Rahmadansah1,*, (ramadansahadan11@gmail.com)
Haryanto2 , (haryanto.fkip@unja.ac.id)
Aulia Sanova3, (aulia.sanova@unja.ac.id)
Asrial4, (asrial@unja.ac.id)
Yusnidar5, (yusnidar@unja.ac.id)
12345
Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak Jl. Raya Jambi. Ma.Bulian. Mendalo Darat Km. 15 Jambi 36361
*
Penulis Korespondensi: Rahmadansah
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui penerapan
model pembelajaran Team Assisted Individualization berbantuan E-LKPD Interaktif pada materi
Asam Basa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi Eksperimen dengan menggunakan satu kelas
kontrol dan satu kelas eksperimen. Setiap kelas kontrol ataupun kelas eskperimen akan diberi pretest
sebelum dilakukan proses pembelajaran dan posttest ketika selasai dilakukan pembelajaran. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 SMA Negeri 2 Kota Jambi tahun pelajaran
2021/2022. Data penelitian diperoleh melalui tes esai dan lembar observasi. Analisis data
menggunakan pretest dan posttest. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran Team assisted individualization berbantuan E-LKPD interaktif memberikan pengaruh
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa yang dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil rata-
rata pretest dan posttest yaitu 47,49% - 65,51% di kelas kontrol dengan selisih kenaikan 18,02%,
sedangkan di kelas eksperimen mendapatkan hasil 50,61% - 77,10% dengan selisih kenaikan 26,49%.
Jika ditinjau dari hasil per indikator kemampuan berpikir kritis pada kelas kontrol - eksperimen
berturut-turut yaitu 62,38% - 71,20%. Dari hasil tersebut juga dapat membuktikan bahwa hasil
kemampuann berpikir kritis di kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
Kata kunci: Team Assisted Individualization, E-LKPD Interaktif, Berpikir Kritis dan Asam Basa.
Abstract
This study aims to improve students' critical thinking skills through the application of the Team
Assisted Individualization learning model assisted by Interactive E-LKPD on Acid-Base material.
This research is a quasi-experimental research using one control class and one experimental class.
Each control class or experimental class will be given a pretest before the learning process is carried
out and a posttest when the learning is finished. The research subjects were students of class XI IPA 5
and XI IPA 6 at SMA Negeri 2 Jambi City in the academic year 2021/2022. Research data obtained
through essay tests and observation sheets. Data analysis used pretest and posttest. The results of data
analysis showed that the use of the interactive E-LKPD-assisted Team Assisted Individualization
learning model had an effect on students' critical thinking skills as evidenced by an increase in the
average pretest and posttest results, namely 47.49% - 65.51% in the control class with a difference of
47.49% - 65.51% in the control class. an increase of 18.02%, while in the experimental class the
results were 50.61% - 77.10% with a difference of 26.49% increase. When viewed from the results per
indicator of critical thinking skills in the control - experimental class, respectively, namely 62.38% -
71.20%. From these results can also prove that the results of the ability to think critically in the
experimental class is higher than the control class.
Keywords: Team Assisted Individualization, interactive E-LKPD, Critical Thinking and Acid-Base.
p-ISSN: 2354-7162 | e-ISSN: 2549-2217
website: ojs.umrah.ac.id/index.php/zarah
Jurnal Zarah, Vol. x No. x (xxxx), Halaman xx-xx
79,17% untuk kelas kontrol. Aspek yang Berdasarkan data hasil rekapitulasi skor
memiliki persentasi rendah terdapat pada aspek rata-rata lembar observasi kemampuan berpikir
memberikan penjelasan sederhana sebesar kritis siswa disetiap aspeknya pada kelas
57,22% untuk kelas eksperimen dan aspek eksperimen dapat dilihat bahwa persentase
membangun keterampilan dasar 45,83% untuk aspek memberikan penjelasan sederhana
kelas kontrol. 71,82%, aspek membangun keterampilan dasar
Jumlah rata-rata skor hasil penelitian 69,27%, aspek membuat Inferensi 70,75%,
kognitif siswa dari kelima aspek kemampuan aspek membuat penjelasan lebih lanjut 72,57%
berpikir kritis pada kelas eksperimen juga lebih dan aspek mengatur strategi dan taktik 71,01%.
besar dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu Penggambaran perbandingan kemampuan
berturut turut 59,74% dan 76,45%. berpikir kritis siswa disetiap aspeknya pada
Adapun data hasil observasi kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol ditampilkan
berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen pada Gambar 1.
ditampilkan pada tabel berikut:
pertanyaan tersebut berdasarkan apa yang asam basa. Hasil tes esai skor rata-rata yang
mereka pahami. Berdasarkan hasil tes esai skor diperoleh untuk aspek membuat inferensi
rata-rata yang diperoleh untuk aspek (inferring) adalah 85,88% pada kelas
memberikan penjelasan sederhana (elementary eksperimen dan 79,17% pada kelas kontrol. Hal
clarification) adalah 57,22% pada kelas ini juga didukung oleh data yang diperoleh dari
eksperimen dan 54,91% pada kelas kontrol. Hal lembar observasi yang akan dijabarkan pada tiap
tersebut dapat membuktikan bahwa kemampuan indikator. ( c) Membuat penjelasan lebih lanjut
berpikir kritis dikelas eksperimen lebih tinggi (advanced clarification), Pada aspek
dibandingkan kelas kontrol. Kemudian didukung kemampuan berpikir kritis ini siswa diharapkan
oleh data yang diperoleh dari lembar observasi mampu mendefinisikan istilah dan
yang akan dijabarkan pada tiap indikator. mempertimbangkan definisi. Pencapaian nilai
Meskipun model pembelajaran team assisted kognitif siswa pada aspek ini yaitu pada
individualization berbantuan E-LKPD interaktif persentase 96,11% dikelas eksperimen dan
ini mampu dalam meningkatkan kemampuan 73,33 di kelas kontrol. (e) Mengatur strategi dan
berpikir kritis siswa dibandingkan kelas kontrol, taktik (strategies and tactics), Aspek
tetapi data statistik menunjukkan bahwa nilai kemampuan berpikir kritis ini siswa diharapkan
mereka masih rendah belum mencapai kategori mampu memutuskan suatu tindakan ,mampu
sangat baik. Hal ini terjadi karna siswa masih memilih kriteria untuk mempertimbangkan
belum terbiasa belajar dengan menggunakan solusi yang memungkinkan atau memutuskan
model team assisted individualization hal-hal yang diinginkan. Berdasarkan hasil tes
berbantuan E-LKPD interaktif, disisi lain jika esai skor rata-rata yang diperoleh untuk aspek
ditinjau dari soal esai yang diberikan memuat mengatur strategi dan taktik (strategies and
suatu fenomena tentang permasalahan tactics) adalah 71,76% pada kelas eksperimen
dikehidupan nyata serta konsep materi yang kuat dan 45,47% pada kelas kontrol. Hal ini juga
sehingga siswa masih kebingungan dalam didukung oleh data yang diperoleh dari lembar
menjawab pertanyaan tersebut, karna masih observasi yang akan dijabarkan tiap
belum terbiasa dengan jenis soal yang indikatornya.
memerlukan kemampuan berpikir kritis. (b) Jumlah rata-rata hasil penilaian kognitif,
Membangun keterampilan dasar (basic support) lembar observasi berdasarkan aspeknya
Mempertimbangkan apakah sumber dapat menunjukkan bahwa aspek berpikir kritis siswa
dipercaya atau tidak, pada soal esai yang pada materi asam basa mengalami peningkatan
memuat indikator ini siswa diharapkan mampu yang lebih besar pada kelas eksperimen
untuk mempertimbangkan penjelasan yang tepat dibandingkan pada kelas kontrol. Guru pada
dari argumen yang mereka sampaikan. kelas eksperimen menerapkan model team
Berdasarkan hasil tes esai skor rata-rata yang assisted individualization berbantuan E-LKPD
diperoleh untuk aspek Membangun keterampilan interaktif sedangkan pada kelas kontrol
dasar (basic support) adalah 71,30% pada kelas menerapkan model team assisted
eksperimen dan 45,83% pada kelas kontrol. Hal individualization. Hal ini mengindikasikan
ini didukung dengan data yang diperoleh dari bahwa pada kelas eksperimen selama diterapkan
lembar observasi yang akan dijabarkan pada tiap perlakuan dapat mempengaruhi kemampuan
indikator. (c) Membuat inferensi (inferring), berpikir kritis siswa.
Aspek kemampuan berpikir kritis yang ke tiga Berdasarkan hasil skor rata-rata
ini adalah mendeduksi dan mempertimbangkan penilaian kognitif pada kelas eksperimen dan
hasil deduksi, yang artinya kemampuan siswa kelas kontrol terlihat bahwa rata-rata aspek
dalam menggunakan teori yang telah dipelajari kemampuan berpikir kritis yang rendah dari
sebelumnya. Pada aspek ini siswa diharapkan aspek lainnya terdapat pada aspek memberikan
mampu untuk menyatakan tafsiran dengan penjelasan sederhana (elementary clarification)
diberikannya soal mengenai suatu alasan. pada kelas eksperimen dan aspek mengatur
Disamping itu ada juga yang namanya strategi dan taktik (strategies and tactics) juga
kemampuan menginduksi dan untuk kelas kontrol. Hal ini diakibatkan pada
mempertimbangkan hasil induksi, artinya saat proses pembelajaran siswa masih
kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan penyesuaian model pembelajaran dimana
berdasarkan keadaan-keadaan yang khusus sebelumnya siswa sudah terbiasa guru
untuk diberlakukan secara umum, contohnya menyampaikan materi. Kemudian juga dalam
siswa diharapkan mampu mengelompokkan diskusi kelompok siswa masih bergantung
Jurnal Zarah, Vol. x No. x (xxxx) | 9