Anda di halaman 1dari 11

1.

NAD : Seudati
Tari Seudati adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Aceh. Tarian ini
biasanya ditarikan oleh sekelompok penari pria dengan gerakannya yang khas dan enerjik
serta diiringi oleh lantunan syair dan suara hentakan para penari. Tari Seudati ini merupakan
salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Aceh, dan sering ditampilkan di
berbagai acara, baik acara adat, acara pertunjukan, dan acara budaya.

Menurut sejarahnya, tarian ini awalnya tumbuh dan berkembang di Desa Gigieh, Kecamatan
Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, yang dipimpin oleh Syeh Tam. Tarian ini kemudian
mulai berkembang di daerah lain, salah satunya di Desa Didoh, Kecamatan mutiara,
Kabupaten Pidie, yang dipimpin oleh Syeh Ali Didoh. Seiring dengan berjalannya waktu,
tarian ini kemudian mulai menyebar ke daerah Aceh lainnya, hingga kini Tari Seudati sudah
menyebar ke semua daerah di Aceh.

2. Sumatra utara: Tortor


Tari Tor Tor merupakan salah satu jenis tari yang berasal dari suku Batak di Pulau Sumatera.
Sejak sekitar abad ke-13, Tari Tor Tor sudah menjadi budaya suku Batak. Perkiraan tersebut
dikemukakan oleh mantan anggota anjungan Sumatera Utara 1973-2010 dan pakar Tari Tor Tor.
Dulunya, tradisi Tor Tor hanya ada dalam kehidupan masyarakat suku Batak yang berada di
kawasan Samosir, kawasan Toba dan sebagian kawasan Humbang. Namun, setelah masukknya
Kristen di kawasan Silindung, budaya ini dikenal dengan budaya menyanyi dan tarian modern. Di
kawasan Pahae dikenal dengan tarian gembira dan lagu berpantun yang disebut tumba atau
juga biasa disebut Pahae do mula ni tumba.

Sebelumnya, tarian ini biasa digunakan pada upacara ritual yang dilakukan oleh beberapa
patung yang terbuat dari batu yang sudah dimasuki roh, kemudian patung batu tersebut akan
“menari”.

Jenis Tari Tor Tor:

 Tor Tor Pangurason yaitu tari pembersihan yang dilaksanakan pada acara pesta besar.
Namun sebelum pesta besar tersebut dilaksanakan, lokasi yang akan digunakan untuk
acara pesta besar wajib dibersihkan dengan media jeruk purut. Ini diperuntukkan, pada
saat pesta besar berlangsung tidak ada musibah yang terjadi.
 Tor Tor Sipitu Cawan atau disebut juga Tari Tujuh Cawan. Tor Tor ini dilaksanakan pada
acara pengangkatan raja. Tor Tor Sipitu Cawan menceritakan 7 putri yang berasal dari
khayangan yang turun ke bumi dan mandi di Gunung Pusuk Buhit dan pada saat itu juga
Pisau Tujuh Sarung (Piso Sipitu Sasarung) datang.
 Tor Tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Kemudian ada Tor Tor
Tunggal Panaluan yang dilaksanakan pada saat upacara ritual apabila suatu desa sedang
dilanda musibah. Untuk Tor Tor ini, penari dilakukan oleh para dukun untuk
mendapatkan petunjuk dalam mengatasi musibah tersebut.
Sekarang ini Tari Tor Tor menjadi sebuah seni budaya bukan lagi menjadi tarian yang lekat
hubungannya dengan dunia roh. Karena seiring berkembangnya zaman, Tor Tor merupakan
perangkat budaya dalam setiap kehidupan adat suku Batak.

3. Sumatra Barat : Payung


Salah satu tarian yang memiliki filosofi atau makna yang bagus adalah tari payung. Tarian ini
berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Seperti namanya, tari payung menggunakan payung
sebagai properti utama.
Biasanya tarian ini dibawakan oleh 3 sampai 4 orang penari dengan cara berpasangan (pria dan
wanita). Tarian ini melambangkan pergaulan pada muda-mudi. Payung yang menjadi properti
menari ini merupakan lambang pelindung muda-mudi tersebut dari hal yang tidak baik.
Tidak ada yang menyebutkan dengan pasti bagaimana kisah awal mula tari payung ini. Namun
ada sebuah catatan yang menyebutkan bahwa tarian ini adalah ritual di pesta pernikahan
beberapa nagari di Sumatera Barat.
Dikarenakan gerakan dan makna dari tarian ini cukup bermanfaat, maka kesenian tarian ini
terus bertahan dan berkembang hingga sekarang.

