NIM : 1308620070
Jurusan/Prodi : Biologi
Kelompok : Kelompok 8
TAHUN 2020
A. TUJUAN
1. Memahami bahwa benda yang bergerak di dalam fluida (zat cair atau gas) akan
mendapatkan gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut
2. Menentukan koefisien kekentalan (coefficien of viscosity) dari zat cair, dalam hal
ini gliserin, dengan mengukur waktu jatuh bola-bola di dalam fluida
3. Mempelajari dinamika benda dalam cairan
4. Menentukan besaran gaya gesek dalam zat cair
5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya viskositas
C. TEORI DASAR
Jika benda dijatuhkan pada zat cair tanpa kecepatan awal, maka benda tersebut
akan mendapatkan percepatan karena ada gaya yang bekerja padanya. Gaya yang
bekerja pada benda tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Dengan,
G = gaya berat benda
B = gaya apung ke atas
F = gaya gesek
Gaya yang dialami oleh benda berbanding lurus dengan kecepatan, gaya semacam
ini disebut gaya gesek Newton dan cairan. Dalam hal ini, cairan yang digunakan disebut
cairan Newton. Apabila benda berbentuk bola, menurut Stokes, gaya yang dialami benda
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dimana,
r = jari-jari bola
Jika sebuah benda padat berbentuk bola dengan rapat massa dilepaskan pada
permukaan zat cair tanpa kecepatan awal, bola tersebut mula-mula akan mendapat
percepatan. Dengan bertambah besarnya kecepatan bola, maka bertambah besar pula gaya
Stokes yang bekerja pada bola tersebut. Pada akhirnya bola tersebut akan bergerak dengan
kecepatan tetap. Gerakan dengan kecepatan tetap ini terjadi setelah tercapai keseimbangan
antara gaya berat, gaya apung (Archimedes) dan gaya Stokes pada bola tersebut.
Jika kecepatan makin membesar, maka gaya gesek juga akan makin membesar,
sehingga suatu saat akan terjadi keseimbangan dinamis, dimana benda bergerak tanpa
percepatan. Gaya gesek tersebut dirumuskan:
(2)
(3)
Koreksi: Pada percobaan yang dilakukan , syarat (a) tidak dipenuhi, karena fluida yang
akan ditentukan koefisien kekentalannya ditempatkan dalam tabung yang besarnya
terbatas, sehingga jari – jari bola tidak dapat diabaikan terhadap Jari-jari tabung. Dalam
hal demikian kecepatan bola harus dikoreksi dengan:
( ) (4)
(5)1
1
Tim Dosen Fisika Dasar, Panduan Praktikum Fisika Dasar I, (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2014)
Pengukuran viskositas zat cair diperlukan dalam proses industri untuk menentukan
standar kualitas maupun standar kerja suatu produk. Banyak metode telah digunakan
untuk mengukur koefisien viskositas zat cair, diantaranya adalah metode bola jatuh bebas
(Nelcon dan Parker, 1995), metode aliran fluida dalam tabung kapiler dengan
mengandaikan hukum Newton tentang gesekan fluida (Nelcon dan Parker, 1995), metode
bola bergetar (Gupta, dkk, 1986) dan metode ayunan bola (Shamim, dkk, 2010). Beberapa
viscometer komersial sebagian besar berbasis pada metode bola jatuh. Prinsipnya, jika
suatu benda dijatuhkan bebas kedalam fluida (gas atau cair) akan bergerak dengan
kelajuan tertentu dan dihambat oleh gaya hambat (drag force) pada fluida tersebut
(Hakim, 2014). Umumnya masalah utama pada penggunaan metode bola jatuh adalah
bagaimana menentukan nilai kecepatan terminal yang terjadi secara alamiah pada benda
yang jatuh bebas kedalam fluida, nilai kecepatan terminal tersebut sangat penting untuk
menentukan kekuatan gaya hambat yang terkait dengan koefisien viskositas fluida. Secara
teoritik, ketika awal bola dijatuhkan tidak langsung mencapai kecepatan konstan, tetapi
membutuhkan waktu beberapa saat hingga mencapai kecepatan konstan atau terjadi
fenomena terminal velocity.2
2
Ervina Trisnawati dan Margi Sasono, “Rancang Bangun Instrumen Untuk Penentuan Koefisien Viskositas Zat CairMenggunakan Mesin Atwood
Termodifikasi dan Terotomatisasi”, J. Ilmu Alam dan Tek Terapan, Vol. 1, No.01, 2019, Hal. 52-53
fluida (Sears dan Zemansky, 2003). Untuk melihat tingkat kekentalan fluida dapat
dijelaskan melaui gambar 1 di bawah ini (Mikrajuddin, 2016).3
Untuk aliran fluida dengan nilai 𝑒 < 103 maka alirannya adalah laminer (G.U.N.T.
