Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN KRITIS HIPERTENSI

Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Tugas Keperawatan KGD

Disusun oleh :

Eka puji lastari

2014901020

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERAN

2020
1. Definisi
Krisis hipertensi merupakan salah satu kegawatan di bidang neurovaskuler yang sering
dijumpai diinstalasi gawat darurat. Krisis hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah
akut dan sring berhubungan dengan gejala sistemik yang merupakan konsekuensi dari
peningkatan darah tersebut. Ini merupakan komplikasi yang sering dari penderita dengan
hipertensi dan membutuhkan penanganan segera untuk mencegah komplikasi yang mengencam
jiwa.
Krisis hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah yang mencolok tinggi, umumnya
tekanan darah sistolik lebih dari 220 mmHg dan atau tekanan darah diastolic lebih dari 120-130
mmhg, dan peningkatannya terjadi dalam waktu yang relative pendek.
Kedaruratan hipertensi terjadi pada penderita dengan hipertensi yang tidak terkontrol
mereka yang tiba-tiba menghentikan pengobatan. (Brunner & Suddarth: 908)
Kegawatan hipertensi (hypertensive emergencies) adalah hiperetensi berat dengan
peningkatan tekanan darah sistolik >180 mmHg atau diastolik >120 mmHg secara mendadak
disertai kerusakan organ target. Hipertensi emergensi harus ditanggualagi segera mungkin dalam
satu jam dengan memberikan obat-obatan anti-hipertensi intavena.

2. Etiologi
a. Meminum obat anti hipertensi tidak teratur
b. Stress
c. Pasien mengkonsumsi kontrasepsi oral
d. Obesitas
e. Merokok
f. Minum alcohol
3. Manisfestasi klinis
a. Sakit kepala
b. Nyeri dada peningkatan tekanan vena
c. Shock/pingsan
Tanda-umum adalah:
a. Sakit kepala hebat
b. Nyeri dada
c. Pingsan
d. Tachikardi > 100/menit
e. Tachipnoe > 20/menit
f. Muka pucet
4. Patofisiologi
Penyebab kritis hipertensi yaitu adanya ketidak teraturan minum obat antihipertensi,
stress, mengkonsumsi kontrasepsi oral, obesitas, merokok dan minum alcohol. Karena
ketidakteraturan atau ketidakpatuhan minum obat antihipetensi menyebabkan kondisi
akan semakin buruk, sehingga memungkinkan seseorang terserang hipertensi yang
semakin berat (kritis hipertensi)
Stress juga dapat merangsang saraf simpatik sehingga dapat menyebabkan
vasokontriksi sedangkan mengkonsumsi kontrasepsi oral yang biasanya mengandung
hormone estrogen serta progesteron yang menyebabkan tekanan pembuluh darah
meningkat, sehingga akan lebih meningkatka tekanan darah pada hpertensi, jika tekanan
darah semakin meningkat, maka besar kemungkinan terjadi kritis hipertensi.
Apabila menuju keotak maka akan terjadi peningkatan TIK yang menyebabkan
pembuluh darah selebral sehingga O2 diotak menurun dan thrombosis pendarahan selebri
yang mengakibatkan obstruksi aliran darah keotak sehingga suplai darah menurun dan
terjadi iskemik yang menyebabkan gangguan perfusi tonus dan berakaitan kelemahan
anggota gerak sehingga terjadi gangguan mobilitas fisik, sedangkan akibat penurunan O2
di otak akan terjadi gangguan perfusi jaringan . dan bila dipembuluh darah koroner
(jantung) menyebabkan miokardium miskin O2 sehingga penurunan O2 miokardium dan
terjadi penurunan kontraktilitas yang berakibat penurunan COP.
Paru-paru juga akan terjadi peningkata volum darah paru yang menyebabkan
penurunan ekspansi paru sehingga terjadi dyspnea dan penurunan oksigenasi yang
menyebabkan kelemahan. Dan pada mata akan terjadi peningkatan tekanan vaskuler
retina sehingga terjadi bisa menyebabkan injury.
5.Pathway
6.Pemeriksaan penunjang/pemeriksaan diasnostik
a. Elektrokardio
b. Urinalisa
c. USG
d. CT scan
e. Rongsen
7. Komplikasi
a. Iskemia atau infark miokard
Iskemia atau infark miokard merupakan komplikasi yang sering terjadi pada hipertensi berat.
Tekanan darah harus diturunkan sampai rasa nyeri dada berkurang atau sampai tekanan
diastolic mencapai 100 mmHg.obat pilihan adalah nitrat yang berikan secara intravena yang
dapat menurunkan resistensi siskemik perifer dan memperbaiki perfusi koroner. Obat lain
yang dapat dipakai adalah labetalol.
b. Gagal jantung kongestif
Peningktan resistensi vaskuler siskemik yang mencolok dapat menimbulkan gagal jantung kiri.
Natrium nitroprusid yang diberikan bersama-sama dengan oksigen, morfin, dan diuretic
merupakan obat pilihan karena dapat menurunkan preload dan afterload. Nitrogliserin yang
juga daapat menurunkan preload dan afterload merupakan obat pilihan lain.
c. Diseksi aorta akut
Diseksi aorta harus dipikirkan pada pasien dengan peningkatan tekan darah yang merokok
yang disertai dengan nyeri di dada, punggung, dan perut. Untuk menghentikan perluasan
diseksi tekanan darah harus segera ditunkan . Tekanan darah diastolik harus segera ditrunkan
sampai 100 mmHg, atau lebih rendah asal tidak menimbulkan hipoperfusi organ target. Obat
pilihan adalah vasodilator seperti nitroprusid yang berikan bersama penghambat reseptot,
labetalot adalah obat pilihan laian
d. Insufisiensi ginjal
Insufisiensi ginjal akut dapat sebagai penyebab atau akibat peninggian tekanan darah yang
mencolok. Pada pasien cangkok ginjal peninggian tekanan darah dapat disebabkan stenosis
arteri pada ginjal cangkok, siklosporin, kortikos terois, dan sekresi reruin yang tinggi oleh
ginjal asli . penatalaksaannya adaalah dengan cara menurunkan resistensi vaskuler sitemik
tanpa menganggu alira darah ginjal. Antagonis kalsium seperi mikardipin dapat dipakai pada
keadaan ini.
e. Eklamsia
Pada eklamsia dijumpai hipertensi, edema, proteinuria, dan kejang pada kehamilan setelah 20
minggu. Penatalaksanaan definitive adalah dengan melahirkan bayi atau mengeluarkan janin.
Hidralazin digunakan untuk menurunkan tekanan darah karena tidak menganggu aliran darah
uterus. Labetalol juga dapat dipakai pada keadaan ini.
f. Krisis katekolamin
Krisis katekalamin terjadi pada feokromoitoma dan kelebihan dosis kokain.pada intoksitasi
obat tersebut biasanya disertai kejang, strok, dan infark miokard. Fentolamin adalah obt
pilihan klasik pada krtis katekolamin, meski labrtalol juga terbukti efektif.
8. Penatalaksanan
a. Penatalaksanan medis
Tujuan pengobatan adalah menurunkan resistensi vaskuler siskemik. Pada
kegawatan hipertensi tekanan darah arteri rata-rata diturunkan secara cepat, sekitar 25%
dibandingkan dengan tekanan darah sebelumnya, dalam beberapa menit atau jam.
Penurunan tekanan darah selanjutnya dilakukan secara lebih perlahan. Sebaiknya
penurunan tekanan darah secara cepat tersebut dicapai dalam 1-4 jam, dilanjutkan dengan
penurunan tekanan darah dalam 24 jam berikutnya secara lebih perlahan sehingga
tercapai tekanan darah diastolic sekitar 100 mmHg.
Seperti sudah disebutkan diatas, pada kegawatan hipertensi diberikan obat
antihipertensi parenteral yang memerlukan titrasi secara hati-hati sesuai dengan respons
klinik. Setelah penurunan tekanan darah secara cepat tercapai dengan pemberian obat
antihipertensi parenteral, dimulai pemberian obat antihipertensi oral.
Jika tekanan darah makin menurun dengan penambahan obat antihipertensi oral
tersebut, dilakukan titrasi penurunan dosis obat antihipertensi parenteral sampai
dihentikan. Pengukuran tekanan darah ynag berkesinambungan dapat dilakukan dengan
menggunakan alat monitor tekanan darah osilometrik otomatik.
Sebaiknya tekanan darah tidak diturunkan sampai normal atau hipotensi, kecuali
pada diseksi aorta, karena akan mnegakibatkn terjadinya hipoperfusi organ
target.penurunan tekanan darah sampai normal dapat dilaksankan pada saat pasien
berobat jalan.
Obat parenteral yang digunakan untuk terapi kritis hipertensi adalah:
1) Natrum nitropusida
2) Nikardium hidroklorida
3) Nitroliserin
4) Enaraplirat
5) Hidralazin hidroklorida
6) Diazoksis
7) Labetalol hidroklorida
8) Fantolamin (Mansjoer:522)

Obat pilihan pada kedarurtan hipertensi adalah yang memiliki efek samping segera.
Nitroprusid dan labetalol hidroklorida intravena memiliki efek vasiilatasi segera
dengan waktu kerja yang yang pendek, sehingga banyak digunakan pada awal klinis.

Efek pada kebanyakan obat antihipertensi diperkuat oleh deuretik. Pemantauan


tekanan darah yang sangat ketat dan status kardiovaskuler pasien penting dilakukan
selama penaganan dengan obat lain.

Penurunan tekanan darah secara mendadak dapat terjadi dan memerlukan tindakan
segera untuk mengembalikan tekanan darah kebtas normal. (brunner &s Suddart:
908)

b. Penatalaksanaan keperawatan
Bila diagnose kritis hipertensi telah ditegakkan maka TD perlu segera diturunkan.
Langkah-langkah yang perlu diambil adalaah: rawt di ICU, pasang femoral intra arteria
lline dan pulmonarii akterial c, masalah klinis yang mneyertai dan usia pasien.
tether (bila ada indikasi). Untuk menentukan fungsi kordiopulmonair dan status volume
intravaskuler. Anamnesa singkat an pemeriksaan fisik. Tentukan penyebab krisis
hiperensi, singkirkan penyaakit lain yang menyerupai krisis hipertensi, tentukan adanya
keruskan organ sasaran. tentukan TD yang diinginkan didasari dari lamanya tingginya
TD sebelumnya, cepatnya kenaikan dan keparahan hipertensi, maslah lklinis yang yang
menyertai dan usia pasien.
Penurunan TD diastolic tidak kurang dari 100 mmHg, TD sistolik tidak kurang dari 160
mmmHg, ataupun MAP tidak kurang dari 120 mmHg selamaa 48 jjam pertama, kecuali
pada kritis hiperensi tententu (missal: dissecting aortic aneurysm).penurunan TD tidak
lebih dari 25% dari MAP ataupun TD darah yang tepat.
Penurunan TD secara akut ke TD normal/ subnormal pada awal pengobatan dapat
menyebabkan berkurangnya perpusike ke otak, jantung dan ginjal dan hal ini harus
dihindari pada bebrpa hari permulaan, kecuali pada keadaan tertentu, misal : dissecting
anneurysma aorta. TD secaraa bertahap diusahakan mencapai normal dalam satu atau dua
minggu.
c. Diet sehat penderita krisi hipertensi
Pengaturan menu bagi penderita hipertensi Selma ini lakukan dengan empat cara. Yakni
diet rendah garam, dier rendah kolestrol dan lemak terbatas, diet rendag serat, diet rendah
energy (bagi yang kegemukan).
Cara diet tersebut beertambah satu dengan hadirnya DASH (Dietary Approach to Stop
Hipertensi) yang merupakan strategi pengaturan menu yang lengkap. Prinsip utama dari
diet DASH adalah menyajikan menu maknan dengan gizi seimbang sendiri ata buah-
buahan, sayuran, produk-produk susu tanpa atau sedikit lemak, ikan, daging, ungas, biji-
bijian, dan kacang-kacangan. Porsi makanan tergantung paa jumlah kalori yang
dianjurkan untuk dikonsumsi setiap haarinya. Junlah kalori tergantung pada usis dan
aktivitas. Menu yang dianjurkan dalaam diet DASH untuk yang berat badannya normal
mengandung 2.000 kalori yang dibagi dalam 3 kali waktu makan (pagi, siang, malam).

Bahan makanan Porsi sehari Ukuran porsi


Karbohidrat 3-5 piring Kecil
Lauk hewani 1-2 potong Sedang
Lauk nabati 1-3 potong Sedang
Sayuran 4-5 mangkuk
Buah-buahan 4-5 buah/potong Sedang
Susu / yoghurt 2-3 gelas
Diet tingi buah-buahan, sayuran, dan produk susu tanpa lemak atau rendah
lemak secara bersama-sama dan total dapat menurunkn tekanan sistolikrata-rata 6-11
mmHg. Buah yang paling sering dianjurkan dikinsumsi untuk mengatasi hipertensi
adalah pisang. Sementara dari golongan sayuran adalah sayuran ijau, seledri, dan bawang
putih. Sedangkan makanan yang dilarang dikonsumsi lagi oleh penderita hipertensi
adalah daging kambing dan durian.

d. Terapi
Target terapi hipertensi emergency sampai tekanan darah diastolic kurang lebih 110
mmHg atau berkurngnya mean arterial blood pressure 25% (pada strok penurunan hanya
boleh 20 % dan khusus pada stroke iskemik, tekanan darah baru. Diturunkan secara
bertahap bila sangat tinggi > 220 /330 mmHg) dalam waktu 2 jam. setelah diyakinkan
tidak ada hipertensi organ, penurunan dapat dilanjutkan dalam 12-16 jam selanjutnya
sampai mendekati normal. Penurunan tekanan darah hipertensi urgency dilakukan secara
terhadap dalam diilakukan secara terhadap dalam waktu 24 jam.

ALGORITMA PENAGANAN KRISIS HIPERTENSI

Krisi hipertensi (tekanan


darah sistolik > 180 mmHg
dana/ diastolic > 110 mmHg

Anamnesis &
pemeriksaan fisik,
termasuk tanda & Hipertensi urgensi
Px penunjang spesifik gejala kerusakan kerusakan organ (-)
sesuai keterlibatan
organ
PX penunjang rutin
untuk krisis
hipertensi
Target :
Hipertensi
emergensi - Berikan captopril oral atau
kerusakan organ sublingual, eavaluasi 30 menit
(+) -1 jam pertama
- Turunkan maksimal 25% MAP
Target : dalam 24 jam pertama
- Pasien dapat dipulangkan
- Turunkan masksimal 25 % dengan perjanjian Follow up
MAP dalam 1-2 jam dalam beberapa hari
- Turunkan teekanan darah
maksimal 25 % dalam satu Tindakan dibutuhkan
jam, jika stabil perawatan intensif
- Turunkan hingga 160/100-
110 dalam 2-6 jam
berikutnya, jika stabil
turunkan hingga tekanan
darah normal dalam 24-jam
berikutnya.

Pasien membutuhkan perawatan


intensif untuk pengawasan tekanan
darah

Pilihan obat: spesifik sesuai target


organ
A. ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS HIPERTENSI
a. Identitas
1) Pasien, meliputi : nama, Umur, Jenis kekamin, Alamat, Pendidikan, Agama,
Bangsa.
2) Penanggung jawab: nama, Umur, Jenis kekamin, Alamat, Pendidikan, Agama,
Bangsa dan hubungan dengan pasien.
b. Pengkajian primer
1) airway adanya perubahan pola napas (apnea yang diselingi oleh hiperventilasi).
Jalan Napas normal.
2) Breathing (pernafasan) dilakukan auskultasi dada terdengar normal,irama nafas
teratur.
3) Respiration rate <22x/mnt.
4) Circulation adanya perubahan tekanan darah
5) (hipertensi). Perubahan frekuensi jantung (brakikardi, takikardi).
6) Disability adanya lemah/lelah, pusing, mual/muntah

c. Dasar data pengkajian


1) Aktivitas/istirahat Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi  jantung meningkat, perubahan irama jantung, Takipnea.
2) Sirkulasi
Gejala :
 Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakitserebrovas
kuler Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kuli, 
suhudingin.
3) Integritas Ego
Gejala :
Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, Factor stress multipe
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisany
ang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara
4) Eliminasi
Gejala :
 gangguan ginjal saat ini atau yang lalu.
5) Makanan/Cairan Gejala :
 makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan 
kolesterol Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema.
6)  Neurosensori
Gejala :
 keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut,
gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda : perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinalo
ptic.
7)  Nyeri/ketidak nyamanan
Gejala :
 Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri
abdomen
8) Pernapasan
Gejala :
 dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispneanocturnal pr
oksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok Tanda: distress respir
asi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napastambahan, sianosis.
9) Keamanan
Gejala:
Gangguan koordinasi, cara jalanTanda: episode parestesia unilateral transien, hip
otensi postura.
10) Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : 
factor resiko keluarga; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM, penyakit 
ginjal Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone. (Dongoes
MarilynE, 2000)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan hipertensi
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan frekuensi jantung
c. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan anggota gerak
3.Intervensi Keperawatan

No Dx Intervensi
1. Resiko perfusi perifer 1.Pencegahan syok
tidak efektif - Pemberian oksigen oksigen
berhubungan dengan - Pemberian cairan
hipertensi - Mengecek tingkat kesadaran dan respon
pupil
2.Perawatan sirkulasi
- Memberikan obat antihipertensi untuk
menurunkan tekanan darah
3.Pemantau tanda vital
- Monitor TTD

2. Penurunan curah
jantung berhubungan 1. Parawatan jantung
dengan frekunsi - Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
jantung curah jantung(meliputi dyspnea, kelelahan,
edema, artopnea, paroxysmal noctumal
dyspnea, peningkatan CVP)
- Identifikasi tanda/gejala sekunder curah
jantung
- Monitor tekanan darah
- monitor nyeri dada

3 Gangguan Mobilitas  1. dukungan mobilisasi


Fisik berhubungan de - identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
ngan kelemahan angg lainnya
ota gerak - identifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakan
- momonitor frekuensi jantung dan tekanan
darah.
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/doc/137529144/Askep-Gadar-Dengan-Krisis-Hipertensi

Anda mungkin juga menyukai