Anda di halaman 1dari 10

Nama : Giffani Nur Akbar

Agung Muhammad Irfan

Wahyu Panji Wicaksono

NIM : 1807010058
1807010068
1807010075

Judul : Kenakalan Remaja Di SMA X

RESUME JURNAL

Penulis Tipe Judul, Variabel/Tema Metode dan Temuan Kunci Implikasi


(tahun) Penelitian Penelitian; & Volume, Setting dan untuk
Nomer, Halaman, doi Penelitian Rekomendasi proposal
penelitian
Febriana Dwi Empiris Judul : Kenakalan Metode : Temuan :
Wanodya Remaja Laki-laki Kualitatif Kenakalan
mukti, Yang Terjerat Kasus dengan Remaja,
Nurchayati Hukum pendekatan Remaja pria,
(2019) studi kasus. Tanggapan
Variabel : Kenakalan Masyarakat
Remaja Setting :
Partisipan 3 Rekomendasi :
Jurnal orang siswa -
Psikologi, FIP, SMA X
Unesa
Volume : 6
Nomer : 1
Halaman : 1-9
Doi :
https://scholar.google.co
m/scholar?hl=id&as_sdt
=0%2C5&as_ylo=2017
&q=jurnal+psikologi+k
ualitatif+tentang+kenaka
lan+remaja+yang+terjer
at+kasus+hukum&btnG
=-
d=gs_qabs&u=%23p%3
DBm1wJPGzHHgJ

Hijrotul Empiris Judul : Analisis Metode : Temuan :


Mardliyah, Faktor Penyebab Kualitatif Kenakalan
Suhendri, Kenakalan Remaja dengan Remaja,
G.Rohaston Di Kelurahan pendekatan Remaja pria,
o Ajie Samban studi Tanggapan
(2019) deskriptif Masyarakat

Setting :
Partisipan
3 siswa
SMK X
Variabel : Kenakalan
Remaja Rekomendasi :
-
Jurnal Bimbingan
dan Konseling
Volume : 4
Nomer : 2
Halaman : -
Doi :
https://ejournal-
pasca.undiksha.ac.id/i
ndex.php/jurnal_bk/ar
ticle/view/3052

Muhammad Empiris Judul : Studi Kasus Metode : Temuan : -


Arief Kenakalan Remaja Kualitatif
Maulana Tingkat Menengah deskriptif Rekomendasi :
(2019) Pertama Di Kota -
Sukoharjo Setting :
Partisipan 3
Variabel : siswa SMA
Kenakalan remaja X
Volume : 4
Nomer : 2
Halaman : -
Doi :
http://ojs.iptpisu
rakarta.org/inde
x.php/Edudikara
/article/view/149
Ainy Kartika Empiris Judul : Fenomena Metode : Temuan : -
(2017) Kenakalan Remaja Kualitatif
Dalam Prespektif deskriptif Rekomendasi :
Psikologi Pendidikan -
Islam Setting :
Partisipan
Variabel : 3 siswa
Kenakalan remaja SMA X
Volume : 2
Nomer : 1
Halaman : 59-74
Doi :
https://scholar.g
oogle.com/schol
ar?hl=id&as_sdt
=0%2C5&q=jur
nal+kualitatif+k
enakalan+remaj
a+psikologi&btn
G=#d=gs_qabs
&u=%23p%3Da
dOPU5ZPRtIJ
Sri Wahyuni, Empiris Judul : Studi Metode : Temuan : -
Noveri Deskriptif Kualitatif Kualitatif
Aisyaroh Penyebab Kenakalan deskriptif Rekomendasi :
(2018) Remaja di SMP Islam -
Nudia Semarang Setting :
Partisipan
Variabel : 3 siswa
Kenakalan remaja SMA X
Volume : 6
Nomer : 10-17
Halaman : 59-74
Doi :
https://akperinsa
da.ac.id/e-
jurnal/index.php
/insada/article/vi
ew/100
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa yang penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan seseorang karena masa remaja merupakan masa transisi yang
menjadi jembatan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa remaja dimulai
sekitar usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir pada sekitar usia 18 hingga 22 tahun
menyatakan bahwa secara psikologis, masa remaja adalah usia waktu individu
berintegrasi dengan lingkungan orang dewasa, umur yang masih remaja tersebut
tidak akan berpikiran di bawah level orang-orang yang lebih dewasa melaikan
berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah
hak.(Santrock, Jhon, 2003)
Remaja adalah penerus yang sangat berpengaruh guna merealisasikan
tujuan suatu negara, penerus bangsa dan generasi yang diinginkan oleh suatu negara
untuk memodifikasi keadaan negaranya menjadi negara yang lebih baik.
Pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader penerus
pengorbanan bangsa dan infrastruktur nasional dengan mensuply bekal
keterampilan kepemimpinan, kebugaran jasmani dan kreativitas, rasa perjuangan,
idealisme, kepribadian dan budi pekerti yang luhur (Rochaniningsih, 2014)
Berdasarkan hal tersebut berarti remaja perlu mendapat perhatian khusus
dalam pendidikan dan keikutsertaannya dalam masyarakat karena mereka
mempunyai kewajiban yang harus didukung hak-haknya untuk mempersiapkan diri
sebagai generasi yang baik (Rumini & Siti, 2004). Bermacam aspek pembentukan
suatu negara, tidak terkecuali dari bermacam aspek yang berkaitan salah satunya
sumber daya manusia.
Terlihat pada garis- garis besar haluan negara bahwa penduduk merupakan
sumber daya manusia yang potensial dan produktif bagi pembangunan nasional
(Astuti, 2014). Akan tetapi pada saat ini, remaja banyak dihadapkan pada
problema. Remaja dan problemanya, merupakan akibat dari kemajuan zaman.
Masalah itu biasanya berkorelasi pada keluarga dan sekolah, bersambungan pula
dengan metode pemilihan jenis pekerjaan dan kesempatan kerja serta hubungan
dengan orang lain dan keadaan kesehatan (Daradjat, 1978).
Dalam masa ini, remaja cenderung mengalami kesulitan melepaskan diri
dari ketergantungan orangtua, persoalan seks, pergaulan dengan jenis seks lain dan
merencanakan hari depan. Dalam menghadapi masalah ini remaja merasakan
suasana, rasa yang tidak nyaman, tidak tenang, khawatir, kesepian kecemasan
karena mereka tidak di mengerti oleh orang lain atau merasa tidak puas dan marah,
sehingga mereka memerlukan orang lain sebagai tempat mengeluarkan isi hatinya
dan seseorang yang dapat merasakan dan paham. Remaja cenderung merasa
orangtua tidak lagi mengerti dirinya perasaan ingin mandiri sehingga ia melepaskan
diri dari orangtua dan mengarahkan perhatiannya pada lingkungan sosial di luar
keluarga (Rochaniningsih, 2014)
Dalam langkah ini dan penyelesaian kewajiban perkembangannya,
memiliki kemungkinan gagalnya remaja pada melakukan hal tersebut.
Ketidakmampuan remaja dalam mengatasi konflik berkepanjangan akibat
kurangnya kemampuan dalam mengendalikan emosi menyebabkan timbul
perasaan gagal yang mengarah pada frustrasi yang Kriminalitas yang dilakukan
anak-anak puber dan adolesens di sebut pula sebagai delinquency.
Secara Umum, delinquency merupakan hasil dari konstitusi rasa dari mental
dan emosi, yaitu mental dan emosi anak yang masih labil, yang labil dan jadi bobrol
atau defektif, sebagai dampak proses- pengkondisian oleh lingkungan yang buruk.
Pada umumnya, tingkah laku kejahatan tersebut merupakan mekanisme-
kompensatoris atau “Geltungsbedurfnis”, yang dirasakan sebagai kebutuhan akan
penuntutan pengakuan terhadap egonya. Juga kompensasi- pembalasan dari rasa
inferior/minder, untuk kemudian “ditebus” dengan tingkah laku “sok dan hebat-
hebat” agar aku-nya tampil menonjol dan mendapat perhatian lebih (Kartono,
1995).
Berdasarkan penelitian Sri menunjukan bahwa peran orangtua cukup
berdampak pengaruh terhadap gejala kenakalan remaja yaitu memberikan
sumbangan sebesar 19,4%. Orangtua dapat turut memberikan pencegahan pada
perilaku kenakalan remaja dengan menggunakan pola pengasuhan yang lebih
positif, karena pola pengasuhan yang positif akan memberikan peluang kepada
anak untuk mencapai kematangan kehidupan sosial dan intelektual. Pola
pengasuhan yang positif juga akan mencegah kenakalan remaja. (Sriwahyuni,
2017)
Penelitian oleh Mursafitri, Herlina dan Safri dengan judul Hubungan Fungsi
Afektif Keluarga Dengan Perilaku Kenakalan Remaja mendapatkan hasil bahwa
170 responden dalam penelitian tersebut memiliki fungsi afektif keluarga yang
tidak memadai, 105 responden memiliki perilaku kenakalan remaja yang lebih
tinggi (30,5%) dan 65 responden memiliki perilaku kenakalan remaja yang lebih
rendah (19,1%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara fungsi afektif keluarga dengan perilaku terhadap pembentukan kepribadian
islam bagi remaja menyimpulkan bahwa adanya pengaruh peran keluarga terhadap
pembentukan kepirbadian Islam bagi remaja, apabila keluarga dapat menjalankan
fungsi dan peranannya (Mursafitri et al., 2015)
Selain itu Pratiwi juga melalukan penelitian mengenai peran keluarga
terhadap kenakalan remaja dengan hasil bahwa orangtua memiliki beberapa peran
dalam mencegah kenakalan remaja antara lain sebagai pendidik, sebagai
pendorong, sebagai contoh, sebagai pengawas, sebagai teman dan juga sahabat,
sebagai konselor, dll. Kenakalan remaja berasal dari beberepa faktor, dari hasil
penelitian dapat disimpulkan dari faktor diri sendiri, fakror rumah tangga atau
keluarga, faktor dari masyarakat dan faktor dari lingkungan masyarakat (Pratiwi,
2017)
Kenyataanya ada beberapa masalah di keluarga dimana peran dan fungsi
keluarga tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sementara itu kita tahu betapa
pentingnya keluarga terutama bagi perkembangan kepribadian seseorang.
pecahnya kehidupan keluarga secara fisik maupun mental. Sehingga fungsi dan
peran keluarga mengalami kegagalan (Rochaniningsih, 2014). Peran dan
kegunaan keluarga sebagai lembaga sosialisasi dan perasaan telah mengalami
perubahan. Hal ini menyebabkan terganggunya proses sosialisasi anak dalam
keluarga.
Oleh karena itu saat ini banyak anak remaja yang berperilaku menyimpang,
dan sebagian besar penelitian mengindikasikan telah terjadi pergaulan bebas (sex
bebas) di kalangan remaja. Terdapat banyak contoh kenakalan anak dan perbuatan
pelanggaran lainnya yang ternyata bersumber pada keadaan keluarga, yaitu
keadaan keluarga, suasana rumah yang tidak menyokong perkembangan mereka,
sehingga mereka menjadi anak atau orang dewasa yang egois dan melakukan
tindakan bermasalah dan amoral (Gunarsa, 2004)
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di SMA X. SMA X
yang berdasarkan data dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap
siswa SMA X menunjukkan adanya kecenderungan perilaku kenakalan pada
umumnya yang dilakukan siswa-siswi. Perilaku tersebut seperti mencontek saat
ujian, membolos sekolah, merokok di lingkungan sekolah, melompat pagar sekolah
dan berkelahi. (Unayah & Subarisman, 2015)
Perilaku kenakalan tersebut merupakan bawaan dari situasi dan kondisi di
dalam keluarga yang tidak menyenangkan, pola pengasuhan yang kemungkinan
salah, kurang berperannya orangtua dalam mendidik dan membimbing anak saat
berada lingkungan keluarga, kurangnya komunikasi yang berkualitas, kurangnya
kasih sayang, orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya, kurangnya contoh
yang baik dari orang tua, adanya keluarga yang broken home yang hal- hal tersebut
diatas termasuk peran dan fungsi keluarga
Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti ingin melakukan penelitian
tentang pentingnya peranan keluarga dalam kaitannya dengan kenakalan remaja.
Maka peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan peran Keluarga Dengan Kenalakan Remaja
Pada Siswa SMA X”

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan peran dengan kenalakan remaja pada siswa SMA X ?
C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keberfungsian keluarga dengan
kenalakan remaja pada siswa SMA X.
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan referensi dan memperkaya


teori di bidang Psikologi, khususnya pada perkembangan remaja terutama mengenai peran
dan fungsi keluarga serta kenakalan yang dilakukan oleh remaja serta dapat mengaplikasikan
ilmu dan wawasan yang di peroleh selama berada di bangku perkuliahan. Selain itu juga dapat
membantu bagi para mahasiswa yang berminat menambah wawasan pada bahasan peran dan
fungsi kerluarga serta masalah terkait kenakalan remaja.
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru/Pengajar

Penelitian ini di harap dapat memberikan tambahan di bidang ilmu Psikologi, serta
masukan untuk sekolah yang bersangkutan dengan memberikan edukasi mengenai
berbagai penyebab kenakalan remaja yang salah satunya berasal dari faktor lingkungan
keluarga.
b. Bagi Orang Tua

Penelitian ini di harap dapat memberikan tambahan di bidang ilmu Psikologi,


serta masukan untuk orang tua dari remaja dengan memberikan edukasi mengenai
berbagai penyebab kenakalan remaja yang salah satunya berasal dari faktor lingkungan
keluarga.

Anda mungkin juga menyukai