Gerätebau GmbH, 1997).
Percobaan uji viskositas fluida memenuhi relasi d < 0,6D (Ballereau et al., 2016),
di mana d adalah diameter bola dan D adalah diameter penampang tabung silinder agar
pengaruh dinding tabung tidak memicu turbulensi (Ambari et al., 1985; Ballereau et al.,
2016). Fase krusial dalam metode bola uji jatuh adalah fase saat bola uji bergerak dengan
kecepatan tetap yang dikenal sebagai kecepatan terminal selama selang waktu t dan
menempuh jarak sejauh .4
Viskositas merupakan sifat friksi atau sifat tahanan di pedalaman fluida terhadap
tegangan geser yang diterapkan pada fluida tersebut. Viskositas cairan akan berkurang
dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas akan lebih tinggi jika suhunya naik.
Dalam sistem internasioanl, viskositas mempunyai satuan atau ,
sedangkan dimensinya adalah . Viskositas dibedakan atas viskositas dinamik
atau viskositas mutlak dan viskositas kinematik. Fluida adalah zat yang berubah
bentuk secara berkesinambungan jika dibebani oleh gaya geser berapapun kecilnya gaya
tersebut. Gerakan dan perubahan bentuk yang dialami fluida secara berkesinambungan
disebut aliran sehingga secara sederhana, fluida sering didefinisikan sebagai zat yang
dapat mengalir.5
3
Nur Azizah Lubis, “Pengaruh Kekentalan Cairan Terhadap Waktu Jatuh Benda MenggunakanFalling Ball Method”, FISITEK: Jurnal Ilmu
Fisika dan Teknologi, Vol. 2, No. 2 , 2018, Hal. 27-28
4
Neni Indah Astuti, “Penentuan Viskositas Fluida dan Kecepatan Terminal Bola Uji Dengan Pendekatan Teori dan Eksperimen”, Jurnal Inovasi
Fisika Indonesia (IFI) Volume 09 Nomor 02, 2020, Hal. 35
5
Efrizon Umar, Buku Pintar Fisika, (Jakarta: Media Pusindo, 2008), Hal. 59&237
F F
a s
m
g
Gambar . Deskripsi gaya-gaya yang bekerja pada benda yang jatuh kedalam fluida
Pada gambar diatas, sebuah bola berjari-jari R yang dijatuhkan ke dalam fluida
mula-mula bergerak dipercepat karena gaya gravitasi Bumi, kemudian diperlambat
hingga benda bergerak dengan kecepatan konstan dan akhirnya berhenti di dasar fluida.
Hal ini terjadi karena bola tersebut tidak hanya mengalami gaya apung dan gaya berat
saja, melainkan juga mengalami gaya gesek antara permukaan bola dengan fluida yang
disebabkan oleh kekentalan zat cair atau viskositas. Viskositas dihasilkan oleh gaya
kohesi antara molekul-molekul zat cair dan merupakan ukuran kekentalan suatu fluida
yang secara kuantitatif dinyatakan dengan besaran koefisien viskositas y. Semakin besar
viskositas, semakin susah suatu zat padat bergerak di dalamnya.
Menurut Sir George Stokes, gaya gesek ( Fs ) yang dialami oleh suatu bola
berjari-jari R adalah
6
Tipler P.A, Fisika Untuk Sains dan Teknik, (Jakarta: Erlangga, 1998)
D. CARA KERJA
1. Mengukur diameter tiap-tiap bola dengan micrometer sekrup. Melakukan 5 kali
pengukuran untuk tiap-tipa bola
2. Menimbang tiap-tiap bola dengan neraca torsi
3. Mengukur diameter bagian dalam dari tabung, sebanyak 5 kali pengukuran
4. Mencatat suhu zat cair sebelum dan sesudah percobaan
5. Mengukur rapat massa zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan dengan
Areometer
6. Menempatkan gelang kawat yang melingkar tabung kira-kira 5 cm di bawah
permukaan zat cair dan yang lain kira-kira 5 cm dari dasar tabung
7. Mengukur jarak jatuh d (Jarak kedua gelang kawat)
8. Memasukkan sendok saring sampai dasar tabung dan tunggu beberapa saat hingga
zat cair diam
9. Mengukur waktu jatuh T untuk tiap-tiap bola masing-masing 5 kali pengulangan
10. Mengubah letak – letak kawat sehingga jarak d berubah juga. Ukurlah d dan T
seperti langkah pada nomor 7 dan 9.(pengulangan jarak d sebanyak 3 perubahan)
11. Mengubah suhu zat cair dengan memasukkan tabung zat cair ke dalam air es
(dingin) atau ke dalam bak air hangat (panas).(Bila kondisi memungkinkan)
12. Mengulangi langkah percobaan nomor 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 untuk suhu yang
tidak sama dengan suhu semula
E. PERTANYAAN
1. Tentukan letak gelang-gelang kawat yang melingkari tabung dipilih (jarak d).
Apakah akibatnya bila terlalu tinggi (dekat dengan permukaan atau terlalu rendah
(dekat dengan dasar tabung)
5
Bola I
4
Bola II
3
Bola III
2
0
40 cm 40 cm 60 cm
4. Hitunglah harga dengan memakai grafik tersebut
Harga
Bola I Bola II Bola III
40 cm 0,0803 0,107 0,087
60 cm 0,117 0,144 0,116
70 cm 0,117 0,145 0,115
5. Buktikan bahwa mempunyai harga tetap pada d yang sama untuk berbagai
ukuran bola.
Dari hasil percobaan yang dilakukan, harga pada P yang sama tidak
sama. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya ketelitian.
Pengaruh suhu terhadap koefisien kekentalan zat cair adalah jika semakin
tinggi suhu maka semakin rendah nilai viskositasnya. Hal ini disebabkan
gaya kohesi pada zat cair, bila dipanaskan akan mengalami penurunan.
Dengan semakin bertambahnya temperature pada zat cair, akan
menyebabkan berturunnya viskositas dari zat cair tersebut. Selain itu, juga
akibat gesekan-gesekan partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditingkatkan dan kekentalan diturunkan.
Sifat cahaya zat cair dihitung dengan cara membandingkan waktu yang
digunakan zat cair untuk mengalir dan massa jenis dengan nilai koefisien
kekentalan zat. Viskositas merupakan efek dari transfer momentum
molekul. Semakin tinggi sebuah viskositas, maka semakin tinggi transfer
momentum dari fluida terhadap permukaan benda. Teori momentum
mengatakan, semakin besar momentum diberikan atau ditransferkan, maka
semakin sulit suatu benda untuk melenting dan cenderung lengket pada
permukaan. Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida yang menyatakan
besar kecilnya gesekan dalam fluida.
10. Apakah satuan koefisien kekentalan dalam SI dan apa pula satuan dalam c.g.s
Gaya berat :
Gaya Archimedes :
Gaya Stokes :
(6.2)
(6.3)
12. Apakah akibatnya bila kecepatan bola besar relatif terhadap fluida ?
Jika kecepatan bola relative terhadap fluida, maka gerak juga aka semakin
besar. Gesekan akan menghambat gesekan fluida sehingga energy kinetic
hilang. Sehingga suatu saat akan terjadi keseimbangan dinamis, dimana
benda bergerak tanpa percepatan dengan bertambah besarnya kecepatan
bola dan akhirnya bola akan bergerak dengan kecepatan tetap
13. Bagaimanakah dapat ditentukan harga dari grafik ?
14. Jika sebuah peluru ditembakkan ke atas, apakah kecepatannya pada saat jatuh
kembali sama dengan kecepatannya pada saaf ditembakkan ? Terangkan jawaban
Anda!
Pada saat naik, benda diberi sehingga ada energi kinetik untuk peluru
naik ke atas. Sebaliknya, benda harus melawan gaya gravitasi sehingga
terjadi perlambatan
Pada saat turun sehingga tidak ada energi kinetik, tetapi benda
memiliki energi potensial yang disebabkan gaya gravitasi menarik benda
untuk jatuh ke bawah serta energi potensial yang dihasilkan dari ketinggian
benda.
