Beranda
Kesehatan
Keperawatan
Kebidanan
Umum
Sosial
IPA
Olahraga
Budidaya
Agama
Pendidikan
Privacy
Contact
About
MAKALAH HIDROSEFALUS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan sehingga
mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Pada Neonatus Bayi dengan kasus
Hidrosefalus
Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada pasien dengan kasus
Hidrosefalus pada Bayi
D. Manfaat Penulisan
Bagi Penulis
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Hidrosefalus
B. Etiologi Hidrosefalus
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu
tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat
absorbsi dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan terjadi dilatasi ruangan
CSS di atasnya. Tempat yang sering tersumbat ialah foramen Monroi, foramen
Luscha dan Magendie, sisterna magna dan sisterna basalis. Secara teoritis
pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan absorbsi yang normal
akan menyebabkan terjadinya hidrosepalus (Ngastiah, Perawatan Anak Sakit.
EGC).
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi adalah
kelainan bawaan (kongenital), infeksi, neoplasma, dan perdarahan:
a. Kelainan Bawaan
Sindrom Dandy-Walker
Merupakan atresia kongenital foramen Luscha dan Magendie yang menyebabkan
hidrosepalus obstruktif dengan pelebaran sistem ventrikel terutama ventrikel IV,
yang dapat sedemikian besarnya hingga merupakan suatu kista yang besar di
daerah fosa posterior.
Kista Arachnoid
Dapat terjadi kongenital tetapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder suatu
hematoma.
b. Infeksi
c. Neoplasma
d. Perdarahan
Telah banyak dibuktikan bahwa perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam
otak dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak,
selain penyumbatan yang terjadi akibat dari darah itu sendiri (Muttaqin, Arif. 2011.
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Salemba Medika: Jakarta).
CSS yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus khoroidalis kembali
ke dalam peredaran darah melalui kapiler dalam piameter dan arakhnoid yang
meliputi seluruh susuna saraf pusat (SSP). Cairan likuor serebrospinalis terdapat
dalam suatu sistem, yakni sistem internal dan sistem eksternal.
Pada orang dewasa normal jumlah CSS 90-150 ml, anak umur 8-10 tahun
100-140 ml, bayi 40-60 ml, neonatus 20-30 ml dan prematur kecil 10-20 ml.
Cairan yang tertimbun dalam ventrikel 500-1500 ml. Aliran CSS yang normal
ialah dari ventrikel lateralis melalui foramen monroe ke ventrikel III, dari tempat
ini melalui saluran yang sempit Aquaduktus Sylvii ke ventrikel IV dan melalui
foramen Luscha dan Magendie ke dalam ruang subarakhnoid melalui sisterna
magna. Penutupan sisterna basalis menyebabkan gangguan kecepatan reabsorbsi
CSS oleh sistem kapiler.
Hidrosepalus secara teoritis tejadi sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu
produksi likuor yang berlebihan, peningkatan resistensi aliran likuor, serta
peningkatan tekanan sinus venosa. Konsekuensi tiga mekanisme tersebut, adalah
peningkatan tekanan intrakranial sebagai upaya mempertahankan keseimbangan
sekresi dan absorbsi.
Mekanisme terjadinya dilatasi ventrikel cukup rumit dan berlangsung
berbeda-beda tiap saat selama perkembangan hidrosepalus. Dilatasi ini terjadi
sebagai akibat dari beberapa hal, yakni kompresi sistem serebrovaskuler,
redistribusi dari likuor serebrospinalis atau cairan ekstraseluler, perubahan mekanis
dari otak, serta pembesaran volume tengkorak karena regangan abnormal sutura
kranial.
D. Klasifikasi Hidrosepalus
1. Berdasarkan Sumbatannya
a. Hidrosepalus Obstruktif
Tekanan CSS yang meningkat disebabkan adanya obstruksi pada salah satu tempat
pembentukan CSS, antara lain pada pleksus koroidalis dan keluarnya ventrikel IV
melalui foramen luschka dan magendie.
b. Hidrosepalus Komunikan
2. Berdasarkan Perolehannya
a. Hidrosepalus Kongenital
Hidrosepalus sudah diderita sejak lahir (sejak dalam kandungan). Ini berarti pada
saat lahir, otak terbentuk kecil atau pertumbuhan otak terganggu akibat terdesak
oleh banyaknya cairan dalam kepala dan tingginya tekanan intrakranial.
b. Hidrosepalus Didapat
Pada hidrosepalus jenis ini, terjadi pertumbuhan otak yang sudah sempurna dan
kemudian terjadi gangguan oleh karena adanya tekanan intrakranial yang tinggi.
Ubun-ubun besar melebar dan tidak menutup pada waktunya, teraba tegang dan
menonjol
Terdapat cracked pot sign bunyi seperti pot kembang retak saat dilakukan perkusi
kepala
Adanya sunset sign dimana sklera berada di atas iris sehingga iris seakan-akan
menyerupai matahari terbenam
a. Gangguan Kesadaran
b. Kejang
c. Terkadang terjadi gangguan pusat vital (Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010.
Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Salemba Medika: Jakarta).
F. Diagnosis Hidrosefalus
G. Terapi Hidrosefalus
H. Prognosis
Pada kelompok yang dioperasi, angka kematian 7%. Setelah operasi sekitar
51% kasus mencapai fungsi normal dan sekitar 16% mengalami retardasi mental
ringan (Muslihatun, Wati Nur, 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita.
Fitramaya: Yogyakarta).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Salemba
Medika: Jakarta
L. Wong, Donna. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong, Ed. 6, Vol.2.
EGC
Muslihatun, Wati Nur, 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Fitramaya:
Yogyakarta
Muttaqin, Arif. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Salemba Medika: Jakarta
Reaksi:
Email This
BlogThis!
Share to Twitter
Share to Facebook
Share to Pinterest
No comments:
Post a Comment
Create a Link
Mengenai Saya
Abu Rasyid
Archive
► 2019 (2)
► 2018 (10)
▼ 2017 (238)
► June (32)
► May (76)
► April (23)
► March (29)
► February (34)
▼ January (44)
MAKALAH HIDROSEFALUS
MAKALAH CAHAYA
MAKALAH BIOLISTRIK
Makalah Voyeurisme
► 2016 (98)
► 2015 (3)
► 2014 (14)
► 2013 (43)
► 2012 (32)
Search
Populer