Dasar Teori
Trichomonas vaginalis merupakan protozoa pada traktus urogenitalis penyebab
penyakit menular seksual. Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2005, diperkirakan terdapat
248.5 juta kasus trikomoniasis vagina. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan sebesar 11,2 %
yaitu sebesar 276.4 juta kasus. Diperkirakan 2.8% infeksi banyak terjadi pada perempuan
usia muda 18-25 tahun di Amerika Serikat. Beberapa penelitian mengenai penyakit menular
seksual dan perilaku juga telah dilakukan di beberapa propinsi di Indonesia, sekitar 10-15%
terinfeksi oleh Chlamydia dan Trichomonas. Penelitian di Bitung pada tahun 2003
melaporkan bahwa prevalensi trikomoniasis sebesar 20% pada wanita penjaja seks (WPS)
dan 16% pada WPS jalanan.
Gejala klinis trikomoniasis bervariasi pada perempuan mulai dari tanpa gejala sampai
menimbulkan gejala berupa vaginitis. Sepertiga perempuan tanpa gejala berkembang menjadi
vaginitis selama 6 bulan. Gejala klinis lain berupa keputihan berwarna hijau kekuningan,
berbusa, gatal pada vulva, nyeri pada saat buang air kecil, nyeri pada saat berhubungan
seksual, dan lesi berupa bintik– bintik perdarahan pada servix atau disebut “strawberry
cervix”. Gejala klinis pada laki–laki yang terinfeksi juga bervariasi dari asimptomatik sampai
uretritis dan nyeri pada saat buang air kecil. Tetapi penegakan diagnosis tidak dapat
dilakukan hanya berdasarkan gejala klinis karena beberapa gejala juga mirip dengan penyakit
Sexually Transmitted Diseases (STD) lainnya.1 Etiologi penyakit ini didasari oleh
Trichomonas vaginalis,yang merupakan protozoa ovoid yang tersusun atas 4 flagel.Cara
penularan penyakit ini dapat berlangsung secara langsung (hubungan seksual) dan secara
tidak langsung (handuk basah dan pakaian ).2
Tujuan Praktikum
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara mendiagnosis trikomoniasis
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan pemeriksaan penunjang (whiff
test) pada kasus trikomoniasis
3. Agar mahasiswa dapat melakukan persiapan alat/bahan dengan benar
4. Agar mahasiswa dapat memberikan penjelasan pada penderita atau keluarganya
tentang apa yang akan dilakukan, alat yang dipakai, bagaimana melakukan, apa
manfaatnya, serta jaminan atas aspek keamananan dan kerahasiaan data penderita.
5. Agar mahasiswa dapat memahami morfologi dari Trichomonas vaginalis
1. Letakkan semua alat dan bahan yang diperlukan di tempatnya yang mudah dicapai.
2. Bersihkanlah kaca benda yang akan dipakai dengan kapas alkohol dan sterilkan
dengan melewatkan kaca benda tersebut pada nyala api.
3. Tulislah identitas penderita dengan spidol permanen pada bagian kaca benda tersebut:
nama atau nomor register penderita.
4. Letakkan kaca benda tersebut mendatar di atas meja.
1. Pasien diminta melepaskan celana yang menutupi bagian organ genitalnya dan
diminta untuk tidur tertelentang.
2. Pasien diminta dalam posisi litotomi
3. Bukalah sebagian pembungkus kapas lidi steril. Ambillah secara perlahan dengan lege
artis, jangan menyentuh bagian halus dari kapas lidi atau mengenai bagian luar dari
pembungkus kapas lidi.
4. Peganglah kapas lidi dengan meletakkannya diantara ibu jari dan jari telunjuk.
5. Masukkan kapas lidi steril ke dalam vagina secara berhati - hati kira-kira 2 inchi
( sekitar 5 cm ) melalui introitus vagina kemudian putar secara hati hati selama 10
sampai 30 detik. Pastikan kapas lidi menyentuh dinding vagina sampai spesimen
meresap pada kapas lidi.
6. Keluarkann kapas lidi perlahan tanpa menyentuh vulva dan kulit.
7. Sambil memegang swab, bukalah penutup dari tabung. Jangan menumpahkan isi
tabung. Jika isi tabung tumpah, maka ambil Vaginal Swab Specimen Collection Kit
yang baru.
8. Segera masukkan kapas lidi ke dalam medium transport, jangan mengenai dinding
tabung. Pastikan semua bagian kapas berada dalam isi medium transport.
9. Patahkanlah ujung atas kapas lidi secara berhati-hati.
10. Tutuplah medium transport dengan erat.
11. Buanglah ujung kapas lidi ke dalam tempat sampah medis.
Whiff Test
1. Ambillah kaca benda steril dan letakkan vaginal discharge pada permukaan kaca
benda.
2. Tambahkan 1 tetes KOH 10% ( potassium hydroxide 10%) pada permukaan kaca
benda mengenai vaginal discharge.
3. Lakukan penilaian terhadap bau yang ditimbulkan. Whiff test dikatakan positif jika
berbau seperti fishy odor.
Setelah Pengambilan Specimen Selesai
1. Masukkan tangan yang masih bersarung tangan ke dalam baskom berisi larutan
khlorin 0,5%, gosokkan kedua tangan untuk membersihkan bercak-bercak sekret
urethra yang mungkin menempel pada sarung tangan.
2. Lepaskanlah kedua sarung tangan dan buanglah ke dalam tempat sampah medis.
3. Cucilah kedua tangan secara asepsis.
Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
1. Sari MP. Metode Diagnostik Trikomoniasis Vagina. J Kedokt Meditek. 2017;23(63).
2. Karyadnini HW. Sindroma Duh Tubuh Vagina dan Cervix pada Wanita. RS Islam
Sultan Agung Semarang. :1–31.
3. Paul & Montagu. Key features. Bank Cap Mark Companion 3/e. 2021;325–6.
4. Tulikangas PK, Schimpf MO. Genital and urinary tract infections [Internet]. General
Gynecology. Elsevier Inc.; 2007. 523–542 p. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/B978-0-323-03247-6.10022-X