Disusun oleh:
SURATMI (6411420028)
1. Angka Kasus
Ini merupakan ukuran yang paling sederhana & bermanfaat dalam alokasi pelayanan
kesehatan tapi terbatas penggunaannya (besarnya populasi sumber kasus tidak
diperhitungkan). Angka kasus tidak dapat membandingkan kejadian pada 2 populasi.
2. Proporsi
Proporsi adalah bentuk pecahan yang pembilangnya (numerator) merupakan bagian dari
penyebut (denumerator). Biasanya dinyatakan dalam persen. Proporsi tidak mempunyai
satuan (dimensi), karena satuan dan pembilangnya sama, sehingga saling meniadakan.
Rumus:
A
Proporsi A =
A +B
10
= . 100 %
10+15
-Proporsi kematian janin dari jumlah total kelahiran (lahir hidup + lahir mati)
3. Rasio
2) Ratio yang tidak mempunyai satuan oleh karena pembilang dan penyebutnya mempunyai
satuan yang sama, misalnya: Ratio antara satu proporsi dengan proporsi lain atau ratio antara
satu rate dengan rate yang lain, contohnya Relative Risk (kecenderungan terjadinya suatu
kejadian) dan Odds Ratio (peluang terjadinya suatu kejadian)
Rumus :
A
Rasio A=
B
Contoh: Pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan terdapat 40 orang penderita dan
10 diantaranya adalah anak-anak. Maka rasio anak-anak terhadap orang dewasa adalah:
10
RASIO A= =0,25
40
4. Rate
Rate merupakan konsep yang lebih kompleks dibandingkan dengan dua bentuk pecahan
yang terdahulu. Rate merupakan perhitungan frekuensi kejadian penyakit selama periode
waktu yang tertentu.
Rate sering kali digunakan sebagai basis perbandingan untuk populasi yang berbeda, berbagai
kelompok dimasyarakat (populasi), atau populasi yang sama pada waktu yang berbeda.
Bentuk ukuran ini sering dicampuradukkan penggunaannya dengan proporsi. Ciri-ciri rate
antara lain:
-Mempunyai satuan ukuran, yaitu per satuan waktu.
-Besarnya tidak terbatas. Secara teoritis nilainya terbentang antara 0 sampai tak terhingga.
Rumus:
A
Rate A= .k
B+ A
A. Ukuran morbiditas
Morbiditas yaitu angka kesakitan suatu penyakit yang terjadi pada suatu populasi.
Ukuran-ukurannya :
a. Insiden
Insiden adalah jumlah kejadian (kasus baru) atau penyakit pada kelompok penduduk tertentu
dalam kurun waktu tertentu. Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status dari sehat
menjadi sakit. Periode Waktu adalah jumlah waktu yang diamati selama sehat hingga
menjadi sakit.
Rumus:
1) Insiden Kumulatif
Berarti rata-rata risiko seorang individu terkena penyakit. Orang-orang yang berada dalam
denominator haruslah terbebas dari penyakit pada permulaan periode (observasi atau tindak
lanjut)
Metode ini hanya layak bila ada sedikit atau tidak ada kasus yang lolos dari pengamatan
karena kematian, tidak lama berisiko, hilang dari pengamatan. Semua non-kasus diamati
selama seluruh periode pengamatan. Insidens Kumulatif juga menunjukkan probabilitas
individu berisiko berkembang menjadi penyakit dalam periode waktu tertentu dan
menyatakan individu tidak meninggal karena sebab lain selama periode itu.
Ciri-ciri Insidens Kumulatif:
-Tidak berdimensi, dinilai dari nol sampai satu
-Merujuk pada individu
-Mempunyai periode rujukan waktu yang ditentukan dengan baik
Rumus =
*Attack Rate*
Attack Rate yaitu jenis khusus Insidens Kumulatif yang berguna selama epidemic.
Rumus:
2)Densitas insidens (Incidence Density) atau Insidens orang – waktu (Person – Time
Incidence) atau Tingkat insidens (Incidence rate)
Densitas Insidens berarti rata-rata rate untuk populasi berisiko selama waktu yang ditentukan.
Karena denominator diukur dalam orang-waktu, hal ini tidak perlu bahwa semua individu
diamati untuk periode yang sama. Densitas Insidens menyatakan suatu jumlah kasus baru
per orang-waktu.
Yang diukur oleh Insidens Density adalah: jumlah orang yang berpindah status dari tidak
sakit menjadi sakit dalam periode waktu tertentu, hal ini merupakan hasil paduan dari :
Ukuran besarnya populasi, Lama periode pengamatan dan Kekuatan penyebaran penyakit
( force of morbidity ).
Karena besarnya populasi dan lama periode pengamatan telah ditentukan oleh peneliti, maka
yang diukur dengan Insidens Density ini adalah kekuatan penyebaran penyakit ( force or
morbidyti )
b. Rate Prevalensi
Prevalens merefleksikan jumlah kasus yang ada (kasus lama maupun kasus baru) dalam
populasi dalam suatu waktu atau periode waktu tertentu. Probabilitas bahwa seorang individu
menjadi kasus (atau menjadi sakit) dalam waktu atau periode waktu tertentu.
Kegunaan prevalensi ;
- Untuk menentukan situasi penyakit yang ada pada satu waktu tertentu
- Untuk merencanakan fasilitas kesehatan dan ketenagaan
Manfaat;
Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit. Lamanya sakit ilah
periode mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tsb yaitu sembuh, mati
atau kronis
Insiden Prevalensi
Hanya menghitung kasus baru Menghitung kasus yang ada (kasus baru dan
lama)
Tidak bergantung durasi rata-rata penyakit Bergantung pada durasi lama rata-rata
penyakit
Dapat diukur sebagai Rate atau Proporsi Selalu diukur sebagai Proporsi
Lebih disukai pada studi etiologi penyakit t Lebih disukai pada studi utilisasi
pelayanan kesehatan
B. Ukuran Mortalitas
Jlh kematian bayi berumur kurang dari 28 hari yg dicatat selama satu thn per 1000 kelahiran
hidup pd thn yg sama.
- Tinggi rendahnya NMR dpt digunakan utk mengetahui
- Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal
- Program imunisasi
- Pertolongan persalinan
- Penyakit infeksi terutama saluran nafas bagian atas
merupakan gabungan antara angka kematian bayi dan angka kematian anak 1 –4 tahun Jlh
kematian balita yg dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk balita pd thn yg sama
UFMR indikator yg sensitif utk mengukur status kes.bayi dan anak.
Tinggi rendahnya UFMR dipengaruhi oleh:
- Program pelayanan kesehatan
-Program perbaikan gizi
-Program imunisasi
7) Maternal Mortality Rate (MMR)
Jlh kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas yg dicatat
selama satu thn per 1000 kelahiran hidup pd thn yg sama.
Tinggi rendahnya MMR dipengaruhi oleh: Sosial ekonomi, Kes ibu sebelum hamil, bersalin,
dan nifas, Pelayanan kesehatan thd ibu hamil, Pertolongan persalinan dan perawatan masa
nifas
C. Ukuran fertilitas
REFERENCES
Moh. guntur nangi, f. y. s. a. l., 2019. dasar epidemiologi. yogyakarta: CV BUDI UTAMA.