Anda di halaman 1dari 5

RESUME (Pertemuan Ke-6)

Mata Kuliah : Hukum Peribadatan Islam

Oleh : Muchammad Aldian Asmaradana

NIM : 05040120121

Prodi : Hukum Keluarga Islam

A.) Pengertian Sholat Jum’at


Shalat Jum’at merupakan shalat yang dikerjakan pada hari Jum’at saja. Shalat Jum’at ini
mengajak kaum beriman untuk bersegera memenuhi panggilan Ilahi. Di sisi lain, dapat
ditambahkan bahwa orang-orang Yahudi mengabaikan hari Sabtu yang ditetapkan Allah
untuk tidak melakukan aktivitas mengail. Sikap mereka ini dikecam. Karena itu, kaum
muslimin hatus mengindahkan perintah Allah meninggalkan aneka aktivitas untuk
beberapa saat pada hari Jum’at karena, kalau tidak, mereka akan mengalami kecaman dan
nasib seperti orang-orang Yahudi itu.1
Shalat Jum’at pertama kali dikerjakan oleh Rasullah SAW di Madinah, pada waktu beliau
hijrah dari mekah ke Madinah: yaitu ketika tiba di Qubah. shalat Jum’at yang pertama
dilakukan di suatu kampung ‘Amru bin Auf’. Rasulullah SAW tiba di Qubah pada hari
Senin dan berdiam di sini hingga hari Kamis, selama waktu itu beliau
membuat/menegakkan Mesjid buat Sembahyang kaum Muslimin di Qubah.2

B.) Dasar Hukum Sholat Jum’at


Surat Al- Jumuah Ayat 9-11

‫ ْالبَ ْي ۗ َع ٰذلِ ُك ْم خَ ْي ٌر لَّ ُك ْم اِ ْن ُك ْنتُ ْم‬K‫ اِ ٰلى ِذ ْك ِر هّٰللا ِ َو َذرُوا‬K‫ي لِلص َّٰلو ِة ِم ْن يَّوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة فَا ْس َعوْ ا‬ َ ‫ٰيٓاَاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا نُوْ ِد‬
‫ هّٰللا َ َكثِ ْيرًا لَّ َعلَّ ُك ْم‬K‫ض َوا ْبتَ ُغوْ ا ِم ْن فَضْ ِل هّٰللا ِ َو ْاذ ُكرُوا‬ ِ ْ‫ت الصَّلوةُ فَا ْنت َِشرُوْ ا فِى ااْل َر‬
ٰ ِ َ‫ضي‬ ِ ُ‫) فَاِ َذا ق‬9 َ‫تَ ْعلَ ُموْ ن‬
( َ‫ ًم ۗا قُلْ َما ِع ْن َد هّٰللا ِ خَ ْي ٌر ِّمنَ اللَّه ِْو َو ِمن‬Kِ‫ك قَ ۤا ِٕٕى‬ Kَ ْ‫ارةً اَوْ لَ ْه ًوا ۨا ْنفَضُّ ْٓوا اِلَ ْيهَا َوت ََر ُكو‬َ ‫) َواِ َذا َراَوْ ا تِ َج‬10 َ‫تُ ْفلِحُوْ ن‬
‫ْن‬Kَ ‫ار ۗ ِة َوهّٰللا ُ َخ ْي ُر ال ٰ ّر ِزقِي‬
َ ‫التِّ َج‬11
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseur untuk shalat pada hari jum’at, maka
bersegeralah menuju dzikrullah dan tinggalkanlah jual beli. Itulah yang baik buat kami
mengetahui. Lalu apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah di muka bumi dan
carilah sebagian dari karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka berbondong-
bondong kepadanya dan meninggalkanmu berdiri. Katakanlah apa yang di sisi Allah lebih
baik daripada permainan dan perniagaan dan Allah adalah sebaik-baik Pemberi.”

1
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm.
58.
2
Moh Rifa’i , Ilmu Fiqih Islam lengkap (Semarang : Karya Toha Putra, 1978 ), 77.
Shalat Jum’at shalat fardhu dua raka’at pada hari Jum’at dan di kerjakan pada waktu Zhuhur
sesudah dua khutbah. orang yang telah mengerjakan shalat Jum’at, tidak diwajibkan
mengerjakan shalat Zhuhur lagi. Shalat Jum’at Fardhu’ ain bagi setiap Muslim yang
Mukallaf, laki laki, merdeka, sehat dan bukan Musafir.3 Hukum menghadiri shalat Jum’at
adalah wajib bagi setiap Muslim, kecuali empat orang : Budak, Wanita, Anak-anak, dan
Orang Sakit, Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam Hadits yang artinya : shalat
jum’at adalah kewajiban bagi setiap muslim dengan berjamaah, kecuali (tidak diwajibkan )
atas empat orang yaitu, Budak, Wanita, Anak kecil dan Orang sakit . ”(HR. Abu Daud).4

Shalat Jum’at hukumnya fardhu ain bagi setiap orang yang memenuhi syarat-syarat.5Seluruh
ulama sepakat bahwa syarat-syarat shalat Jum’at itu sama dengan syarat-syarat shalat
lainnya, seperti bersuci, menutup aurat, menghadap Kiblat. Dan waktunya dari mulai
tergelincirnya matahari sampai bayangan di tempat lainnya, segala sesuatu sama panjangnya.
Dan ia boleh didirikan di dalam masjid atau di tempat lainnya, kecuali mazhab Maliki
mereka menyatakan bahwa shalat Jum’at itu tidak sah kecuali bila dikerjakan di dalam
masjid.6

C.) Syarat, Rukun, Dan Sunnah Sholat Jum’at


Menurut pendapat dikalangan pengikut mazhab Syafi’iyyah yang banyak di ikuti oleh
umat Islam di Indonesia, bahwa shalat Jum’at dilaksanakan dengan persyaratan tertentu,
antara lain adalah jumlah orang yang akan melaksanakan shalat Jum’at. Kitab-kitab
Syafi’iyyah pada umumnya menyatakan bahwa yang menjadi syarat sahnya pelaksanaan
shalat Jum’at (‘adad Al-Jum’at) adalah empat puluh orang (Munir: 2008: 115). Menurut
Prof. Dr. Abdullah Ath-Thayyar dalam bukunya yang berjudul Ensiklopedia Shalat
(2006: 219), bahwa syarat sah shalat Jum’at adalah:
a. Shalat Jum’at didirikan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
b. Shalat Jum’at didirikan secara berjamaah.
c. Shalat Jum’at didirikan oleh orang yang mukim.
d. Shalat Jum’at wajib didahului dua khutbah.
Sedangkan menurut Multazam dalam bukunya yang berjudul Fiqih Syafi’i (1984:171)
syarat-syarat sahnya melakukan shalat Jum’at yaitu:
a. Negeri tempat shalat itu adalah merupakan kota atau desa
b. Bilangan orang yang sah melakukan Jum’at itu ada (sedikit-dikitnya) 40 orang
c. Waktunya masih ada. Bila waktunya sudah keluar (habis) atau syarat-syaratnya
tidak terpenuhi, maka di haruskan untuk mengerjakan shalat Dzuhur.

3
Moh Rifa’i, Ilmu Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: Karya Toha Putra, 1978), h. 175
4
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Amalan Sunnah Setahun, (Jakarta: Pustaka Khazanah Fawa’id, 2017), 229
5
Syeikh Abdurrahman Al-Jaziri, Kitab Shalat Fikih Empat Mazhab: Mudah Memahami Fikih dengan Metode Skema,
trj. Syarif Hademasyah dan Luqman Junaidi, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2010), Cet. 1, 348.
6
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, trj. Masykur A.B., (Jakarta: PT. Lentera Basritama, 2001), Cet.
7, 122-123.
Adapun syarat wajib shalat jum’at. H. Sulaiman Rasjid dalam bukunya yang berjudul,
Fiqih Islam, menerangkan tentang syarat-syarat wajibnya Jum'ah itu ada 6 (enam)
yaitu:
a. Islam, tidak wajib jum’at atas orang bukan Islam.
b. Baligh (dewasa), tidak wajib Jum’at atas kanak-kanak.
c. Berakal, tidak wajib Jum’at atas orang bodoh atau orang gila.
d. Laki-laki, tidak wajib Jum’at atas perempuan.
e. Sehat, tidak wajib Jum’at atas orang sakit, atau berhalangan dan sebagainya.
f. Tetap dalam negeri, tidak wajib Jum’at atas orang yang dalam perjalanan.

Adapun rukun-rukun sholat Jum’at yakni sebagai berikut :

a. Didahului dengan dua khutbah jum’at yang dilakukan dalam kondisi khatib
berdiri dan diantara dua khutbah tersebut diselingi dengan duduknya khatib.
b. Sholat jum’at dilakukan dengan dua rakaat.
c. Sholat jum’at dilakukan dengan cara berjamaah.

Menurut pendapat Sudarsonodalam bukunya yang berjudul Sepuluh Aspek Agama


Islam (1994: 59 ) Sunah Jum’at yaitu:
a. Mandi (membersihkan tubuh) dan memotong kuku.
b. Berpakaian yang putih dan bersih.
c. Berpakaian yang rapi (bersih).
d. Memakai wangi-wangian.
e. Menyegerakan datang ke Masjid.
f. Memperbanyak dzikir dan shalawat.
g. Memperbanyak baca Al-Qur’an.
h. Memperhatikan segala maksud-maksud khutbah yang dibacakan oleh khatib.

D.) Pengertian Khotbah


Khotbah berasal dari bahasa Arab, dengan akar kata yang sama dengan khatib, yakni
khataba yakhtubu khutbatan. Khutbatan adalah isim masdar, kata jadian yang diartikan
dalam bahasa Indonesia ceramah atau pidato. Khutbah dalam bhasa Indonesia dapat
dimaknai pemberian ceramah, wasiat, nasihat, dan sejenisnya.

E.) Syarat, Rukun, Dan Sunnah Khotbah


Syarat
a. Waktu melaksanakan khutbah adalah ketika masuk waktu dhuhur atau setelah
tergelincirnya matahari.
b. Mendahulukan dua khutbah terlebih dahulu daripada sholat jum’at.
c. Khotib melaksanakan khotbah dalam keadaan berdiri bagi yang mampu.
d. Duduk diantara dua khutbah dengan Thuma’ninah.
e. Seorang khotib harus suci dari hadas dan najis pada badan, pakaian, dan tempat.
f. Mengeraskan suara ketika berkhutbah.

Rukun
a. Memuji kepada Allah di khotbah pertama dan kedua.
b. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW di khotbah yang pertama
c. Berwasiat takwa kepada Allah di khotbah pertama dan kedua
d. Membaca Ayat suci Al-Qur’an pada salah satu dari kedua khutbah.
e. Berdo’a untuk kaum mukmin pada khotbah kedua.

Sunah
a. Khotbah diatas mimbar
b. Menghadap para jamaah
c. Adzan sebelum khotbah
d. Membaca khotbah dengan lantang
e. Mengucapkan salam sebelum khotbah
f. Waktu khotbah tidak terlalu Panjang dan pendek
g. Memegang tongkat dengan tangan kirinya
h. Mudah dipahami jamaah
i. Duduk diantara dua khotbah dengan durasi bacaan surat Al-Ikhlas.

F.) Pengertian Khotib


Kata khatib berasal dari kata khataba yakhtubu khatiibun. Khatiibun adalah isim fail
(pelaku) berarti orang yang melakukan khotbah, orang yang berkhotbah atau
pengkhotbah. Jadi khatib adalah orang yang menyampaikan khotbah, ceramah, atau
pidato; orang yang berkhotbah, berceramah atau berpidato.

G.) Syarat Dan Adab Khotib


Syarat Menjadi Khatib
1) Berakal Sehat
2) Suci dari hadast (besar/kecil)
3) Menutup Aurat
4) Laki-laki
5) Paham syarat dan rukun khotbah

Adab Menjadi Khatib


1) Berpakaian rapi dan sopan
2) Berkepribadian luhur/ Akhlakul Karimah
3) Bertutur kata santun
4) Jujur
5) Uswatun Khasanah

H.) Hikmah Sholat Jum’at


a. Shalat adalah sarana manusia untuk menghubungkan diri dengan Allah.
b. Pencegah perbuatan keji/tercela dan perbuatan mungkar.
c. Memupuk sifat-sifat terpuji.
d. Berdisiplin diri (terhadap waktu).
e. Memupuk rasa persamaan, persatuan dan persaudaraan.
f. Sarana tetap menjaga kebersihan.
g. Terdapat pengajaran dan pendidikan yang permanen dan terus menerus bagi jiwa-jiwa
orang-orang yang beriman.7

7
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an Jilid 11, trj. As’ad Yasin, dkk, (Jakarta: Gema Insani, 2004), Cet. 1, 275-276.

Anda mungkin juga menyukai