4. Riau : Tandak
Tari Tandak adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Riau dan Kepulauan
Riau. Tarian ini tergolong tarian pergaulan yang biasanya ditampilkan oleh para penari pria dan
penari wanita. Dengan berbusana tradisional melayu mereka menari dengan gerakannya yang
khas dan diiringi oleh lagu dan alunan musik pengiring. Tari Tandak ini merupakan salah satu
tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Riau dan Kepulauan Riau. Tarian ini biasanya
sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat maupun acara budaya yang
diselenggarakan di sana.
Menurut sejarahnya, Tari Tandak sudah ada sejak zaman dahulu kala. Tarian ini awalnya
merupakan suatu tradisi masyarakat yang dilakukan untuk mempertemukan para pemuda-
pemudi dan menjadi media untuk saling mengenal serta bersilaturahmi. Sehingga tak jarang
juga dari mereka yang mengikuti Tari Tandak ini bisa sekaligus mencari jodoh atau pasangan
hidupnya.

5. Bengkulu : Bidadari
Tarian ini berasal dari Bengkulu khususnya Rejang Lebong yang menjadi salah satu tarian
terkenal dari Bengkulu. Tarian khas Bengkulu ini memiliki makna tersendiri yang bisa diartikan
dengan tari bidadari meminang anak. Seperti namanya, tarian ini menceritakan tentang seorang
bidadari turun dari langit menuju bumi dengan tujuan untuk mengangkat seorang anak dengan
makna berkah yang datang dari langit untuk manusia di bumi.

Tarian Bengkulu ini dilakukan beberapa perempuan dan satu orang diantaranya memakai
busana yang berbeda yang menggambarkan seseorang dari bumi yang diangkat menjadi anak.
Gerakan dari tarian ini terlihat dinamis dengan busana khas Rejang Lebong.
6. Jambi : Sekapur sirih
Tari Sekapur Sirih adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Jambi. Tarian ini
termasuk jenis tarian penyambutan yang biasanya ditarikan oleh para penari wanita. Dengan
berpakaian adat serta diiringi oleh alunan musik pengiring, mereka menari dengan gerakannya
yang lemah lembut dan membawakan cerano sebagai tanda persembahan. Tari Sekapur Sirih
merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Jambi dan biasanya
ditampilkan untuk menyambut kedatangan tamu terhormat yang berkunjung ke sana.
Menurut sejarahnya, Tari Sekapur Sirih pertama kali diciptakan oleh salah satu seniman yang
cukup terkenal di Jambi, bernama Firdaus Chatap. Kemudian tarian ini diperkenalkan kepada
masyarakat luas tahun 1962. Karena pada saat itu masih merupakan gerakan dasar, beberapa
seniman mulai mengembangkan tarian ini. Dengan mengkolaborasikan dengan iringan musik
dan lagu, sehingga membuatnya semakin menarik dan semakin populer dikalangan masyarakat.

7. Kepulauan Riau: Tandak


Tari Tandak adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Riau dan Kepulauan
Riau. Tarian ini tergolong tarian pergaulan yang biasanya ditampilkan oleh para penari pria dan
penari wanita. Dengan berbusana tradisional melayu mereka menari dengan gerakannya yang
khas dan diiringi oleh lagu dan alunan musik pengiring. Tari Tandak ini merupakan salah satu
tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Riau dan Kepulauan Riau. Tarian ini biasanya
sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat maupun acara budaya yang
diselenggarakan di sana.

Menurut sejarahnya, Tari Tandak sudah ada sejak zaman dahulu kala. Tarian ini awalnya
merupakan suatu tradisi masyarakat yang dilakukan untuk mempertemukan para pemuda-
pemudi dan menjadi media untuk saling mengenal serta bersilaturahmi. Sehingga tak jarang
juga dari mereka yang mengikuti Tari Tandak ini bisa sekaligus mencari jodoh atau pasangan
hidupnya.

