NIM : 05040120121
ْالبَ ْي ۗ َع ٰذلِ ُك ْم خَ ْي ٌر لَّ ُك ْم اِ ْن ُك ْنتُ ْمK اِ ٰلى ِذ ْك ِر هّٰللا ِ َو َذرُواKي لِلص َّٰلو ِة ِم ْن يَّوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة فَا ْس َعوْ ا َ ٰيٓاَاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا نُوْ ِد
هّٰللا َ َكثِ ْيرًا لَّ َعلَّ ُك ْمKض َوا ْبتَ ُغوْ ا ِم ْن فَضْ ِل هّٰللا ِ َو ْاذ ُكرُوا ِ ْت الصَّلوةُ فَا ْنت َِشرُوْ ا فِى ااْل َر
ٰ ِ َضي ِ ُ) فَاِ َذا ق9 َتَ ْعلَ ُموْ ن
( َ ًم ۗا قُلْ َما ِع ْن َد هّٰللا ِ خَ ْي ٌر ِّمنَ اللَّه ِْو َو ِمنKِك قَ ۤا ِٕٕى Kَ ْارةً اَوْ لَ ْه ًوا ۨا ْنفَضُّ ْٓوا اِلَ ْيهَا َوت ََر ُكوَ ) َواِ َذا َراَوْ ا تِ َج10 َتُ ْفلِحُوْ ن
ْنKَ ار ۗ ِة َوهّٰللا ُ َخ ْي ُر ال ٰ ّر ِزقِي
َ التِّ َج11
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseur untuk shalat pada hari jum’at, maka
bersegeralah menuju dzikrullah dan tinggalkanlah jual beli. Itulah yang baik buat kami
mengetahui. Lalu apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah di muka bumi dan
carilah sebagian dari karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka berbondong-
bondong kepadanya dan meninggalkanmu berdiri. Katakanlah apa yang di sisi Allah lebih
baik daripada permainan dan perniagaan dan Allah adalah sebaik-baik Pemberi.”
1
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm.
58.
2
Moh Rifa’i , Ilmu Fiqih Islam lengkap (Semarang : Karya Toha Putra, 1978 ), 77.
Shalat Jum’at shalat fardhu dua raka’at pada hari Jum’at dan di kerjakan pada waktu Zhuhur
sesudah dua khutbah. orang yang telah mengerjakan shalat Jum’at, tidak diwajibkan
mengerjakan shalat Zhuhur lagi. Shalat Jum’at Fardhu’ ain bagi setiap Muslim yang
Mukallaf, laki laki, merdeka, sehat dan bukan Musafir.3 Hukum menghadiri shalat Jum’at
adalah wajib bagi setiap Muslim, kecuali empat orang : Budak, Wanita, Anak-anak, dan
Orang Sakit, Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam Hadits yang artinya : shalat
jum’at adalah kewajiban bagi setiap muslim dengan berjamaah, kecuali (tidak diwajibkan )
atas empat orang yaitu, Budak, Wanita, Anak kecil dan Orang sakit . ”(HR. Abu Daud).4
Shalat Jum’at hukumnya fardhu ain bagi setiap orang yang memenuhi syarat-syarat.5Seluruh
ulama sepakat bahwa syarat-syarat shalat Jum’at itu sama dengan syarat-syarat shalat
lainnya, seperti bersuci, menutup aurat, menghadap Kiblat. Dan waktunya dari mulai
tergelincirnya matahari sampai bayangan di tempat lainnya, segala sesuatu sama panjangnya.
Dan ia boleh didirikan di dalam masjid atau di tempat lainnya, kecuali mazhab Maliki
mereka menyatakan bahwa shalat Jum’at itu tidak sah kecuali bila dikerjakan di dalam
masjid.6
3
Moh Rifa’i, Ilmu Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: Karya Toha Putra, 1978), h. 175
4
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Amalan Sunnah Setahun, (Jakarta: Pustaka Khazanah Fawa’id, 2017), 229
5
Syeikh Abdurrahman Al-Jaziri, Kitab Shalat Fikih Empat Mazhab: Mudah Memahami Fikih dengan Metode Skema,
trj. Syarif Hademasyah dan Luqman Junaidi, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2010), Cet. 1, 348.
6
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, trj. Masykur A.B., (Jakarta: PT. Lentera Basritama, 2001), Cet.
7, 122-123.
Adapun syarat wajib shalat jum’at. H. Sulaiman Rasjid dalam bukunya yang berjudul,
Fiqih Islam, menerangkan tentang syarat-syarat wajibnya Jum'ah itu ada 6 (enam)
yaitu:
a. Islam, tidak wajib jum’at atas orang bukan Islam.
b. Baligh (dewasa), tidak wajib Jum’at atas kanak-kanak.
c. Berakal, tidak wajib Jum’at atas orang bodoh atau orang gila.
d. Laki-laki, tidak wajib Jum’at atas perempuan.
e. Sehat, tidak wajib Jum’at atas orang sakit, atau berhalangan dan sebagainya.
f. Tetap dalam negeri, tidak wajib Jum’at atas orang yang dalam perjalanan.
a. Didahului dengan dua khutbah jum’at yang dilakukan dalam kondisi khatib
berdiri dan diantara dua khutbah tersebut diselingi dengan duduknya khatib.
b. Sholat jum’at dilakukan dengan dua rakaat.
c. Sholat jum’at dilakukan dengan cara berjamaah.
Rukun
a. Memuji kepada Allah di khotbah pertama dan kedua.
b. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW di khotbah yang pertama
c. Berwasiat takwa kepada Allah di khotbah pertama dan kedua
d. Membaca Ayat suci Al-Qur’an pada salah satu dari kedua khutbah.
e. Berdo’a untuk kaum mukmin pada khotbah kedua.
Sunah
a. Khotbah diatas mimbar
b. Menghadap para jamaah
c. Adzan sebelum khotbah
d. Membaca khotbah dengan lantang
e. Mengucapkan salam sebelum khotbah
f. Waktu khotbah tidak terlalu Panjang dan pendek
g. Memegang tongkat dengan tangan kirinya
h. Mudah dipahami jamaah
i. Duduk diantara dua khotbah dengan durasi bacaan surat Al-Ikhlas.
7
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an Jilid 11, trj. As’ad Yasin, dkk, (Jakarta: Gema Insani, 2004), Cet. 1, 275-276.