BAB 4
RMK “TAX PLANNING PPH PASAL 22, PASAL 23/26 DAN PPH
FINAL”
Oleh :
Ni Luh Ayu Asih Tirta Devi (1833122109)
2
Pengecualian-Pengecualian (Tax Exemption) PPH Pasal 22
Ada juga pengecualian-pengecualian pajak yang harus diperhatikan oleh tax planner yaitu :
(a) Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan tidak terutang Pajak Penghasilan
(b) Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dab atau Pajak Pertambahan
Nilai; sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan No.
254/KMK.03/2001 yang telah diubah dengan KMK No.329/KMK.03/2001 dan
236/KMK.02/2003 dan 154/PMK.02/2007 dan terakhir diubah dengan PMK No.
08/PMK.03.2008.
3
Apabila perusahaan pemilik proyek tidak memotong PPh Pasal 23, dan transaksi ini
ditemukan oleh fiskus pada saat dilakukan pemeriksaan pajak, maka perusahaan pemilik
proyek akan dikenal kewajiban untuk membayar PPh Pasal 23 (withholding tax) yang
terutang ditambah denda keterlambatan penyetoran sebesar 2% sebulan dari pokok pajak.
Penggunaan Metode Gross Up atas Pajak Penghasilan PPh Pasal 26/21/23 yang ditanggung
Oleh Pemberi Penghasilan/Pemberi Kerja
Pengeluaran dan biaya yang tidak boleh dikurangkan dalam menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap termasuk Pajak
Penghasilan yang ditanggung oleh pemberi penghasilan, kecuali:
4
a. Pajak atas penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) UU PPh tetapi
tidak termasuk dividen.
b. Sepanjang Pajak Penghasilan tersebut ditambahkan dalam penghitungan dasar untuk
pemotongan pajak.
Pajak penghasilan, sebagaimana dimaksud dalam PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 26 dapat
ditanggung oleh pemberi penghasilan atau pemberi kerja, ddengan perlakuan perpajakan
sebagai berikut :
Dalam hal PPh Pasal 21 ditanggung oleh pemberi penghasilan, sesuai dengan
ketentuan perpajakan, pajak tersebut diperlakukan sama seperti kenikmatan, yaitu
sebagai bukan biaya pemberi kerja dan bukan penghasilan pegawai yang
menerimanya.
Pajak Penghasilan yang terutang atas penghasilan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 ayat (1) kecuali dividen yang ditanggung oleh pemberi penghasilan, dan
dapat dibebankan sebagai biaya sepanjang pajak tersebut ditambahkan (gross-
up) pada penghasilan yang dipakai sebagai dasar pemotongan Pajak Penghasilan
Pasal 26 tersebut.
5
Objel PPh Final Pasal 4 ayat (2)
1. Diskonto/bunga obligasi dan surat utang negara
2. Penghasilan dari transaksi penjualan saham, obligasi dan sekuritas lainnya yang
diperdagangkan di Bursa Efek
3. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI
4. Penghasilan berupa hadiah atas undian
5. Penghasilan berupa sewa tanah dan/atau bangunan
6. Penghasilan dari usaha jasa kontruksi
7. Penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
8. Dividen yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri
9. Bunga dan/atau diskonto obligasi dan surat nerharga negara (SBN)
10. Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi.
11. Penghasilan atas dividen yang diterima oleh WP orang pribadi dalam negeri.
12. Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran
bruto tertentu.
6. PPh Pasal 15
Merupakan PPh yang dikenakan berdasarkan Norma Penghitungan Khusus (NPK) atau deem
profit, yang meliputi :
1. PPh atas sewa pesawat udara dalam negeri, tariff pajaknya 1.8% dari peredaran bruto dan
bersifat tidak final
2. PPh Final Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri, tariff pajaknya 1.2% dari peredaran bruto
bersifat final
3. PPh final Perusahaan Pelayaran/Penerbangan Luar Negeri, tariff Perwakilan Dagang
Indonesia, tariff pajaknya 0.44% dari nilai ekspor bruto bersifat final.
4. PPh Final atas wajib Pajak Luar negeri yang mempunyai kantor Perwakilan Dagang
Indonesia, tariff pajaknya 0.44% dari nilai ekspor bruto bersifat final
5. Penghasilan neto Wajib Pajak BUT dari kegiatan usaha pengeboran minyak dan gas bumi,
tarifnya 15% dari peredaran bruto, bersifat tidak final.
7. Tax Planning PPh Pasal 22/23/26 dan PPh Final
Beberapa hal krusial dalam penanganan PPh Pasal 22/23/26 dan PPh Final :
6
1. Masalah Pembuatan Kontrak
2. Konfilk dalam withholding tax
3. Rekonsiliasi objek withholding tax dengan laporan keuangan
4. Klausul kontrak dengan WPLN