8. Sumatra Selatan: Putri Bekusek


Tari Putri Bekhusek merupakan salah satu tarian yang berasal dari Ogan Komering Ulu (OKU)
Provinsi Sumatera Selatan. Kata Bukhsek pada tarian ini artinya adalah bermain, sehingga sesuai
dengan namanya bahwa tarian ini artinya adalah tarian putri yang sedang bermain, dimana
tarian ini sekaligus juga melambangkan kemakmuran daerah setempat dan juga Provinsi
Sumatera Selatan pada umumnya.

9. Bangka Belitung: Putri Bekusek


Tari Putri Bekhusek merupakan salah satu tarian yang berasal dari Ogan Komering Ulu (OKU)
Provinsi Sumatera Selatan. Kata Bukhsek pada tarian ini artinya adalah bermain, sehingga sesuai
dengan namanya bahwa tarian ini artinya adalah tarian putri yang sedang bermain, dimana
tarian ini sekaligus juga melambangkan kemakmuran daerah setempat dan juga Provinsi
Sumatera Selatan pada umumnya.
10. Lampung: Melinting (Koreksi)
Tari Melinting adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Lampung. Tarian ini
merupakan tarian klasik peninggalan Kerajaan Melinting yang ada di Lampung Timur. Tari
Melinting tergolong tarian tertua yang pernah ada di sana, karena diperkirakan tarian ini sudah
ada sejak masuknya agama Islam di Indonesia, khususnya di daerah Lampung sendiri. Tarian ini
biasanya dibawakan oleh para penari pria dan penari wanita. Dan sering ditampilkan di berbagai
acara baik acara adat maupun acara budaya yang diselenggarakan di sana.
Menurut sejarahnya, Tari Melinting merupakan salah satu tarian klasik peninggalan Kerajaan
Melinting yang ada di Labuhan Meringgai, Lampung Timur. Tarian ini pertama kali diciptakan
pada abad ke-16 oleh Ratu Melinting II yang bergelar Pangeran Panembahan Mas. Awalnya
tarian ini hanya dikenal di lingkungan kerajaan saja, dan hanya ditampilkan pada acara gawi adat
di Kerajaan Melinting. Pada saat itu tarian ini hanya bisa dibawakan oleh para putera dan puteri
Ratu Melinting saja.
Pada tahun 1958, Tari Melinting ini mulai mengalami perkembangan dan penyempurnaan.
Tarian yang awalnya hanya ditampilkan di lingkungan kerajaan ini, kemudian berkembang
menjadi tarian rakyat. Tarian ini kemudian sering ditampilkan di berbagai acara besar seperti
upacara penyambutan, perayaan, maupun acara budaya yang diselenggarakan di sana.

11. Banten : Topeng


Tari topeng mempunyai ciri khas gerakan gemulai dan hanya dilakukan oleh satu orang pria saja
(individu). Terciptanya tari topeng ini dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa dendam pada
seorang gadis yang telah melakukan penolakan terhadap cinta seorang pria. Sesuai dengan
namanya ya sobat tari topeng, kostumnya pun menggunakan topeng, sehingga wajah asli dari
penarinya tidak bisa dikenali. Hal ini sangat menguntungkan bagi penari yang mempunyai
tingkat nerveous yang tinggi.
Jika dillihat dari tujuannya, tari dari daerah Banten sebagian besar mempunyai tujuan sebagai
penyambut tamu ya sobat. Selain 3 jenis tarian yang sudah penulis ulas di atas, masih terdapat
beberapa jenis tarian lainnya yang bisa sobat ketahui. Di kesempatan selanjutnya penulis akan
memberikan ulasan satu persatu secara lengkap ya sobat. Sebagai tambahan, tarian yang
penulis maksud ialah :
 Tari Cokek
 Tari Dzikir Zaman
 Tari Katuran
 Tari Gitik Cokek
 Tari Bedug Warnane
 dan lain – lain.

12. Dki Jakarta : Topeng


Tari Topeng Betawi adalah salah satu sajian dari rangkaian pertunjukan Topeng Betawi yang
didalamnya menggabungkan beberapa unsur seni, yakni musik, tari, lawak dan lakon. Di masa-
masa awal, kesenian ini dipertunjukkan dengan cara berkeliling “ngamen” dengan lebih menitik-
beratkan pada unsur tari.

Sementara itu jika digelar untuk mengisi sebuah acara, porsi lawakan lebih menonjol. Untuk saat
ini titik beratnya lebih kepada lakon, oleh sebab itu sebutan Tari Topeng Betawi saat ini berubah
menjadi Topeng Betawi saja.

13. Jawa Barat : Tari Merak


Tari Merak tarian yang berasal dari daerah pasundan Jawa Barat. Tari Merak adalah salah satu
tarian yang menggambarkan ekspresi kehidupan burung merak. Tata cara dan geraknya diambil
dari kehidupan merak yang diangkat ke pentas oleh Seniman Sunda Raden Tjetje Somantri.

Pada tahun 1950an seorang kareografer bernama Raden Tjetjep Somantri menciptakan gerakan
Tari Merak. Beliau mengimplentasikan kehidupan burung Merak dalam gerakan tari tersebut.
Utamanya tingkah merak jantan yang mengembangkan bulu ekornya ketika ingin memikat
merak betina. Gerakan merak jantan tersebut tergambar jelas dalam Tari Merak.

Seiring perkembangan jaman, Tari Merak Jawa Barat telah mengalami perubahan dari gerakan
asli yang diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri. Adalah Dra. Irawati Durban Arjon yang berjasa
menambahkan beberapa koreografi ke dalam Tari Merak versi asli. Sejarah Tari Merak tidak
hanya sampai disitu karena pada tahun 1985 gerakan Tari Merak kembali direvisi.

14. Jawa tengah : Gambyong (koreksi)


Gambyong adalah tarian tradisional khas Jawa Tengah yang sudah ada sejak dahulu. Konon,
Gambyong adalah nama seorang penari cantik jelita yang hidup pada zaman Kesunanan
Surakarta sekitar tahun 1800-an. Paras cantiknya membuat sang penari dikenal hingga ke
lingkungan kesunanan. Dan atas permintaan Sinuhun Paku Buwono VI, yang saat ini
memerintah, Gambyong mengadakan pementasan di lingkungan Kesunanan Surakarta.

Sejak saat itu, tarian yang dibawakan oleh sang penari disebut dengan Tari Gambyong. Pada
awalnya, tarian ini hanya ditarikan di lingkungan kesunanan saja, sebagai hiburan bagi Sinuhun
Paku Buwono VI, dan juga sebagai tarian untuk menyambut tamu kehormatan. Tapi seiring
perkembangan zaman, Tari Gambyong pun bisa dipertunjukkan sebagai hiburan untuk
masyarakat umum. Misalnya sebagai hiburan di acara pernikahan adat, atau untuk
mempromosikan budaya Jawa Tengah.
15. DI Yogyakarta : Serimpi
Tari Serimpi adalah salah satu tarian klasik dari Yogyakarta yang ditarikan beberapa penari
wanita cantik dan anggun. Tarian ini menggambarkan kesopanan dan kelemah lembutan, yang
di tunjukan dari gerakan yang pelan dan lembut oleh para penarinya. Tari Serimpi ini awalnya
juga merupakan tarian yang bersifat sakral dan hanya ditampilkan di lingkungan Keraton
Yogyakarta.
Menurut sejarahnya, Tari Serimpi ini sudah ada sejak masa kejayaan kerajaan Mataram pada
pemerintahan Sultan Agung. Saat itu tarian ini merupakan salah satu tarian yang sakral, yang
hanya dipentaskan di dalam lingkungan Keraton untuk acara kenegaraan dan peringatan
kenaikan tahta Sultan. Karena sifatnya yang sakral, penari yang di gunakan juga merupakan
penari yang sudah terpilih oleh keluarga Kerajaan. Namun setelah Kerajaan Mataram pecah
menjadi dua yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan surakarta, tarian ini mulai mengalami
perubahan dalam segi gerakan walaupun inti dari tarian ini masih sama.

16. Jawa Timur : Remo (koreksi)


Tari Remo adalah tarian tradisional Jawa Timur yang menggambarkan keberanian seorang
Pangeran yang berjuang di medan perang. Tarian ini sering ditampilkan dalam pergelaran
kesenian Ludruk sebagai pengantar pertunjukan. Selain itu Tari Remo ini juga ditampilan sebagai
tarian selamat datang dalam menyambut tamu besar yang datang ke sana. Tarian ini sangat
terkenal di Jawa Timur dan menjadi salah satu icon kesenian tari di sana.

Menurut sejarahnya, Tari Remo ini awalnya diciptakan oleh para seniman jalanan pada jaman
dahulu dengan mengangkat tema seorang Pangeran yang gagah berani. Tarian ini mulai
diperkenalkan ke masyarakat luas dengan cara mengamen. Seiring dengan perkembangannya
tarian ini mulai diangkat dan dijadikan sebagai tarian pembuka dalam pertunjukan Ludruk. Sejak
saat itulah Tari Remo mulai banyak dikenal oleh masyarakat luas. Dalam perkembangannya, Tari
Remo juga ditampilkan secara terpisah sebagai tarian selamat datang untuk tamu kehormatan
atau tamu besar yang datang ke Jawa Timur.

17. Kalimantan Barat : Monong


Tari Monong adalah salah satu tarian tradisional suku Dayak di Kalimantan barat. Tari Monong
juga sering di sebut sebagai tari manang. Tarian ini merupakan tarian penyembuhan atau tarian
penolak penyakit yang di lakukan saat warganya terkena penyakit.

Tarian Monong awalnya merupakan tarian penyembuhan yang di lakukan oleh para dukun suku
Dayak dengan membacakan mantra sambil menari. Dalam tarian ini juga di ikuti oleh anggota
keluarga dari yang sakit dan di pimpin oleh seorang dukun. Tarian Monong merupakan ritual
yang di lakukan untuk memohon penyembuhan kepada Tuhan agar warga yang sakit di berikan
kesembuhan. Namun seiring dengan perkembangan jaman, tarian ini tidak hanya di gunakan
sebagai tarian penyembuhan saja, namun juga sebagai sarana hiburan sebagai pelestarian
kesenian tradisional suku Dayak.

18. Kalimantan Timur : Gong


Tari Gong adalah tarian tradisional suku Dayak di Kalimantan timur yang menggunakan gong
sebagai media menarinya. Tarian ini di mainkan oleh seorang gadis yang menari di atas gong
dengan penuh keanggunan, nama Tari Gong sendiri di ambil dari situ. Tari Gong ini sering di
sebut dengan nama tari kancet ledo oleh masyarakat Dayak di sana.
Gerakan dalam Tari Gong menggambarkan kelembutan seorang gadis yang terlihat dari gerakan
tubuh dan tangannya yang lemah lembut. Gerakan dalam tarian ini memang tidak begitu banyak
seperti tarian dari Kalimantan timur lainnya, bahkan banyak gerakan yang di ulang - ulang.
Namun yang di tonjolkan dalam tarian ini adalah kelembutan sang penari dalam bergerak dan
menari. Gerakan pada tarian ini lebih fokus pada gerakan tangan saat melambai, gerakan tubuh,
dan juga gerakan kaki saat melangkah dan berpijak di gong. Semua gerakan itu di mainkan
penuh dengan kelembutan. Tarian ini memang terlihat sederhana, namun kelenturan dan
keseimbangan sangat di butuhkan dalam menari tarian satu ini.
19. Kalimantan Selatan : Baksa Kembang
Tari Baksa Kembang adalah salah satu tarian klasik dari Kalimantan selatan yang di fungsikan
sebagai tarian penyambutan tamu. Tarian ini biasanya dimainkan oleh penari wanita sebagai
penari tunggal atau bisa juga dengan berkelompok dengan syarat jumlah penari harus ganjil.

Tari Baksa Kembang awalnya merupakan tarian yang hanya di tampilkan di lingkungan kerajaan
untuk menyambut tamu kehormatan atau kerabat kerajaan. Namun seiring dengan
perkembangan, tarian ini mulai populer di masyarakat ketika kerajaan Banjar mulai membuka
akses untuk masyarakat menyaksikan pertunjukan tari ini. Sehingga Tari Baksa Kembang mulai
populer di masyarakat dan menjadi salah satu kebudayaan daerah di Kalimantan selatan.

20. Kalimantan Tengah: Putri Malawen (koreksi)


Tari Putri Malawen merupakan tarian tradisional Provinsi Kalimantan Tengah, tepatnya berasal
dari Barito. Tarian ini dahulu kerap ditampilkan diacara-acara besar kerajaan serta ditarikan oleh
para penari wanita yang berasal dari sekitar danau Malawen di Barito.

21. Sulawesi Utara : Maengket


Tari Maengket adalah salah satu tarian tradisional masyarakat Minahasa yang tinggal di Sulawesi
Utara. Tarian ini biasanya dilakukan secara masal (penari dengan jumlah yang banyak), baik
penari pria maupun penari wanita. Tari Maengket ini merupakan salah satu tarian tradisional
yang cukup terkenal di Sulawesi Utara dan masih terus dipertahankan sampai sekarang. Tarian
ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti panen raya, upacara adat, penyambutan,
pertunjukan seni dan lain-lain.

Menurut sejarahnya, Tari Maengket sudah ada sejak masyarakat Minahasa mengenal pertanian,
terutama menanam padi di ladang. Pada zaman dahulu, Tari Maengket ini ditampilkan untuk
memeriahkan upacara panen raya sebagai ungkapan rasa syukur dan gembira terhadap Tuhan
atas hasil panen yang mereka dapatkan.

22. Gorontalo : Saronde


Tari Saronde adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Gorontalo. Tarian ini diangkat
dari tradisi masyarakat Gorontalo saat malam pertunangan dalam rangkaian upacara
perkawinan adat mereka. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh para penari pria dan penari
wanita yang menari dengan gerakan yang khas dan menggunakan seledang sebagai atribut
menarinya. Tari Saronde merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di
masyarakat Gorontalo. Selain menjadi bagian dari acara pernikahan adat, Tari Saronde juga
sering ditampilkan dalam acara seperti penyambutan, pertunjukan seni, dan festival budaya.

Menurut sejarahnya, Tari Saronde merupakan tarian yang diangkat dari tradisi pernikahan adat
masyarakat Gorontalo. Dalam tradisi adat masyarakat Gorontalo pada zaman dahulu, tarian ini
dijadikan sebagai sarana Molihe Huali yaitu menengok atau mengintip calon istri. Karena
masyarakat Gorontalo pada zaman dahulu masih belum mengenal yang namanya pacaran
seperti sekarang, sehingga hubungan mereka masih dipegang penuh oleh kedua orang tua atau
keluarga.

23. Sulawesi Tengah : Lumense (koreksi)


Tari Lumense adalah sebuah tarian daerah yang berasal dari Sulawesi Tengah, tepatnya berasal
dari Tokotu’a. Arti dari kata Lumense adalah terbang tinggi.
Sebenarnya, tari Lumense sudah ada pada zaman pra sejarah. Seiring berjalannya waktu,
gerakan tari Lumense jaman sekarang sudah mempunyai perbedaan dengan yang dahulu.
Perubahan yang terjadi disebabkan bisa pengaruh tuntutan zaman atau pengaruh dari arus
mordenisasi. Yang penting adalah, perubahan yang terjadi tidak mengurangi esensi pesan dari
tarian daerah tersebut.

Pada umumnya, tari Lumense dilakukan dalam menyambut tamu pada pesta rakyat oleh penari
perempuan yang berjumlah 12 orang, 6 orang berperan sebagai laki-laki dan 6 lainnya berperan
sebagai perempuan. Uniknya, walaupun semua penari adalah kaum wanita, namun Tari
Lumense merupakan tarian yang melambangkan pasangan antara pria dan wanita.

24. Sulawesi Barat : Tari Patuddu (koreksi)


Tari Patuddu adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Barat. Tarian ini
biasanya dibawakan oleh para penari wanita dengan gerakannya yang lemah gemulai dan
menggunakan kipas sebagai alat menarinya. Tarian Patuddu merupakan salah satu tarian
tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Barat dan sering ditampilkan di berbagai acara
seperti acara penyambutan, pertunjukan seni, dan festival budaya.

Tari Patuddu dulunya ditampilkan untuk menyambut para prajurit yang pulang dari medan
perang. Menurut sejarahnya, pada zaman dahulu di daerah Sulawesi Barat pernah terjadi
peperangan antara Kerajaan Balanipa dan Passokorang. Sepulangnya dari perang, Kerajaan
Balanipa mempunyai caranya tersendiri untuk menyambut para pasukan yang pulang dari
medan perang tersebut, salah satunya dengan menampilkan Tari Patuddu ini. Selain sebagai
wujud penghormatan untuk para pahlawan, tarian ini digunakan untuk hiburan bagi para
pasukan. Seiring dengan berakhirnya peperangan, Tari Patuddu ini kemudian lebih difungsikan
sebagai tarian penyambutan Raja maupun para tamu penting yang datang ke sana. Hal tersebut
berlanjut dan menjadi tradisi masyarakat Mandar hingga sekarang.

25. Sulawesi Selatan : Kipas Pakarena (koreksi)


Tari Kipas Pakarena adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Gowa, Sulawesi
Selatan. Tarian ini dibawakan oleh para penari wanita dengan berbusana adat dan menari
dengan gerakannya yang khas serta memainkan kipas sebagai atribut menarinya. Tari Kipas
Pakarena merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Selatan,
terutama di daerah Gowa. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara yang bersifat adat
maupun hiburan, bahkan Tari Kipas Pakarena ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata di
Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Gowa.

Menurut sejarahnya, Tari Kipas Pakarena ini merupakan salah satu tarian peninggalan Kerajaan
Gowa di daerah Gowa, Sulawesi Selatan. Kerajaan Gowa ini dulunya pernah berjaya di sulawesi
bagian selatan sampai berabad-abad. Sehingga kebudayaan yang ada pada saat itu sangat
mempengaruhi corak budaya masyarakat Gowa saat ini, salah satunya adalah Tari Kipas
Pakarena. Nama Tari Kipas Pakarena ini dambil dari kata “karena” yang berarti “main”. Sehingga
tarian ini juga dapat diartikan sebagi tarian yang memainkan kipas. Tarian ini kemudian
diwariska turun temurun hingga menjadi suatu tradisi yang masih dipertahankan hingga
sekarang.

26. Sulawesi Tenggara : Balumpa


Tari Balumpa adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Tarian ini termasuk tarian pergaulan yang ditampilkan oleh penari wanita untuk menyambut
para tamu terhormat yang datang ke sana. Tari Balumpa ini merupakan salah satu tarian
tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Tenggara, khususnya daerah Wakatobi. Tarian ini
sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, pertunjukan seni, dan
festival budaya.

Tari Balumpa merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Wakatobi, Sulawesi
Tenggara, khususnya daerah Binongko dan Buton. Konon tarian ini menceritakan tentang
sekelompok para gadis yang sedang berdendang diiringi lagu daerah dan musik gambus. Dengan
penuh keceriaan mereka berdendang dan menari dengan hati gembira dan tulus. Tari Balumpa
ini biasanya ditampilkan untuk menyambut para tamu terhormat yang datang ke daerah ke
sana.
27. Bali : Legong
Tari Legong merupakan tarian tradisional yang berasal dari Pulau Dewata Bali. Memiliki gerakan
yang sangat kompleks dengan menyatukan antara gerakan dengan iringan musik melalui alat
musik tradisional yaitu gamelan. Anda dapat mengamati gerakan para penari yang sangat
kompleks yang konon katanya merupakan akibat dari adanya gambuh.
Pada awalnya Tari Legong dikembangkan di wilayah keraton-keraton di Bali pada abad ke-19.
Tari Legong lahir dari mimpi seorang pangeran kerajaan. Menurut cerita rakyat yang
berkembang, masyarakat mempercayai bahwa sang pangeran yang bernama Pangeran Sukawati
sedang bermimpi di kala pangeran terserang sakit.
Pangeran bermimpi melihat 2 orang wanita yang menari dengan anggunnya sembari diiringi
oleh alunan musik tradisional gamelan.

Perpaduan antara gerakan tari dan alunan musik gamelan yang mengiringi membuat sang
Pangeran Sukawati mengilustrasikannya hingga mengajarkannya pada para wanita kerajaan
untuk menari selepas pangeran sembuh dari sakitnya. Sehingga tarian tersebut dapat dikenal
hingga saat ini dengan nama Tari Legong.

28. NTB : Mpaa Lenggo (koreksi)


Tari Lenggo adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Bima, NTB. Tarian ini
dibagi menjadi dua jenis tarian yaitu Tari Lenggo Melayu dan Tari Lenggo Mbojo. Tari Lenggo
Melayu ini merupakan jenis Tari Lenggo yang dimainkan oleh penari pria, sedangkan Tari Lenggo
Mbojo dimainkan oleh penari wanita. Tarian lenggo awalnya merupakan tarian klasik yang
muncul serta berkembang di lingkungan istana Kerajaan Bima, dan hanya ditampilkan pada
acara-acara tertentu saja.

Seperti yang disampaikan di atas, Tari Lenggo dibagi menjadi dua jenis tarian, yaitu Tari Lenggo
Melayu dan Tari Lenggo Mbojo. Menurut sumber sejarah yang ada, Tari Lenggo yang pertama
kali diciptakan adalah Tari Lenggo Melayu. Tari Lenggo Melayu ini diciptakan oleh seorang
mubalig dari Sumatera barat bernama Datuk Raja Lelo. Tarian ini awalnya diciptakan khusus
untuk upacara adat Hanta Ua Pua yang diselenggarakan di Bima. Tari Lenggo Melayu ini
dibawakan oleh para penari pria, sehingga masyarakat Bima menyebutnya Tari Lenggo Mone.

29. NTT : Gareng Lameng


Tarian gareng lameng ini sendiri biasanya dipertunjukkan pada upacara khitanan. Dimana pada
upacara ini tarian ini sering disertakan didalamnya untuk menambah acara tersebut sehingg
menjadi lebih meriah dan berlangsung sangat baik sehingga dapat dinikmati oleh para kalangan
masyarakat umum yang ada di NTT tersebut sendiri. Tari ini sendiri berupa ucapan selamat serta
memohon berkat dari Tuhan agar yang dikhitan agar selalu sehat lahir batin dan juga dapat
sukses dalam hidupnya. Tentu saja orang tua ingin melihat para anaknya mendapatkan
kesehatan lahir juga batinnya serta kesuksesan pada hidupnya sendiri.

30. Maluku Utara : Tari soya soya


Tari soya soya merupakan tarian tradisional Maluku Utara yang biasanya hanya dipertunjukkan
sebagai pembuka acara penyambutan tamu terhormat. Dulu, tarian ini dijadikan sebagai
penyambutan pasukan sesudah perang. Tarian ini menjadi jenis tarian perang yang digagas
Sultan Baabullah untuk menyemangati pasukan Ternate sesudah Sultan Khairun tewas. Sultan
Khairun sendiri merupakan ayah dari Sultan Baabullah yang tewas ketika merebut benteng
Nostra Senora del Rosario atau Benteng Kastela dari Portugis pada tanggal 25 Februari 1570.
Pada saat itu, tari soya soya ini diartikan sebagai tarian pembebasan dari tangan Portugis. Para
penari akan mengenakan busana putih berpadu dengan sambungan menyerupai rok warna
hitam, merah, kuning dan hijau. Untuk hiasan kepala para penari juga memakai taqoa atau ikat
kepala berwarna kuning sebagai simbol para prajurit perang.

31. Maluku : Lenso


Tari Lenso adalah salah satu tarian tradisional dari daerah Maluku. Tarian ini merupakan tarian
yang dibawakan oleh para penari wanita dengan menggunakan sapu tangan atau selendang
sebagai ciri khas dan atribut menarinya. Tari Lenso merupakan salah satu tarian tradisional yang
cukup terkenal di Maluku dan sering ditampilkan di berbagai acara yang bersifat adat, hiburan,
maupun pertunjukan seni budaya.
Menurut sejarahnya, Tari Lenso sudah ada sejak bangsa Portugis datang ke Maluku. Konon
tarian ini dulunya merupakan tarian yang berasal dari bangsa Portugis, kemudian dikembangkan
dan diadaptasi dengan budaya masyarakat lokal di sana. Setelah bangsa Portugis meninggalkan
Maluku, tarian ini masih terus ditarikan oleh masyarakat di sana, hingga akhirnya menjadi suatu
tradisi dan berkembang seperti sekarang ini.

32. Papua Barat : Selamat datang


Tari Selamat Datang adalah tarian tradisional sejenis tarian penyambutan yang berasal dari
daerah Papua. Tarian ini biasanya dibawakan oleh para penari pria dan wanita untuk
menyambut tamu kehormatan atau tamu penting yang berkunjung ke sana. Tari Selamat Datang
merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Papua. Selain gerakannya
yang khas dan enerjik, tarian ini tentu kaya akan makna dan nilai-nilai di dalamnya.

Menurut sejarahnya, Tari Selamat Datang sudah ada sejak zaman dahulu. Di Papua sendiri pada
dasarnya memiliki banyak suku dan setiap suku biasanya memiliki ciri khas tersendiri dalam
tarian selamat datang mereka. Tari Selamat Datang sejak dulu sering dilakukan oleh masyarakat
di sana untuk menyambut kedatangan para tamu, baik dari luar kota, luar suku, maupun tamu
penting lainnya yang dianggap terhormat atau berniat baik dalam kedatangan mereka. Tari
Selamat Datang juga merupakan simbol penghormatan dan tanda bahwa tamu tersebut itu
diterima dengan baik oleh masyarakat di sana.

Anda mungkin juga menyukai