Anda di halaman 1dari 8

ANALISA JURNAL

“Pengaruh massage abdominal dalam upaya pencegahan konstipasi pada pasien yang
menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta”

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Muslimin A (70900120030)
Risdawati (70900120039)
Nuratma Sari (70900120040)
Almasari Kanita (70900120029)
Retno Iriana Pakaya (70900120045)
Sri Muliana (70900120047)
Nurannisa Berlin (70900120033)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVIII


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2021
ANALISA JURNAL

1. Judul Artikel
“Pengaruh massage abdominal dalam upaya pencegahan konstipasi pada pasien
yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta.”
2. Kata Kunci (Keyword)
Abdominal Massage, Effleurage Technique, Constipation and Constipation Score.
3. Penulis
Siwi Ikaristi Maria Theresia, Fransisca Anjar Rina Setyani, Arimbi Karunia Estri.
4. Telaah Step 1 (Fokus Penelitian)

Problems Salah satu gangguan pola eliminasi


defekasi adalah konstipasi. Menurut
Djojoningrat (2006) dalam Sudoyo, (2006)
mendefinisikan konstipasi adalah gangguan
buang air besar berupa berkurangnya frekuensi
defekasi, sensasi tidak puas atau tidak
lampiasnya buang air besar, terdapat rasa sakit,
perlu ekstra mengejan atau feses yang keras,
proses defekasi dapat terjadi kurang dari 3 kali
seminggu atau lebih dari 3 hari tidak defekasi.
Prevalensi kejadian konstipasi dalam
survey global yang terkait, prevalensi kejadian
konstipasi di Asia yang di wakili oleh Korea
Selatan, Cina dan Indonesia diperkirakan 15-23
% pada perempuan dan sekitar 11 % pada laki-
laki.(Budianto,Novendy,2018).
Penelitian selanjutnya juga ditemukan
bahwa angka kejadian konstipasi di indoensia
pada perempuan mengalami kecenderungan
lebih tinggi di banding laki-laki yaitu (17,7%)
sedangkan pada laki-laki yaitu (7,9-12%).
(Thea,dkk 2020)
Pada pasien yang menjalani rawat inap di
Rumah Sakit, pasien akan mengalami
pembatasan aktivitas (bedrest) yang disebabkan
oleh penurunan kondisi kesehatan, dimana hal
ini akan menurunkan aktivitas fisik. Penurunan
aktivitas fisik reguler akibat bedrest dapat
menurunkan tonusitas otot yang diperlukan
untuk mengeluarkan feces dari dalam rectum,
dimana hal ini akan menyebabkan penurunan
fungsi otot abdominal dan otot pelvis sehingga
akan memperlama pasase feces (Folden, et al.,
2002).
Sebagai manifestasi klinis untuk
mengatasi hal tersbeut yaitu dengan terapi
laksativ. Saat ini, terapi laksativ merupakan
salah satu medical management untuk
mengatasi konstipasi. Menurut Sinclair, (2010)
penggunaan laksatif dalam jangka waktu yang
lama justru akan menyebabkan masalah
konstipasi dan fecal impaction. Salah satu
terapi komplementer yang dapat dilakukan
untuk mencegah dan mengatasi masalah
konstipasi adalah dengan melakukan massage
abdominal. Massage abdominal merupakan
salah satu management keperawatan untuk
mengatasi konstipasi yang sudah dilakukan
sejak tahun 1870 dan pada perkembangannya,
massage abdominal merupakan intervensi yang
efektif untuk mengatasi konstipasi tanpa
menimbulkan efek samping.
Laporan jurnal ini akan mereview
penelitian terkait tentang pengaruh massage
abdominal pasien onstipasi yang menjalan
rawat inap. Sebagai rujukan evidance based
agar perawat dapat menerapkannya dalam
komunitas pada pasien yang mengalami
konstipasi.
Intervention Teknik Massage abdominal dalam upaya
pencegahan konstipasi pasien yang menjalani
rawat inap di rumah sakit.
Comparison Intervention Tidak ada intervensi pembanding
Outcome Massage abdominal dapat menurunkan
konstipasi melalui beberapa mekanisme yang
berbedabeda antara lain dengan: menstimulasi
sistem persyarafan parasimpatis sehingga dapat
menurunkan tegangan pada otot abdomen,
meningkatkan motilitas pada sistem
pencernaan, meningkatkan sekresi pada sistem
intestinal serta memberikan efek pada relaksasi
sfingter. Pada jurnal penelitian ini secara
komprehensif ingin melihat adanya pengaruh
teknik massage abdomen yang diberikan
kepada pasien konstipasi.
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, bahwa
penelitian ini yaitu intervensi teknik massage
abdomen dapat digunakan sebagai rujukan
pertimbangan dan sumber informasi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien konstipasi untuk mempertahankan pola
eliminasi dalam menjalani perawatan di rumah
sakit.

5. Telaah Step 2 (Validitas)

Recriutment Penelitian ini menggunakan desain Quasi


eksperimental post test only non equivalent
control group, dimana dalam penelitian ini
membandingkan perbedaan kejadian konstipasi
pada pasien rawat inap yang terdapat dalam
kelompok kontrol setelah pemberian intervensi
standar dan kelompok intervensi setelah
pemberian intervensi standar ditambah dengan
pemberian terapi komplementer massage
abdominal. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua pasien yang di rawat di Ruang
Perawatan Timur Rumah Sakit Panti Nugroho
Yogyakarta pada bulan Agustus-Oktober 2014.
Cara pemilihan sampel penelitian dalam
penelitian ini menggunakan nonprobability
sampling dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel consecutive sampling.
Penghitungan besar sampel yang digunakan
dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus uji hipotesis terhadap dua
mean pada dua kelompok independen.
Berdasarkan penghitungan besar sampel dengan
menggunakan rumus perbedaan dua mean pada
dua kelompok independen, didapatkan besar
sampel sebanyak 33 responden. Untuk
mengantisipasi kemungkinan drop out, maka
besar sampel ditambah sebanyak 4 orang,
sehingga besar sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 36 responden
yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu 18 pada
kelompok kontrol dan 18 pada kelompok
intervensi.
Maintanance Peneliti mengisi format pengkajian defekasi
pasien dengan melakukan wawancara dengan
responden sesuai dengan pertanyaan yang
terdapat pada instrument penelitian. Kemudian,
responden dikelompokkan menjadi 2, dimana
kelompok 1 adalah kelompok intervensi yang
mendapat intervensi standar ditambah massage
abdominal selama 3 hari berturut, sedangkan
kelompok 2 adalah kelompok kontrol. Teknik
Massage abdominal yang dilakukan pada
kelompok intervensi adalah tehnik efflurage
yaitu dengan melakukan pemijatan dengan arah
keatas pada kolon accenden, pemijatan
melintang pada kolon tranversum dan
pemijatan dengan arah kebawah pada kolon
decenden, selain itu pemijatan juga dilakukan
secara sirkular searah dengan jarum jam pada
area intestinal. Pemijatan dilakukan selama 15
– 20 menit setiap hari selama lima hari berturut-
turut. Peneliti menggunakan coconut oil untuk
menghindari nyeri pada saat dilakukan massage
abdominal. Peneliti kemudian melakukan
evaluasi score konstipasi pada hari ketiga
dengan menggunakan format pengkajian CAS
(Constipation Assessment Scale). Selain
mengobservasi pola eliminasi defekasi pasien,
peneliti juga melakukan observasi asupan serat
dan asupan cairan.
Measurement Untuk mendiskripsikan setiap variabel
penelitian, maka dilakukan dengan distribusi
frekuensi dan distribusi proporsi. Untuk
membuktikan hipotesis penelitian yaitu melihat
perbedaan skor konstipasi pada responden
kalompok intervensi dan kelompok kontrol
setelah diberikan intervensi dengan
menggunkaan uji Independen T-test.

6. Telaah Step 3 (Aplikabilitas)


a. Adanya sumber daya manusia
Berdasarkan hasil penelitian bahwa massage abdominal menjadi salah satu
opsi intervensi penting bagi dunia keperawatan terutama pada perawatan
pasien rawat inap dimana massage abdominal dapat meminimalisr terjadinya
konstipasi dan berdasarkan penelitian ini mengemukakan bahwa intervensi ini
mudah di lakukan baik oleh perawat bahkan bisa mengedukasi atau
mensimulasikan ke keluarga pasien sehingga dapat dilakukan di rumah.
b. Biaya
Penelitian ini tidak membutukan biaya yang besar dalam pengaplikasinnya
hanya membutuhkan lotion atau semacam oil yang akan mempermudah saat
kita melakukan massage
c. Kebijakan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa massage abdominal menjadi salah satu
opsi intervensi penting dan layak diperhitungkan dalam intervensi
keperawatan mengingat tidak menimbulkan efek samping terhadap pasien
atau klien.

Kelebihan :
1. Penelitian ini mudah dilakukan
2. Tidak membutuhkan biaya yang besar
3. Bisa dilakukan siapa saja
4. Dan meminimalisir penggunaan obat farmakologi

Kekurangan:
1. Tidak dijelaskan sop dan tehnik dalam melakukan massage abdominal
2. Tidak dijelaskan kontraindikasi massage abdominal

Anda mungkin juga menyukai