2019) 2019) 2019) 2019)
Fabaceae 4. Tekstur Keras Keras Sedikit Keras
dalam lembek&air

(dok.pribadi (dok.pribadi (dok.pribadi (dok.pribadi


2019) 2019) 2019) 2019)
Fabaceae 5. Permuk Halus Halus Halus Berkeriput
aan

(dok.pribadi (dok.pribadi (dok.pribadi (dok.pribadi


2019) 2019) 2019) 2019)
Fabaceae 6. Garis Tidak ada Ada Ada Ada
diagonal

(dok.pribadi (dok.pribadi (dok.pribadi (dok.pribadi


2019) 2019) 2019) 2019)
Fabaceae 7. Cangka Tidak ada Tidak ada Ada Ada
ng

(dok.pribadi (dok.pribadi (dok.pribadi (dok.pribadi


2019) 2019) 2019) 2019)

3.1.2 Tabel Karakteristik I

No Sifat yang SP I SP II SP III SP IV


. diamati (Vigna radiata) (Glycine max) (Vigna (Arachis
unguiculata) hypogaea)
1. Ukuran 0,4cm 0,5cm 1,6cm 1,3cm
2. bentuk Bulat Bulat Memanjang Bulat
3. Warna kulit Hijau Krem Hijau Coklat
luar kecoklatan
4. Tekstur Keras Keras Sedikit Keras
dalam lembek&air
5. Permukaan Halus Halus Halus Keriput
6. Garis Tidak ada Ada Ada Ada
diagonal
7. Cangkang Tidak ada Tidak ada Ada Ada

3.1.3 Tabel Karakteristik II

No Sifat yang SP I SP II SP III SP IV


. diamati (Vigna radiata) (Glycine max) (Vigna (Arachis
unguiculata) hypogaea)
1. Ukuran 0 0 1 1
2. bentuk 1 1 0 1
3. Warna 1 0 1 0
kulit luar
4. Tekstur 1 1 0 1
dalam
5. Permukaa 1 1 1 0
n
6. Garis 0 1 1 1
diagonal
7. Cangkang 0 0 1 1
Jumlah 4 4 5 5

3.1.4 Nilai Persamaan Karakteristik Antar Spesimen Tumbuhan

2x C
S= x 100%
A +B

Keterangan

2 = ketetapan

C = jumlah keanekaragaman yang sama

A + B = jumlah keanekaragaman yang muncul perspesimen.

2 x3 6
1) Sp I vs Sp II = x 100 %= x 100 %=95 %
4+ 4 8
2x 2 4
2) Sp I vs Sp III = x 100 %= x 100 %=44,4 %
4+ 5 9
2x 2 4
3) Sp I vs Sp IV = x 100 %= x 100 %=44,4 %
4+ 5 9
2x 1 2
4) Sp II vs Sp III = x 100 %= x 100 %=22,2 %
4+ 5 9
2x 3 6
5) Sp II vs Sp IV = x 100 %= x 100 %=66,6 %
4+ 5 9
2x 3 6
6) Sp III vs Sp IV = x 100 %= x 100 %=60 %
5+5 10

3.1.5 Tabel Matriks I

S I II III IV
p
I - 75% 44,4% 44,4%
II - - 22,2% 66,6%
III - - - 60%
I - - - -
V
Indeks kesamaan terbesar Ivs II

( I vs III ) + ( II vs III ) 44,4 +22,2


a) (I vs II) (III) = = =33,3 %
2 2
( I vs IV ) + ( II vs IV ) 44,4 +66,6
b) (I vs II) (IV) = = =55,5 %
2 2

3.1.6 Tabel Matriks II

S I vs II III IV
p
I - 33,3% 55,5%
vs
II
III - - -
I - - -
V

( I vs III ) + ( II vs III ) + ( IV vs III ) 44,4+ 22,2+ 60


(I, II, IV) (III) = = =42,2 %
3 2

3.1.7 Dendogram

Vigna radiata

Glycine max

Arachis hypogapea
102030405060708090100

Vigna unguiculata

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian terhadap berbagai macam kacang-kacangan yang diamati pada
praktikum ini dapat dijelaskan bahwa variasi kacang-kacangan yaitu pada kacang hijau,
kacang kedelai, kacang panjang, dan kacang tanah sangat beragam. Pada kali ini keragaman
pada kacang-kacangan yang diamati, didapatkanlah sebanyak 7 sifat yang telah diamati.
Pertama, dilihat dari ukurannya yang semua bervariasi, yaitu didapatkan ukurang dengan
kisaran 0,4 cm-1,6 cm. Lalu dilihat dari bentuknya, yang memiliki rata-rata bentuk yang bulat
dan hanya ada perbedaan pada kacang tanah yang memiliki bentuk yang agak memanjang.
Selanjutnya dilihat dari warna kulit luarnya, kacang hijau dan kacang panjang memiliki kulit
luar yang berwarna hijau, saedangkan kacang kedelai berwarna krem, dan kacang tanah
berwarna coklat. Lalu, dilihat dari teskturnya semua semua memiliki tesktur yang keras,
hanya saja kacang panjang yang memiliki tesktur yang agak lembek. Dilihat lagi dari
permukaannya yang hampir semua halus, hanya kacang tanah saja yang memiliki permukaan
yang agak keriput. Lalu, pada kacang hijau dan kacang kedelai memilki diagonal, sedangkan
kacang tanah dan kacang panjang tidak. Terakhir dilihat darI kulit yang ada pada kacang-
kacangan. Pada kacang hijau dan kacang kedelai tidak memiliki kulit, sedangkan terdapat
kulit pada kacang tanah serta kacang panjang.

Keanekaragaman tersebut ditunjukan dengan adanya variasi bentuk morfologi yang


menjadi ciri dari setiap spesiesnya. Ahli botani membuat suatu sistem,dimana hubungan yang
memiliki kesamaan sifat dan ciri dimasukkan dalam suatu kelompok tertentu. Kelompok-
kelompok itu disebut dengan takson tumbuhan yang satu dengan lainnya memiliki kesamaan
sifat an ciri yang dibuktikan engan adanya hubungan kekerabatan satu sama lain.

Kekerabatan merupakan hubungan kekerabatan anatar kelompok tumbuhan berasarkan


ciri-ciri morfologi. Dalam penelitian ini, praktikan mengambil beberapa ciri dari tiap-tiap
spesimen antara lain ukuran biji, bentuk biji, warna biji, tekstur dalam biji, permukaan biji,
ada tidaknya garis diagonal, dan ada tidaknya cangkang.

Kekerabatan antar kacang-kacangan ini adalah bahwa tubuhan berperan penting untuk
klasifikasi upaya untuk pemulihan tanaman, pencarian sumber-sumber tumbuhan alternatif
untuk bahan pangan dan tumbuhan yang dapat dapat berkhasiat sebagai obat. Selain itu,
tumbuhan dari famili Fabaceae ini dapat pula dijadikan sebagai bahan pangan, tanaman
penghijauan, penghasil pakan ternak, tanaman penghijauan, tanaman penghasil tanin, dll
(Adie, 2010).

Hasil analisis kekerabatan menunjukkan seluruh aseski dan varietas memiliki kemiripan
yang tinggi dan hampir sama pada famili Fabaceae ini. Jadi, semakin tinggi nilai koefisien
kemiripan genetik, maka akan semakin besar juga peluang kekerabatan. Inipun terjadi pada
famili fabaceae ini (Bakhtiar, 2014).
Hasil dari pembuatan dendogram itu diperoleh dari persamaan karakteristik antar
spesimennya. Jadi dapat diketahui bahwa kesamaan yang paling tingginya yaitu pada 75%
dan dalam kesamaan yang terendahnya dihasilkan 42,2%. semua itu berawal dari persilangan
antar spesimen. Misal sp Ivs sp II maka dihasilkan hasil sebesar 75% kesamaannya, maka
dalam dendogram kedudukan sp I&spII disetarakan. Selanjutnya pada spesimen !&IV vs II
dihasilkan 55,5%. pada spesimen III&IV pun dihasilkan 42,2%. itu semua masih saling
keterkaitan hingga dapatlah dibuat bentuk dendogram seperti itu.

3.2 Hewan

3.2.1 Tabel Keanekaragaman Sifat Hewan

Jeni Sifat Ikan sepat Ikan barbir Ikan platy Ikan mickey Ikan sumatera
s yang
diam
ati
Pisc War
es na
bada
n
(dok.Pribadi, (dok.pribadi, (dok.pribadi, (dok.pribadi,2 (dok.pribadi,2
2019) 2019) 2019) 019) 019)
Ukur
an
Ekor

(dok.pribadi,
(dok.pribadi, (dok.pribadi, 2019) (dok.pribad,20 (dok.pribadi,2
2019) 2019( 19) 019)
Leta
k
sirip

(dok.pribadi, (dok.pribadi, (dok.pribadi, (dok.pribadi,2 (dok.pribadi,2


2019) 2019) 2019) 019) 019)
Bent
uk
bada
n
(dok.pribadi, (dok.pribadi, (dok.pribadi, (dok.pribadi,2 (dok.pribadi,2
2019) 2019) 2019) 019) 019)
War
na
mata

(dok.pribadi, (dok.pribadi, (dok.pribadi, (dok.pribadi,2 (dok.pribadi,2


2019) 2019) 2019) 019) 019)
sisik

(dok.pribadi, (dok.pribadi,
(dok.pribadi, (dok.pribadi,2 (dok.pribadi,2
2019) 2019)
2019) 019) 019)

3.2.2 Tabel Karakteristik I

Sifat yang Sp I Sp II Sp III Sp IV Sp V


diamati
Warna badan Tosca-perak Perak-hitam Putih-merah- Oren-hitam Perak
hitam
Ukuran 4,5 cm 3,5 cm 3,5 cm 5 cm 4,5 cm
Ekor Lekuk Lekuk ganda Tegak Sabit Cagak
tunggal
Letak sirip Lengkap Lengkap Tidak ada Lengkap Lengkap
pinna pelvica
Bentuk Sagittiform Fusiform Fusiform Fusiform Sagittiform
badan
Warna mata Putih Putih Putih Hitam Putih-merah
Sisik Cycloid Cycloid Cycloid Cycloid Ganoid

3.2.3 Tabel Karakteristik II

Sifat yang
SP I SP II SP III SP IV SP V
diamti
Warna badan 1 0 0 0 1
Ukuran 1 0 0 1 1
Ekor 1 1 0 0 0
Letak sirip 1 1 0 1 1
Bentuk
0 1 1 1 0
badan
Warna mata 1 1 1 0 0
Sisik 1 1 1 1 0
Jumlah 6 6 3 4 4
3.2.4 Nilai Persamaan Karakteristik Antar Spesimen Hewan

Rumus :

2 xC
S= x 100 %
a+ B

2x 5
a. Sp I vs Sp II : x 100 % = 83,3%
6+6
2x 2
b. Sp I vs Sp III : x 100 % = 44,4%
6+3
2x 3
c. Sp I vs Sp IV : x 100 % = 60%
6+4
2x 4
d. Sp I vs Sp V : x 100 % = 80%
6+ 4
2x 3
e. Sp II vs sp III : x 100 % = 66,6%
6+3
2x 3
f. Sp II vs sp IV : x 100 % = 60%
6+4
2x 3
g. Sp II vs V : x 100 % = 60%
6+4
2x 2
h. Sp III vs IV : x 100 % = 57,1%
3+4
2x 1
i. Sp III vs sp V : x 100 % = 28,5%
3+4
2 x2
j. Sp IV vs sp V : x 100 % = 50%
4+ 4

3.2.5 Tabel Matriks I

SP I II III IV V
I - 83,3% 44,4% 60% 80%
II - - 66,6% 60% 60%
III - - - 57,1% 28,5%
IV - - - - 50%
V - - - - -

Indeks kesamaan terbesar I vs II :

44,4+ 66,6
a. (I vs II) (III) : = 55,5%
2
60+60
b. (I vs II) (IV) : = 60%
2
80+60
c. (I vs II) (V) : = 70%
2

3.2.6 Tabel Matriks II

SP I vs II III IV V
I vs II - 55,5% 60% 70%
III - - - -
IV - - - -
V - - - -

44,4+ 66,6+28,5
a. (I, II, V) (III) : = 46,5%
3
60+60+50
b. (I, II, V) (IV) : = 56,6%
3

3.2.7 Tabel Matriks III

SP I, II, V III IV
I, II, V - 46,5% 56,6%
III - - -
IV - - -

44,4+ 66,6+28,5+57,1
a. (I, II, V, IV) (III) : = 49,15%
4

3.2.8 Dendogram
a. Ikan sepat

b. Ikan barbir

c. Ikan sumatera
d. Ikan mickeymouse

e. Ikan Platy

102030405060708090100

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian terhadap berbagai macam ikan yang diamati, ini dapat dijelaskan
bahwa variasi dari ikan-ikanan yaitu terdapat pada ke lima jenis ikan yaitu pada ikan sepat,
ikan barbir, ikan ikan pati, ikan mickey mouse, serta ikan sumatra. Pada kelima ikan ini
terdapat variasi. Didapatkanlah 7 variasi yang berbeda dari ketujuh ikan tersebut. Pertama,
dilihat perbedaan warnanya, pada ikan sepat berwana toska-perat, pada ikan barbir berwarna
perak-hitam, pada ikan pati berwarna putih-merah-hitam, dan pada ikan mickey mouse
berwarna oren-hitam, dan ikan sumatra berwarna perak. Lalu memiliki ukuran yang
kisarannnya dari 3,5 cm- 5 cm. Selanjutnya dilihat dari bentuk ekornya yang semuanya
memilki perbedan. Pada ikan sepat bentuknya lekuk tunggal, pada ikan barbir ekornya
berbentuk letak ganda, pada ikan pati ekornya berbentuk tunggal, pada ikan mickey mouse
berbentuk sabit, dan pada ikan sumatra berbentuk cagak. Lalu pada siripnya semuanya hampir
memiliki ciri yang sama yaitu pada sirip lengkap, hanya pada ikan mickey mouse saja yang
siripnya itu tidak ada pinna pelvica nya. Dilihat pula dari bentuk badannya yang hampir
semua memiliki bentuk sagittiform. Selanjutnya ada perbedaan variasi warna mata yaitu pada
ikan sepat, ikan barbir, dan ikan pati memiliki warna mata putih, namun berbeda dengan ikan
mickey mouse yang memiliki warna mata yang hitam, pada ikan sumatra matanya berwarna
putih-merah. Terakhir dilihat dari sisiknya. Jenis ikan yang diamati hampir semua jenis
ikannya cycloid, hanya pada ikan sumatra saja yang ganoid.

Hubungan kekerabatan merupakan suatu gambaran hubungan organisme yang satu


dengan yang lain, baik yang hidup pada masa sekarang maupun yang hidup di masa silam
selama perkembangan sejarah filogenetiknya. Dalam sistematika, jauh dekatnya hubungan
antar kesatuan taksonomi dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu fenetik dan filogenetik.
Kekerabatan fenetik ditentukan oleh banyaknya persamaan sifat-sifat yang tampak, sedangkan
kekerabatan filogenetik ditentukan berdasarkan asal usul nenek moyang sesuai perkembangan
atau proses evolusi (Hasanudin, 2014).

Dihasilkan karakteristik yang ditentukan oleh banyaknya persamaan sifat-sifat atau


ditinjau dari sudut fetiknya. Dari hasil ikan-ikan yang diamati didapatkan dari sudut
fenetiknya yaitu terdapat persamaan pada sisiknya yaitu yang Cycloid.

Hasil dari dendogram itu diperoleh dari persamaan karakteristik antar spesimennya. Jadi,
satu sama lain dipastikan memiliki ada kekerabatan walupun tidak semuanya pada ikan-
ikanan ini kekerabatan yang paling dekat terdapat pada ikan sepat sama barbir. Kesamaan
karakteristik yang paling tinggi terdapat pada sp I & sp II sebesar 83, 3%. lalu disambung
antara I,II, vs V yang presentasinya mencapai 70%, lalu dengan sp I,II,V vs II sebesar 46,5%

V. KESIMPULAN
Dari praktikum keragaman sifat tumbuhan dapat disimpulkan bahwa :

1. Tipe-tipe keragaman yang terdapat pada kacang hijau (Vigna radiata), kacang kedelai
(Glycine max), kacang tanah (Arachis hypogaea), dan kacang panjang (Vigna
unguiculata) yaitu keragaman ukuran kacang, bentuk kacang, warna kulit kacang,
tekstur kacang, permukaan kacang, garis diagonal, dan keberadaan cangkang.
2. Keragaman ukuran dimana kacang panjang dan kacang tanah memiliki ukuran yang
besar. Bentuk bulat dimiliki oleh semua kacang yang diamati, kecuali pada kacang
panjang. Warna kacang didominasi warna hijau yang terdapat pada kacang hijau dan
kacang panjang. Tekstur kacang yang keras dimiliki oleh semua kacang, kecuali pada
kacang panjang. Permukaan kacang yang keriput hanya terdapat pada kacang tanah.
Garis diagonal dan keberadaan cangkang tidak terdapat pada kacang hijau dan kacang
kedelai.

Dari praktikum keragaman sifat hewan dapat disimpulkan bahwa :

1. Tipe-tipe keragaman yang terdapat pada ikan yang diamati berupa ikan sepat
(Trichopodus trichopterus), ikan barbir (Puntius conchinius), ikan platy (Xiphophorus
maculatus), ikan platy hibrida/mickeymouse (Xiphophorus maculatus), dan ikan
sumatera (Puntigrus tetrazona) yaitu keragaman warna sisik, ukuran tubuh, bentuk
ekor, kelengkapan sirip, bentuk tubuh, warna mata, dan bentuk sisik.
2. Keragaman warna sisik didominasi warna perak yang terdapat pada ikan sepat, ikan
barbir, dan ikan sumatera. Keragaman ukuran tubuh didominasi ukuran ± 5 cm yang
terdapat pada ikan sepat, ikan mickeymouse dan ikan sumatera. Keragaman bentuk
ekor didominasi oleh bentuk ekor berlekuk yang terdapat pada ikan sepat dan ikan
barbir. Semua ikan kecuali ikan platy memiliki sirip lengkap. Bentuk tubuh
didominasi oleh bentuk fusiform yang terdapat pada ikan barbir, ikan platy, dan ikan
mickeymouse. Warna mata yang nampak didominasi oleh warna putih, kecuali pada
ikan mickeymouse. Bentuk sisik didominasi oleh sisik cycloid, kecuali pada ikan
sumatera.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Adie, M. M. 2010. Peluang Peningkatan Kualitas Biji Kedelai. Prosiding, Risalah Seminar.
Bahan Litbang Pertanian. Pp. 216-230.

Alemu, M., Zemede A., Zerihun W., Berhanu A.F., Beth M. 2016. Cowpea (Vigna
unguiculata (L.) Walp.) (Fabaceae) Landrace Diversity In Northem Ethiopia. International
Journal Of Biodiversity And Conservation. 8(11): 297-309.

Apriliyanti, N.F., Lita S. dan Respatijarti. 2016. Keragaman Genetik Pada Generasi F3 Cabai
(Capsicum annum L.). Jurnal Produksi Tanaman. 4(3): 203-217.

Arifin, O.Z. dan Titin K. 2007. Variasi Genetik Tiga Populasi Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) Berdasarkan Polimorfisme mt-DNA. Jurnal Riset Akuakultur. 2(1): 67-75.

Bakhtiar, T. 2014. Keragaan Pertumbuhan dan Komponen Hasil Beberapa Varietas Unggul
Kedelai di Aceh Besar. Universitas Syiah Kuala, Aceh. Jurnal Floratek. 9:46-52.
Bryan, K., Green J., Hunt S., Martin J. 2010. Materi Biologi Volume 6, Hewan. Bandung:
Pakar Raya.

Fuziah, P., Arief A.P., Rofiza Y., Ria K. 2017. Keanekaragaman Ikan (Pisces) Di Danau
Sipogas Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Jurnal Biologi Udayana. 21(1): 17-20.

Hapsari, R.T. 2014. Pendugaan Keragaman Genetik Dan Korelasi Antara Komponen Hasil
Kacang Hijau Berumur Genjah. Buletin Plasma Nutfah. 20(2): 51-58.

Hasanudin. 2014. Hubungan Kekeragaman Fenetik 12 spesies. Jurnal EduBio Tropika. 14


(3): 11-17.

Irsyam, A.S.D. dan Priyanti. 2016. Suku Fabaceae Di Kampus Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Bagian 1: Tumbuhan Polong Berperawakan Pohon. Al-
Kauniyah Jurnal Biologi. 9(1): 44-56.

Rahmah, Annisa. 2015. Big Book Biologi. Jakarta : Penerbit Cmedia.

Sutoyo. 2010. Keanekaragamn Hayati Indonesia. Buana Sains. 10(2): 101-106.

Waluyo, K. dan Irianto K. 2010. Memahami Sains Zoologi. Bandung: PT Sarana Ilmu
Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai