Anda di halaman 1dari 7

RESENSI VIDEO FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Oleh : Muchammad Aldian Asmaradana

NIM : 05040120121

Prodi : Hukum Keluarga Islam-D

A. Pendahuluan

Perguruan Tinggi idealnya merupakan lembaga pendidikan tingkat tinggi yang berperan
membangun kampus sebagai lingkungan masyarakat ilmiah. 1 Dengan berupaya mewujudkan
suatu kehidupan pendidikan yang kritis logis dan sistematis. Namun sayangnya upaya Perguruan
Tinggi dalam mewujudkan hal itu melalui perkuliahan hanya dijadikan sebuah rutinitas semata
tanpa memahami manfaat, arti, dan tujuan perkuliahan. Metode yang seperti ini adalah metode
tradisional dimana perkuliahan hanya dipahami sebagai proses transfer of knowledge dan tidak
berfokus pada transfer of learning yang memusatkan perhatiannya pada proses prosedural untuk
menemukan suatu jawaban oleh mahasiswa sehingga kemudian dapat diterapkan dalam
mengatasi realitas hidupnya sehari hari.

Agar dapat mewujudkan kondisi transfer of learning dalam perkuliahan dibutuhkan pola pikir
yang kritis, logis, dan sistematis, serta bersifat obyektif mendalam dan menyeluruh. Nampaknya
memang filsafatlah yang hakekatnya memang mempersoalkan segala sesuatu secara kritis,
memiliki tugas yang tepat untuk dapat mengkritisi orientasi kegiatan perkuliahan.2Karena filsafat
ini memiliki sistem yang terarah dan rasional maka dari itu disebut sebagai Filsafat Ilmu
Pengetahuan. Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan filsafat khusus yang membahas berbagai
macam hal berkenaan dengan ilmu pengetahuan. Secara rasional, menyeluruh, dan mendasar
untuk dapat menemukan kerangka pokok yang menjadi ciri ilmu pengetahuan. dengan kata lain
Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan Suatu kajian filsafat mengenai dasar-dasar ilmu

1
Musa Asy’ari, ‘Filsafat Islam’, 195.1 (1999), p. 1.
2
Asy’ari, p. 2.
pengetahuan sebagai suatu ranah kajian.3 Sehingga dapat menentukan identitas ilmu pengetahuan
dengan benar.

B. Filsafat

Untuk mengenal filsafat lebih dalam, pertama harus diketahui makna etimologi dan terminologi
dari filsafat itu sendiri. Filsafat singkatnya merupakan ilmu tentang berpikir yang menpengaruhi
kita dalam menjalankan hidup.4 Filsafat juga menjadi induk dari segala ilmu yang dipelajari di
zaman ini. Filsafat adalah ilmu yang membantu kita menemukan banyak cara berpikir dalam
hidup. Baik dengan cara memahami pemikiran filsuf dan pemikir hebat dalam zamannya atau
dengan menjawab pertanyaan besar tentang dunia

Secara etimologi filsafat dapat diuraikan menjadi 2 kata berikut :

1. Philos : Cinta (Diri yang melekatkan sifat ketuhanan dengan cinta akan segala sesuatu karena
luasnya ilmu pengetahuan yang kemudian menghasilkan cinta)
2. Shopia : Kebijaksanaan ( seorang pembelajar filsafat harus memahami keutamaan sebagai
tujuan bukan hanya tentang Memahami realitas namun juga berlaku adil dan bijaksana5)

Sehingga seorang yang mempelajari filsafat sering disebut Philosopos/Filsuf (Pecinta


Kebijaksanaan/Orang yang sedang mencari kebijaksanaan atau kebenaran 6 ) yang dimaknai
bahwasannya seorang yang mempelajari filsafat akan sampai kepada rasa cinta akan
kebijaksanaan sepanjang jalannya dalam mencari kebenaran. Yang menjadikannya berbeda
dengan insan lain. Atau dapat pula disebut subjek yang mencari dan menjaga kebenaran sebagai
laku hidup

3
Objek Dalam and Filsafat Pengetahuan, ‘Pengertian, Filsafat, Ilmu.’, 2018, 160–70 (p. 0:13).
4
‘❓FILSAFAT_ Sebuah Ilmu Yang Melahirkan Ilmu #BelajardiRumah’, p. 0:57.
5
Laode Husen, ‘Filsafat Ilmu’, 2017, pp. 1–78 (p. 06:13).
6
Dr. Akhyar Yusuf Lubis Donny Gahral Adian, ‘Apa Itu Filsafat?’, pp. 1–9 (p. 0:53).
Dalam pembelajarannya filsafat memiliki 3 ranah atau cakupan materi yang masing masing
darinya sama-sama penting dan memiliki korelasi antara satu ranah dengan ranah yang lainnya.
Ranah ranah teersebut adalah :

a. Epistemologi (Teori pengetahuan)

Jika kita berbicara tentang teori pengetahuan tentunya dalam ranah ini akan membahas tentang
bagaimana cara-cara dalam mengetahui sesuatu dengan itu akan muncul asumsi teoritik yang
disebut teori epistemologi7,basis perkembangan pengetahuan, dan selain itu pada cakupan mateti
ini akan dibahas pula tentang awal mula terbentuknya aliran teori pengetahuan yang telah
berkembang hingga saat ini yakni :

1. Idealisme : Aliran yang melihat bahwa realitas secara ideal. Bahwa yang menjadi substansi
realitas yakni sesuatu yang imaterial atau tidak dapat dijangkau secara empirik dan material.8

2. Rasionalisme : Aliran yang melihat bahwa sesuatu dapat dikatakan sebagai ilmu
pengetahuan ketika hal itu telah memenuhi kerangka logis pemikiran manusia.9

3. Empirisme : Aliran yang melihat bahwa sesuatu dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan
ketika dapat dibuktikan secara empiris atau memiliki batas batas konkrit yang bisa diberai. 10

b. Ontologi (Objek Pengetahuan)

Dalam cakupan materi ini akan dibahas mengenai Keberadaan sesuatu, dalam filsafat
disebut sebagai objek yang akan dilihat sebagai sesuatu/realitas.11

7
Laode Husen, p. 8:38.
8
Laode Husen, p. 16:10.
9
Laode Husen, p. 16:30.
10
Laode Husen, p. 16:41.
11
Laode Husen, p. 9:01.
c. Axiologi (Nilai Pengetahuan)

Nilai pengetahuan ini kemudian dibedakan menjadi 2 yakni etika dan estetika, keduanya
dimaknai secara pragmatis sebagai kemanfaatan dari sesuatu yang kita ketahui.12 Ketiga ranah
filsafat tersebut akan dikalibrasi lebih lanjut. Karena pemahaman di ranah ilmu pengetahuan
akan menghasilkan ontologi yang berbeda-beda yang tentunya akan berimplikasi pada perbedaan
kemanfaatan pengetahuan.

C. Ilmu Pengetahuan

Sebagaimana disebutkan di awal mengenai hakikat filsafat ilmu pengtehuan bahwasannya tak
pernah lepas dari ilmu pengetahuan maka dari itu kita perlu mengetahui definisi ilmu
pengetahuan terlebih dahulu. Ilmu pengetahuan merupakan produk dari sejarah. Sains/Ilmu
Pengetahuan muncul untuk pertama kalinya pada akhir masa renaisans ketika pengaruh filsafat
dogmatik abad pertengahan sudah mulai luntur dan usaha untuk mengetahui kebenaran di sekitar
kita dengan observasi empiris sedang gencar. 13 Walaupun sering dipahami sebagai satu
pengertian, Ada perbedaan yang mendasar antara Ilmu dan Pengetahuan yang perlu diketahui,
yakni. Pengetahuan merupakan Segala ide, persepsi, keterangan dari manusia (subjek) tentang
sesuatu. Sedangkan ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik,
memiliki metode, dan harus dapat diuji kebenarannya.14

Terlepas dari pembahasan aliran pengetahuan, Suatu ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai
ilmu pengetahuan jika telah memenuhi karakteristik ilmu sebagai berikut :

a. Metodis : Memiliki metode dalam penyusunan konsep ilmunya.

b. Sistematis : Memiliki pola dalam prosedur epistemik untuk mencapai suatu kesimpulan.15

12
Laode Husen, p. 9:23.
13
Dalam and Pengetahuan, p. 1:59.
14
Laode Husen, p. 11:23.
15
Laode Husen, p. 12:12.
c. Koheren : Memiliki kesesuaian secara logis dan empirik antara konsep dengan realitas.16

d. Komperhensif : Menjadi representasi fenomena yang ada.

e. Rasional : Dapat didefinisikan secara rasional dan dapat dipertanggungjawabkan melalui


sistem dan metode yang ada.17

f. Radikal : Mendalam dalam melakukan observasi untuk menghasilkan hasil yang akurat

g. Universal : Mampu memiliki nilai universalitas atau dapat dikatakan benar di semua tempat.

D. Manfaat Mempelajari Filsafat Ilmu Pengetahuan

- Memahami Realitas Kehidupan

Sebagaimana manusia yang memiliki kemampuan nalar sehingga memungkinkannya memahami


realitas kehidupan. Tentang memahami sesuatu yang ada, mungkin ada, dan mustahil ada. Ketiga
gradasi ontologis tersebut menjadi tiga tingkatan dalam realitas.18

- Memiliki Pola Pikir Kritis

Dengan mempelajari filsafat setidaknya dapat mengembangkan pola pikir kritis manusia dalam
menghadapi realitas yang ada. Berpikir kritis dalam konteks ini tidak hanya diartikan sebagai
memiliki banyak pertanyaan dan kegelisahan akan realitas namun lebih berfokus untuk
menemukan hakikat realitas dengan mengkaji realitas secara radikal, komperhesif, dan holistik.19

- Bersikap Arif dan Bijaksana

Tujuan akhir dalam mempelajari filsafat adalah Sikap arif dan bijak kemampuan atau kapasitas
kita dalam menentukan secara proporsional dan tepat dalam suatu problem dalam ada dalam

16
Laode Husen, p. 13:03.
17
Laode Husen, p. 12:29.
18
Laode Husen, p. 1:48.
19
Laode Husen, p. 2:39.
kehidupan sehari hari.20 ini dapat diperoleh melalui proses pertimbangan kritis dan luas dalam
menghadapi realitas dengan mengutamakan kebenaran serta kepentingan bersama.

E. Kesimpulan

Seringkali terjadi kesalahpahaman mengenai pandangan seseorang terhadap filsafat, yang konon
bisa membuat orang tidak percaya lagi terhadap kehidupan beragama dan tidak memiliki prospek
tinggi dalam karir di masa depan. Nyatanya argumen seperti ini tidak dapat kita benarkan, karena
filsafat sebenarnya adalah mode of thinking atau cara berfikir. Jadi tergantung bagaimana cara
menggunakan filsafat untuk menyerang agama atau memperkuat doktrin agama.21

Bertrand Russell mengatakan bahwa sesungguhnya filsafat adalah lahan kosong yang
diperebutkan oleh ilmu pengetahuan dan agama.22 Pada intinya semua kembali pada pola pikir
masing-masing individu dalam mempelajari filsafat. Ingin memperdalam ilmu pengetahuan atau
justru mempelajarinya untuk mematahkan dogma agama. Lebih baik sibuk memikirkan hal-hal
positif dalam mempelajari sesuatu daripada sibuk memikirkan hal negative yang justru
menghambat proses belajar kita.

Dan nyatanya seseorang yang pintar di duniapun membutuhkan filsafat sebagai landasan
ilmunya, mempelajari suatu bidang itu jangan pernah terpaku pada bisa jadi apa dan profesi,
karena pendidikan seharusnya mempersiapkan diri untuk masa depan bukan masa kini. Ingat
bahwa pendidikan dan semua pelajaran itu adalah semacam senjata yang akan digunakan untuk
bertahan di masa depan, apapun profesi yang akan lahir dan dibutuhkan di masa depan dengan
modal senjata tersebut harus mampu untuk beradaptasi.23

20
Laode Husen, p. 3:43.
21
Donny Gahral Adian, p. 4:52.
22
Donny Gahral Adian, p. 5:55.
23
‘❓FILSAFAT_ Sebuah Ilmu Yang Melahirkan Ilmu #BelajardiRumah’, p. 7:11.
DAFTAR PUSTAKA

‘❓ FILSAFAT_ Sebuah Ilmu Yang Melahirkan Ilmu #BelajardiRumah’

Asy’ari, Musa, ‘Filsafat Islam’, 195.1 (1999)

Dalam, Objek, and Filsafat Pengetahuan, ‘Pengertian, Filsafat, Ilmu.’, 2018, 160–70

Donny Gahral Adian, Dr. Akhyar Yusuf Lubis, ‘Apa Itu Filsafat?’, pp. 1–9

Laode Husen, ‘Filsafat Ilmu’, 2017, pp. 1–78

Anda mungkin juga menyukai