Anda di halaman 1dari 6

GENTA MULIA ISSN: 2301-6671

Volume XI No. 1, Januari 2020


Page : 59-64

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA


PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI KELAS X-IPA 11
MAN 2 MODEL MEDAN T.P 2018/2019

Laili Rahmaini Hasibuan

Man 2 Model Medan, Jalan Willem Iskandar No.7A Medan 20222,


E-mail: lailirahmainihsb@yahoo.co.id

Abstrak: Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mengkaji
penggunaan metode diskusi dalam meningkatkan pemahaman pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak
untuk membantu siswa kelas X-IPA 11 Man 2 Model Medan pada kompetensi memahami pengertian dan
pentingnya menghindari licik, tamak, zalim dan diskriminasi. Berdasarkan analisis dan refleksi hasil tes
pemahaman siswa pada siklus I dengan menggunakan metode diskusi mencapai nilai 71,80%, angka tersebut
termasuk kualifikasi sedang/cukup (55 ≤ C ≤ 75) demikian pula ketuntasan belajar juga belum mencapai 75
% karena masih mencapai angka 50 %. Belum memiliki kategori baik. Sedangkan pada siklus II pemahaman
siswa pada Pengertian dan pentingnya menjauhi sifat licik, tamak, zalim dan diskriminasi di MAN 2 Model
Medan kelas X-IPA 11 pada siklus II dengan menggunakan metode diskusi mencapai nilai 86,80%, maka
angka tersebut kualifikasi baik, dalam kategori intervalnya (75 ≤ B ≤ 90). Demikian pula ketuntasan
belajar telah mencapai 75 % karena mencapai angka 88,80 % telah memiliki kategori baik.

Kata-kata kunci:Pemahaman, Diskusi, ketuntasan Belajar

PENDAHULUAN teman karibnya. Sehingga mengakibatkan


Mata pelajaran Akidah Akhlak bertujuan motivasi belajar siswa rendah, pada akhirnya
mengarahkan dan mengantarkan peserta didik mempengaruhi hasil belajar siswa.
memiliki akhlakul karimah dan berkarakter Metode ceramah dalam pembelajaran
bangsa. Namun secara efektif belum Aqidah Akhlak sering digunakan disetiap
sepenuhnya secara efektif mengembangkan sekolah, hal ini mengakibatkan peserta didik
peserta didik memiliki akhlakul karimah. Hal sulit untuk mengingat, menerapkan dalam
ini dapat ditunjukkan antara lain masih terjadi kehidupan sehari-hari. Penggunaan metode
adanya tawuran antar pelajar dan terjadinya pembelajaran itu sangat penting, karena tidak
perbuatan buli yang dilakukan terhadap teman- semua metode pembelajaran tepat untuk
teman sekelas yang dianggap lemah, bertindak semua waktu, kondisi, dan bidang studi
curang ketika berlangsungnya ujian sekolah, (Usman, 2001).
mendiskriminasikan teman yang tidak dianggap Metode pembelajaran diskusi merupakan
sederajat, dan sikap dekadensi moral lainnya. metode yang berpusat pada peserta didik.
Pembelajaran yang terjadi selama ini pada Diharapkan dengan metode ini materi yang
kenyataannya adalah pembelajaran yang masih akan disampaikan lebih bermakna bagi para
bertumpu pada pendidik sebagai pusat peserta didik.
informasi. Para pendidik menggunakan metode Salah satu materi Mata Pelajaran Akidah
konvensional. Hal ini mengakibatkan guru tidak Akhlak yang terdapat di Madrasah Aliyah
mempertimbangkan kemampuan peserta didik. adalah Pengertian dan Pentingnya
Siswa kurang menghargai teman yang bukan Menghindari Licik, Tamak, Zalim dan

59
Diskriminasi. Materi ini terdapat pada kelas X, terjadi di kalangan pelajar, dilakukan dengan
di semestar Genap. Materi ini merupakan salah cara memahami Pengertian sifat licik, ciri ciri
satu solusi yang diharapkan dapat untuk sifat licik, bahayanya bagi diri sendiri dan orang
membentuk karakter siswa yang baik. lain. Pengertian sifat tamak, ciri-ciri sifat
Dengan mempelajari kompetensi tamak, penyebab tamak, bahaya tamak daan
Pengertian dan pentingnya menghindari licik, cara menghindarinya. Pengertian zalim,
tamak, zalim dan diskriminasi diarahkan agar macam-macam zalim, ciri ciri orang zalim
para peserta didik memiliki kesadaran untuk dengan menjunjukan tanda-tanda pelakunya
menjauhi perbuatan licik, seperti mencontek seseorang dalam realitas kehidupan individu
hasil kerja kawan, mencontek ketika ujian dan sosial serta contoh pengamalan akhlak
berlangsung, melakukan hal-hal yang bersikap tercela dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian
licik demi mendapatkan nilai ujian dengan sifat diskriminasi, dampak negatif dan cara
menghalalkan cara–cara yang tidak sesuai menghindarinya dalam aplikasinya pada
dengan nilai-nilai akhlakul karimah. Tidak kehidupan sehari hari serta hikmah menghindari
bersifat tamak seperti rela melakukan apapun diskriminasi berserta dalil naqli dan akli.
demi mendapatkan nilai bagus, seperti Mutu pembelajaran tidak akan mungkin
membuat catatan kecil ketika ulangan tercapai tanpa performance siswa yang peka,
berlangsung demi mendapatkan nilai yang baik, kritis, mandiri, kreatif, dan bertanggung jawab.
meskipun cara yang dilakukan merupakan hal Sebab menurut Astutik (2013) siswa merupakan
yang dilarang. salah satu sumber daya manusia yang
Menjauhi perbuatan zalim diharapkan agar menentukan mutu pembelajaran. Performance
siswa tidak melakukan kekerasan atau aniaya siswa yang produktif, berprestasi dan mandiri
baik kepada teman maupun orang lain yang sebagai salah satu indikasi penting mutu
berada disekitarnya baik secara fisik maupun pembelajaran, dapat dilihat dari hasil setiap
rohani, termasuk tindakan membuli teman kegiatan belajarnya. Hal ini terkait pula dengan
sendiri yang kian marak terjadi dikalangan pemahaman siswa, karena tinggi rendahnya
peserta didik (Rusydi, 2018). Dalam kategori prestasi siswa juga hasil prestasi belajar siswa
melakukan diskriminasi biasanya terjadinya dari upaya kegiatan belajarnya.
dilakukan sekelompok anak kepada seseorang Dalam konteks nilai pedagogis guru juga
yang tidak disenangi oleh satu kelompok bertugas membantu, membimbing dan
tersebut dan nantinya berujung dengan tawuran memimpin siswanya dalam pemahaman ini.
para pelajar yang mengakibatkan terjadinya Rivai (Subroto, 2002) mengatakan bahwa di
dekadensi moral lainnya seperti, pemukulan, dalam situasi pengajaran, gurulah yang
pembakaran, pengeroyokan dan lain lain yang memimpin dan bertanggung jawab penuh atas
berdampak pada tindakan kekerasan. kepemimpinannya yang dilakukan itu. Ia tidak
Untuk itu dalam upaya peningkatan melakukan instruksi-instruksi, dan tidak berdiri
kesadaran siswa untuk menjauhi tawuran para di bawah instruksi manusia lain kecuali dirinya
pelajar dan terjadinya dekadensi moral yang sendiri, setelah masuk dalam situasi kelas.
60
Fakta yang terjadi pada siswa kelas X IPA
11 MAN 2 Model Medan tahun Pelajaran METODE
2018/2019, setiap dilakukan ulangan harian Penelitian ini dilaksanakan di kelas X-IPA
pada mata pelajaran Akidah Akhlak khususnya 11 MAN 2 Model Medan Tahun Pelajaran
materi memahami Pengertian dan Pentingnya 2018/2019 sejumlah 36 orang terdiri dari 13
Menghindari Licik, Tamak, Zalim dan orang laki-laki dan 23 orang perempuan. jenis
Diskriminasi, masih terdapat sejumlah siswa penelitian ini adalah Class Action Research
yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Karena dimana penelitian yang dikembangkan bersama
itu seorang guru Akidah Akhlak berkewajiban sama untuk peneliti dan decision maker tentang
untuk dapat membentuk karakter mereka variable yang dimanipulasikan dan dapat
dengan baik. Karena tugas seorang guru digunakan untuk melakukan perbaikan. Alat
bukanlah sekedar menyampaikan materi pengumpul data yang dipakai dalam penelitian
pelajaran dari tidak tahu menjadi tahu, dari ini antara lain : observasi, catatan guru, catatan
tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak siswa, angket dan berbagai dokumen yang
paham menjadi paham. Namun yang terpenting terkait dengan siswa.
adalah perubahan karakter mereka menjadi Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap,
bersikap baik sebagai bekal mereka dalam yakni perencanaan, melakukan tindakan,
menjalani kehidupan dalam bermasyarakat. observasi, dan evaluasi, serta refleksi. Refleksi
Permasalahan lain para peserta didik sering dalam tiap siklus dan akan berulang kembali
sekali memandang mata pelajaran Akidah pada siklus-siklus berikutnya.
Akhlak sebagai mata pelajaran yang tidak dapat Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya
memberikan kontribusi buat mereka. adalah hasil pehamanan siswa dalam kegiatan
Permasalahan tersebut menuntut seorang proses belajar mengajar, aktivitas siswa saat
guru menentukan/memilih tehnik, motode dan mata pelajaran Akidah Akhlak dengan teknik
model pembelajaran yang sesuai dengan diskusi untuk melihat perubahan tingkah laku
kebutuhan para peserta didik dalam upaya siswa, untuk mengetahui tingkat kemajuan
untuk meningkatkan pemahaman mengenai belajarnya yang akan berpengaruh terhadap
akhlak, baik dalam demensi keaktifan peserta hasil belajar dengan alat pengumpul data yang
didik dalam belajar, maupun pemahaman sudah disebutkan di atas.
mereka terhadap materi pembelajaran, sehingga Data yang diambil adalah data kuantitatif
pembelajaran tersebut menjadi lebih bermakna dari hasil tes, presensi, nilai tugas serta data
buat mereka. Dan menjadikan daya ingat kualitatif yang menggambarkan keaktifan
mereka benar-benar menjadi kuat terhadap siswa, antusias siswa, partisipasi dan kerjasama
materi yang harus dikuasai dan pada akhirnya dalam diskusi, kemampuan atau keberanian
sangat mudah bagi peserta didik untuk siswa dalam bertanya, melaporkan hasil.
mengaplikasikan materi tersebut ketika Penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan
bersosialisasi di tengah-tengah keluarga dan dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan
masyarakatnya. Mei 2019
61
Nilai ketuntasan minimal (KKM) di Man 2 siswa dilaksanakan sejak dimulainya kegiatan
Model Medan untuk nilai Akidah Akhlak kelas pembelajaran.
X adalah 75. Jika nilai tersebut telah mencapai Setelah diadakan siklus I, terutama dalam
75 atau lebih , maka peserta didik tersebut telah pelaksanaan pengamatan, penulis menemukan
tuntas dalam materi Memahami Sikap Tercela beberapa kendala dalam proses pembelajaran
Licik, Tamak, Zalim, Diskriminasi. Sebaliknya Akidah Akhlak, antara lain:
jika peserta didik tersebut berada di bawah nilai a. Masih terdapat siswa yang tidak berani
75, maka peserta didik tersebut belum mencapai dalam bertanya dan mengemukakan
tingkat ketuntasan dalam belajar. Karena pendapat
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas b. Kurang Motivasi dan kegairahan dalam
maka bagi peserta didik yang belum mencapai mengikuti pembelajaran
ketuntasan tersebut maka siswa tersebut harus c. Siswa tidak berinteraksi dalam mengikuti
diberi bimbingan dalam pengawasan/ wali kegiatan pembelajaran kelompok
kelas, guru-guru BK dan guru-guru bidang studi (mengobrol dengan teman)
masing-masing baik didalam pelajaran maupun d. Siswa yang terkadang kurang
diluar jam pelajaran. memperhatikan penjelasan guru selama
pembelajaran
HASIL DAN PEMBAHASAN
e. Siswa yang terkadang masih suka
Siklus I
mengobrol dengan siswa lain selama
Pada siklus I ketercapaian tingkat
pembelajaran (dalam kerja kelompok)
pemahaman siswa mencapai 71,80%. Nilai
f. Siswa dalam pembelajaran masih
tertinggi yaitu 95 dan nilai terendah adalah 55
mengerjakan tugas lain (kurang melihat
sebanyak 4 siswa. Berdasarkan data yang
dan kurang ikut melakukan kegiatan
diperoleh maka persentase ketuntasan belajar
kelompok, kurang mengikuti petunjuk
siswa tentang pengertian dan pentingnya
guru)
Menjauhi sifat tercela, licik, tamak, zalim dan
Diketahui pada siklus I tingkat keaktipan
diskriminasi hanya 71,81%, jadi akan diadakan
siswa masih 72 %.
penelitian kembali yaitu pada siklus II.
Refleksi.
Observasi
a. Melakukan pencatatan hasil observasi
Pada saat pembelajaran berlangsung
b. Melakukan skoring danpenilaian terhadap
dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa
hasil tes
oleh obsever. Setiap 10 menit sekali pengamat
c. Melakukan analisis terhadap hasil observasi
mengamati aktivitas siswa pada kelompok dan
dan tes
menandai aspek aktivitas yang dominan yang
d. Mendiskusikan hasil analisis dengan
dilakukan siswa pada lembar observer, serta
kolaborator
memantau jalannya tes evaluasi pada akhir
e. Mendiskusikan langkah-langkah perbaikan
pembelajaran. Pengamatan terhadap aktifitas
yang harus dilakukan pada siklus II

62
Siklus II kelompok, kurang mengikuti petunjuk
Pada siklus II tingkat ini ketercapaian guru)
pemahaman siswa 86,80%. Mengalami Refleksi.
peningkatan yang asalnya pada siklus I a. Melakukan pencatatan hasil observasi
pemahaman hanya mencapai 71,80% pada b. Melakukan skoring dan penilaian terhadap
siklus II ini mencapai 86,80% mengalami hasil tes
peningkatan sebesar 15% nilai tertinggi 100 dan c. Melakukan analisis terhadap hasil observasi
nilai terendah adalah 55. Yang dapat nilai 100 = dan tes
8 orang, dan mendapat nilai 55 = 1 orang. d. Mendiskusikan hasil analisis dengan
Observasi kolaborator
Setelah diadakan siklus II, terutama dalam e. Mendiskusikan langkah-langkah perbaikan
pelaksanaan observasi, penulis menemukan yang harus dilakukan nanti pada kegiatan
beberapa kendala dalam proses pembelajaran proses belajar mengajar di kelas pada mata
Akidah Akhlak, meskipun tingkat presentasinya pelajaran Akidah Akhlak
lebih sedikit jika dibandingkan siklus II Hasil Analisil pemahaman Akidah Akhlak
nantinya, antara lain: siswa siklus I dan II
a. Masih terdapat siswa yang tidak berani Hasil observasi tingkat pemahaman peserta
dalam bertanya dan mengemukakan didik diperoleh dari hasil tes sebelum dan
pendapat sesudah tindakan. Hasil observasi pemahaman
b. Kurang Motivasi dan kegairahan dalam siswa dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-
mengikuti pembelajaran. Namun satu rata siswa pada siklus I, II dan akhir siklus jika
orang anak sedang mengalami sakit namun dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa
tetap hadir dalam melaksanakan kegiatan sebelum dilaksanakan tindakan, yang akan
belajar mengajar di kelas. Sehingga dideskripsikan pada tabel sebagai berikut:
nantinya ketika diadakan tes hasil belajar Tabel 1. Hasil analisis Pemahaman Siswa
nilai siswa tersebut tidak memuaskan. Sebelum Prosentase
Tindakan Siklus Siklus Peningkatan
No Nama
c. Siswa tidak berinteraksi dalam mengikuti I II Siklus I dan
II
kegiatan pembelajaran kelompok 1 S-1 65 70 90 20 %
2 S-2 60 65 85 20 %
(mengobrol dengan teman) 3 S-3 65 65 70 5%
d. Siswa yang terkadang kurang 4 S-4 65 75 95 20 %
5 S-5 60 65 85 20 %
memperhatikan penjelasan guru selama 6 S-6 75 70 80 10 %
7 S-7 70 75 90 25 %
pembelajaran 8 S-8 65 75 95 20 %
9 S-9 75 80 95 15 %
e. Siswa yang terkadang masih suka
10 S-10 75 60 100 40 %
mengobrol dengan siswa lain selama 11 S-11 75 75 90 25 %
12 S-12 65 80 55 0%
pembelajaran (dalam kerja kelompok) 13 S-13 75 65 70 5%
14 S-14 80 60 75 15 %
f. Siswa dalam pembelajaran masih 15 S-15 60 85 100 15 %
mengerjakan tugas lain (kurang melihat 16 S-16 60 75 90 15 %
17 S-17 80 90 100 10 %
dan kurang ikut melakukan kegiatan 18 S-18 75 80 100 20 %

63
Sebelum Prosentase (55 ≤ C ≤ 75) , meskipun demikian perlu
Tindakan Siklus Siklus Peningkatan
No Nama
I II Siklus I dan perbaikan karena tidak mencapai KKM
II
19 S-19 80 55 80 25 % 75% yang telah disepakati MGMP Mata
20 S-20 80 80 100 20 %
Pelajaran Akidah Akhlak Tahun Pelajaran
21 S-21 55 80 95 15 %
22 S-22 75 55 75 20 % 2018-2019 demikian pula ketuntasan
23 S-23 80 55 80 25 %
24 S-24 55 65 90 25 % belajar juga belum mencapai 75 % karena
25 S-25 55 80 95 15 %
26 S-26 65 55 80 25 %
masih mencapai angka 50 %. Belum
27 S-27 75 85 95 10 % memiliki kategori baik.
28 S-28 55 95 100 5%
29 S-29 85 60 80 20 % 2. Meningkatkan pemahaman siswa pada
30 S-30 90 60 80 20 %
31 S-31 55 85 80 5% Pengertian dan pentingnya menjauhi sifat
32 S-32 55 60 80 20% licik, tamak, zalim dan diskriminasi di
33 S-33 85 90 100 10%
34 S-34 50 60 80 20% MAN 2 Model Medan kelas X-IPA 11 pada
35 S-35 90 60 70 10%
36 S-36 5%
siklus II dengan menggunakan metode
60 95 100
Jumlah 2365 2585 3125 diskusi mencapai nilai 86,80%, maka angka
Rata-Rata 65,69 71,80 86,80 15 %
tersebut kualifikasi baik, dalam kategori
Daya serap 65,69 71,80 86,80 15 %
% % intervalnya (75 ≤ B ≤ 90). Demikian pula
% Ketuntasan 50% 50 % 88,88% 38 %
ketuntasan belajar telah mencapai 75 %
karena mencapai angka 88,80 %. Telah
Dari pemahan dua siklus di atas hampir
memiliki kategori baik.
semua siswa mengalami peningkatan dari siklus
I ke siklus II, hanya 1 siswa yang tidak
DAFTAR PUSTAKA
mengalami peningkatan yaitu S-12, hal ini
Astutik, D. (2013). Pengaruh Minat Belajar
setelah diadakan penelitian S-12 sedang Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Pada Mahasiswa Fakultas
mengalami sakit ( demam). Menurut pengakuan
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
orang tuanya S-12 sudah dianjurkan tidah usah Universitas Muhammadiyah Surakarta
Program Studi Pendidikan Ekonomi
hadir kesekolah, namun tetap berkeras hadir.
Akuntansi Angkatan 2012/2013 (Doctoral
Sementara yang mengalami peningkatan dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
tertinggi adalah S-10, dari nilai 40 naik menjadi
100.Tingkat persentasi kenaikan 40 %. Rusydi, I. (2018). Pengaruh Pemahaman Siswa
Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Hubungannya Dengan Akhlak Siswa Di
KESIMPULAN Sekolah (Penelitian Di Mts Al-Ghozali
Berdasarkan hasil penelitian di atas, ada Kab. Indramayu). Risâlah, Jurnal
Pendidikan Dan Studi Islam, 4(1, March),
beberapa temuan dalam penelitian tindakan 133-140.
kelas ini yaitu:
Subroto, Suryo. 2002. Proses Belajar Mengajar.
1. Meningkatkan pemahaman siswa pada Jakarta: Rineka Cipta.
siklus I dengan menggunakan metode
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru
diskusi mencapai nilai 71,80%, angka Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
tersebut termasuk kualifikasi sedang/cukup

64

Anda mungkin juga menyukai