Anda di halaman 1dari 12

Keperawatan Medikal Bedah

ANALISIS JURNAL

PENGARUH KOMBINASI TERAPI SPIRITUAL DEEP BREATHING


EXERSICE TERHADAP NYERI DAN KECEMASAN PADA PASIEN
POST OPERASI ORTHOPEDI FRAKTUR NONPATOLOGIS

Preseptor Institusi,

Nurul Khusnul Khotimah S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Disusun

Oleh :

Reski Matte S.Kep 70900119028


Bahuddin, S.Kep. 70900119033

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2020
ANALISIS JURNAL

1. Judul Artikel
“Pengaruh Kombinasi Terapi Spiritual Deep BreathingExersice Terhadap Nyeri Dan Kecemasan Pada Pasien
Post Operasi Orthopedi Fraktur Nonpatologis”

2. Kata Kunci (Keywords)


Spiritual, Deep breathing exercise, Nyeri, Kecemasan
3. Penulis
a. Ah. Yusuf
b. Sriyono Sriyono
c. Miranti Florencia Iswari
d. Esti Yunitasari
4. Instansi Terkait
a. Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Surabaya, INDONESIA.
b. Corresponding author: ah-yusuf@fkp.unair.ac.id.
5. DOI/ISSN
a. ISSN: -
b. EISSN: -
6. Nama Jurnal dan Tahun Terbit
a. EurAsian Journal of BioSciences
b. Volume 10, Nomor 02, November 2019
7. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh kombinasi terapi spiritual deep
breathing exercise terhadap nyeri dan kecemasan pasien post operasi orthopedic fraktur nonpatologis.
8. Format Isi Artikel
P Sampel dalam penelitian ini adalah pasien ortopedi pasca operasi
dengan fraktur nonpatologis dengan jumlah sampel 28
responden.

I Peneliti memberikan motivasi spiritual dengan tema motivasi


aqidah, motivasi ibadah, motivasi muamalat Pada minggu
pertama peneliti memberikan Pre Test motivasi aqidah, motivasi
ibadah, motivasi muamalat dengan teknik konsultasi secara
individu selama 30 menit kemudian diberikan kesempatan untuk
bertanya selama 10 menit. Setelah 2 minggu (Minggu ke-3)
responden dilakukan Post Test motivasi spiritual dengan tema
motivasi ibadah dan motivasi muamalat..

C Tidak ada kelompok kontrol dalam penelitian ini

O Sebelum dilakukan motivasi spiritual sebagaian besar responden


memiliki katagori kepatuhan minum obat ARV rendah. Sesudah
diberikan motivasi spiritual Sebagaian besar responden memiliki
katagori kepatuhan minum obat ARV sedang.

T Penelitian dilakukan pada tanggal 6 Juni – 13 Agustus 2019

No Komponen Hasil penelitian


yang dikritisi
1. Judul Pengaruh terapi latihan pernapasan kombinasi spiritual
pada nyeri dan kecemasan pasien pasca operasi fraktur
ortopedi nonpatologis
Kekuatan: Judul yang ditampilkan cukup jelas dan sesuai
dengan inti pembahasan dalam jurnal namun pada jurnal ini
peneliti tidak mencantumkan lokasi penelitan yang
dialkukan dan
Kekurangan:Peneliti tidak mencantumkan lokasi penelitian
dan tidak mencantumkan penelitian yang dilakukan dalam
program apa.
Saran: Perlu dicantumkan lokasi penelitian agar pembaca
lebih paham mengenai tempat penelitian dilakukan serta
mencantumkan kegiatan penelitian dilakukan dalam
program apa
2. Abstrak Latar Belakang:
Nyeri dan kecemasan akut pada tingkat yang parah
karena fraktur ortopedi pasca operasi penyebab non
patologis permintaan analgesic tinggi pada pasien. Ini
menyebabkan risiko tinggi efek samping obat- obatan
seperti pruritus, mual dan muntah, pusing, mulut
kering, perasaan lemah, penglihatan gangguan, dan
sebagainya. Efek samping akan menyebabkan waktu
pemulihan yang lama, ambulasi tertunda dan
perencanaan pelepasan.

Tujuan:

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh


kombinasi terapi latihan pernapasan dalam spiritual pada
rasa sakit dan kecemasan pada pasien ortopedi pasca operasi
dengan fraktur nonpatologis
Metode:
Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu
dengan desaindesain kelompok kontrol tes pra-pasca.
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien ortopedi pasca
operasidengan fraktur nonpatologis dengan jumlah sampel
28 responden
Hasil:
Hasil penelitian dianalisis menggunakantes Wilcoxon dan
tes Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh akombinasi terapi spiritual senam nafas
dalam padatingkat nyeri (p = 0,000) dan tingkat
kecemasan(p = 0,001) pada pasien fraktur ortopedi
nonpatologis pasca operasi.
Kesimpulan:

Nafas spiritual dalamterapi olahraga terbukti efektif dalam


mengurangi tingkat nyeri dan kecemasan pasca
operasisehingga pasien ortopedi dapat direkomendasikan
sebagai pilihan terapi pelengkap dimanajemen nyeri pasca
operasi yang murah, mudah, dan aman.
Kekuatan:
Abstrak yang ditampilkan dalam penelitian ini cukup
lengkap mulai dari latar belakang, tujuan, metode yang
digunakan, hasil serta kesimpulan.
3. Latar Nyeri akut masih ditemukan pasca operasi
belakang pasien fraktur nonpatologis yang telah diterima analgesik.
Ini karena semua operasi di satuan ortopedi akan
menghasilkan intensitas dan durasi nyeri akut dari unit
sistem lain karena varian derajat kerusakan dari yang
dangkal, lunak jaringan, tulang terbuka, pembuluh darah ke
saraf (Chelly et al., 2003; Parvizi dkk., 2011; Stein dkk.,
2012; Chelly dkk., 2010; Moore dkk., 2013; Shirkavand
dkk., 2018; Sudewi dkk., 2015; Ruslin dkk., 2019).
Tinggi permintaan analgesik untuk mengurangi
nyeri pada pasien. Hal ini sejalan dengan meningkatnya efek
samping obat tersebut seperti pruritus, mual, dan muntah,
pusing, mulut kering, merasa lemah, gangguan penglihatan,
jantung berdebar, sedasi, kebingungan, agitasi, retensi urin
hingga sembelit (Zehnder dkk., 2009; Günther dkk., 2018;
Del Vecchio dkk., 2017; Ohlan dkk., 2017; Berna dkk.,
2017; Beubler, 2015; Cavallone dkk., 2020; Mercadante,
2019; La Rochelle dkk., 2018).
Beberapa penelitian telah dilakukan sebagai upaya
untuk mengelola pengobatan non farmakologis nyeri pasca
ortopedi pada pasien. Ini termasuk Latihan Pernapasan
Dalam (DBE), terapi musik, dan terapi kombinasi seperti
DBE dan citra terpandu, hipnosis dan DBE, serta teknik
relaksasi dan pijat punggung (Engwall & Duppils, 2009;
Abd El-Kader, 2018; Lim et al. , 2014; Nelson et al., 2013;
Nurdin et al., 2013; Büyükyılmaz & Aştı, 2013). Namun
efektifitas berbagai terapi dalam pengurangan nyeri tidak
signifikan karena menggunakan beberapa metode,
parameter, dan prosedur implementasi yang tidak dapat
diterapkan secara universal.
Selama ini nyeri akut yang masih ditemukan pada
fraktur ortopedi nonpatologis pasca operasi setelah
pemberian analgesik ketorolak belum teratasi.Hasil
beberapa penelitian sebelumnya tentang penggunaan
intervensi non farmakologis pada nyeri ortopedi pasca
operasi tidak dapat digeneralisasikan. Kombinasi dari dua
atau lebih terapi yang terbukti secara empiris akan lebih
efektif dari pada pengobatan tunggal (Good, 1992).
Dalam terapi spiritual DBE, sebelum dan selama
DBE, Murrotal Ar-Rahman akan dimainkan dengan indah
dan memiliki tempo 79,8 bpm. Persepsi auditori surah Ar-
Rahman bekerja pada auditory center di lobus frontal, yang
kemudian mengirimkan sinyal ke thalamus dan prefrontal
cortex (PFC) sehingga akan mempengaruhi persepsi pasien
secara positif. Persepsi positif mengubah amigdala. Ini akan
diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan
Corticotropin-Releasing Factor (CRF). Lebih lanjut, CRF
merangsang hipofisis untuk mengeluarkan endorfin sebagai
neurotransmitter yang mempengaruhi mood untuk rileks
(Black et al., 2005).
Selain itu, jika tubuh melakukan DBE dengan benar
dan teratur akan mengurangi konsumsi oksigen, frekuensi
pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot sehingga
menyebabkan tubuh berada pada konsentrasi yang tinggi. Ini
akan mengaktifkan gelombang alfa di otak, yang
merangsang pelepasan endorfin. Dalam teori gate control,
kadar endorfin yang tinggi akan menghambat pelepasan zat
P oleh neuron delta-A dan C yang merasakan nyeri. Input
dominan berasal dari serat beta-A yang akan menutup
mekanisme pertahanan (gate), sehingga pesan yang
disampaikan di korteks adalah stimulasi modulasi dan bukan
nyeri (Potter et al., 2009).

4. Tujuan Tujuan penelitian ini peneliti mencoba untuk


penelitian menggabungkan dua metode non-farmakologis, yaitu latihan
pernapasan dalam dan terapi spiritual, untuk meredakan
nyeri dan kecemasan pada pasien ortopedi pasca operasi
dengan fraktur non-patologis.

5. Variabel- Variable bebas:


variabel Metode non-farmakologis, Tehnik atihan pernapasan dalam
penelitian dan terapi spiritual
Variabel terikat:
Meredakan nyeri dan kecemasan pada pasien ortopedi pasca
operasi dengan fraktur non-patologis.
Kekuatan: baik variable bebas maupun variable terikat
sudah dijelaskan secara rinci
7. Definisi Variabel independen dalam penelitian ini adalah metode
operasional non-farmakologis, Tehnik atihan pernapasan dalam dan
terapi spiritual, sedangkan variabel dependen dalam
penelitian ini meredakan nyeri dan kecemasan pada pasien
ortopedi pasca operasi dengan fraktur non-patologis.
Instrumen yang digunakan adalah angket yang mengukur
tingkat nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS)
dan untuk mengukur kecemasan menggunakan Hamilton
Anxiety Rating Scale (HARS) Questionnaire. Analisis data
untuk mengukur perbedaan rerata tingkat nyeri dan
kecemasan sebelum dan sesudah intervensi menggunakan
Wilcoxon dengan derajat signifikansi α <0,05. Sedangkan
uji statistik digunakan untuk melihat perbedaan rerata
tingkat nyeri antara intervensi dan control
Kekuatan: dalam jurnal penelitian ini sudah menjelaskan
mengenai komponen definisi operasional yaitu definisi
operasional masing-masing variabel,alat ukur,hasil ukur
dan skala ukur.
Kekurangan: -
8. Metode Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu dengan
penelitian desain control group pre-post test. Sebanyak 28 responden
dan dibagi menjadi 14 responden pada kelompok perlakuan dan
pengambilan 14 responden pada kelompok kontrol.Teknik pengambilan
sampel sampel menggunakan nonprobability sampling dengan
purposive sampling.Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah senam spiritual nafas dalam.Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah skala nyeri dan tingkat kecemasan pada
pasien fraktur ortopedi non patologis pasca operasi.

Kekuatan:
Metode penelitian dan pengambilan sampel sudah dijelaskan
secara rinci.
9. Pengolahan sebelum di berikan intervensi motivasi spiritual sebagaian
data besar responden memiliki kepatuhan rendah sebanyak 37
responden (84%) dan sebagaian kecil kepatuhan sedang
sebanyak 7 responden (16%).Kepatuhan minum obat rendah
dilihat dari karakteristik usia menunjukkan bahwa sebagian
besar responden usia 30-40 tahun sebanyak 29 orang (66%).
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin kepatuhan minum
obat ARV cenderung lebih rendah pada jenis kelamin
perempuan sebanyak 34 orang (77%) dibandingkan dengan
jenis laki-laki.
Berdasarkan karakteristik pendidikan, kepatuhan minum
obat ARV menunjukkan sebagaian besar responden
berpendidikan SD sebanyak 19 responden
(43%).Berdasarkan karakteristik penghasilan menunjukkan
sebagian besar responden berpenghasilan Rp.1.000.000 –
Rp.2.000.000 sebanyak 22 responden (50%) di dukung
pekerjaan responden wiraswasta yang penghasilanya tidak
sebegitu besar. sebagaian besar responden wiraswasta
sebanyak 20 responden (46%). Berdasarkan karakteristik
lama sakit menunjukkan sebagian besar responden lama
sakit selama <6 Bulan sebanyak 20 responden (45%).
Berdasarkan karakteristik jarak rumah menunjukkan
sebagian besar responden ke rumah sakit sekitar 10 – 15 Km
sebanyak 22 responden (50%).
Sesudah di berikan motivasi spiritual di dapatkan hasil
sebagaian besar responden memiliki kepatuhan sedang 23
responden (52%) dan kepatuhan rendah 3 orang (7%).
Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test
diketahui bahwa nilai rata-rata sebelum diberikan motivasi
spiritual adalah 3.73 dan nilai standart deviasinya 1,590
sedangkan nilai rata-rata sesudah diberikan motivasi
spiritual adalah 7.02 dan nilai standart deviasianya 0.976.
Hasil penelitian yang diperoleh dari analisa dengan uji
statistik Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan nilai
signifikan = 0.000.
Kekuatan:
Untuk pengolahan data sudah jelas, baik itu uji yang
digunakan dan hasil yang didaptkan.
Kekurangan:
Sebaiknya ditambahkan mengenai tahap pengolahan data,
mulai dari editing, coding, entry data dan tabulating.
10. Hasil sebelum di berikan intervensi motivasi spiritual sebagaian
besar responden memiliki kepatuhan rendah sebanyak 37
responden (84%) dan sebagaian kecil kepatuhan sedang
sebanyak 7 responden (16%).Sesudah di berikan motivasi
spiritual di dapatkan hasil sebagaian besar responden
memiliki kepatuhan sedang 23 responden (52%) dan
kepatuhan rendah 3 orang (7%).
Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test
diketahui bahwa nilai rata-rata sebelum diberikan motivasi
spiritual adalah 3.73 dan nilai standart deviasinya 1,590
sedangkan nilai rata-rata sesudah diberikan motivasi
spiritual adalah 7.02 dan nilai standart deviasianya 0.976.
Hasil penelitian yang diperoleh dari analisa dengan uji
statistik Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan nilai
signifikan = 0.000 berarti p<0,05 maka H1 diterima artinya
ada pengaruh motivasi spiritual terhadap kepatuhan minum
obat ARV pasien HIV/AIDS.
Kekuatan: sudah dijelaskan secara terperinci
11. Pembahasan Sebelum dilakukan motivasi spiritual sebagaian besar
responden memiliki katagori kepatuhan minum obat ARV
rendah. Sesudah diberikan motivasi spiritual Sebagaian
besar responden memiliki katagori kepatuhan minum obat
ARV sedang. Ada pengaruh sebelum dan sesudah di
lakukan motivasi spiritual terhadap kepatuhan minum obat
ARV pada pasien HIV/AIDS.
Motivasi spiritual (spirituality) merupakan sesuatu yang
dicapai oleh seseorang dalam hubungannya dengan
kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan), yang menimbulkan
suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya Tuhan, dan
permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah di
perbuat. Kepatuhan atau adherence adalah suatu keadaan di
mana pasien mematuhi pengobatannya atas dasar kesadaran
sendiri, bukan semata-mata mematuhi perintah dokter, salah
satu faktor penting dalam keberhasilan terapi ARV.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa motivasi spiritual bisa
di dapat dari, teman, dan tenaga profesioanl dapat
meningkatkan keterampilan dan sumber-sumber coping bagi
pasien HIV/AIDS Goldsmit et al ( 2013).Dalam penelitian
ini, peneliti memberikan motivasi spiritual yang
menyebabkan terjalinnnya hubungan yang baik dengan
penderita. Menurut WHO (2013), hubungan yang baik
antara tenaga kesehatan dan penderita dapat meningkatkan
kepatuhan dalam pengobatan terhadap kepatuhan minum
obat ARV.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Kartiko, dkk (2015), bahwa pemberian spiritual emotional
freedom techniqiue (SEFT) berpengaruh terhadap
penurunan kecemasan pasien kemoterapi di SMC RS Telogo
Rejo.
Kekuatan: dalam pembahasan sudah dijelaskan tentang
penurunan intensitas rasa haus pada pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisa setelah dilakukan
intervensi baik itu kelompok intervensi maupun kelompok
control.
12. Kesimpulan Sebelum dilakukan motivasi spiritual sebagaian besar
responden memiliki katagori kepatuhan minum obat ARV
rendah. Sesudah diberikan motivasi spiritual Sebagaian
besar responden memiliki katagori kepatuhan minum obat
ARV sedang. Ada pengaruh sebelum dan sesudah di
lakukan motivasi spiritual terhadap kepatuhan minum obat
ARV pada pasien HIV/AIDS.
Kekuatan:
kesimpulan sudah tepat sesuai dengan tujuan penelitian.

Implikasi Keperawatan

Berikut ini adalah beberapa macam implikasi keperawatan dari analisis jurnal diatas:

1. Dalam pengaplikasian intervensi Motivasi Spritualini sangat memungkinkan untuk diberikan dalam
penatalaksaan pada pasien yang menjalani terapi obat baik itu pada penderita HIV/AIDS atau penderita
penyakit lainnya yang mengalami ketidak patuhan dalam meminum obat. Dari perspektif keperawatan
profesional intervensi ini juga minim efek samping sehingga sangat memungkinkan untuk diberikan
oleh perawat kepada pasien.
2. Pemberian intervensi jika ditinjau dari segi biaya juga sangat memungkinkan. Karena hanya
membutuhkan perawat itu sendiri dalam memberikan motivasi spiritual kepada pasien.
3. Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan
mengenai intervensi ketidak patuhan dalam meminum obat bagi penderita HIV/AIDS atau penderita
penyakit lain yang memiliki kasus yang sama.
DAFTAR PUSTAKA

Aji HS.Kepatuhan HIV dan AIDS terhadap terapi antiretroviral di RSUP Dr. Kariadi.Jurnal Promosi Kesehatan
Indonesia. 2010; 5(1):58-67.

Bastable, S.B. (2008). Perawat sebagai pendidik: prinsip-prinsip pengajaran dan pembelajaran. Jakarta: EGC

Goldsmit et al,. (2013). "Social support and living with HIV : findings from

Green, W. Chris& Hertin, Setyowati. . (2014). Hidup dengan HIV: Jakarta.

Kartikodaru (2015).Pengaruh Pemberian Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT).Terhadap Penurunan


kecemasan pasien Kemoterapi di SMC RS Telogorejo. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
(JIKK).stikestelogorejo

Khairunnisa, dkk. (2017). Gambaran Kepatuhan Pengobatan ARV pada Wanita Pekerja Seks,Vol. 5, No. 4,
Oktober 2017; Wanita Pekerja Seks di Kabupaten Batang JawaTengah

Morisky, D.E., Green, L.W., Levine, D.M. (1986). Concurrent and predictive validity of a self - reported
measure of medication adherence, Med Care.

Nursalam.(2015). Peningkatan Kemandirian perawatan Tenaga kerja Indonesia yang terinfeksi HIV melalui
pengembangan Model Pemberdayaaan Keluarga dan Peer Group Support.Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya.JUrnal Ners Vol 10 No 2 Oktober 2015.

Putranto, D.A., Nyumirah, S. (2012). Pengaruh Pemberian Motivasi Spritual Terhadap Penurunan Tingkat
Depresi Pasien Hemodialisis di RSUD Dr. R. Soetrasno Rembang. Jrnal Keperawatan dan kesehatan
Masyarakat Cendekia Utama.VOL 1 (1).

qualitative studies." Allacademic Research.

Setyoadi.(2012). Strategi Pelayanan Bagi Penderita AIDS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setyoadi.(2012). Strategi Pelayanan Bagi Penderita AIDS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Umah, K., & Irawanto, D. (2019). Motivasi Spiritual Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat Arv pada pasien
HIV / AIDS ( Spiritual Motivation to Improve ARV Drug Compliance in HIV / AIDS Patients ). Journal of
Ners Community, 10(2), 251–263.

WHO. (2012). HIV/AIDS, cited; Available from: http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/hiv/aids text/en/


index.html.

Anda mungkin juga menyukai