Anda di halaman 1dari 40

Departemen Manajemen Keperawatan

LAPORAN HASIL PENGKAJIAN DEPARTEMEN MANAJEMEN


KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN BAJI DAKKA
RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Disusun Oleh: Kelompok 1

Ummu Alfatimah, S.Kep. (70900119026)


Muhammad Awaluddin, S.Kep. (70900119027)
Reski Matte, S.Kep. (70900119028)
Devy Mazriani, S.Kep. (70900119029)

Preseptor Lahan, Preseptor Instirusi,

(Andi Nur Inayah, S.Kep.,Ns.,M.Kep) (Dr. Nur Hidayah,


S.Kep.,Ns.,M.Kes)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat. Rumah sakit umum adalah
rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang
penyakit. Hakikat dasar rumah sakit adalah pemenuhan kebutuhan dan tuntutan
pasien yang mengharapkan penyelesaian masalah kesehatannya pada rumah
sakit (Listiyono,2015).
Sumber daya manusia yang berinteraksi secara langsung dengan pasien
adalah tenaga kesehatan khususnya perawat. Kualitas pelayanan yang
dilaksanakan perawat dapat dinilai sebagai salah satu indikator baik atau
buruknya kualitas pelayanan di rumah sakit . Menurut UU Kesehatan No. 36
Tahun 2009 pasal 23 tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan. Kira-kira 40-60% pelayanan di rumah sakit merupakan
pelayanan keperawatan. Penerapan proses keperawatan dalam asuhan
keperawatan untuk klien merupakan salah satu wujud tanggung gugat perawat
terhadap klien yang pada akhirnya penerapan proses keperawatan akan
meningkatkan kualitas perawatan kepada klien (Asmadi, 2013).
Mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak dasar
penduduk indonesia disamping pelayanan pendidikan dan perlindungan
hukum. Kesehatan menjadi issu penting terkait dengan dampak akan perubahan
lingkungan akibat perkembagan dunia saat ini (Listiyono,2015).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Pelayanan atau Asuhan Keperawatan di RS Labuang Bajji Makassar dapat
diberikan secara profesional sesuai dengan Metode Proses Keperawatan
Professional (MPKP).
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya cara melakukan pengkajian di RS LABUANG BAJJI
MAKASSAR
b. Menentukan dan merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan yang
mendukung MPKP berdasarkan analisis jumlah dan tingkat
ketergantungan pasien
c. Melakukan pengorganisasian proses penerapan metode penugasan tim
d. Melakukan dokumentasi sesuai standar atau pedoman pencatatan
asuhan keperawatan.
C. Manfaat Penulisan
1. Rumah Sakit
Mahasiswa dapat membantu atau memberikan masukan di RS Labuang
Bajji Makassar dalam memecahkan masalah yang bersifat tekhnis,
operasional dari satu aspek manajemen pelayanan keperawatan tertentu,
yang dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan secara umum yang
akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
2. Bagi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar
Peningkatan kualitas proses pembelajaran yang melibatkan mahasiswa
secara aktif dalam kegiatan administrasi dan manajemen rumah sakit
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Rumah Sakit dan Sejarah Peradaban Islam


1. Awal Berdirinya Rumah Sakit Dalam Sejarah Peradaban Islam
Rumah sakit berasal dari kata persia “Bimaristan”. Bimar
berartisakit ditambah stan yang berarti tempat atau lokasi. Pada zaman
Islam di abad pertengahan perkembangan dunia Islam kata Bimaristan
digunakan untuk menunjukan sebuah tumah sakit yang seperti zaman
modern ini yaitu suatu tempat tidur yang nyaman, dimana orang sakit
dilayani dan di rawat oleh pegawai kesehatan yuang berkualitas
(Sunardi, 2015).
Berbeda dengan bangsa Yunani yang merawat orang-orang yang
sakit di petirahan/peristirahatan (asylum) yang berdekatan dengan kuil
untuk diobati oleh pendeta. Proses pengobatanyapun lebih bersifat
mistik yang terdiri dari sembahyang dan berkoreban untuk dewa
penyembuhan bernama Aescalapius (Samantho, 2017).
2. Fungsi Rumah Sakit dalam Sejarah Peradaban Islam
Rumah sakit di era keemasan Islam bertugas untuk merawat seluruh
klien baik laki-laki maupun perempuan sampai benar-benar sembuh, dalam
hal ini berfungsi sebagai :
a. Pusat perawatan medis, rumah bagi klien untuk pemulihan
penyakit atau kecelakaan
b. Rehabilitasi mental untuk klien yang menderita gangguan jiwa
c. Rumah panti jompo untuk yang telah brusia lanjut
d. Sebagai sekolah kedokteran bagi mahasiswa kedokteran waktu itu
e. Dan sebagai tempat penyimpanan obat bagi klinik rawat jalan.
Apotik rumah sakit meresepi secara tepat obat yang komposisinya
terkontrol (Sunardi, 2015).
B. Manajemen Keperawatan
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi.Manajemen mencakup
kegiatan POAC (planning, organizing, actuating, controlling) terhadap
staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Aditama,
2015).
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan kegiatan melalui
orang lain. Kegiatan manajemen keperawatan mengacu pada konsep
manajemen secara umum, dengan menggunakan pendekatan fungsi-
fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengontrolan (pengawasan dan Evaluasi). Manajemen pelayanan
keperawatan berfokus pada komponen 5 M (Man, Money, Material,
Method, Machine) (Asmuji,2012).
Manajemen keperawatan merupakan konsep yang bersifat
memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana dalam mengelola kegiatan
keperawatan.Lingkup manajemen keperawatan terdiri dari manajemen
pelayanan keperawatan dan manajemen asuhan
keperawatan.Manajemen pelayanan keperawatan merupakan pelayanan
di rumah sakit yang dikelola oleh bidang keperawatan melalui tingkatan
manajerial baik tingkat tinggi, menengah dan bawah.Keberhasilan
pelayanan keperawatan sangat bergantung pada manajer keperawatan
dalam menjalankan peran dan fungsinya (Suarli, 2013).
C. Prinsip-Prinsip Yang Mendasari Manajemen Keperawatan
Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan menurut Mugiati
(2016) adalah :
1. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan
karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan
resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang afektif dan
terencana.
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif. Manajer keperawatan menghargai waktu akan
menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di
berbagai tingkat manajerial.
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan
point utama dari seluruh tujuan keperawatan.
5. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian
dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan
pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
7. Manejer keperawatan yang baik adalah manajer yang dapat
memotivasi staf untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
8. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan arah dan pengertian diantara
bawahan.
9. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
mempersiapkan perawat pelaksana untuk menduduki posisi yang lebih
tinggi ataupun upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan
karyawan.
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang
meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,
pemberian instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui
penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan
memperbaiki kekurangan.

D. Tujuan Manajemen Keperawatan


Adapun tujuan dari manajemen keperawatan yaitu:
1. Mengarahkan seluruh kegiatan yang direncanakan.
2. Mencegah/mengatasi permasalahan manajerial.
3. Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan
melibatkan seluruh komponen yang ada.
4. Meningkatkan metode kerja keperawatan sehingga staf perawatan
bekerja lebih efektif dan efisien, mengurangi waktu kerja yang sia-sia,
mengurangi duplikasi tenaga dan upaya
E. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan
Agar manajemen dapat terlaksana sesuai rencana dan mencapai
tujuan yang diharapkan maka perlu mengetahui prinsip-prinsip manajemen
itu sendiri yakni:
1. Perencanaan (Planning). Perencanaan adalah fungsi dasar dan pertama
dalam manajemen (the first function of management). Semua fungsi
manajemen tergantung dari perencanaan. Perencanaan adalah suatu
proses berpikir atau proses mental untuk membuat keputusan dan
peramalan (forecasting). Perencanaan harus berorientasi ke masa
depan dan memastikan kemungkinan hasil yang diharapkan.
2. Penggunaan Waktu Efektif (Effective utilization of time). Penggunaan
waktu efektif berhubungan dengan pola pengaturan dan pemanfaatan
waktu yang tepat dan memungkinkan berjalannya roda organisasi dan
tercapaianya tujuan organisasi.Waktu pelayanan dihitung, dan kegiatan
perawat dikendalikan.
3. Pengambilan keputusan (Decision making). Pengambilan keputusan
adalah suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang
membawa pada pemilihan di antara beberapa alternatif yang tersedia
yang dilakukan oleh seorang pembuat keputusan. Keputusan dibuat
untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan/ implementasi dari pilihan
keputusan yang diambil.
4. Pengelola/Pemimpin (Manager/leader). Manajer yang bertugas
mengatur manajemen memerlukan keahlian dan tindakan nyata agar
para anggota menjalankan tugas dan wewenang dengan baik. Adanya
manajer yang mampu memberikan semangat, mengontrol dan
mengajak mencapai tujuan merupakan sumber daya yang sangat
menentukan.
5. Tujuan sosial (Social goal). Manajemen yang baik harus memiliki
tujuan yang jelas dan ditetapkan dalam bentuk visi, misi dan tujuan
organisasi.
6. Pengorganisasian (Organizing). Pengorganisasian adalah
pengelompokan sejumlah aktivitas untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Penugasan pada masing-masing kelompok dilakukan
berdasarkan supervisi, ada koordinasi dengan unit lain baik secara
horizontal maupun secara vertikal.
7. Perubahan (Change) adalah proses penggantian dari suatu hal dengan
yang lainnya yang berbeda dari sebelumnya. Perubahan, di dalam
manajemen keperawatan perubahan dijadikan prinsip karena sifat
layanan yang dinamis mengikuti karakteristik pasien yang akan Anda
layani.
F. Fungsi Manajemen Keperawatan
Adapun fungsi manajemen keperawatan antara lain:
1. Perencanaan
Perencanaan disini dimaksudkan nntuk menentukan kebutuhan
dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan,
mengalokasikan semua anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe
tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur
organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staff serta
menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai
visi dan misi institusi yang telah ditetapkan (Asmadi, 2015).
2. Pengorganisasian
Struktur informal organisasi terdiri dari hubungan timbal balik
pribadi yang tidak resmi diantara para pekerja yang mempengaruhi
efektifitas kerja mereka.Kualitas hubungan timbal balik seorang
manajer dengan lainnya langsung dikaitkan dengan kemampuan
kepemimpinannya.Mengingat struktur formal dan informal organisasi
saling melengkapi, manajer perawat bisa memakai struktur organisasi
informal unttuk mengganti kerugian karena kekurangan atau kegagalan
dalam struktur formaL (Hamid, A.Y. 2014).
3. Ketenagaan
Tujuan manajemen ketenagaan di ruang rawat adalah untuk
mendayagunakan tenaga keperawatan yang efektif dan produktif yang
dapat memberikan pelayanan bermutu sehingga dapat memenuhi
pengguna jasa. Perkiraan kebutuhan perawat harus memperhatikan
kategori klien yang dirawat, ratio perawat dan metode penugasan.
4. Pengarahan
Mencangkup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya
manusia seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik,
pendelegasian, komunikasi, dan memfasilitasi kolaborasi.
5. Pengawasan/ pengendalian
Meliputi penilaian kinerja, tanggung gugat fiskal, pengawasan
mutu, pengawasan hukum dan etika, dan pengawasan hubungan
profesional dan kolegial.

G. Metode Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)

1. Pengertian Metode Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem

(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat


profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan

tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli, 2006).

2. Jenis-Jenis Metode Praktek Keperawatan Profesional

Ada lima metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang

sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam

menghadapi tren pelayanan keperawatan yaitu:

a. Fungsional (bukan model MAKP)

Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam

pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada

saat perang dunia kedua. Pada saat itu, karena masih

terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap

perawat hanya melakukan satu atau dua jenis intervensi

keperawatan saja (misalnya, merawat luka) kepada semua

pasien di bangsal.

Kepala Ruang

Perawat : Perawat : Penyiapan Kebutuhn

Pengobatan Merawat Luka instrumen dasar

Pasien/Klien

Bagan 1,Struktur organisasi metode fungsional (Nursalam,2016).


Kelebihan:
1) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian
tugas yang jelas dan pengawasan yang baik
2) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
3) perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial,
sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat junior
dan/atau belum berpengalaman.
Kelemahan:
1) tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
2) pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat
menerapkan proses keperawatan
3) persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan
dengan keterampilan saja.

b. MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi
2–3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan
pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di
unit rawat inap, unit rawat jalan, dan unit gawat darurat.
Konsep Metode Tim:
1) ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan
2) pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas
rencana keperawatan terjamin
3) anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua
tim
4) peran kepala ruang penting dalam model tim, model
tim akan berhasil bila didukung oleh kepala ruang.
Kelebihannya:
1) memungkinkan pelayanan keperawatan yang
menyeluruh
2) mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3) memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik
mudah di atasi dan memberi kepuasan kepada anggota
tim.

Kelemahan:
Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam
bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu,
yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk
Tanggung jawab anggota tim:
1) memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah
tanggung jawabnya
2) kerja sama dengan anggota tim dan antartim
3) memberikan laporan.
Tanggung jawab ketua tim:
1) membuat perencanaan
2) membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi
3) mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai
tingkat kebutuhan pasien
4) mengembangkan kemampuan anggota
5) menyelenggarakan konferensi.
Tanggung jawab kepala ruang:
1) perencanaan:
a) menunjuk ketua tim yang akan bertugas
diruangan masing-masing
b) mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya
c) mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien:
gawat, transisi, dan persiapan pulang, bersama
ketua tim
d) mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktivitas dan kebutuhan pasien
bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan
e) merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
f) mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,
patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan,
program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien
g) mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan,
termasuk kegiatan membimbing pelaksanaan
asuhan keperawatan, membimbing penerapan
proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk
pemecahan masalah, serta memberikan informasi
kepada pasien atau keluarga yang baru masuk
h) membantu mengembangkan niat pendidikan dan
latihan diri
i) membantu membimbing peserta didik keperawatan
j) menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan
dan rumah sakit.
2) pengorganisasian:
a) merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) merumuskan tujuan metode penugasan
c) membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim
secara jelas
d) membuat rentang kendali, kepala ruangan
membawahi 2 ketua tim, dan ketua tim
membawahi 2–3 perawat
e) mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan:
membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada
setiap hari, dan lain-lain
f) mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
g) mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
h) mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak
berada di tempat kepada ketua tim
i) memberi wewenang kepada tata usaha untuk
mengurus administrasi pasien
j) mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
k) identifikasi masalah dan cara penanganannya
3) pengarahan
a) memberi pengarahan tentang penugasan kepada
ketua tim
b) memberi pujian kepada anggota tim yang
melaksanakan tugas dengan baik
c) memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
d) menginformasikan hal-hal yang dianggap penting
dan berhubungan dengan asuhan keperawatan pada
pasien
e) melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir
kegiatan
f) membimbing bawahan yang mengalami kesulitan
dalam melaksanakan tugasnya
g) meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4) Pengawasan
a) Melalui komunikasi
b) Supervisi

Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Sraff/Perawat
Sraff/Perawat Sraff/Perawat

Pasien/klien Pasien/klien Pasien/klien

Bagan 2, Struktur organisasi Metode Tim

(Nursalam,2016).

c. MAKP Primer

Metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung

jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan

pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.

Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara

pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini

ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus

antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk

merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan

selama pasien dirawat.

Dokter Kepala Ruang Sarana RS

Perawat Primer

Pasien/klien

Kepala Ruang Kepala Ruang Kepala Ruang

Bagan 3,Struktur organisasi metode primer (Nursalam,2016).


Kelebihan:
1) abersifat kontinuitas dan komprehensif
2) perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap
hasil, dan memungkinkan pengembangan diri
3) keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan
rumah sakit.
Kelemahannya adalah hanya dapat dilakukan oleh perawat yang
memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan
kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan
yang tepat, menguasai keperawatan klinis, penuh pertimbangan,
serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
d. MAKP Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh
kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh
perawat yang berbeda untuk setiap sif, dan tidak ada jaminan
bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu
pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk
perawat privat/pribadi dalam memberikan asuhan keperawatan
khusus seperti kasus isolasi dan perawatan intensif (intensive
care).
Kelebihannya:
1) perawat lebih memahami kasus per kasus
2) sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.
Kekurangannya:
1) belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab
2) perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai
kemampuan dasar yang sama.
Kepala Ruang

Staff/Perawat Staff/Perawat Staff/Perawat

Pasien/Klien Pasien/Klien Pasien/Klien

Bagan 4, Struktur organisasi metode kasus (Nursalam,2016).


e. Modifikasi MAKP Tim-Primer

KEPALA
RUANGAN

PP1 PP2 PP3 PP4

PA PA PA PA

PA PA PA PA

PA PA PA PA

7-8 Pasien 7-8 Pasien 7-8 Pasien 7-8 Pasien


Bagan 5, Struktur organisasi metode modifikasi tim-primer(Nursalam,2016).

Keterangan:

PP : Perawat Primer

PA : Perawat Associate

3. Struktur Organisasi Keperawatan

a. Kepala Ruangan

Menurut Zaidin (2014), peran kepala ruangan adalah sebagai berikut:

1) Pengkajian: mengidentifikasi masalah terkait fungsi manajemen

2) Perencanaan: fungsi perencanaan dan fungsi ketenagaan

a) Menunjuk ketua tim

b) Mengiuti serah terima klien

c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan

d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan

berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien

e) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan

f) Merencanakan logistik ruangan/ fasilitas ruangan


g) Melakukan pendokumentasian

3) Implementasi

a) Fungsi pengorganisasian

(1) Merumuskan sistem penugasan

(2) Menjelaskan rincian tugas ketua tim

(3) Menjelaskan rentang kendali di ruang rawat

(4) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan di

ruang rawat

(5) Mengatur dan mengendalikan logistik/ fasilitas ruangan

(6) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik


(7) Mendelegasikan tugas kepada ketua tim

b) Fungsi pengarahan

(1) Memberikan pengarahan kepada ketua tim

(2) Memberikan motivasi dalam meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota tim

(3) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan

tugas dengan baik.

(4) Membimbing bawahan.

(5) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim.

(6) Melakukan supervisi.

(7) Memberikan informasi tentang hal-hal yang

berhubungan dengan yankep di ruangan.

(8) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

4) Evaluasi

a) Fungsi pengendalian

b) Mengevaluasi kinerja katim

c) Memberikan umpan balik pada kinerja katim

d) Mengatasi masalah di ruang rawat dan menetapkan tindak

lanjut.

e) Memperhatikan aspek legal dan etik keperawatan

f) Melakukan pelaporan dan pendokumentasia

b. Ketua Tim

Tanggung jawab ketua tim/katim :

1) Melakukan orientasi kepada pasien baru & keluarga


2) Mengkaji setiap klien, menganalisa, menetapkan rencana

keperawatan (renpra), menerapkan tindakan keperawatan

dan mengevaluasi renpra

3) Mengkoordinasikan renpra dengan tindakan medis melalui

komunikasi yang konsisten

4) Membagi tugas anggota tim dan merencanakan kontinuitas

asuhan keperawatan melalui konfrens

5) Membimbing dan mengawasi pelaksanan asuhan

keperawatan oleh anggota tim

6) Bertanggung jawab terhadap kepala ruangan

c. Anggota Tim

Menurut Marquis (1998), tanggung jawab anggota tim adalah

sebagai berikut :

1) Melaksanakan perawatan sesuai renpra yang dibuat katim

2) Memberikan perawatan total/ komprehensif pada sejumlah

pasien

3) Bertanggung jawab atas keputusan keperawatan selama

katim tidak ada di tempat

4) Berkontribusi terhadap perawatan

5) Observasi terus menerus

6) Ikut ronde keperawatan

7) Berinterkasi dgn pasien & keluarga berkontribusi dgn

katim/karu bila ada masalah

4. Proses Keperawatan Profesional

a. Penerimaan pasien baru

Tahap pra penerimaan pasien baru menurut (Nursalam, 2015) :


1) Menyiapakan kelengkapan administrasi

2) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan

3) Menyiapkan format penerimaan pasien baru

4) Menyiapkan buku status pasien dan format pengkajian

keperawatan

5) Menyiapkan nursing kit

6) Menyiapkan lembar tata tertib pasien, keluarga, dan

pengunjung ruangan

7) Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala

ruangan/perawat primer/perawat yang diberi delegasi

8) Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan

keluarganya

9) Perawat menunjukkan kamar atau tempat tidur pasien dan

mengatur ketempat yang telah ditetapkan

10) Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke

tempat tidur dan diberikan posisi yang nyaman

11) Perawat menanyakan kembali tentang tentang kejelasan

tentang informasi yang telah disampaiakan.

12) Perawat mulai melakukan pengkajian terhadap pasien

sesuai dengan format.

b. Timbang Terima (Handover)

Menurut Nurhidayah (2014) timbang terima adalah suatu

cara menyampaikan dan menerima (laporan) yang berkaitan

dengan keadaan klien, tujuannya:

1) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.


2) Menyampaikan hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh

dinas berikutnya

3) Tersusun secara kerja untuk dinas berikutnya

Adapun langkah-langkahnya adalah:

1) Kedua shif dalam keadaan siap

2) Shif yang akan menyerakhan perlu persiapan hal apa yang

akan disampaikan

3) Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab

shif yang selanjutnya meliputi: kondisi,tindak lanjut dan

rencana kerja.

4) Dilakukan dengan jelas dan tidak terburu-buru

5) Secara langsung melihat keadaan klien.

c. Pre dan Post Conference

Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan

setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan

operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas

perawatan pelaksanaan. Konferensi sebaiknya dilakukan di tempat

tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar

(Nursalam, 2007).

1. Pre conference

a) Pengertian

Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat

pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada

shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung

jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu

orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference


adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan

rencana dari katim dan PJ tim.

b) Tujuan

Tujuan pre conference yaitu untuk menidentifikasi

masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan dan

merencanakan evaluasi hasil, mempersiapkan hal-hal yang

akan ditemuai di lapangan, dan mempersiapkan kesempatan

untuk berdiskusi tentang keadaan pasien.

c) Pelaksanaan

Waktu : setelah operan

Tempat : Meja masing – masing tim

Penanggung jawab : Ketua tim atau PJ tim

d) Kegiatan :

- Ketua tim atau PJ tim membuka acara

- Ketua tim atau PJ tim menanjakan rencana harian

masing – masing perawat pelaksana

- Ketua tim atau PJ tim memberikan masukan dan

tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan

saat itu.

- Ketua tim atau PJ tim memberikan reinforcement

- Ketua tim atau PJ tim menutup acara

2. Post conference

a) Pengertian

Post conference merupakan kegiatan diskusi yang

dilakukan oleh ketua tim dan perawat pelaksana mengenai


kegiatan selama sif sebelum dilakukan operan sif berikutnya

(Sugiharto, Keliat, Sri, 2012).

b) Tujuan

Post conference dilakukan untuk mendiskusikan mengenai

masalah masalah yang terjadi pada

c) Pelaksanaan

Waktu :Sebelum operan ke dinas berikutnya.

Tempat : Meja masing – masing tim.

Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim

d) Kegiatan :

- Ketua tim atau Pj tim membuka acara.

- Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam

asuhan yang telah diberikan.

- Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan

lanjut asuhan klien yang harus dioperkan kepada

perawat shift berikutnya.

- Ketua tim atau Pj menutup acara

d. Ronde Keperawatan

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah

keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping

pasien dilibatka untuk membahas dan melaksanakan asuhan

keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh

perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate

yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.

Adapun tujuannya yakni:

1. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis


2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan

keperawatan yang berasal dari masalah klien

3. Meningkatkan validitas data klien

4. Menilai kemampuan justifikasi

5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

6. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi

rencana perawatan (Hidayah,2014).

e. Pendelegasian

Delegasi (Delegation) secara singkat dapat dikatakan bahwa

delegasi adalah pemberian sebagian tanggung jawab dan kewibawaan

kepada orang lain. Menurut keliat (2010) ada beberapa metode dalam

pendelegasian yaitu :

1) Cara bijaksana, yaitu sikap bertanggung jawab penuh dari

pemimpin dan bawahan.Pemimpin melaksanakan pendelegasian

serta memberi dukungan, sementara bawahan siap serta taat

kepada pemimpin dalam melaksanakan tugas/tanggung jawab

yang dipercayakan kepadanya.

2) Cara konsistensi, yaitu sikap pasti yang terus-menerus

dipertahankan oleh pemimpin dan bawahan.

3) Efektif dan efisien, yaitu memperhitungkan faktor kualitas dan

kuantitas kerja.

4) Pragmatis dan produktif, yaitu berorientasi kepada hasil atau

produksi tinggi, sesuai dengan perencanaan.

f. Supervisi

Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung

dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan


oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera

diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna

untuk mengatasinya.

g. Discharge planning

Discharge planning (perencanaan pulang) adalah

serangkaian keputusan dan aktivitas-aktivitasnya yang terlibat

dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu dan

terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan

kesehatan (Potter & Perry, 2005)

.Program discharge planning (perencanaan pulang) pada

dasarnya merupakan program pemberian informasi atau

pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien yang meliputi

nutrisi, aktifitas/latihan, obat-obatan dan instruksi khusus yaitu

tanda dan gejala penyakit pasien.

Informasi diberikan kepada pasien agar mampu mengenali

tanda bahaya untuk dilaporkan kepada tenaga medis. Sebelum

pemulangan, pasien dan keluarganya harus mengetahui bagaimana

cara manajemen pemberian perawatan di rumah dan apa yang

diharapkan di dalam memperhatikan masalah fisik yang

berkelanjutan karena kegagalan untuk mengerti pembatasan atau

implikasi masalah kesehatan (tidak siap menghadapi pemulangan)

dapat menyebabkan meningkatknya komplikasi yang terjadi pada

pasien (Potter & Perry, 2006).


BAB III
ANALISA SITUASI

A. Analisa situasi ruangan


1. Karakteristik Responden
a. Usia
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Ruangan Baji Dakka Rsud
Labuang Baji Makassar
Usia Frekuensi (f) Presentase (%)
40 Tahun 2 20
32 Tahun 2 20
45 Tahun 2 20
37 Tahun 2 20
28 Tahun 1 10
39 Tahun 1 10
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa perawat yang
berusia 45 tahun sebanyak 2 orang, perawat yang berusia 40 tahun
sebanyak 2 orang, perawat yang berusia 39 tahun sebanyak 1 orang,
perawat yang berusia 37 tahun sebanyak 2 orang, perawat yang berusia
32 tahun sebanyak 2 orang, dan yang berusia 28 tahun sebanyak 1 orang
b. Jenis Kelamin
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Ruangan Baji
Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Jenis Kelamin Frekuensi (f) Presentase (%)
Perempuan 9 90
Laki-laki 1 10
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa perawat yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang dan yang berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 1 orang.
c. Pendidikan Terakhir
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di Ruangan Baji
Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Pendidikan Terakhir Frekuensi (f) Presentase (%)
D3 3 30
Profesi Ners 4 40
S2 3 30
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa perawat yang
memiliki pendidikan terakkhir Diploma III (DIII), sebanyak 3 orang,
Profesi Ners sebanyak 4 orang, dan S2 sebanyak 3 orang.
d. Lama Bekerja
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja di Ruangan Baji
Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Usia Frekuensi (f) Presentase (%)
18 Tahun 2 20
8 Tahun 1 10
10 Tahun 2 20
11 Tahun 1 10
19 Tahun 1 10
3 Tahun 1 10
5 Tahun 1 10
20 Tahun 1 10
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan lama bekerja perawat
adalah 20 tahun sebanyak 1 orang, 19 tahun sebanyak 1 orang, 18 tahun
sebanyak 1 orang, 11 tahun sebanyak 1 orang, 10 tahun sebanyak 2
orang, 8 tahun sebanyak 1 orang, 5 tahun sebanyak 1 orang, dan 3 tahun
sebanyak 1 orang.

e. Jabatan
Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan di Ruangan Baji Dakka
RSUD Labuang Baji Makassar
Jabatan Frekuensi (f) Presentase (%)
Perawat Pelaksana 8 80
Ketua Tim 1 10
Kepala Ruangan 1 10
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa perawat yang
menjabat /bertugas sebagai kepala ruangan adalah 1 orang, yang
menjabat /bertugas sebagai ketua tim sebanyak 1 orang, dan yang
menjabat /bertugas sebagai perawat pelaksana sebanyak 8 orang.
2. Hasil Pengkajian
a. M1 (Ketenagaan/SDM)
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat
Terkait Ketenagaan (SDM) di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji
Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 7 70
Kurang 3 30
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait ketenagaan (SDM) didominasi oleh tanggapan dalam
kategori baik dengan jumlah responden 7 (70%).

b. M2 (Material/ Sarana dan Prasarana)


Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat
Terkait Material (Sarana dan Prasarana) di Ruangan Baji Dakka RSUD
Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 8 80
Kurang 2 20
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait material (sarana dan prasarana) didominasi oleh
tanggapan dalam kategori baik dengan jumlah responden 8 (80%).
c. M3 (Metode Asuhan Keperawatan)
a. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat
Terkait Model Asuhan Keperawatan Profesional di Ruangan Baji
Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 5 50
Kurang 5 50
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait model asuhan keperawatan profesional didapatkan
data yang setara, dengan kategori baik 5 responden (50%) dan
kategori kurang 5 responden (50%).

b. Operan
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Operan
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 7 70
Kurang 3 30
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait operan didominasi oleh tanggapan dalam kategori baik
dengan jumlah responden 7 (70%).

c. Ronde Keperawatan
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Ronde Keperawatan
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 4 40
Kurang 6 100
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait ronde keperawatan didominasi oleh tanggapan dalam
kategori kurang dengan jumlah responden 6 (60%).
d. Sentralisasi Obat
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Sentralisasi Obat
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 7 70
Kurang 3 30
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait sentralisasi obat didominasi oleh tanggapan dalam
kategori baik dengan jumlah responden 7 (70%).
e. Supervisi
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Supervisi
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 3 30
Kurang 7 70
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait supervisi didominasi oleh tanggapan dalam kategori
kurang dengan jumlah responden 7 (70%).
f. Penerimaan Pasien Baru
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait
Penerimaan Pasien Baru di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji
Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 9 90
Kurang 1 10
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait penerimaan pasien baru didominasi oleh tanggapan
dalam kategori Baik dengan jumlah responden 9 (90%).

g. Pendokumentasian
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Pendokumentasian
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 10 100
Kurang 0 0
Total 100 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait pendokumentasian didominasi oleh tanggapan dalam
kategori baik dengan jumlah responden 10 (100%).
d. M4 (Money) Keuangan
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Keuangan
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 6 60
Kurang 4 40
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait keuangan didominasi oleh tanggapan dalam kategori Baik
dengan jumlah responden 6 (60%).
e. M5 (Mutu Layanan)
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Mutu Layanan
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 3 30
Kurang 7 70
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait mutu layanan didominasi oleh tanggapan dalam kategori
kurang dengan jumlah responden 7 (70%).
B. Analisa SWOT
Strenghts Weakness Opportunities Threats
M1:

- Jumlah perawat yang Masih terdapat Adanya mahasiswa -Adanya tuntutan


melakukan survey online tanggapan perawat yang melakukan tinggi dari
sebanyak 10 orang. terkait survey dengan masyarakat untuk
ketenagakerjaan sistem online pelayanan yang
- Berdasarkan hasil survey dalam kategori lebih professional.
online yang dilakukan kurang yakni 30 % - Semakin tingginya
didapatkan tanggapan kesadaran
perawat terkait masyarakat akan
ketenagakerjaan di RS TM pentingnya
dalam katergori baik yakni kesehatan
70 %
M2:
- Data primer yang Masih terdapat Tersedianya sarana -Persaingan
didapatkan dengan tanggapan perawat dan prasarana pelayanan RS yang
menggunakan survey online terkait sarana dan pendukung semakin kuat
ditemukan tanggapan prasarana dalam -Adanya tuntutan
perawat terkait sarana dan kategori kurang tinggi dari
prasarana dalam kategori yakni 20 % masyarakat perihal
baik yakni 80 % kelengkapan sarana
dan prasarana
M3:
1. MAKP
Data yang diperoleh dengan Sebagian perawat Adanya keinginan Adanya tuntutan
menggunakan survey online memiliki tanggapan bidang keperawatan tinggi dari
didapatkan tanggapan kurang terkait model dalam masyarakat perihal
perawat terkait model asuhan keperawatan pengembangan kualitas pelayanan
asuhan keperawatan profesional yakni standar asuhan keperawatan
profesional dalam kategori sebanyak 50 % keperawatan yang
baik yakni 50 %. lebih baik

2. Operan

Tanggapan perawat terkait Sebagian perawat Adanya keinginan Adanya tuntutan


operan didominasi oleh masih memiliki bidang keperawatan tinggi dari
tanggapan dalam kategori tanggapan kurang dalam masyarakat perihal
baik yakni 70 % yakni 30 %. pengembangan kualitas pelayanan
standar asuhan keperawatan
keperawatan yang
lebih baik
3. Ronde
Keperawatan

Sebagian perawat masih Data yang Adanya keinginan Adanya tuntutan


memiliki tanggapan kurang didapatkan untuk mengetahui tinggi dari
yakni 40 %. tanggapan perawat manajemen masyarakat perihal
terkait ronde keperawatan kualitas pelayanan
keperawatan keperawatan
didominasi dengan
kategori kurang
yakni sebesar 60 %.
4. Sentralisasi obat

Tanggapan perawat terkait Sebagian perawat Adanya keinginan Adanya tuntutan


sentralisasi obat didominasi masih memiliki bidang keperawatan tinggi dari
oleh tanggapan dalam tanggapan kurang dalam masyarakat perihal
kategori baik yaitu sebesar yakni 30 %. pengembangan kelengkapan sarana
70% standar asuhan dan prasarana
keperawatan yang ruangan.
lebih baik

5. Supervisi

Sebagian perawat masih Tanggapan perawat Adanya keinginan Adanya tuntutan


memiliki tanggapan baik terkait Supervisi bidang keperawatan tinggi dari
yakni sebesar 30 %. didominasi oleh dalam masyarakat perihal
tanggapan dalam pengembangan kualitas pelayanan
kategori kurang standar asuhan keperawatan
yaitu sebesar 70% keperawatan yang
lebih baik

6. Discharge Planning

Tanggapan perawat terkait Tanggapan perawat Adanya keinginan Adanya tuntutan


perencanaan pulang terkait perencanaan untuk mengetahui tinggi dari
didominasi oleh tanggapan pulang dalam manajemen masyarakat perihal
dalam kategori baik yaitu kategori kurang keperawatan kualitas pelayanan
sebesar 90 % yakni sebesar 10% keperawatan

7. Pendokumentasian

Tanggapan perawat terkait Tanggapan perawat Adanya keinginan Adanya tuntutan


pendokumentasian adalah terkait bidang keperawatan tinggi dari
100% baik pendokumentasian dalam masyarakat perihal
adalah 100% baik pengembangan kualitas pelayanan
standar asuhan keperawatan
keperawatan yang
lebih baik
M4:
Terdapat tanggapan perawat Sebagian perawat - Sebagian besar Adanya tuntutan
terkait keuangan yang masih memiliki kebutuhan ruangan tinggi dari
mengatakan baik sebesar tanggapan baik sudah terpenuhi. masyarakat perihal
60% yakni sebesar 40 %. - Adanya anggaran kelengkapan sarana
untuk memenuhi dan prasarana
kebutuhan ruangan ruangan.

M5: - Sebagian besar


kebutuhan ruangan -Adanya tuntutan
Sebagian perawat masih Tanggapan perawat sudah terpenuhi. tinggi dari
memiliki tanggapan baik terkait mutu layanan - Adanya anggaran masyarakat perihal
yakni sebesar 30 %. Terkait didominasi oleh untuk memenuhi kualitas pelayanan
mutu layanan tanggapan dalam kebutuhan ruangan keperawatan
kategori kurang
yaitu sebesar 70% -Adanya tuntutan
tinggi dari
masyarakat perihal
kelengkapan sarana
dan prasarana
ruangan.
C. Perumusan masalah
Alternatif Penyelesaian
No Data Masalah
Masalah
1. Survey online: Metode Pemaparan materi
a. Data yang didapatkan penerapan asuhan tentang penerapan ronde
tanggapan perawat terkait keperawatan keperawatan, dan
ronde keperawatan didominasi
dengan kategori kurang yakni belum optimal supervise
sebesar 60 %.
b. Tanggapan perawat terkait
Supervisi didominasi oleh
tanggapan dalam kategori
kurang yaitu sebesar 70%

2. Survey online: Mutu pelayanan Pemaparan materi


a. Tanggapan perawat terkait kurang optimal tentang pentingnya mutu
mutu layanan didominasi oleh pelayanan
tanggapan dalam kategori
kurang yaitu sebesar 70%
D. POA (PLANNING OF ACTION)

NO Masalah Tujuan Program/Kegiatan Waktu Sasaran Metode M

1. MAKP belum Metode Memaparkan materi terkait Desember Kepala Diskusi Ppt
optimal penerapan model asuhan keperawatan 2020 ruangan, vid
asuhan professional, penerapan ketua tim,
keperawatan ronde keperawatan, dan perawat
belum optimal supervisi pelaksana di
ruangan baji
dakka
2. Mutu Mengetahui Memaparkan materi terkait Desember Kepala Diskusi Ppt
pelayanan pentingnya pentingnya mutu 2020 ruangan,
kurang optimal mutu pealyanan pelayanan rumah sakit ketua tim,
perawat
pelaksana di
ruangan baji
dakka

E. Penyelesaian masalah
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesenjangan teori dan penyelesaian
B. Analisa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai