Anda di halaman 1dari 3

ESSAY

“PEMERIKSAAN RADIOLOGIS SISTEM DIGESTIVUS ”

Disusun Oleh :

Nama : Ni Nengah Bela Ariyanti

NIM : 018.06.0007

Modul : Digestif II

Dosen : dr. Fauzy Ma’ruf, Sp.Rad, M.H, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2019/2020
Radiasi dimanfaatkan untuk terapi atau studi pencitraan.Untuk tujuan diagnostik, radiasi
menjadi sumber energi untuk tes pencitraan. Radiologi diagnostik juga disebut sebagai
radioskopi. Rontgen atau radiografi – Rontgen akan menghasilkan gambaran jaringan padat
tubuh dengan hasil yang hitam putih. Uji pencitraan ini paling sering digunakan karena
kecepatan, kemudahan, dan biaya yang lebih terjangkau. Magnetic resonance imaging (MRI) –
Tes ini dapat mengambil gambar dari banyak bagian tubuh, dan sangat baik dalam menunjukkan
jaringan lunak tubuh. Fluoroskopi – Tes untuk menampilkan gambar sinar-X yang bergerak pada
layar. Computed tomography (CT) scan – Tes ini menghasilkan gambar 3D dari bagian dalam
tubuh. Pertama, alat akan mengambil gambar 2D dari berbagai sudut. Lalu, gambar-gambar
tersebut disatukan menjadi gambar 3D. Positron emission tomography (PET) scan – Tes ini dapat
menghasilkan gambar dari berbagai permukaan. Pasien akan disuntik dengan kontas yaitu
senyawa biologis aktif yang radioaktif. Akibatnya, tubuh pasien memancarkan energi radiasi.
Energi ini digunakan untuk menghasilkan gambar tubuh.
Radiologi pada traktus digestivus yaitu dilakukan pemeriksaan foto polos BNO, dimana
untuk mengidentifikasi anatomi radiologi (imaging) pada foto polos abdomen yang dilihat yaitu
posisi, organ-organ daalam ronga abdomen(dinding abdomen, hepar, renal, out line, sistem
tulang), dan distribusi udara pada pencernaan. Pada abdomen normal hal-hal yang harus diliat
berupa gambaran udara usus, gambaran jaringan lunak, gambaran organ-organ intraabdominal
seperti hepar, lien, renal, traktus urinarius dan genitalia.
Pemeriksaan kontras yang dilakukan berupa pemriksaan barium meal, yaitu untuk
melihat esofagus, lambung, doudenum dan lain-lain. Kontras yang dipakai barium sulfat, dengan
udara double kontras, pemeriksaan diikuti dengan fluroskopi.
Oesophagografi untuk melihat adanya penyempitan dari esofagus yang normal terdiri dari
sekitar arkus aorta, sekitar carina, dan sekitar cardia, gambaran normal dari mukosa biasanya
lurus dan lengkungan sejajar collumna vetebralis. Kelainan pada esofagus yaitu atresia esofagus,
oesofagitis, achalasia, diverticulum, silding hernia, dan gangguan vaskular.
Pemeriksaan gaster dan doudenum. Dilihat bentuk mukosa gaster yang normal berupa
bentuk mozaik, didaerah fundus, lurus-lurus (magenstase) di corpus, dan covergen dipylorus.
Sedangakan, bentuk mukosa doudenum yang normal berupa halus seperti bulu ayam, pada pars.
Kelainan pada usus halus berupa meckel diverticulum, crohn’s disease (autoimun), small bowel
tumor.
Pemeriksaan pada pankreas berupa Foto Polos AbdomenUGI photo/ Barium meal
(Pancreas), Utra Sonograti.(USG Abdomen), Endoscopic Retrograde Cholecystograpgy and
Pancreatography (ERCP), Computed Tomography Scanning (CT Scan), Magnetic Resonance
Imaging (MRI), dan Angiography.
Pemeriksaan pada hepar berupa USG, Ct-Sacn, dan MRI untuk evaluasi yang dilakuakn
berupa Infeksi, Metabolik, Tumor, dan Metastase.
Pada colon, tujuan pemeriksaan tersebut untuk mengetahui diagnosis dan terapi. Indikasi
dari bariun ini adalah kelainan konginental, infeksi, tumor abdomen, obstruksi, general check up.
Kelainan pada colon berupa large bowel polyp, ulcerative colitis, ca colorectal, Hirscsprung’s
disease, diverticular disease, ca secum, dan ca rekti.

Anda mungkin juga menyukai