Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

R DENGAN
SISTEM PENCERNAAN (POST OPERASI HERNIA) DI RUANG BEDAH
(KENANGA) RSUD Dr RUBINI MEMPAWAH

Disusun oleh :

LULU NOHARIA
NIM :201133039

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATANPOLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus
Selama penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada klien Tn. R dengan Diangnosa
Diabetes Melitus Diruangan Rawat inap Bedah (Kenanga) RSUD Dr. Rubini
Mempawah pada tanggal 23-03-2021 sampai tanggal 26-03-2021. Beberarapa hal yang
perlu dibahas dan diperhatikan dalam penerapan kasus keperawatan tersebut, penulis
berusaha mencoba menerapkan dan mengaplikasikan proses Asuhan Keperawatan pada
klien dengan post operasi hernia sesuai dengan teori –teori yang ada. Untuk melihat lebih
jelas Asuhan Keperawtan yang diberikan dan sejauh mana keberhasilan yang dicapai
akan diuraikan sesuai dengan proses Keperawatan dimulai dari pengkajian, Diagnosa,
Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi
1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan tahap yang sistematis dalam mengumpulkan data
tentang individu, keluarga dan kelompok (Carpenito& Moyet,2014) Dalam melakukan
pengkajian pada klien data didapatkan dari Tn. R, beserta keluarga, catatan medis serta
tenaga kesehatan lain.
a. Identitas klien
Pada tinjauan kasus dan teori tidak ada terdapatkan kesenjangan anatara teori dan
kasus, dalam melakukan pengkajian kasus pada klien, penulis tidak ada kesulitan
untuk mendapatkan data dari klien sendiri, dan keluarga klien juga banyak
memberikan informasi jika ditanya.
2. Keluhan utama
Pada keluahan utama pasien mengatakan nyeri di luka post operasi hernia
P:Nyeri
Q:Seperti di tusuk-tusuk
R:Lipatan paha kanan
S:6
T:Terus Menerus
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada
kesenjangan
4. Riwayat kesehatan dahulu
Pada tinjauan kasus saat dilakukan pengkajian klien mengatakan tidak ada menderita
penyakit lain, pada konsep teoritis riwayat kesehatan dahulu Klien mengatakan kalau
dirinya bekerja mengangkat beban yang berat seperti kayu
5. Riwayat kesehatan keluarga
Pada pengkajian riwayat kesehatan keluarga dari genogram keluarga tidak ada yang
mengalami penyakit yang sama seperti klien.
6. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran
Pada saat melakukan pengkajian kesadran klien yaitu composmentis dengan
Glasgow Coma Scale (GCS) 15 E (respon membuka mata): 4 V (respon
verbal/bicara): 5 M ( respon motorik/ perintah): 6, tidak terdapat kesenjangan
teoritis dan tinjauan kasus.
b. Head to toe
1) Kepala dan leher
Secara teoritis tang dikaji bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak, yang
didapatkan saat melakukan pengkajian rambut klien tampak bersih, tampak
uban pada rambut klien dan tidak ada lesi disekitar kepala, tidak ada masalah
dibagian kepala klien, tidak ada kesenjangan secara teoritis dan tinjauan kasus.
2) Mata
Secara teoritis umunya penglihatan pasien normal dan saat dilakukan
pengkajian klien mengatakan kesulitan tidur karena nyeri di area luka post
operasinya.
3) Telinga , hidung , mulut dan tenggorokan
Secara teoritis yang dikaji yaitu bentuk, kebersihan, fungsi indranya adanya
gangguan atau tidak. Dan pada saat dilakukan pengkajian tidak terdapat
gangguan namum mokosa bibir tampak lembab, Jadi tidak terdapat kesenjangan
secara teoritis dan tinjauan kasus.
7. Pemeriksaan penunjang
Pada tinjauan teoritis dilakukan periksaan penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium,
dilakukan dengan pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan radiologi pasien
dilakukan pemeriaan USG.
B. Analisa intervensi
1. Diangnosa Keperawatan
Diagnosa keperawtan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon
individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada resiko maslaah
kesehatan atau proses kehidupan. Diagnosa keperawtan merupkan bagian vital dalam
menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai
kesehatan yang optimal SDKI ( Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) Pada
tinjauan teoritis ditemukan 4 diangnosa keperawatan, sedangkan pada tinjauan kasus
ditemukan 3 diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan post operasi hernia
menurut teori SDKI ( Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) yaitu:
a. Nyeri Akut Agen pencedera fisik b/d (mis.abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan) (D.0077)
b. Risiko Perdarahan b/d Tindakan pembedahan (D.0012)
c. Risiko Infeksi b/d tindakan invasif(D.0142)
d. Ganguan pola tidur b/d nyeri (D.0055)
saat diakaji ditemukan 3 diagnosa keperawatan yang mucul pada tinjauan
kasus karena saat pengkajian lebih diutamakan diagnosa prioritas, aktual
potensial.faktor pendukung diagnosa yang muncul adalah:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera fisik
Faktor pendukung pertama yaitu, saat dialakukan pengkajian klien mengatakan
nyeri luka post operasi hernia di lipatan paha kanan. Klien tampak meringis
kesakitan pada kaki ,Tampak nyeri tekan, skala nyeri 6
2. Resiko Infeksi berhubungan dengan tindakan invasif)
Faktor pendukung kedua saat dilakukan pengkajian klien mengatakan tidak
nyaman dengan luka post operasi hernia di lipatan paha kanan , leukosit 10700
[10^3/ul], luka tertutup, tampak kering dan tidak berbau dengan panjang ± 8 cm ,
3. Ganguan pola tidur b/d nyeri
Faktor pendukung ketiga saat dilakuka pengkajian pasien mengatakan sulit untuk
tidur dan sering terjaga ketika tidur dimalam hari
2. Intervensi keperawatan
Tahap perencanaan memberi kesempatan kepada perawat, klien, keluarga dan
orang terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan guna
mengatasi permasalahan klien. Perencanaan merupakan suatu pentujuk atau bukti
tertulis yang mengambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosa
keperawatan.
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan kepada klien berdasarkan
priotas masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada teori ditegakkan
pada tinjauan kasus karena pada tinjauan kasus disesuaikan dengan keluhan dan
keadaan klien
a. Untuk Diagnosa pertama
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera fisik rencana tindakan memberikan
intervensi manajemen nyeri sesuai yang ada di SIKI dengan
b. Untuk Diagnosa kedua
Resiko Infeksi berhubungan dengan tindakan invasif) rencana tindakan yang
dilakukan Manajemen perawatan luka sesuai intervensi yang ada di SIKI
c. Untuk Diagnosa ketiga
Ganguan pola tidur b/d nyeri rencana tindakan yang dilakukan, sesuai intervensi
yang ada di SIKI melakukan dukungan tidur kepada pasien

3. Implementasi
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan asuhan keperawatan
kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, intervensi post op hernia pada Tn R dilakukan selama tiga hari
berturut-turut.
a. Untuk Diagnosa pertama
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera fisik rencana tindakan memberikan
intervensi sesuai yang ada di SIKI dengan (mis, memberikan terapi analgetik dan
mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalan dengan baik dan benar kepada Tn.R
manajemen nyeri ini dilakukan selama tiga hari berturut-turut
b. Untuk Diagnosa kedua
Resiko Infeksi berhubungan dengan tindakan invasif rencana tindakan yang
dilakukan Manajemen perawatan luka sesuai intervensi yang ada di SIKI (mis,
melakukan perawatan luka pada pasien Tn. R post operasi hernia) selama 3 hari
melakukan intervensi kepada pasien Tn R dengan post Operasi hernia,
c. Untuk Diagnosa ketiga
Ganguan pola tidur b/d nyeri rencana tindakan yang dilakukan, sesuai intervensi
yang ada di SIKI melakukan dukungan tidur selama tiga hari berturut-turut kepada
pasien Tn R Post operasi hernia agar kualitas istirahat tidur pasien normal dan tidak
ada gangguan pola tidur
4. Evaluasi
Dari tiga diagnosa yang ditegakkan sesuai dengan apa yang penulis temukan dalam
studi kasus dan melakukan asuhan keperawatan kurang lebih sudah mencapai
perkembangan yang lebih baik dan optimal, maka dari itu dalam melakukan asuhan
keperawatan untuk mencapai hasil yang maksimal memerlukan adanya kerja sama
antara penulis dengan klien, perawat, dokter, dan tim kesehatan lainnya.
Penulis mengevaluasi selama 3 hari berturut turut dari tanggal 24 maret 2021-26 maret
2021
a. Untuk Diagnosa pertama
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera fisik rencana tindakan memberikan
intervensi sesuai yang ada di SIKI dengan (mis, memberikan terapi analgetik dan
mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalan dengan baik dan benar kepada Tn.R
selama tiga hari hasil yang di dapat nyeri pasien berkurang dari skala 6 menjadi 2,
manajemen nyeri ini dilakukan selama tiga hari berturut-turut
b. Untuk Diagnosa kedua
Resiko Infeksi berhubungan dengan tindakan invasif rencana tindakan yang
dilakukan Manajemen perawatan luka sesuai intervensi yang ada di SIKI (mis,
melakukan perawatan luka pada pasien Tn. R post operasi hernia) selama 3 hari
melakukan intervensi kepada pasien Tn R dengan post Operasi hernia hasil yang di
dapat luka tampak bersih dan tidak ada tanda dan gejala infeksi
c. Untuk Diagnosa ketiga
Ganguan pola tidur b/d nyeri rencana tindakan yang dilakukan, sesuai intervensi
yang ada di SIKI melakukan dukungan tidur kepada pasien Tn R Post operasi
hernia agar kualitas istirahat tidur pasien normal dan tidak ada gangguan pola tidur,
selama tiga hari melakukan intervensi berturut-turut gangguan pola tidur pada
pasien Tn.R dapat teratasi dengan hasil pasien tidak mengeluh sulit tidur

C. Rancangan ide-ide baru


Hernia merupakan kondisi ketika organ tubuh menonjol keluar akibat melemahnya
jaringan ikat sehingga tidak mampu menahan organ tersebut. Kondisi ini umumnya
ditandai dengan benjolan yang hilang-timbul di bagian tubuh tertentu, seperti perut,
pusar, atau selangkangan. Hernia tidak selalu berbahaya. Dokter biasanya akan
menyarankan operasi hernia bila benjolan sudah semakin besar, disertai nyeri, atau telah
mengganggu fungsi organ. Operasi hernia sendiri dapat dilakukan dengan teknik bedah
terbuka atau dengan laparoskopi. Sebagian besar penderita hernia dapat kembali
beraktivitas normal dalam waktu 1-2 minggu setelah operasi. Namun, hal ini tergantung
pada kondisi fisik Anda, jenis operasi yang dilakukan, dan bagaimana cara Anda
melakukan perawatan setelah operasi hernia.
1. Perawatan yang Perlu Dilakukan Setelah Operasi Hernia
Perawatan yang benar dapat mempercepat proses pemulihan dan mencegah
terjadinya komplikasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda lakukan
selama perawatan setelah operasi hernia:
a. Konsumsi makanan berserat
Setelah memastikan kondis sudah stabil, pasien dapat mulai mengonsumsi
makanan padat. Jenis makanan yang disarankan adalah makanan kaya serat,
seperti kacang-kacangan, sereal, buah-buahan, kentang, dan brokoli. Tujuan
mengonsumi makanan berserat adalah agar Anda bisa buang air besar dengan
lancar dan feses lebih mudah dikeluarkan, sehingga Anda tidak perlu mengejan
terlalu keras. Dengan begitu, rongga perut Anda tidak mendapatkan tekanan
secara berlebihan.
b. Perbanyak konsumsi air putih
Pasien juga dianjurkan untuk minum 8-10 gelas air putih per hari. Selain
membantu melancarkan pencernaan dan membuat feses lebih lunak, air putih juga
bermanfaat untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mencegah dehidrasi
yang mungkin terjadi setelah operasi.
c. Berjalan dan bergerak secara rutin
Setelah operasi hernia, pasien disarankan untuk rutin berjalan atau bergerak guna
mencegah pembekuan darah dan membantu proses penyembuhan. Meski begitu,
hindari dulu olahraga yang terlalu berat, misalnya jogging atau angkat beban,
untuk mencegah luka jahitan terbuka kembali. Untuk kasus hernia yang lebih
kompleks atau sering kambuh, hindari berbagai aktivitas berat setidaknya selama
6 bulan setelah operasi.
d. Ganti perban secara rutin
Ganti perban secara rutin sesuai petunjuk dokter. Pastikan selalu mencuci tangan
dengan sabun hingga bersih sebelum mengganti kasa atau perban di area luka
operasi. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka operasi.
2. Konsumsi obat pereda nyeri
Rasa nyeri sering kali dirasakan selama beberapa minggu pertama setelah operasi.
Namun, Anda dapat meredakan rasa nyeri tersebut dengan mengonsumsi obat-
obatan pereda nyeri, seperti paracetamol, ibuprofen, atau obat antinyeri lainnya yang
diresepkan oleh dokter. Rasa nyeri juga sering muncul saat batuk atau bersin. Anda
dapat mengurangi nyeri tersebut dengan memberikan sedikit tekanan pada
permukaan luka operasi dengan tangan atau bantal saat batuk atau bersin. Selain itu,
ada beberapa hal yang perlu Anda hindari setelah menjalani operasi hernia. Berikut
adalah hal-hal yang perlu Anda perhatikan selama perawatan pasca operasi hernia:
a. Hindari mengangkat benda berat atau melakukan aktivitas yang berlebihan,
selama 4-6 minggu.
b. Hindari mandi dengan cara berendam, sampai perban dan jahitan sudah dilepas.
Perban biasanya dilepas pada hari kelima setelah operasi, sedangkan jahitan
dilepas pada hari ketujuh setelah operasi.
c. Jangan dulu berhubungan seksual, setidaknya selama 2 minggu.
d. Jangan merokok, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan
menghambat proses penyembuhan luka.
e. Hindari mengendarai kendaraan, setidaknya selama 2-3 hari setelah operasi. Hal
ini karena pengaruh obat bius dan pereda nyeri dapat membuat Anda merasa
pusing, mengantuk, tidak fokus, atau sulit mengingat.
f. Hindari mengonsumsi alkohol, karena dapat menghambat pemulihan.
g. Hindari mengenakan pakaian yang terlalu ketat, agar bekas luka tidak tergesek
sehingga sulit sembuh.
3. Berbagai Risiko Komplikasi Setelah Operasi Hernia
Operasi hernia merupakan prosedur operasi yang aman dilakukan. Namun, setiap
prosedur pembedahan tetap memiliki risiko. Berikut ini adalah beberapa komplikasi
yang mungkin terjadi setelah operasi hernia:
a. Infeksi luka operasi.
b. Terbentuknya bekuan darah atau emboli yang dapat mengalir ke paru-paru
melalui pembuluh darah.
c. Gangguan fungsi ginjal.
d. Gangguan saraf (neuralgia) yang menimbulkan nyeri atau kesemutan di perut,
kaki, atau pangkal paha.
e. Hernia kambuh kembali.
f. Terbentuknya seroma (penumpukan cairan) atau hematoma (penumpukan darah)
di sekitar area yang di sekitar area yang dioperasi.
g. Nyeri berkepanjangan setelah operasi, namun jarang terjadi.
Perawatan yang tepat setelah operasi hernia dapat menghindarkan pasien dari
komplikasi dan membuat pemulihan lebih cepat. Oleh karena itu, ikutilah selalu
petunjuk dokter mengenai cara merawat luka operasi, pola makan yang dianjurkan,
dan aktivitas yang perlu dihindari. Jika setelah operasi mengalami sakit perut yang
parah, demam, muntah, atau luka operasi bengkak dan keluar cairan berbau, segeralah
periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah di lakukan pada Tn .S dengan
Diabetes Melitus di Ruang Rawat Inap Bedah (kenanga) RSUD Dr. Rubini
Mempawah tahun 2021 pada tanggal 23 sampai 24 maret 2021 dapat disimpulkan :
1. Pengkajian
Pengkajian asuhan keperawatan pada klien dengan post operasi hernia dapat
dilakukan dengan baik dan tidak ada mengalami kesulitan dalam mengumpulkan
data pasien dan keluarga sangat kooperatif.
2. Diagnosa
Pada diagnosa asuhan keperawatan pada klien dengan post operasi hernia
didapatakan tiga diagnosa ditinjauan kasus,yaitu:
a. Nyeri Akut Agen pencedera fisik b/d prosedur invasif (D.0077)
b. Risiko Infeksi b/d tindakan invasif(D.0142)
c. Ganguan pola tidur b/d nyeri (D.0055)
3. Perencanaan asuhan keperawatan
Pada perencanaan asuhan keperawatan pasienn dengan post operasi hernia di Ruang
Rawat Inap Bedah (kenanga) RSUD Dr. Rubini Mempawah tahun 2021 semua
perencanaan dapat diterapkan pada tinjauan kasus. Tujuan yang diharapkan dari
asuhan keperawatan dengan post operasi hernia yaitu agar luka cepat sembuh dan
mencegah luka dari resiko infeks, nyeri berkurang , dan gangguan pola tidur teratasi
4. Implementasi
Pada Implementasi asuhan keperawatan pasien dengan post operasi hernia di Ruang
Rawat Inap Bedah (kenanga) RSUD Dr. Rubini Mempawah tahun 2021 hampir
semua dapat dilakukan, namun ada beberapa rencana tindakan yang penulis tidak
lakukan.
5. Evaluasi pada pasien dengan Diabetes Melitus diruang rawat inap di Ruang Rawat
Inap Bedah (kenanga) RSUD Dr. Rubini Mempawah tahun 2021 dapat dilakukan
dengan masalah teratasi baik.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Supaya bisa menjadi reverensi dalam membuat laporan asuhan keperawatan
diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mencari informasi dan memperluas wawasan
mengenai pasien dengan post operasi hernia dengan adanya pengetahuan dan
wawasan yang luas,
2. Bagi Institusi Pendidikan
Peningkatan kualitas dan pengembangan ilmu mahasiswa melalui laporan asuhan
keperawatan ini agar dapat menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan post
operasi hernia.
3. Bagi Rumah Sakit
Bagi institusi pelayanan kesehatan, memberikan pelayanan dan mempertahankan
hubungan kerja yang baik antara tim kesehatan dan pasien yang ditujukan untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang optimal. Dan adapun untuk pasien yang
telah mengalami kasus post operasi hernia maka harus segera dilukukan perawatan,
agar tidak terjadi komplikasi dari post operasi hernia.
DAFTAR PUSTAKA

Diyono, Mulyanti Sri. 2014. Keperawatan Medical Bedah Sistem Pencernaan.


Edisi pertama. Kencana. Jakarta

Dermawan,deden, 2015. Hubungan antara obesitasdengan kejadian hernia.


Unnesjurnal ofpublic healt 3 (3):2-3

Jamaludin. 2014. Jurnal Manajemen Nyeri Menggunakan Teknik Relaksasi Pada


Pasien post operasi hernia di Ruang Cempaka III RSUD Kudus.Kudus : Akper
KridaHusadaKudus.

Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2015. Gangguan gastrointestinal Aplikasi


Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai