Laporan Klp.a Belum Fix-1
Laporan Klp.a Belum Fix-1
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat. Rumah sakit umum adalah
rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang
penyakit. Hakikat dasar rumah sakit adalah pemenuhan kebutuhan dan tuntutan
pasien yang mengharapkan penyelesaian masalah kesehatannya pada rumah
sakit (Listiyono,2015).
Sumber daya manusia yang berinteraksi secara langsung dengan pasien
adalah tenaga kesehatan khususnya perawat. Kualitas pelayanan yang
dilaksanakan perawat dapat dinilai sebagai salah satu indikator baik atau
buruknya kualitas pelayanan di rumah sakit . Menurut UU Kesehatan No. 36
Tahun 2009 pasal 23 tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan. Kira-kira 40-60% pelayanan di rumah sakit merupakan
pelayanan keperawatan. Penerapan proses keperawatan dalam asuhan
keperawatan untuk klien merupakan salah satu wujud tanggung gugat perawat
terhadap klien yang pada akhirnya penerapan proses keperawatan akan
meningkatkan kualitas perawatan kepada klien (Asmadi, 2013).
Mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak dasar
penduduk indonesia disamping pelayanan pendidikan dan perlindungan
hukum. Kesehatan menjadi issu penting terkait dengan dampak akan perubahan
lingkungan akibat perkembagan dunia saat ini (Listiyono,2015).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Pelayanan atau Asuhan Keperawatan di RS Labuang Bajji Makassar dapat
diberikan secara profesional sesuai dengan Metode Proses Keperawatan
Professional (MPKP).
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya cara melakukan pengkajian di RS LABUANG BAJJI
MAKASSAR
b. Menentukan dan merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan yang
mendukung MPKP berdasarkan analisis jumlah dan tingkat
ketergantungan pasien
c. Melakukan pengorganisasian proses penerapan metode penugasan tim
d. Melakukan dokumentasi sesuai standar atau pedoman pencatatan
asuhan keperawatan.
C. Manfaat Penulisan
1. Rumah Sakit
Mahasiswa dapat membantu atau memberikan masukan di RS Labuang
Bajji Makassar dalam memecahkan masalah yang bersifat tekhnis,
operasional dari satu aspek manajemen pelayanan keperawatan tertentu,
yang dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan secara umum yang
akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
2. Bagi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar
Peningkatan kualitas proses pembelajaran yang melibatkan mahasiswa
secara aktif dalam kegiatan administrasi dan manajemen rumah sakit
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
pasien di bangsal.
Kepala Ruang
Pasien/Klien
b. MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi
2–3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan
pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di
unit rawat inap, unit rawat jalan, dan unit gawat darurat.
Konsep Metode Tim:
1) ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan
2) pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas
rencana keperawatan terjamin
3) anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua
tim
4) peran kepala ruang penting dalam model tim, model
tim akan berhasil bila didukung oleh kepala ruang.
Kelebihannya:
1) memungkinkan pelayanan keperawatan yang
menyeluruh
2) mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3) memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik
mudah di atasi dan memberi kepuasan kepada anggota
tim.
Kelemahan:
Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam
bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu,
yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk
Tanggung jawab anggota tim:
1) memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah
tanggung jawabnya
2) kerja sama dengan anggota tim dan antartim
3) memberikan laporan.
Tanggung jawab ketua tim:
1) membuat perencanaan
2) membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi
3) mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai
tingkat kebutuhan pasien
4) mengembangkan kemampuan anggota
5) menyelenggarakan konferensi.
Tanggung jawab kepala ruang:
1) perencanaan:
a) menunjuk ketua tim yang akan bertugas
diruangan masing-masing
b) mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya
c) mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien:
gawat, transisi, dan persiapan pulang, bersama
ketua tim
d) mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktivitas dan kebutuhan pasien
bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan
e) merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
f) mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,
patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan,
program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien
g) mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan,
termasuk kegiatan membimbing pelaksanaan
asuhan keperawatan, membimbing penerapan
proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk
pemecahan masalah, serta memberikan informasi
kepada pasien atau keluarga yang baru masuk
h) membantu mengembangkan niat pendidikan dan
latihan diri
i) membantu membimbing peserta didik keperawatan
j) menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan
dan rumah sakit.
2) pengorganisasian:
a) merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) merumuskan tujuan metode penugasan
c) membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim
secara jelas
d) membuat rentang kendali, kepala ruangan
membawahi 2 ketua tim, dan ketua tim
membawahi 2–3 perawat
e) mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan:
membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada
setiap hari, dan lain-lain
f) mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
g) mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
h) mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak
berada di tempat kepada ketua tim
i) memberi wewenang kepada tata usaha untuk
mengurus administrasi pasien
j) mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
k) identifikasi masalah dan cara penanganannya
3) pengarahan
a) memberi pengarahan tentang penugasan kepada
ketua tim
b) memberi pujian kepada anggota tim yang
melaksanakan tugas dengan baik
c) memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
d) menginformasikan hal-hal yang dianggap penting
dan berhubungan dengan asuhan keperawatan pada
pasien
e) melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir
kegiatan
f) membimbing bawahan yang mengalami kesulitan
dalam melaksanakan tugasnya
g) meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4) Pengawasan
a) Melalui komunikasi
b) Supervisi
Kepala Ruang
Sraff/Perawat
Sraff/Perawat Sraff/Perawat
(Nursalam,2016).
c. MAKP Primer
Perawat Primer
Pasien/klien
KEPALA
RUANGAN
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
Keterangan:
PP : Perawat Primer
PA : Perawat Associate
a. Kepala Ruangan
3) Implementasi
a) Fungsi pengorganisasian
ruang rawat
b) Fungsi pengarahan
4) Evaluasi
a) Fungsi pengendalian
lanjut.
b. Ketua Tim
c. Anggota Tim
sebagai berikut :
pasien
keperawatan
pengunjung ruangan
keluarganya
dinas berikutnya
akan disampaikan
rencana kerja.
(Nursalam, 2007).
1. Pre conference
a) Pengertian
jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu
b) Tujuan
c) Pelaksanaan
d) Kegiatan :
saat itu.
2. Post conference
a) Pengertian
b) Tujuan
c) Pelaksanaan
d) Kegiatan :
d. Ronde Keperawatan
e. Pendelegasian
kepada orang lain. Menurut keliat (2010) ada beberapa metode dalam
pendelegasian yaitu :
kuantitas kerja.
f. Supervisi
untuk mengatasinya.
g. Discharge planning
e. Jabatan
Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan di Ruangan Baji Dakka
RSUD Labuang Baji Makassar
Jabatan Frekuensi (f) Presentase (%)
Perawat Pelaksana 8 80
Ketua Tim 1 10
Kepala Ruangan 1 10
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa perawat yang
menjabat /bertugas sebagai kepala ruangan adalah 1 orang, yang
menjabat /bertugas sebagai ketua tim sebanyak 1 orang, dan yang
menjabat /bertugas sebagai perawat pelaksana sebanyak 8 orang.
2. Hasil Pengkajian
a. M1 (Ketenagaan/SDM)
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat
Terkait Ketenagaan (SDM) di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji
Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 7 70
Kurang 3 30
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait ketenagaan (SDM) didominasi oleh tanggapan dalam
kategori baik dengan jumlah responden 7 (70%).
b. Operan
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Operan
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 7 70
Kurang 3 30
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait operan didominasi oleh tanggapan dalam kategori baik
dengan jumlah responden 7 (70%).
c. Ronde Keperawatan
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Ronde Keperawatan
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 4 40
Kurang 6 100
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait ronde keperawatan didominasi oleh tanggapan dalam
kategori kurang dengan jumlah responden 6 (60%).
d. Sentralisasi Obat
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Sentralisasi Obat
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 7 70
Kurang 3 30
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait sentralisasi obat didominasi oleh tanggapan dalam
kategori baik dengan jumlah responden 7 (70%).
e. Supervisi
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Supervisi
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 3 30
Kurang 7 70
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait supervisi didominasi oleh tanggapan dalam kategori
kurang dengan jumlah responden 7 (70%).
f. Penerimaan Pasien Baru
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait
Penerimaan Pasien Baru di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji
Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 9 90
Kurang 1 10
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait penerimaan pasien baru didominasi oleh tanggapan
dalam kategori Baik dengan jumlah responden 9 (90%).
g. Pendokumentasian
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Pendokumentasian
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 10 100
Kurang 0 0
Total 100 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait pendokumentasian didominasi oleh tanggapan dalam
kategori baik dengan jumlah responden 10 (100%).
d. M4 (Money) Keuangan
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Keuangan
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 6 60
Kurang 4 40
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait keuangan didominasi oleh tanggapan dalam kategori Baik
dengan jumlah responden 6 (60%).
e. M5 (Mutu Layanan)
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Mutu Layanan
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 3 30
Kurang 7 70
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait mutu layanan didominasi oleh tanggapan dalam kategori
kurang dengan jumlah responden 7 (70%).
B. Analisa SWOT
Strenghts Weakness Opportunities Threats
M1:
2. Operan
5. Supervisi
6. Discharge Planning
7. Pendokumentasian
1. MAKP belum Metode Memaparkan materi terkait Desember Kepala Diskusi Ppt
optimal penerapan model asuhan keperawatan 2020 ruangan, vid
asuhan professional, penerapan ketua tim,
keperawatan ronde keperawatan, dan perawat
belum optimal supervisi pelaksana di
ruangan baji
dakka
2. Mutu Mengetahui Memaparkan materi terkait Desember Kepala Diskusi Ppt
pelayanan pentingnya pentingnya mutu 2020 ruangan,
kurang optimal mutu pealyanan pelayanan rumah sakit ketua tim,
perawat
pelaksana di
ruangan baji
dakka
E. Penyelesaian masalah
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesenjangan teori dan penyelesaian
B. Analisa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN