Anda di halaman 1dari 10

RESUME MATERI

UKURAN FREKUENSI PENYAKIT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Epidemiologi,

Dosen pengampu : dr Hj Arulita Ika Fibriana, M.Kes

Disusun oleh:

SURATMI (6411420028)

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Tahun ajaran 2021


Pengukuran frekuensi penyakit mengukur seberapa sering suatu penyakit, cacat, kematian
atau kondisi muncul dalam populasi tertentu. Dengan demikian, ukuran frekuensi penyakit
juga disebut ukuran kejadian. Ukuran frekuensi merupakan ukuran dalam epidemiologi
deskriptif.
Dalam mempelajari frekuensi penyakit terdapat istilah Pembilang dan penyebut. Pembilang
(numerator) setiap ukuran frekuensi penyakit adalah beberapa jenis jumlah kasus. Penyebut
(denumerator) adalah ukuran ukuran populasi atau ”orang-waktu”. Dasar dalam pengukuran
frekuensi penyakit digunakan berbagai bentuk pecahan yaitu:

1. Angka Kasus

Ini merupakan ukuran yang paling sederhana & bermanfaat dalam alokasi pelayanan
kesehatan tapi terbatas penggunaannya (besarnya populasi sumber kasus tidak
diperhitungkan). Angka kasus tidak dapat membandingkan kejadian pada 2 populasi.

2. Proporsi

Proporsi adalah bentuk pecahan yang pembilangnya (numerator) merupakan bagian dari
penyebut (denumerator). Biasanya dinyatakan dalam persen. Proporsi tidak mempunyai
satuan (dimensi), karena satuan dan pembilangnya sama, sehingga saling meniadakan.

Rumus:

A
Proporsi A =
A +B

A = Jumlah orang yang terkena penyakit


B = Jumlah orang yang tidak terkena penyakit

Contoh di sebuah desa terdiri atas 25 orang, 10 orang diantaranya


mengalami demam. Proporsi mabuk perjalanannya adalah:

10
= . 100 %
10+15

-Proporsi kematian janin dari jumlah total kelahiran (lahir hidup + lahir mati)
3. Rasio

Rasio yaitu numerator (pembilang) dibagi denumerator (penyebut) dimana numeratornya


tidak termasuk di dalam denumerator. Sifatnya bisa berdimensi (punya unit pengukuran) bisa
juga tidak.

1) Ratio yang mempunyai satuan, misalnya:

Jumlah kematian bayi selama setahun per 1.000 kelahiran hidup.

2) Ratio yang tidak mempunyai satuan oleh karena pembilang dan penyebutnya mempunyai
satuan yang sama, misalnya: Ratio antara satu proporsi dengan proporsi lain atau ratio antara
satu rate dengan rate yang lain, contohnya Relative Risk (kecenderungan terjadinya suatu
kejadian) dan Odds Ratio (peluang terjadinya suatu kejadian)

Rumus :

A
Rasio A=
B

A = banyaknya peristiwa, orang dan lainnya


B = jumlah orang yang tidak terkena penyakit

Contoh: Pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan terdapat 40 orang penderita dan
10 diantaranya adalah anak-anak. Maka rasio anak-anak terhadap orang dewasa adalah:

10
RASIO A= =0,25
40

4. Rate

Rate merupakan konsep yang lebih kompleks dibandingkan dengan dua bentuk pecahan
yang terdahulu. Rate merupakan perhitungan frekuensi kejadian penyakit selama periode
waktu yang tertentu.
Rate sering kali digunakan sebagai basis perbandingan untuk populasi yang berbeda, berbagai
kelompok dimasyarakat (populasi), atau populasi yang sama pada waktu yang berbeda.
Bentuk ukuran ini sering dicampuradukkan penggunaannya dengan proporsi. Ciri-ciri rate
antara lain:
-Mempunyai satuan ukuran, yaitu per satuan waktu.
-Besarnya tidak terbatas. Secara teoritis nilainya terbentang antara 0 sampai tak terhingga.

Rumus:

A
Rate A= .k
B+ A

A = jumlah orang yang dianggap terkena penyakit


B = jumlah orang yang tidak terkena penyakit
K = konstanta (1000)

Bentuk-bentuk penggunaan rate adalah sebagai berikut:

A. Ukuran morbiditas

Morbiditas yaitu angka kesakitan suatu penyakit yang terjadi pada suatu populasi.
Ukuran-ukurannya :

a. Insiden

Insiden adalah jumlah kejadian (kasus baru) atau penyakit pada kelompok penduduk tertentu
dalam kurun waktu tertentu. Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status dari sehat
menjadi sakit. Periode Waktu adalah jumlah waktu yang diamati selama sehat hingga
menjadi sakit.

Rumus:

jumlah kejadian dalam waktu tertentu


Insiden = .k
jumlah populasi yang beresiko dalam waktu tertentu

1) Insiden Kumulatif
Berarti rata-rata risiko seorang individu terkena penyakit. Orang-orang yang berada dalam
denominator haruslah terbebas dari penyakit pada permulaan periode (observasi atau tindak
lanjut)
Metode ini hanya layak bila ada sedikit atau tidak ada kasus yang lolos dari pengamatan
karena kematian, tidak lama berisiko, hilang dari pengamatan. Semua non-kasus diamati
selama seluruh periode pengamatan. Insidens Kumulatif juga menunjukkan probabilitas
individu berisiko berkembang menjadi penyakit dalam periode waktu tertentu dan
menyatakan individu tidak meninggal karena sebab lain selama periode itu.
Ciri-ciri Insidens Kumulatif:
-Tidak berdimensi, dinilai dari nol sampai satu
-Merujuk pada individu
-Mempunyai periode rujukan waktu yang ditentukan dengan baik
Rumus =

jumlah kejadian dalam waktu tertentu


Insidens Kumulatif =
jumlah populasi yang beresiko dalam permulaan waktu tertentu

*Attack Rate*

Attack Rate yaitu jenis khusus Insidens Kumulatif yang berguna selama epidemic.

Rumus:

jumlah penderita yang ditemukan


Attack rate = .k
jumlah populasi yang beresiko dalam waktu tertentu

2)Densitas insidens (Incidence Density) atau Insidens orang – waktu (Person – Time
Incidence) atau Tingkat insidens (Incidence rate)
Densitas Insidens berarti rata-rata rate untuk populasi berisiko selama waktu yang ditentukan.
Karena denominator diukur dalam orang-waktu, hal ini tidak perlu bahwa semua individu
diamati untuk periode yang sama. Densitas Insidens menyatakan suatu jumlah kasus baru
per orang-waktu.

Yang diukur oleh Insidens Density adalah: jumlah orang yang berpindah status dari tidak
sakit menjadi sakit dalam periode waktu tertentu, hal ini merupakan hasil paduan dari :
Ukuran besarnya populasi, Lama periode pengamatan dan Kekuatan penyebaran penyakit
( force of morbidity ).
Karena besarnya populasi dan lama periode pengamatan telah ditentukan oleh peneliti, maka
yang diukur dengan Insidens Density ini adalah kekuatan penyebaran penyakit ( force or
morbidyti )

jumlah kejadian dalam waktu tertentu


Rumus Densitas Insidens = .k
jumlah orang waktu

Ciri-ciri Insidens Rate:


- Tidak ada periode rujukan (tidak ada seperti rate 2-tahun)
- Mempunyai dimensi yang invers waktu (misal: 0,001/tahun)
- Mempunyai nilai nol dan infiniti (~)

Faktor yang meningkatkani insiden

- Peningkatan risiko (jumlah orang terpapar bertambah)


- Kegagalan program pencegahan penyakit

Faktor yang Menurunkan insiden


- Perubahan dalam riwayat alamiah penyakit (misalnya perubahan patogenesitas)
- Keberhasilan program pencegahan penyakit
- Jumlah orang terpapar berkurang).

b. Rate Prevalensi

Prevalens merefleksikan jumlah kasus yang ada (kasus lama maupun kasus baru) dalam
populasi dalam suatu waktu atau periode waktu tertentu. Probabilitas bahwa seorang individu
menjadi kasus (atau menjadi sakit) dalam waktu atau periode waktu tertentu.

Kegunaan prevalensi ;

- Untuk menentukan situasi penyakit yang ada pada satu waktu tertentu
- Untuk merencanakan fasilitas kesehatan dan ketenagaan

Ukuran Prevalens ada dua macam:


1) Prevalens Titik (Point of Prevalence), disebut juga Prevalens atau Proporsi Prevalens
Prevalens Titik adalah probabilitas bahwa seorang individu menjadi kasus (atau menjadi
sakit) pada suatu titik waktu.

Ciri-ciri dari Prevalens Titik adalah:


- Tidak mempunyai dimensi
- Variasi nilai antara nol dan satu

jumlah kejadian pada satu titik dalam waktu tertentu


Rumus Prevalens Titik = .k
jumlah orang pada waktu
2) Prevalens Periode (Period of Prevalence), disebut juga Prevalens Tahunan (Annual of
Prevalence) atau Prevalens selama hidup (Lifetime of Prevalence)

jumlahkejadian dalam suatu periode waktu


Rumus Prevalens Periode = .k
jumlah orang selama periode waktu

Manfaat;

- Mendeskripsikan beban penyakit pada populasi


- Mendeskripsikan status penyakit pada populasi
- Menaksir frekuensi paparan
- Menaksir kebutuhan pelayanan kesehatan untuk individu-individu yang terkena
penyakit

Faktor yang Meningkatkan prevalensi

- Imigrasi kasus sakit


- Emigrasi orang sehat
- Durasi makin panjang karena pengobatan/ penyembuhan
- Peningkatan insidensi

Faktor yang Menurunkan prevalensi


- Imigrasi orang sehat
- Emigrasi kasus sakit
- Perbaikan angka penyembuhan (penurunan durasi)
- Peningkatan angka kematian
- Penurunan insidensi

Hubungan insiden dengan prevalensi ;

Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit. Lamanya sakit ilah
periode mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tsb yaitu sembuh, mati
atau kronis

PERBANDINGAN INSIDENS PREVALENS

Insiden Prevalensi

Hanya menghitung kasus baru Menghitung kasus yang ada (kasus baru dan
lama)

Tidak bergantung durasi rata-rata penyakit Bergantung pada durasi lama rata-rata
penyakit

Dapat diukur sebagai Rate atau Proporsi Selalu diukur sebagai Proporsi

Merefleksikan kemungkinan menjadi Merefleksikan kemungkinan terjadi


penyakit sepanjang waktu penyakit pada satu waktu tertentu

Lebih disukai pada studi etiologi penyakit t Lebih disukai pada studi utilisasi
pelayanan kesehatan

B. Ukuran Mortalitas

Mortalitas merefleksikan jumlah kematian dalam suatu populasi.

1) Crude Death Rate


jumlah kematian yg dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk pd pertengahan tahun yg
sama, jumlah penduduk pertengahan thn, didasarkan:
- Diasumsikan dlm satu thn distribusi kematian scr merata hingga penduduk pertengahan
merupakan rata-rata jlh penduduk sepanjang tahun dan dianggap sama dgn jlh tahun hidup
-Walaupun dlm kenyataan distribusi kematian tdk merata sepanjang thn, tetapi jlh penduduk
pertengahan thn masih dpt digunakan sbg penyebut dlm perhitungan angka kematian kasar
tanpa menimbulkan kesalahan yg besar

2) Age Specific Death Rate


Jlh kematian yg dicatat selama satu tahun pd penduduk golongan umur ttt dibagi jlh
penduduk pertengahan thn pd golongan umur ttt.
ASDR:
Digunakan utk mengetahui & menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dgn melihat
kematian tertinggi pd golongan umur.

- Dpt digunakan utk membandingkan taraf kes. masy diberbagai wilayah


- Dpt digunakan utk menghitung rata-rata harapan hidup 䇨

3) Infant Mortality Rate (IMR)


Jlh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yg dicatat selama satu tahun per 1000
kelahiran hidup pd thn yg sama
4) Neonatal Mortality Rate (NMR)

Jlh kematian bayi berumur kurang dari 28 hari yg dicatat selama satu thn per 1000 kelahiran
hidup pd thn yg sama.
- Tinggi rendahnya NMR dpt digunakan utk mengetahui
- Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal
- Program imunisasi
- Pertolongan persalinan
- Penyakit infeksi terutama saluran nafas bagian atas

5) Perinatal Mortality Rate (PMR)


- Jlh kematian janin yg dilahirkan pd usia kehamilan 28 minggu atau lebih ditambah jlh
kematian bayi yg berumur kurang dari 7 hari yg dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran
hidup pd thn yg sama. PMR digunakan utk menggambarkan keadaan kesehatan terutama ibu
hamil dan bayi.
Faktor yg mempengaruhi tinggi rendahnya PMR

- Status gizi ibu dan bayi


- Keadaan sosial ekonomi
- Penyakit infeksi terutama ISPA
- Pertolongan persalinan

6) Under Five Mortality Rate

merupakan gabungan antara angka kematian bayi dan angka kematian anak 1 –4 tahun Jlh
kematian balita yg dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk balita pd thn yg sama
UFMR indikator yg sensitif utk mengukur status kes.bayi dan anak.
Tinggi rendahnya UFMR dipengaruhi oleh:
- Program pelayanan kesehatan
-Program perbaikan gizi

-Program imunisasi
7) Maternal Mortality Rate (MMR)
Jlh kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas yg dicatat
selama satu thn per 1000 kelahiran hidup pd thn yg sama.
Tinggi rendahnya MMR dipengaruhi oleh: Sosial ekonomi, Kes ibu sebelum hamil, bersalin,
dan nifas, Pelayanan kesehatan thd ibu hamil, Pertolongan persalinan dan perawatan masa
nifas

8)Case Fatality Ratio (CFR)


Perbandingan jlh kematian karena penyakit tertentu yg tjd selama satu tahun dgn jlh penderita
penyakit tsb pd tahun yg sama. CFR digunakan utk mengetahui distribusi penyakit serta
tingkat kematian penyakit tsb.

C. Ukuran fertilitas

1) Crude Birth Rate


Semua kelahiran hidup yg dicatat dlm satu thn dibagi dgn jlh penduduk pd pertengahan thn
yg sama dan dikali 1000
2) Age Specific Fertility Rate
Jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat selama satu tahun
per 1000 penduduk wanita pd gol. umur ttt pd thn yg sama
3) Total Fertility Rate
Jumlah angka fertilitas menurut gol umur yang dicatat selama satu tahun

REFERENCES

Moh. guntur nangi, f. y. s. a. l., 2019. dasar epidemiologi. yogyakarta: CV BUDI UTAMA.

Muhyidin, n.d. Ukuran Frekuensi Penyakit. [Online]


Available at: http://www.google.com/amp/s/muhyidin.id/ukuran-frekuensi-penyakit
[Accessed 18 Maret 2021].

Hidayani, W. R., 2020. Epidemiologi. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA.

Anda mungkin juga menyukai