F. TABEL HASIL PERCOBAAN
Lembar Kerja
Viskositas
40 cm 60 cm
70 cm
a) Data Tunggal
Jarak Tabung
(4AP)
(4AP)
(4AP)
b) Data Majemuk
Diameter Bola
Bola I = 7,90 mm = 0,0079 m
No. d (m)
1 0,0079 0,000062
√
2 0,0079 0,000062
3 0,0079 0,000062 √
4 0,0079 0,000062
5 0,0079 0,000062 √
0,0395 0,00031
Maka,
(4AP)
No. d (m)
1 0,0069 0,000047
√
2 0,0069 0,000047
3 0,0069 0,000047 √
4 0,0069 0,000047
√
5 0,0069 0,000047
0,0345 0,00023
Maka,
(4AP)
Bola III = 6,45 mm = 0,00645 m
No. d (m)
1 0,00645 0,000041 √
2 0,00645 0,000041
3 0,00645 0,000041 √
4 0,00645 0,000041
√
5 0,00645 0,000041
0,0322 0,000208
Maka,
(4AP)
Massa Bola
Bola I = 625 mg = 0,625 g
No. m (g)
1 0,625 0,390 √
2 0,625 0,390
3 0,625 0,390 √
4 0,625 0,390
√
5 0,625 0,390
3,125 1,953
Maka,
(4AP)
Bola II = 492 mg = 0,492 g
No. m (g)
1 0,492 0,242 √
2 0,492 0,242
√
3 0,492 0,242
4 0,492 0,242
√
5 0,492 0,242
2,46 1,210
Maka,
(4AP)
No. m (g)
1 0,365 0,133 √
2 0,365 0,133
√
3 0,365 0,133
4 0,365 0,133
√
5 0,365 0,133
1,825 0,666
Maka,
(4AP)
Diameter Tabung
3 cm = 0,03 m
No. d(m)
1 0,03 0,0009 √
2 0,03 0,0009
√
3 0,03 0,0009
4 0,03 0,0009
√
5 0,03 0,0009
0,15 0,0045
Maka,
(4AP)
Waktu Jatuh
o Bola I
P = 40 cm = 0,4 m
No. t(s)
1 8.9 79,21 √
2 9,4 88,36
√
3 9,2 84,64
4 9,4 88,36
√
5 9,2 84,64
46,10 425,21 √
(3AP) Maka,
P = 60 cm = 0,6 m
No. t(s)
1 18,9 357,21 √
2 17,7 313,29
√
3 19,1 364,81
4 22,2 492,84
√
5 20,8 432,64
98,70 1960,79 √
(3AP) Maka,
P = 70 cm = 0,7 m
No. t(s)
√
1 24,1 580,81
2 23,4 547,56 √
3 22,5 506,25
√
4 23,2 538,24
5 23,8 566,44 √
117 2739,30
Maka,
(3AP)
o Bola II
P = 40 cm = 0,4 m
No. t(s)
√
1 11,5 132,25
2 10,0 100 √
3 10,9 118,81
√
4 11,5 132,25
5 11,3 127,69 √
55,2 611
Maka,
(3AP)
P = 60 cm = 0,6 m
No. t(s)
1 21,8 475,24 √
2 22,2 492,84
√
3 22,0 484
4 22,2 492,84
√
5 23,3 542,89
111,5 2487,81 √
(3AP) Maka,
P = 70 cm = 0,7 m
No. t(s)
1 26,4 696,96 √
2 26,2 686,44
√
3 25,8 665,64
4 25,9 670,81
√
5 26,2 686,44
130,5 3405,29 √
(4AP) Maka,
o Bola III
P = 40 cm = 0,4 m
No. t(s)
√
1 12,5 156,25
2 11,5 132,25 √
3 13,0 169
√
4 12,8 163,84
5 13,2 174,24 √
63 795,58
Maka,
(3AP)
P = 60 cm = 0,6 m
No. t(s)
1 24,5 600,25 √
2 25,0 625
√
3 27,3 745.29
4 24,0 576
√
5 25,6 655,36
126,4 3201,90 √
(3AP) Maka,
P = 70 cm = 0,7 m
No. t(s)
1 30,7 942,49 √
2 29,0 841
√
3 28,2 795,24
4 28,8 829,44
√
5 29,3 858,49
146 4266,66 √
(3AP) Maka,
Kecepatan Jatuh Bola
o Bola I
(2AP)
Maka,
⁄
o Bola II
(2AP)
Maka,
⁄
o Bola III
(3AP)
Maka,
⁄
H. PERHITUNGAN
1. Tentukanlah koefisien kekentalan dari zat cair, yang dalam hal ini gliserin, dengan
mengukur waktu jatuh bola-bola dalam zat cair.
