Judul : Hubungan antara kekerasan emosional pada anak terhadap
kecenderungan kenakalan remaja purwokerto Variabel X : Kekerasan emosional pada anak
Variabel Y : Kecenderungan kenakalan remaja
Teori dasar dari :
Variabel Y
Pengertian Variabel Y : 1. Menurut Itabiliana (2016) Memiliki faktor yang
menyebabkan anak menjadi malas untuk bercerita kepada orang tua seperti ; orang tuanya yang mengajari anaknya ketika sedang bercerita mengenai permasalahannya kepada orang tuanya, Sikap orang tuanya yang selalu memarahi anaknya, dan mengintrogasi, serta orang tua tidak memahami permasalahan anaknya karena menyisihkan waktu bersama anak.
2. Menurut Jessor (1977) Problem pada remaja yang
terjadi karena adanya perilaku yang dipandang sebuah masalah pada segi social, ada hal yang tidak sesuai norma dan ketentuan orang dewasa. Adanya suatu permasalahan yang sering kerap muncul pada masa remaja yaitu tindakan kenakalan remaja. Kenakalan remaja mengarah kepada perilaku yang luas.
3. Menurut Sumiati (2009) Kenakalan remaja memiliki
tingkah laku yang dapat melampaui batas toleransi orang lain dan lingkungannya. Hal ini merupakan perbuatan yang dapat melanggar HAM hingga melanggar hukum.
4. Menurut Hawari (2004) Faktor penyebab munculnya
kenakalan remaja tidak ada peran dari orang tua sebagai contoh yang baik kepada anak anaknya.
5. Menurut Kartono (2006) Tingkat kasus kenakalan
remaja banyak dialami di usia 21 tahun kebawah, dan diusia 15-19 tahun adalah tingkat tertinggi kenakalan remaja. Perilaku kenakalan remaja dapat menyakiti atau merugikan dirinya sendiri dan orang lain dapat melanggar norma norma hukum, agama, kelompok, menyalahgunakan obat obatan dan membolos.
6. Menurut Dryfoon (2006) Kenakalan remaja dapat
mengacu tingkah langku yang tidak dapat diterima secara social. Perilaku yang berlebihan di sekolahan dapat melanggar aturan di sekolah seperti ; melarikan diri, pencurian dan tindakan kriminal. Bentuk kenakalan terlihat dari remaja. Apabila sudah masuk ke ranah hukum, ada 2 perbedaan yaitu pelanggaran indeks dan pelanggaran status.
7. Menurut Kartono (2006) Remaja nakal mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan remaja yang tidak nakal. Dari perbedaan tersebut mencangkup dari perbedaan struktur intelektual, perbedaan fisik dan psikis, serta perbedaan kepribadian.
8. Menurut Patterson (1982) Korban dari kekerasan
emosional bersifat agresif dapat bersosialisasi dengan remaja lain yang mempunyai karakter yang sama. Resiko dari kenakalan atau pelanggaran akan semakin besar. Hal tersebut akan menjadi dampak pembelajaran dari korban kekerasan emosional dari perilaku orang tuanya, yang membawa ia terlibat kenakalan remaja.
9. Menurut Sarwono (2013) Kenakalan remaja adalah
perilaku yang melanggar norma social, melawan status dan melanggar hukum. Perilaku ini menyimpang pada kebiasaan.
10. Menurut Hurlock (1980) Kenakalan remaja biasanya
menunjukkan symbol berupa merokok, minum minuman keras, penggunaan narkoba dan berhubungan seks diluar nikah. Aspek/dimensi : Variabel Y