Anda di halaman 1dari 5

1.

Bank Islam atau di Indonesia lazim disebut sebagai Bank Syariah, merupakan lembaga keuangan
yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha
(investasi, jual beli, atau lainnya) berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian
berdasarkan
hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan
usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai syariah. Nilai-nilai makro
yang
dimaksud adalah keadilan, maslahah, sistem zakat, bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan
spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian (maysir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan
meragukan (gharar), bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil), dan penggunaan uang
sebagai alat tukar. Sedangkan nilai-nilai mikro yang harus dimiliki oleh pelaku perbankan
syariah
adalah sifat-sifat mulia yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yaitu jujur (shiddiq), dipercaya
(amanah), menyampaikan (tabligh), dan cerdas (fathonah). Selain itu, dimensi keberhasilan bank
syariah meliputi keberhasilan dunia dan akhirat (long term oriented) yang sangat memperhatikan
kebersihan sumber, kebenaran proses, dan kemanfaatan hasil.

6.
Akad Bank Syariah
Jenis akad yang diterapkan oleh bank syariah dibagi ke dalam enam kelompok akad, yaitu:
Titipan Wadi’ah yad Amanah
Secara umum wadi’ah adalah titipan murni dari pihak penitip (muwaddi’) yang mempunyai
barang/
aset kepada pihak penyimpan (mustawda’) yang diberi amanah/ kepercayaan, baik individu
maupun badan hukum, tempat barang yang dititipkan harus dijaga dari kerusakan, kerugian,
keamanan, dan keutuhannya, dan dikembalikan kapan saja jika penyimpan menghendaki.
Barang/
Wadi’ah yad dhamanah
penanggung’ yang berarti bahwa pihak penyimpan bertanggung jawab atas segala kerusakan
atau kehilangan yang terjadi pada barang/ aset titipan. Hal ini berarti bahwa pihak penyimpan
atau custodian adalah trustee yang sekaligus guarantor ‘penjamin’ keamanan barang/ aset yang
dititipkan. Ini juga berarti bahwa pihak penyimpan telah mendapatkan izin dari pihak penitip
untuk
mempergunakan barang/ aset yang dititipkan tersebut untuk aktivitas perekonomian tertentu,
dengan catatan bahwa pihak penyimpan akan mengembalikan barang/ aset yang dititipkan secara
utuh pada saat penyimpan menghendaki. Hal
2. Akad Pinjaman, seperti qardh dan qardhul hasan;
Pinjaman/ Qardh

Qardh merupakan pinjaman kebajikan/ lunak tanpa imbalan, biasanya untuk pembelian barang-
barang fungible (yaitu barang yang dapat diperkirakan dan diganti sesuai berat, ukuran, dan
jumlahnya). Kata qardh ini kemudian diadopsi menjadi credo (romawi), credit (Inggris), dan
kredit
(Indonesia). Objek dari pinjaman qardh biasanya adalah uang atau alat tukar lainnya (Saleh,
1992),
yang merupakan transaksi pinjaman murni tanpa bunga ketika peminjam mendapatkan uang
tunai
dari pemilik dana (dalam hal ini bank) dan peminjam hanya wajib mengembalikan pokok utang
pada
waktu tertentu di masa yang akan datang. Peminjam atas prakarsa sendiri dapat mengembalikan
lebih besar dari pokok utang sebagai ucapan terima kasih.
3. Akad Bagi Hasil, seperti mudharabah dan musharakah;
Akad Mudharabah adalah sebuah perjanjian yang ditentukan diawal antara nasabah dan pihak
pengelola (bank syariah), dimana dalam perjanjian ini menjelaskan bahwa nasabah adalah
pemilik 100% uang atau modal, sedangkan bank bertindak sebagai pengelola uang / modal
tersebut untuk jenis usaha/bisnis yang halal.
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu,
dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan
dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana berupa
kas maupun aset non- kas
4. Akad Jual Beli, seperti murabahah, salam, dan istishna;
Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dengan nasabah. Bank syariah membeli
barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan
sebesar harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank
syariah dan nasabah.
Salam merupakan bentuk jual beli dengan pembayaran di muka dan penyerahan barang di
kemudian hari (advanced payment atau forward buying atau future sales) dengan harga,
spesifikasi,
jumlah, kualitas, tanggal dan tempat penyerahan yang jelas, serta disepakati sebelumnya dalam
perjanjian. Barang yang diperjualbelikan belum tersedia pada saat transaksi dan harus diproduksi
terlebih dahulu, seperti produk-produk pertanian dan produk-produk fungible (barang yang dapat
diperkirakan dan diganti sesuai berat, ukuran, dan jumlahnya) lainnya.
Istishna adalah memesan kepada perusahaan untuk memproduksi barang atau komoditas tertentu
untuk pembeli/ pemesan. Istishna merupakan salah satu bentuk jual beli dengan pemesanan
yang mirip dengan salam yang merupakan bentuk jual beli forward kedua yang dibolehkan oleh
syariah.
5. Akad Sewa, seperti ijarah dan ijarah wa iqtina; dan
Ijarah
Sewa atau ijarah dapat dipakai sebagai bentuk pembiayaan, pada mulanya bukan merupakan
bentuk pembiayaan, tetapi merupakan aktivitas usaha seperti jual beli. Individu yang
membutuhkan
pembiayaan untuk membeli aset dapat mendatangi pemilik dana (dalam hal ini bank) untuk
membiayai pembelian aset produktif. Pemilik dana kemudian membeli barang dimaksud dan
kemudian menyewakannya kepada yang membutuhkan aset tersebut.
Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik
Ijarah muntahiyah bit tamlik (IMBT) adalah transaksi sewa dengan perjanjian untuk menjual
atau
menghibahkan obyek sewa di akhir periode sehingga transaksi ini diakhiri dengan alih
kepemilikan
obyek sewa. Berbagai bentuk alih kepemilikan IMBT antara lain:
1. Hibah di akhir periode, yaitu ketika pada akhir periode sewa aset dihibahkan kepada penyewa;
2. Harga yang berlaku pada akhir periode, yaitu ketika pada akhir periode sewa aset dibeli oleh
penyewa dengan harga yang berlaku pada saat itu;
3. Harga ekuivalen dalam periode sewa, yaitu ketika penyewa membeli aset dalam periode sewa
sebelum kontrak sewa berakhir dengan harga ekuivalen; dan
4. Bertahap selama periode sewa, yaitu ketika alih kepemilikan dilakukan bertahap dengan
pembayaran cicilan selama periode sewa.
6. Akad Lainnya, seperti wakalah, kafalah, hiwalah, ujr, sharf, dan rahn.
Wakalah
Wakalah (deputy ship), atau biasa disebut perwakilan, adalah pelimpahan kekuasaan oleh satu
pihak (muwakil) kepada pihak lain (wakil) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Atas jasanya,
maka penerima kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu dari pemberi amanah.
Kafalah
Kafalah (guaranty) adalah jaminan, beban, atau tanggungan yang diberikan oleh penanggung
(kaafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung
(makful). Kafalah dapat juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin
dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. Atas jasanya penjamin
dapat meminta imbalan tertentu dari orang yang dijamin. Jadi, secara singkat kafalah berarti
mengalihkan tanggung jawab seseorang kepada orang lain dengan imbalan.
Hawalah
Hawalah (transfer service) adalah pengalihan utang/ piutang dari orang yang berutang/
berpiutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya/ menerimanya.
Rahn
Rahn (mortgage) adalah pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain (bank) dalam
hal-hal yang boleh diwakilkan. Atas jasanya, maka penerima kekuasaan dapat meminta imbalan
tertentu dari pemberi amanah.
Sharf
Sharf adalah jual beli suatu valuta dengan valuta lain.
Ujr
Ujr adalah imbalan yang diberikan atau yang diminta atas suatu pekerjaan yang dilakukan. Akad
ujr diaplikasikan dalam produk-produk jasa keuangan bank syariah (fee based services), seperti
untuk penggajian, penyewaan safe deposit box, penggunaan ATM, dan sebagainya.
2.
Pendirian Bank Syariah
1. Bank Umum Syariah hanya dapat didirikan dan/ atau dimiliki oleh:
a. warga negara Indonesia dan/ atau badan hukum Indonesia;
b. warga negara Indonesia dan/ atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing
dan/ atau badan
c. hukum asing secara kemitraan; atau
d. pemerintah daerah.

2. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah hanya dapat didirikan dan/ atau dimiliki oleh:
a. warga negara Indonesia dan/ atau badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya
warga negara Indonesia;
b. pemerintah daerah; atau
c. dua pihak atau lebih sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b.
3. Maksimum kepemilikan Bank Umum Syariah oleh warga negara asing dan/ atau badan
hukum asing diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.

4.
Bank Umum Syariah
Bank umum syariah yaitu bank syariah yang dalam aktivitas usahanya menyediakan jasa lalu
lintas pembayaran. Seperti PT. Bank Muamalat Indonesia, PT. Bank BRI Syariah, PT. Bank
Syariah Mandiri, PT. Bank BNI Syariah dan lain-lain.
Unit Usaha Syariah
Unit usaha syariah ialah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensinal yang mempunyai
fungsi untuk kantor induk, dan unit kantor cabang yang melakukan aktivitas usaha menurut
prinsip syariah. Seperti. PT. Bank Tabungan Negara (BTN), PT. Bank Danamon Indonesia, PT.
Bank CIMB Niaga, dan lain-lain.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Bank pembiayaan rakyat syariah ialah bank yang dalam aktivitasnya tidak menghimpun dana
masyarakat berbentuk gir, sehingga tidak bisa menerbitkan cek dan bilyet giro. Seperti PT. BPRS
Amanah Rabbaniah, PT. BPRS Buana Mitra Perwira, dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai

  • Uts 2021 A
    Uts 2021 A
    Dokumen2 halaman
    Uts 2021 A
    Wahyu Kartiko
    Belum ada peringkat
  • Buku Pedoman PKL PDF
    Buku Pedoman PKL PDF
    Dokumen35 halaman
    Buku Pedoman PKL PDF
    Vinaa Aiu
    Belum ada peringkat
  • Makalah REVISI
    Makalah REVISI
    Dokumen11 halaman
    Makalah REVISI
    angga
    Belum ada peringkat
  • KARTIKO
    KARTIKO
    Dokumen2 halaman
    KARTIKO
    angga
    Belum ada peringkat
  • Soal Uts 2021 S
    Soal Uts 2021 S
    Dokumen1 halaman
    Soal Uts 2021 S
    Wahyu Kartiko
    Belum ada peringkat
  • Quiz Perilaku Konsumen
    Quiz Perilaku Konsumen
    Dokumen3 halaman
    Quiz Perilaku Konsumen
    Wahyu Kartiko
    Belum ada peringkat
  • Uts Kwu I
    Uts Kwu I
    Dokumen7 halaman
    Uts Kwu I
    Wahyu Kartiko
    Belum ada peringkat
  • Akuntansi Manajemen 2
    Akuntansi Manajemen 2
    Dokumen2 halaman
    Akuntansi Manajemen 2
    angga
    Belum ada peringkat
  • Akuntansi 3
    Akuntansi 3
    Dokumen3 halaman
    Akuntansi 3
    angga
    Belum ada peringkat
  • Bhs Ind 1
    Bhs Ind 1
    Dokumen2 halaman
    Bhs Ind 1
    Wahyu Kartiko
    Belum ada peringkat
  • Bhs Ind 1
    Bhs Ind 1
    Dokumen2 halaman
    Bhs Ind 1
    Wahyu Kartiko
    Belum ada peringkat
  • Bhs Ind 2
    Bhs Ind 2
    Dokumen2 halaman
    Bhs Ind 2
    Wahyu Kartiko
    Belum ada peringkat
  • Bhs Ind 1
    Bhs Ind 1
    Dokumen2 halaman
    Bhs Ind 1
    Wahyu Kartiko
    Belum ada peringkat
  • BHS Ind 3
    BHS Ind 3
    Dokumen4 halaman
    BHS Ind 3
    Wahyu Kartiko
    Belum ada peringkat
  • Bhs Ind 1
    Bhs Ind 1
    Dokumen2 halaman
    Bhs Ind 1
    Wahyu Kartiko
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bahasa Indonesia Pidato
    Makalah Bahasa Indonesia Pidato
    Dokumen11 halaman
    Makalah Bahasa Indonesia Pidato
    Wahyu Kartiko
    Belum ada peringkat