Bola I
⁄ ⁄
Diameter bola = 0,79 cm
Massa bola = 0,625 gr
o Lintasan 40 cm
o Lintasan 60 cm
o Lintasan 70 cm
Bola II
⁄ ⁄
Diameter bola = 0,69 cm
Massa bola = 0,492 gr
⁄
o Lintasan 40 cm
o Lintasan 60 cm
o Lintasan 70 cm
Bola III
⁄ ⁄
Diameter bola = 0,645 cm
Massa bola = 0,365 gr
⁄
o Lintasan 40 cm
o Lintasan 60 cm
o Lintasan 70 cm
2. Tentukan persamaan garis lurus antara dan r/R.
a. pada Bola I
P = 40 cm
P = 60 cm
P = 70 cm
b. pada Bola II
P = 40 cm
P = 60 cm
P = 70 cm
P = 40 cm
P = 60 cm
P = 70 cm
I. ANALISIS
Dari percobaan praktikum menentukan kekentalan atau viskositas zat cair yang
telah di tentukan, didapatkan hasil yang dapat dijadikan patokan dalam analisis. Pengaruh
anatara diameter terhadap kecepatan bola saat dijatuhkan ialah smakin besar diameter
bola, maka semakin cepat bola jatuh. Namun, hal tersebut sangat bergantung pada massa
bola itu sendiri. Jika ada bola yang bermassa berbeda dijatuhkan pada zat cair, maka bola
yang bermassa paling besar yang akan mengalami kecepatan paling besar. Hal ini terjadi
karena berat benda akan dipengaruhi oleh kecepatan gavitasi bumi. Sehingga benda yang
memiliki massa yang besar akan memiliki berat yang besar pula dan memiliki percepatan
dan kecepatan menjadi yang besar.
Pengaruh kekentalan terhadap kecepatan jatuhnya bola yaitu semakin kental suatu
zat cair atau fluida, maka daya untuk memperlambat suatu jatuhnya bola semakin besar,
sehingga semakin kental suatu zat cair, semakin lambat pergerakan benda yang jatuh
didalamnya. Sebaliknya, semakin encer suatu zat cair atau fluida, maka semakin cepat
benda yang dijatuhkan kedalamnya. Sementara pengaruh massa suatu benda yang
dijatuhkan kedalam zat cair atau fluida terhadap keceptan jatuhnya bola ialah semakin
besar massa benda tersebut, maka semakin besar pula jatuhnya benda tersebut. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa massa suatu benda yang dijatuhkan kedalam zat cair (fluida)
bebanding lurus terhadap kecepatan jatuhnya bola tersebut dalam fluida (zat cair).
Adapun hubungan antara viskositas dengan kelajuan benda yaitu semakin besar
kelajuan benda maka dapat dipastikan bahwa menilai koifisien viskositas semakin kecil.
Demikian sebaliknya, semakin kecil kecepatan atau kelajuan suatu benda, maka nilai
koefisien viskositstnya semakin besar, sehingga nilai viskositas berbanding terbalik
dengan kelajuan benda. Dalam percobaan yang dilakukan, ada banyak faktor yang
menjadi penyebab kekurangan. Salah satu cotoh, dimana dalam percobaan menentukan
viskositas ini dilakukan oleh beberapa orang. Hal ini berpengaruh pada hasil percobaan,
misalnya dalam menghitung dan mencatat waktu tempuh benda dalam fluida. Bisa saja
seorang praktikan terlalu cepat menekan tombol stopwatch sehingga waktu yang tercatat
tidak sesuai dengan waktu yang sebenarnya dan yang satunya lagi mungkin tercatat lebih
lambat dalam menekan stopwatch sehingga sudah melewati target atau sasaran. Akibatnya
hasil yang didapatkan tidak sesuai dan kurang akurat.
J. KESIMPULAN
Astuti, N. I. (2020). Penentuan Viskositas Fluida dan Kecepatan Terminal Bola Uji Dengan Pendekatan
Teori dan Eksperimen. Jurnal Inovasi Fisika Indonesia (IFI) Volume 09 Nomor 02 Tahun, 35.
Tim Dosen Fisika Dasar. (2014). Panduan Praktikum Fisika Dasar I. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Ervina Trisnawati, M. S. (2019). Rancang Bangun Instrumen Untuk Penentuan Koefisien Viskositas Zat
CairMenggunakan Mesin Atwood Termodifikasi dan Terotomatisasi. J. Ilmu Alam dan Tek
Terapan, Vol. 1, No.01, 52-53.
Lubis, N. A. (2018). Pengaruh Kekentalan Cairan Terhadap Waktu Jatuh Benda MenggunakanFalling Ball
Method. FISITEK: Jurnal Ilmu Fisika dan Teknologi, Vol. 2, No. 2, 27-28.
Tipler, P.A. (1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga