Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Zarah, Vol. x No.

x (xxxx), Halaman xx-xx

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION


BERBANTUAN E-LKPD INTERAKTIF TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI ASAM BASA

THE EFFECT OF THE INTERACTIVE E-LKPD TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION


LEARNING MODEL ON STUDENTS CRITICAL THINKING
ABILITY ON ACID BASE MATERIALS

Rahmadansah1,*, (ramadansahadan11@gmail.com)
Haryanto2 , (haryanto.fkip@unja.ac.id)
Aulia Sanova3, (aulia.sanova@unja.ac.id)
Asrial4, (asrial@unja.ac.id)
Yusnidar5, (yusnidar@unja.ac.id)
12345
Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak Jl. Raya Jambi. Ma.Bulian. Mendalo Darat Km. 15 Jambi 36361
*
Penulis Korespondensi: Rahmadansah

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui penerapan
model pembelajaran Team Assisted Individualization berbantuan E-LKPD Interaktif pada materi
Asam Basa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi Eksperimen dengan menggunakan satu kelas
kontrol dan satu kelas eksperimen. Setiap kelas kontrol ataupun kelas eskperimen akan diberi pretest
sebelum dilakukan proses pembelajaran dan posttest ketika selasai dilakukan pembelajaran. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 SMA Negeri 2 Kota Jambi tahun pelajaran
2021/2022. Data penelitian diperoleh melalui tes esai dan lembar observasi. Analisis data
menggunakan pretest dan posttest. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran Team assisted individualization berbantuan E-LKPD interaktif memberikan pengaruh
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa yang dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil rata-
rata pretest dan posttest yaitu 47,49% - 65,51% di kelas kontrol dengan selisih kenaikan 18,02%,
sedangkan di kelas eksperimen mendapatkan hasil 50,61% - 77,10% dengan selisih kenaikan 26,49%.
Jika ditinjau dari hasil per indikator kemampuan berpikir kritis pada kelas kontrol - eksperimen
berturut-turut yaitu 62,38% - 71,20%. Dari hasil tersebut juga dapat membuktikan bahwa hasil
kemampuann berpikir kritis di kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Kata kunci: Team Assisted Individualization, E-LKPD Interaktif, Berpikir Kritis dan Asam Basa.

Abstract

This study aims to improve students' critical thinking skills through the application of the Team
Assisted Individualization learning model assisted by Interactive E-LKPD on Acid-Base material.
This research is a quasi-experimental research using one control class and one experimental class.
Each control class or experimental class will be given a pretest before the learning process is carried
out and a posttest when the learning is finished. The research subjects were students of class XI IPA 5
and XI IPA 6 at SMA Negeri 2 Jambi City in the academic year 2021/2022. Research data obtained
through essay tests and observation sheets. Data analysis used pretest and posttest. The results of data
analysis showed that the use of the interactive E-LKPD-assisted Team Assisted Individualization
learning model had an effect on students' critical thinking skills as evidenced by an increase in the
average pretest and posttest results, namely 47.49% - 65.51% in the control class with a difference of
47.49% - 65.51% in the control class. an increase of 18.02%, while in the experimental class the
results were 50.61% - 77.10% with a difference of 26.49% increase. When viewed from the results per
indicator of critical thinking skills in the control - experimental class, respectively, namely 62.38% -
71.20%. From these results can also prove that the results of the ability to think critically in the
experimental class is higher than the control class.
Keywords: Team Assisted Individualization, interactive E-LKPD, Critical Thinking and Acid-Base.
p-ISSN: 2354-7162 | e-ISSN: 2549-2217
website: ojs.umrah.ac.id/index.php/zarah
Jurnal Zarah, Vol. x No. x (xxxx), Halaman xx-xx

PENDAHULUAN pembelajaran kimia kemampuan berpikir kritis


Pendidikan merupakan suatu proses sangat dibutuhkan oleh seorang siswa dalam
pembelajaran untuk seorang mendapatkan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan
pengetahuan, keterampilan serta perbaikan sikap Pembelajaran kimia adalah pembelajaran yang
melalui pengajaran, pelatihan, dan penelitian identik dengan konsep, dari yang sederhana
dengan harapan seorang memiliki pemahaman sampai kompleks dan abstrak (Isa et al., 2017).
terhadap sesuatu dan mempunyai sikap kritis Kimia merupakan pembelajaran yang
dalam berpikir. Undang-Undang Republik sangat penting kedudukannya dalam masyarakat
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem karena mempelajari tentang komposisi, struktur,
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa sifat, perubahan dan energi yang menyertainya.
pendidikan adalah proses mewujudkan Dalam kimia dipelajari tentang fenomena alam
pembelajaran yang terencana secara sadar untuk yang selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-
memenuhi tujuan berupa pengembangan potensi hari (Redhana, 2019). Namun selama ini masih
diri yang mencakup keagamaan, kepribadian, banyak siswamengalami kesulitan dalam
kecerdasan, sikap diri serta keterampilan untuk mengikuti dan memahami pelajaran kimia.Hal
dirinya yang bermanfaat bagi orang lain. Tujuan ini tidak terlepas dari pembelajaran yang
dari pendidikan adalah membentuk seorang dianggap sulit. Upaya yang dapat dilakukan oleh
manusia yang berpikir kreatif, kritis dan inovatif seorang guru menyiapkan siswa bisa bersaing di
(Martiana, 2015). Di jaman sekarang ini pola era industri 4.0 adalah bisa megarahkan siswa
berpikir kritis sangatlah penting dalam untuk memiliki kemampuan critical thinking
kehidupan sehari-hari, dikarenakan berpikir dengan cara guru mengajak siswa untuk berpikir
kritis ini bisa membantu manusia dalam kreatif dan kritis membangun kerjasama atau
menyelesaikan masalah. kolaborasi didalam pembelajaran serta tidak
Kurikulum 2013 adalah suatu perangkat berpusat kepada guru saja.
program dimana siswa dituntut mempunyai Berdasarkan hasil observasi dan
keterampilan dalam bertindak dan berpikir wawancara dengan guru kimia SMAN 2 Kota
secara efektif, kreatif melalui beberapa kegiatan Jambi yaitu Ibu Dra.Afrianita Simatupang
yaitu yaitu mengamati, menanya, mencoba, diperoleh informasi bahwa kemampuan berpikir
mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta kritis siswa dalam memecahkan suatu masalah
dalam ranah abstrak maupun konkret sesuai pembelajaran masih rendah. Terlihat jika guru
dengan minat dan bakatnya (Kemdikbud, 2013). memberi soal-soal yang bersifat analisis dalam
Kurikulum 2013 yang digunakan adalah pengamatan, siswa masih banyak yang belum
kurikulum yang sesuai dengan perbaruan dari bisa menyelesaikan soal dengan tepat karena
permendikbud No 20 sampai 23 tahun 2016 kebanyakan dari mereka cenderung
berlandaskan 4C (Critical thinking, Creative, menghafalkan konsep bukan memahami konsep
Collaboration, and Communication). Didalam tentang materi yang dipelajarinya. Hal ini
penerapan kurikulum 2013 siswa diharapkan disebabkan siswa belum terbentuk dari sikap
dalam pembelajaran harus bisa mencapai standar kritis dalam memecahkan permasalahan yang
kompetensi lulusan (SKL). Sehingga dalam ada didalam pembelajaran dan guru kimia
pembelajaran Kurikulum 2013 perlu dirancang SMAN 2 Kota Jambi dalam mengajar
strategi pembelajaran yang memungkinkan menggunakan metode ceramah diskusi
pengembangan keterampilan berpikir informasi. Dalam metode ceramah siswa hanya
kritissiswa(Susilawati et al., 2020). menerima dan mendengarkan penyampaian dari
Lismaya (2019), menyatakan berpikir guru, dan metode ini hanya berpusat pada guru
kritis adalah sebuah proses intelektual dengan saja, siswa tidak terlibat secara aktif. Dari hasil
melakukan pembuatan konsep, penerapan, observasi saya dikelas ketika guru mengajar
melakukan sintesis dan atau mengevaluasi sebagian siswa merasa bosan dan mengantuk
informasi yang diperoleh dari observasi, saat pembelajaran berlangsung. Hal tersebut
pengalaman, refleksi, pemikiran atau menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis
komunikasi sebagai dasar untuk menyakinkan siswa masih kurang dan perlu di tingkatkan lagi.
dan melakukan suatu tindakan. Didalam Untuk mengatasi permasalahan tersebut
p-ISSN: 2354-7162 | e-ISSN: 2549-2217
website: ojs.umrah.ac.id/index.php/zarah
Jurnal Zarah, Vol. x No. x (xxxx) | 3

diperlukan pembelajaran yang bersifat student dapat memecahkan permasalahan secara


centered agar siswa terlibat secara langsung aktif (Asruri dan Suparman, 2019). Kemudian e-
bertujuan mereka saling bertukar pikiran, saling LKPD Interaktif menjadi alternative membantu
berinteraksi, bekerja sama untuk melatih siswa belajar secara mandiri dan interaktif dalam
keterampilan berpikir guna memperbaiki hasil diskusi dengan teman sejawat. Hal ini sesuai
belajar dan diperlukan sebuah bahan ajar berupa dengan hasil penelitian menurut Awe and Ende
media yang mudah dipahami saat pembelajaran. (2019), bahwa Lembar kerja siswa elektronik
Karakteristik siswa kelas XI IPA SMAN 2 Kota adalah lembar kerja siswa yang mampu menarik
Jambi, sesuai yang disampaikan oleh guru dan perhatian siswa dalam menyelesaikan tugasnya
hasil observasi saya didalam kelas, siswa masih karena didalamnya itu terdapat unsur suara dan
kurang dalam tingkat kritis nya dibuktikan saat gambar, Agar membantu siswa belajar secara
pemecahan masalah dan diskusi bersama guru terarah, aktif dan kritis.
masih banyak diam. Asam basa adalah termasuk materi
Menurut (Lina et al., 2020) menyatakan penting larutan, dalam materi ini terdapat
dalam suatu pembelajaran sangat diperlukan konsep materi yang memerlukan pengamatan
model pembelajaran yang ideal bertujuan untuk siswa dalam mengamati gejala-gejala,
membuat siswa berpikir kritis atau tingkat tinggi mengolongkan, membuat dugaan, menjelaskan
dalam menyelesaikan suatu masalah. Model dan menarik kesimpulan. Karena materi ini
pembelajaran ideal yang dimaksud adalah model berkaitan dengan penggolongan asam basa,
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran penetuan pH. Asam basa juga berkaitan erat
kelompok TAI merupakan kombinasi antara dengan contoh di kehidupan sehari-hari
belajar kooperatif dengan belajar secara sehingga diharapkan siswa mampu mengamati,
individual.Siswa dikelompokkan, tetapi siswa menggolongkan, menganalisis dan menarik
belajar dengan kecepatan dan kemampuan kesimpulan dengan baik. Oleh karena itu, materi
masing-masing, setiap anggota kelompok saling ini cocok sebagai salah satu untuk melihat dan
membantu dan mengecek (Basri, 2016). mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.
Kelompok tersebut siswa belajar menyampaikan Sesuai dengan model pembelajaran TAI bahwa
ide, mendengarkan ide, berdiskusi menawarkan berpikir kritis siswa bisa ditingkatkan, karena
saran. Tujuan pembelajaran tipe TAI adalah model pembelajaran TAI siswa saling bertukar
menggabungkan antara model pembelajaran informasi yang didapatkan dan saling
individual dan pembelajaran kooperatif dengan memecahkan masalah serta bertanggung jawab
pemberian bantuan secara individual (Suyanto dalam satu kelompok untuk menyelesaikan
and Jihad, 2013). Model pembelajaran tipe TAI permasalahan yang ditemukan dari hasil
cocok diterapkan dalam pembelajaran kimia, pengamatan dalam pembelajaran. Sesuai
dikarenakan model ini siswa terlibat secara dengan(Lina et al., 2020) dalam penelitiannya
penuh dalam pembelajaran, siswa secara tentang pengaruh model pembelajaran
langsung bisa menganalisis dan bertukar pikiran. kooperatif tipe team assisted individualization
Salah satu materi pelajaran kimia yang terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada
dihadapkan pada latihan soal analisis adalah materi larutan penyangga kelas xi man 1
asam basa. Dari model pembelajaran TAI sering mataram tahun pelajaran 2018/2019 menyatakan
terjadi siswa yang berkemampuan rendah bahwa penerapan model pembelajaran
bergantung kepada siswa berkemampuan baik. kooperatif tipe tai lebih baik dibandingkan
Maka dari itu untuk mengurangi hal tersebut dengan metode ceramah. Dapat dilihat dari nilai
diperlukan sebuah bantuan bahan ajar yang rata-rata postest bahwa model pembelajaran tai
memuat media pembelajaran yang bisa membuat yang diterapkan pada kelas eksperimen dapat
siswa berkemampuan baik dan berkemampuan mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa,
rendah melakukan diskusi secara aktif dan kritis karena rata-rata nilai hasil posttest kelas
dalam memecahkan permasalahan yang ada eksperimen yang diberikan perlakuan model
didalam pembelajaran. Bahan ajar berupa Media pembelajaran tai lebih tinggi dibandingkan
yang dimaksud adalah media e-LKPD interaktif. dengan kelas kontrol yang diberikan perlakuan
e-LKPD menjadi salah satu solusi bahan ajar menggunakan model pembelajaran
elektronik untuk mewujudkan proses konvensional. Begitupun dengan penelitian Sari
pembalajaran interaktif yang bisa membuat et al., (2017) model pembelajaran kooperatif tipe
siswa. tai (team asissted individualization) berbantuan
video lebih baik diterapkan.
4 | Jurnal Zarah, Vol. x No. x (xxxx)

METODE PENELITIAN Pada kelas eksperimen diberi perlakuan


Penelitian ini merupakan bentuk menggunakan modelTeam Assisted
penelitian Quasi Experiment dengan jenis Individualization berbantuan E-LKPD interaktif.
Pretest Posttest Non equivalent Control Group Sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan
Design. Penelitian ini menggambarkan menggunakan model Team Assisted
hubungan sebab akibat dengan melibatkan dua Individualization. Dalam sub bab akan
kelas sampel yang tidak dipilih secara acak, ditampilkan data-data hasil penelitian yang
yaitu kelas eksperimen menggunakan model diperoleh dari instrument tes esai, lembar
pembelajaran team assited individualization observasi masing-masing kelas. Lembar
berbantuan e-LKPD interaktif dan kelas kontrol observasi pelaksanaan model oleh guru dan
menggunakan model team assited siswa, lembar observasi kemampuan berpikir
individualization. Menurut (Sugiyono, 2017), kritis siswa masing- masing kelas merupakan
penelitian eksperiment semu memiliki tujuan data pendukung karena menggambarkan
agar dapat mengklarifikasi relasi hubungan bagaimana situasi dan kendala yang dihadapi
sebab akibat suatu peristiwa agar dapat pada masing-masing kelas saat pembelajaran
dijelaskan. berlangsung disetiap pertemuan.
Populasi dalam penelitian ini adalah Tes esai ini terdiri atas 8 soal yang
seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kota diberikan sebagai pretest dan posttest. Data hasil
Jambi. Sampel yang digunakan dalam penelitian pretest akan menggambarkan bahwa
ini diambil dengan menggunakan teknik random kemampuan siswa antar dua kelas sebelum
sampling. Menurut Arieska and Herdiani (2018) mempelajari materi asam basa adalah sama atau
random sampling teknik pengambilan sampel setara. Sedangkan data hasil posttest diperoleh
atau elemen secara acak, dimana Setiap elemen diakhir pertemuan. Hasil posttest inilah yang
atau anggota populasi memiliki kesempatan akan digunakan sebagai data pada pengujian
yang sama untuk terpilih menjadi sampel. hipotesis penelitian. Adapun hasil penelitian
variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Model kognitif kemampuan berpikir kritis siswa pada
pembelajaran team assisted individualization kelas eksperimen dan kelas kontrol ditampilkan
berbantuan e-LKPD interaktif, sedangkan pada tabel berikut:
variabel terikatya itu kemampuan berpikir kritis
siswa. Tabel 1. Hasil Penelitian Kognitif Siswa
Instrument penelitian yang digunakan Berdasarkan Aspek Kemampuan Berpikir
yaitu menggunakan tes esai, lembar observasi. Kritis
Instrumen tes yang berupa tes kemampuan Kelas
NO Kelas Kontrol Eksperimen
berpikir kritis terdiri dari 8 soal uraian. ABK
SOAL Rata- Rata-
Kemampuan berpikir kritis akan diukur rata % rata %
menggunakan instrumen berupa soal tes esai, 1
memberikan
dan lembar observasi berpikir kritis siswa. penjelsn sederhana
2 7,38 54.91 7,90 57.22
Disamping itu juga digunakan lembar observasi 3
guru dan siswa terhadap penerapan model Team membangun
ketrampln dasar 5 2,75 45.83 4,27 71.3
assisted individualization berbantuan e-LKPD
interaktif dan lembar observasi kemampuan membuat inferensi
6
9,55 79.17 10,3 85.88
berpikir kritis siswa menggunakan instrumen 8
membuat penjlsn
yang dikembangkan oleh (Prayoga, 2013). lebih lanjut 7 3,66 73.33 4,80 96.11
Data utama yang diperoleh dari tes esai mengatur strategi 4 2,72 45.47 4,30 71.76
kedua kelas sampel akan diuji t atau uji pihak
Jumlah 26,06 298.70 31,57 382.27
kanan sedangkan sebagai data pendukung adalah
Rata-Rata 5,212 59.74 6,314 76.45
hasil lembar observasi. Sebelum dilakukan uji t,
dilakukan uji normalitas dan homogenitas
terlebih dahulu. Berdasarkan hasil rata-rata aspek
kemampuan berpikir kritis pada masing-masing
HASIL DAN PEMBAHASAN kelas terlihat bahwa aspek yang memiliki
Penelitian ini menggunakan dua kelas persentase tertinggi terdapat pada aspek
sampel yaitu kelas eksperimen (XI IPA 6) dan membuat penjelasan lebih lanjut dengan
kelas kontrol (XI IPA 5) di SMAN 2 Kota Jambi persentase 96,11% untuk kelas eskperimen dan
dengan jumlah siswa masing-masing 36 orang. aspek membuat inferensi dengan persentase
Jurnal Zarah, Vol. x No. x (xxxx) | 5

79,17% untuk kelas kontrol. Aspek yang Berdasarkan data hasil rekapitulasi skor
memiliki persentasi rendah terdapat pada aspek rata-rata lembar observasi kemampuan berpikir
memberikan penjelasan sederhana sebesar kritis siswa disetiap aspeknya pada kelas
57,22% untuk kelas eksperimen dan aspek eksperimen dapat dilihat bahwa persentase
membangun keterampilan dasar 45,83% untuk aspek memberikan penjelasan sederhana
kelas kontrol. 71,82%, aspek membangun keterampilan dasar
Jumlah rata-rata skor hasil penelitian 69,27%, aspek membuat Inferensi 70,75%,
kognitif siswa dari kelima aspek kemampuan aspek membuat penjelasan lebih lanjut 72,57%
berpikir kritis pada kelas eksperimen juga lebih dan aspek mengatur strategi dan taktik 71,01%.
besar dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu Penggambaran perbandingan kemampuan
berturut turut 59,74% dan 76,45%. berpikir kritis siswa disetiap aspeknya pada
Adapun data hasil observasi kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol ditampilkan
berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen pada Gambar 1.
ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Observasi Kemampuan


Berpikir Kritis Siswa pada Kelas
Eksperimen
Pertemuan Rata-rata Kategori
1 54,17 Cukup baik
2 61,69 Baik
3 79,55 Baik
4 89,12 Sangat Baik
Rata-rata 71,20 Baik

Berdasarkan hasil observasi kemampuan


berpikir kritis pada kelas eksperimen terjadi Gambar 1. Diagram Perbandingan Kemampuan
peningkatan pada setiap pertemuan dilihat dari Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kontrol
rata-rata berturut-turut adalah 54,17 kategori pada Setiap Aspeknya
cukup baik, 61,96 kategori baik, 79,55 kategori
baik dan 89,12 kategori sangat baik. Data lembar observasi kegiatan siswa
Adapun data dari hasil observasi setiap pertemuan menggambarkan bagaimana
kemampuan berpikir kritis pada kelas kontrol siswa mengikuti proses belajar mengajar yang
ditampilkan pada tabel berikut: dilakukan oleh guru pada masing-masing kelas.
Data lembar observasi kegiatan siswa ini
Tabel 3. Hasil Observasi Kemampuan Berpikir ditampilkan pada tabel berikut:
Kritis Pada Kelas Kontrol
Pertemuan Rata-rata Kategori Tabel 4. Hasil Lembar Observasi Kegiatan
1 42,05 Kurang baik
2 57,41 Cukup Baik Siswa pada Kelas Eksperimen
3 66,98 Baik Pertemua Rata-Rata Kategori
4 83,10 Sangat Baik
Rata-rata 62,38 Cukup Baik n
1 57,36 Cukup Baik
Berdasarkan hasil observasi kemampuan 2 68,33 Baik
berpikir kritis pada kelas kontrol didapatkan 3 78,15 Baik
rata-rata yang juga semakin meningkat pada 4 90,69 Sangat Baik
setiap pertemuan berturut-turut yakni 42,05 Rata-Rata 73,63 Baik
kategori kurang baik, 57,41 kategori cukup baik,
66,98 kategori baik, dan 83,10 kategori sangat Berdasarkan hasil observasi setiap
baik. Jika dibandingkan rata-rata masing-masing pertemuan pada kelas eksperimen rata- rata
kelas, maka dapat diketahui kemampuan aktivitas siswa mengalami peningkatan berturut-
berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih turut yaitu 57,36 dengan kategori cukup baik,
besar dibanding kemampuan berpikir kritis 68,33 dengan kategori baik, 78,15 dengan
siswa kelas kontrol berturut-turut yaitu 71,20 kategori baik dan 90,69 dengan kategori sangat
dan 62,38 untuk kelas eksperimen kategori baik baik.
sedangkan kelas kontrol kategori cukup baik.
6 | Jurnal Zarah, Vol. x No. x (xxxx)

Tabel 5. Hasil Lembar Observasi Kegiatan 1 Hasil pretest tes esai


1,690816 1,666914
t hitung > t tabel
terdapat pengaruh
Siswa pada Kelas Kontrol
2 Hasil posttest tes esai 1,666914 t hitung > t tabel
Pertemuan Rata-Rata Kategori 4,763135
terdapat pengaruh
1 45,69 Cukup Baik
3 Hasil lembar observasi t hitung > t tabel
2 59,17 Cukup Baik
berpikir kritis 6,861127 1,666914 terdapat pengaruh
3 67,50 Baik
4 84,35 Sangat Baik
Rata-Rata 64,17 Baik
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dapat mengetahui bagaimana pengaruh model
Dapat dilihat bahwa rata-rata aktivitas Team Assisted Individualization berbantuan E-
siswa kelas kontrol pada setiap pertemuan juga LKPD interaktif terhadap kemampuan berpikir
mengalami peningkatan berturut-turut yaitu kritis siwa pada materi asam basa. Penelitian ini
45,69 dengan kategori cukup baik, 59,17 menggunakan dua kelas sampel yaitu kelas
dengan kategori cukup baik, 67,50 dengan ekperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil
kategori baik dan 84,35 dengan kategori sangat uji t pada uji hipotesis telah dibuktikan bahwa
baik. terdapat pengaruh positif penerapan model Team
Hipotesis penelitian ini adalah terdapatnya Assisted Individualization berbantuan E-LKPD
pengaruh positif penerapan model Team interaktif terhadap kemampuan berpikir kritis
Assisted Individualization berbantuan E-LKPD siswa pada kelas eksperimen.
interaktif terhadap kemampuan berpikir kritis Hasil uji t pada data hasil posttest tes
siswa pada materi asam basa, sehingga untuk esai diperoleh thitung = 4,763135 > ttabel =
menguji hipotesisnya tersebut digunakan uji t 1,666914 disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
dengan syarat bahwa data yang diperoleh penerapan model Team Assisted
berdistribusi normal dan homogen. Individualization berbantuan E-LKPD interaktif
Uji normalitas untuk mengetahui apakah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, hal
data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini didukung pula dengan hasil uji t pada lembar
normalitas yang digunakan menggunakan uji observasi berpikir kritis siswa yang dapat dilihat
Liliefors. Adapun hasil perhitungan data tes esai, pada tabel…
lembar observasi berpikir kritis ditampilkan Selama proses pembelajaran, satu orang
pada tabel berikut: observer mengamati aktivitas guru dan enam
orang observer mengamati aktivitas siswa pada
setiap pertemuan. Pada pembelajaran
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas
menggunakan model Team Assisted
No Data yang dianalisis L hitung L tabel (α Keterangan
(L0) =
Individualization berbantuan E-LKPD interaktif
0,05) ini guru akan menggunakan E-LKPD interaktif
1 Hasil Posttest kelas 0,090 0,147 Lhitung < sebagai media dan bahan pembelajaran siswa
eksperimen Ltabel
Data untuk menganalisis materi asam basa secara
Normal mandiri maupun kelompok sehingga dapat
2 Hasil posttest kelas 0,083 0,147 Lhitung <
mengakibatkan berkembangnya kemampuan
kontrol Ltabel
berpikir kritis siswa tersebut.
Data
Normal
Pertemuan pertama pada pembelajaran
berdasarkan aktivitas guru terlihat bahwa masih
Uji homogenitas yang digunakan pada terdapat kendala dalam mengelola dan
penelitian ini menggunakan uji Fisher. Adapun mengkondisikan siswa melaksanakan diskusi,
hasil uji homogenitas data tes esai diperoleh selain itu penggunaan E-LKPD interaktif oleh
bahwa data homogen dengan Fhitung < Ftabel yaitu siswa juga sedikit kesulitan dalam
1,0872 < 1,7571. mengoperasikannya. Saat proses pembelajaran
Uji t yang digunakan adalah uji t pihak siswa masih banyak belum mengerti bagaimana
kanan. Adapun hasil uji t ditampilkan pada tabel menyelesaikan permasalahan yang diberikan
berikut: oleh guru berdasarkan tujuan pembelajaran,
sehingga proses diskusi pada pertemuan pertama
ini menjadi kurang optimal. Pertemuan kedua
Tabel 7. Hasil Uji t
t tabel (α = berdasarkan aktivitas guru terlihat semakin baik
N Data yang dianalisis Keterangan
t hitung 0,05. dk= dibandingkan pertemuan pertama, dimana guru
o 68)
sudah bisa mengkondisikan dan mengarahkan
Jurnal Zarah, Vol. x No. x (xxxx) | 7

siswa untuk mengoperasikan E-LKPD interaktif diberikan walaupun kemampuan berpikir


serta dapat menyelesaikan permasalahan materi kritisnya masih kurang. Pertemuan ketiga
yang diberikan namun diskusi antar kelompok berdasarkan aktivitas guru sudah terlihat
masih belum terlalu aktif. Pertemuan ketiga berjalan dengan baik, dimana siswa lancar
berdasarkan aktivitas guru terlihat sudah lebih dalam menjawab permasalahan yang diberikan.
baik lagi, dimana guru mampu memperbaiki Terjadi peningkatan dibandingkan pertemuan
kekurangan pada pertemuan sebelumnya dan sebelumnya karena siswa sudah
terlihat penggunaan Team assisted dikondisiskan dengan baik oleh guru selama
individualization berbantuan E-LKPD interaktif proses pembelajaran yang dilakukan. Pertemuan
membantu siswa untuk menyelesaikan keempat berdasarkan aktivitas guru sudah
permasalahan pembelajaran. siswa dapat terlihat berjalan dengan baik, dimana siswa
menyelesaikan permasalahan pembelajaran lancar dalam menjawab permasalahan yang
melalui diskusi dengan baik serta sudah terbiasa diberikan. Terjadi peningkatan dibandingkan
aktif dan kritis dalam proses pemecahan masalah pertemuan sebelumnya karena siswa sudah
yang ada. Pertemuan keempat sesuai aktivitas dikondisiskan dengan baik oleh guru selama
guru terlihat sudah lebih baik lagi, dimana guru proses pembelajaran yang dilakukan.
mampu memperbaiki kekurangan pada Berdasarkan kedua kondisi tersebut
pertemuan sebelumnya dan terlihat penggunaan maka dapat ditarik kesimpulan mengapa
Team assisted individualization berbantuan E- kemampuan berpikir kritis siswa menjadi
LKPD interaktif membantu siswa untuk berbeda. Pada kelas eksperimen siswa
menyelesaikan praktikum yang dilakukan. diberikan pembelajaran dengan model team
Terjadi peningkatan pada pertemuan keempat ini assisted individualization berbantuan E-LKPD
dibandingkan pertemuan sebelumnya interaktif, dimana dalam penerapan model ini
dikarenakan siswa semakin baik dalam proses siswa lah yang menjadi peran utama dalam
pembelajaran, seperti siswa dapat proses pembelajaran, selain itu dalam
menyelesaikan permasalahan pembelajaran pembelajaran siswa akan dibantu dengan E-
melalui diskusi yang diterapkan dalam LKPD interaktif sebuah media dan bahan ajar
praktikum asam basa, serta sudah terbiasa aktif untuk mempermudah siswa menyelesaikan
dan kritis dalam proses pemecahan masalah permasalahan pemebelajaran. Sedangkan pada
yang ada. kelas kontrol siswa diberi pembelajaran dengan
Selama proses pembelajaran, satu orang model pembelajaran yang sama dengan kelas
observer mengamati aktivitas guru dan enam eksperimen yaitu model team assisted
orang observer mengamati aktivitas siswa pada individualization namun tanpa bantuan E-LKPD
setiap pertemuan. Selama proses pembelajaran interaktif dimana proses pembelajaran dengan
di kelas kontrol ini menggunakan model model ini siswa peran utama dalam proses
pembelajaran yang sama dengan kelas pembelajaran hanya saja untuk menyelesaikan
eksperimen yaitu menggunakan model Team permasalahan siswa mencari di literatur buku
assisted individualization bedanya hanya pada paket.
bantuan E-LKPD interaktif yang diterapkan di Kemampuan berpikir kritis siswa yang
kelas eksperimen. Untuk tes esainya nanti akan diamati dalam penelitian ini terdiri dari 5 aspek
menggunakan soal yang sama antara kelas yang dijabarkan dalam 9 indikator. Adapun
kontrol dan kelas eksperimen. penjabaran hasil yang didapatkan dari setiap
Pertemuan pertama berdasarkan aspek akan dibahas pada uraian berikut: (a)
aktivitas guru terlihat bahwa guru masih Memberikan penjelasan sederhana (elementary
mengalami kendala dalam mengarahkan siswa clarification), Pada aspek ini membahas
untuk berdiskusi, dimana guru kurang optimal mengenai memfokuskan pertanyaan,
dalam menjelaskan bagaimana tata cara siswa menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta
melakukan proses diskusi. Hal ini karena siswa menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan.
belum memahami bagaimana proses Biasanya aspek ini muncul pada tahap
pembelajaran yang harus dilakukan. Pertemuan perencanaan pemberian materi dirumah sebelum
kedua berdasarkan aktivitas guru terlihat sudah pembelajaran, dimana diharapkan siswa bisa
semakin baik, karena guru memperbaiki mengidentifikasi suatu fenomena yang menjadi
kekurangan pada pertemuan sebelumnya. permasalahan yang diberikan oleh guru, lalu
Selama proses pembelajaran siswa sudah mulai pertanyaan tersebut akan didiskusikan dikelas
mampu menyelesaikan permasalahan yang dan diharapkan siswa mampu menjawab
8 | Jurnal Zarah, Vol. x No. x (xxxx)

pertanyaan tersebut berdasarkan apa yang asam basa. Hasil tes esai skor rata-rata yang
mereka pahami. Berdasarkan hasil tes esai skor diperoleh untuk aspek membuat inferensi
rata-rata yang diperoleh untuk aspek (inferring) adalah 85,88% pada kelas
memberikan penjelasan sederhana (elementary eksperimen dan 79,17% pada kelas kontrol. Hal
clarification) adalah 57,22% pada kelas ini juga didukung oleh data yang diperoleh dari
eksperimen dan 54,91% pada kelas kontrol. Hal lembar observasi yang akan dijabarkan pada tiap
tersebut dapat membuktikan bahwa kemampuan indikator. ( c) Membuat penjelasan lebih lanjut
berpikir kritis dikelas eksperimen lebih tinggi (advanced clarification), Pada aspek
dibandingkan kelas kontrol. Kemudian didukung kemampuan berpikir kritis ini siswa diharapkan
oleh data yang diperoleh dari lembar observasi mampu mendefinisikan istilah dan
yang akan dijabarkan pada tiap indikator. mempertimbangkan definisi. Pencapaian nilai
Meskipun model pembelajaran team assisted kognitif siswa pada aspek ini yaitu pada
individualization berbantuan E-LKPD interaktif persentase 96,11% dikelas eksperimen dan
ini mampu dalam meningkatkan kemampuan 73,33 di kelas kontrol. (e) Mengatur strategi dan
berpikir kritis siswa dibandingkan kelas kontrol, taktik (strategies and tactics), Aspek
tetapi data statistik menunjukkan bahwa nilai kemampuan berpikir kritis ini siswa diharapkan
mereka masih rendah belum mencapai kategori mampu memutuskan suatu tindakan ,mampu
sangat baik. Hal ini terjadi karna siswa masih memilih kriteria untuk mempertimbangkan
belum terbiasa belajar dengan menggunakan solusi yang memungkinkan atau memutuskan
model team assisted individualization hal-hal yang diinginkan. Berdasarkan hasil tes
berbantuan E-LKPD interaktif, disisi lain jika esai skor rata-rata yang diperoleh untuk aspek
ditinjau dari soal esai yang diberikan memuat mengatur strategi dan taktik (strategies and
suatu fenomena tentang permasalahan tactics) adalah 71,76% pada kelas eksperimen
dikehidupan nyata serta konsep materi yang kuat dan 45,47% pada kelas kontrol. Hal ini juga
sehingga siswa masih kebingungan dalam didukung oleh data yang diperoleh dari lembar
menjawab pertanyaan tersebut, karna masih observasi yang akan dijabarkan tiap
belum terbiasa dengan jenis soal yang indikatornya.
memerlukan kemampuan berpikir kritis. (b) Jumlah rata-rata hasil penilaian kognitif,
Membangun keterampilan dasar (basic support) lembar observasi berdasarkan aspeknya
Mempertimbangkan apakah sumber dapat menunjukkan bahwa aspek berpikir kritis siswa
dipercaya atau tidak, pada soal esai yang pada materi asam basa mengalami peningkatan
memuat indikator ini siswa diharapkan mampu yang lebih besar pada kelas eksperimen
untuk mempertimbangkan penjelasan yang tepat dibandingkan pada kelas kontrol. Guru pada
dari argumen yang mereka sampaikan. kelas eksperimen menerapkan model team
Berdasarkan hasil tes esai skor rata-rata yang assisted individualization berbantuan E-LKPD
diperoleh untuk aspek Membangun keterampilan interaktif sedangkan pada kelas kontrol
dasar (basic support) adalah 71,30% pada kelas menerapkan model team assisted
eksperimen dan 45,83% pada kelas kontrol. Hal individualization. Hal ini mengindikasikan
ini didukung dengan data yang diperoleh dari bahwa pada kelas eksperimen selama diterapkan
lembar observasi yang akan dijabarkan pada tiap perlakuan dapat mempengaruhi kemampuan
indikator. (c) Membuat inferensi (inferring), berpikir kritis siswa.
Aspek kemampuan berpikir kritis yang ke tiga Berdasarkan hasil skor rata-rata
ini adalah mendeduksi dan mempertimbangkan penilaian kognitif pada kelas eksperimen dan
hasil deduksi, yang artinya kemampuan siswa kelas kontrol terlihat bahwa rata-rata aspek
dalam menggunakan teori yang telah dipelajari kemampuan berpikir kritis yang rendah dari
sebelumnya. Pada aspek ini siswa diharapkan aspek lainnya terdapat pada aspek memberikan
mampu untuk menyatakan tafsiran dengan penjelasan sederhana (elementary clarification)
diberikannya soal mengenai suatu alasan. pada kelas eksperimen dan aspek mengatur
Disamping itu ada juga yang namanya strategi dan taktik (strategies and tactics) juga
kemampuan menginduksi dan untuk kelas kontrol. Hal ini diakibatkan pada
mempertimbangkan hasil induksi, artinya saat proses pembelajaran siswa masih
kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan penyesuaian model pembelajaran dimana
berdasarkan keadaan-keadaan yang khusus sebelumnya siswa sudah terbiasa guru
untuk diberlakukan secara umum, contohnya menyampaikan materi. Kemudian juga dalam
siswa diharapkan mampu mengelompokkan diskusi kelompok siswa masih bergantung
Jurnal Zarah, Vol. x No. x (xxxx) | 9

kepada siswa yang berkemampuan tinggi sendika : Vol, No 1, 2019.


sedangkan siswa berkemampuan kurang masih Awe, E.Y., Ende, M.I., 2019. Pengembangan
pasif dalam diskusi. Lembar Kerja Siswa Elektronik
Bermuatan Multimedia Untuk
KESIMPULAN Meningkatkan Kemampuan Kognitif
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Siswa Pada Tema Daerah Tempat
dilakukan maka diperoleh kesimpulan penelitian Tinggalku Pada Siswa Kelas IV SDI
yaitu: Terdapat pengaruh signifikan penerapan Rutosoro Di Kabupaten Ngada. J.
model pembelajaran Team Asissted DIDIKA Wahana Ilm. Pendidik. Dasar 5,
Individualization berbantuan E-LKPD interaktif 48. https: // doi. Org / 10.29408 / didika.
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada v5i2.1782
materi asam basa. Baharuddin, Wahyuni, E.N., 2008. Teori
Hasil penelitian kognitif pada kelas Belajar dan Pembelajaran. AR- RUZZ
eksperimen dan kelas kontrol yang tertinggi nilai Media Group, yogyakarta.
rata-ratanya adalah aspek membuat penjelasan Basri, M., 2016. Muhammad Basri Penerapan
lebih lanjut (advanced clarification) pada kelas Pembelajaran Kooperatif tipe TAI untuk
eksperimen dan aspek membuat penjelasan lebih Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
lanjut (advanced clarification) juga pada kelas X.5 SMA Negeri 1 Bontonompo (Studi
kontrol. Hal ini menandakan bahwa siswa telah pada Materi Pokok Ikatan Kimia dan
mampu dalam mendefinisikan istilah, Tatanama Senyawa) Penerapan
mempertimbangkan definisi yang berkaitan Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai Untuk
dengan materi asam basa. Meningkatkan Ha. Appl. Coop. Learn.
Berdasarkan kelima aspek kemampuan Tai Type To Improv. Student Learn.
berpikir kritis yang telah dijabarkan aspek Outcomes X.5 Cl. Sma Negeri 1
elementary clarification akan terlihat ketika Bontonompo (Study Subj. Matter Chem.
siswa mampu memfokuskan pertanyaan, Bond Nomencl. Compd. 4, 47–54.
menganalisis argument dan bertanya dan Ertikanto, C., Viyanti, Wahyudi, I., 2015.
menjawab pertanyaan klarifikasi, aspek basic Keefektifan Pengetahuan Inkuiri Guru
suport akan terlihat ketika siswa mampu Sekolah Dasar Kota Bandar Lampung
mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber Dalam Pembelajaran Sains. Reading
dan melaorkan hasil pencarian, aspek inferring rockets. Org 1–11.
akan terlihat ketika siswa membuat kesimpulan Fathurrohman, 2015. Model-model
akhir dan membuat pembuktian, aspek advanced Pembelajaran Inovatif. Ar-Ruzz Media.,
clarification akan terlihat ketika siswa mampu Yogyakarta.
mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan Fisher, A., 2009. Berpikir kritis sebuah
definisi, dan aspek strategies and tactics akan pengantar. Erlangga, Jakarta.
terlihat ketika siswa mampu memutuskan suatu Hasnunidah, N., 2017. Metodologi Penelitian
tindakan dan melakukan diskusi. Pendidikan. Lppm-Unila-Ir, Lampung.
Huda, N., Marhaeni, A.A.I.N., Suastra, I.W.,
DAFTAR RUJUKAN 2013. Dalam Pembelajaran Ipa Terhadap
Amri, Ahmadi, 2010. Proses Pembelajaran Motivasi Belajar Dan Penguasaan
Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Konsep Siswa Kelas Iv Sdn 3 Pancor. e-
Prestasi pustaka, Jakarta. Journal Progr. Pascasarj. Univ. Pendidik.
Ariani, T., 2017. Pembelajaran Kooperatif Tipe Ganesha 3.
Team Assisted Individualization (TAI): Isa, M., Khaldun, I., Halim, A., 2017.
Dampak Terhadap Hasil Belajar Fisika Penerapan Model Pembelajaran
Siswa. J. Ilm. Pendidik. Fis. Al-Biruni 6, Kooperatif Tipe Tai Untuk
169–177. https: // doi .org / 10.24042 / jip Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan
fal biruni.v6i2.1802 Berpikir Kritis Siswa Pada Materi
Asrori, M., 2009. Psikologi Pembelajaran. CV Hidrokarbon. J. IPA Pembelajaran IPA 1,
Wacana Prima, Bandung. 213–223. https: // doi. Org / 10.24815 /
Asrori dan Suparman, 2019. Analisis kebutuhan jipi. v1i2.969 Johnson, E.B., 2002.
e-lkpd sesuai model problem based Contextual Teaching and Learning:
learning untuk meningkatkan Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar
kemampuan berpikir kreatif. Prosiding Mengasyikan dan Bermakna. Mizan
10 | Jurnal Zarah, Vol. x No. x (xxxx)

Learning Center, Bandung. Sagala, S., 2003. Konsep dan Makna


Khanifatul, 2013. Pembelajaran Inovatif: Pembelajaran. Bandung: Alfabeta,
Strategi Mengelola Kelas Secara Efektif Bandung.
dan Menyenangkan. Ar-ruzz Media, Sappaile, B.I., 2007. Konsep Instrumen
Yogyakarta: Penelitian Pendidikan. J. Pendidik. dan
Lina, Ningrat, H.K., Mizriaty, A., 2020. Kebud. 13, 379. https: // doi.org /
Pengaruh Model Pembelajaran 10.24832 / jpnk. v13i66.3 56
Kooperatif Tipe Team Assisted Sari, Y., Cawang, Hadiarti, D., 2017.
Individualization Terhadap Hasil Belajar Pengaruh Model Pembelajaran
Komputer Dan Jaringan …. Ismart Edu J. Kooperatif Tipe Tai (Team Asissted
… 2, 40 – 51. Individualization) Berbantuan Video
Lismaya, L., 2019. Berpikir kritis & PBL, 1st Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub
ed. Surabaya. Materi Konfigurasi Elektron Kelas X
Martiana, D., 2015. Meningkatkan Kemampuan Sma Negeri 5 Pontianak. AR-RAZI J.
Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Ilm. 5, 298–306. https: // doi.org /
Menggunakan Model Pembelajaran 10.29406 / arz.v5i2. 642
Kooperatif Tipe Team Assisted Slavin, R.E., 2014. Cooperative Learning in
Individualization (TAI). elementary schools. University of
Panjaitan, Ika, Dede, Hulu, A., 2020. Pengaruh york, England.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Soyomukti, N., 2015. Teori-Teori Pendidikan
Team Assisted Individualization ( Tai ) Dari tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-
Berbantuan Eksperimen Terhadap Sosialis, Hingga Postmodern. Ar-Ruzz
Keterampilan dalam waktu yang relative Media, Yogyakarta:
lama dengan pengalaman langsung dari Subekti dan Suparman, 2019. Analisis
peristiwa belajar tersebut . untuk kebutuhan E-LKPD untuk
memperoleh pengalama secara l 28, 52– menstimulus kemampuan berpikir
63. kritis dengan model pembelajaran
Prastowo, 2015. Panduan Kreatif Membuat discovery learning. the 1st steeem
Bahan Ajar Inovatif. Diva press, ISBN: 978-602-0737-35-5
Yogyakarta: Sudjana, 2005. Metode Statistika. Tarsito,
Prayoga, Z.N., 2013. Kemampuan berpikir Bandung.
kritis siswa pada pembelajaran materi Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Bisnis:
pengelolaan lingkungan dengan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
pendekatan keterampilan proses sains. Kombinasi, dan R&D. CV. Alfabeta,
Semarang Univ. Negeri Semarang 216. Bandung.
Rahardjo, 2011. Metode pengumpulan data Susilawati, E., Agustinasari, A., Samsudin,
penelitian kualitatif. CV. Alfabeta, A., Siahaan, P., 2020. Analisis Tingkat
Bandung. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Redhana, I.W., 2019. Mengembangkan SMA. J. Pendidik. Fis. dan Teknol. 6,
Keterampilan Abad Ke-21 Dalam 11.
Pembelajaran Kimia. J. Inov. Pendidik. https://doi.org/10.29303/jpft.v6i1.1453
Kim. 13. Suyanto, Jihad, 2013. Menjadi guru
Riyanti, A., Arif, W., Indah, U.W., 2016. profesional strategi meningkatkan
Pengaruh Model Pembelajaran kualifikasi dan kualitas guru di era
Kooperatif Tipe Team Assisted global. Jakarta.
Individualization Berbantuan Peta Suyono, Hariyanto, 2014. Belajar dan
Konsep Terhadap Hasil Belajar Dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Remaja Rosdakarya, Surabaya.
Smp Tema Kalor. Unnes Sci. Educ. J. Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran
5, 1280–1287. Inovatif berorientasi Kontstruktivistik.
Rusman, 2016. Model-model Pembelajaran Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan
Mengembangkan Profesional oleh Implementasinya. Prestasi Pustaka,
Guru. Rajawali Pers, Jakarta. Jakarta.
Yaumi, M., 2018. Media dan teknologi
pembelajaran. Prenada Media
Jurnal Zarah, Vol. x No. x (xxxx) | 11

Anda mungkin juga menyukai