Anda di halaman 1dari 16

UANG, NILAI WAKTU UANG, DAN NILAI TUKAR UANG DALAM

ISLAM
MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Ekonomi Makro Islam Yang Diampu
Oleh Bapak Subairi, S.E.,Sy. M.E.

Disusun Oleh :
Kelompok 7/PBS-B
1. Ijlan Hamdani (19383021060)
2. Abdur Rosit (19383021060)
3. Nihayatun Kamilah (19383022060)
4. Nor Khalishah Hidayati (19383022046)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM MADURA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, puji sukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Teori Ekonomi Makro Islam dengan judul "
Uang, Nilai Waktu Uang, Dan Nilai Tukar Uang Dalam Islam" tepat pada
waktunya.
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami
mengucapkanbanyak terima kasih kepada Bapak Subairi, S.E.,Sy. M.E. selaku
Dosen mata kuliah Teori Ekonomi Makro Islam dan terima kasih kepada teman-
teman yang membantu penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pamekasan, 10 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan...........................................................................................................4

BAB II.....................................................................................................................5

PEMBAHASAN.....................................................................................................5

A. Pengertian Uang dalam islam.......................................................................5

B. Konsep Uang dalam Ekonomi Islam............................................................5

C. Jenis-jenis Uang dalam Islam.......................................................................7

D. Konsep Time Value Of Money dengan Economic Value Of Time............10

E. Nilai Tukar Uang dalam Islam....................................................................11

BAB III..................................................................................................................14

PENUTUP.............................................................................................................14

A. Kesimpulan.................................................................................................14

B. Saran............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam membicakan ekonomi pada umumnya, dan ekonomi islam pada
khususnya, rasanya agak janggal jika tidak memulainya dengan membicarakan
“Uang”. Apalagi, jika pembahasan ekonomi ini terfokus pada masalah atau topic
moneter dan fiscal. Uang adalah alat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sejak
perabadan kuno mata uang logam sudah menjadi alat pembayaran yang biasa
gunakan walaupun belum sesempurna sekarang. Kebutuhan menghendaki adanya
alat pembayaran yang memudahkan pertukaran barang agar pekerjaan dapat lebih
mudah.
Oleh karena itu, uang oleh sebagian besar penduduk bumi ini dipandang
sebagai suatu yang penting. Sebab uang dapat dijadikan alat pemenuhan
kebutuhan manusia, alat pemudah aktivitas ekonomi. Dengan adanya uang yang
berfungsi sebagai alat pembayaran akan memudahkan pertukaran barang,
sehingga pekerjaan dapat dijalankan lebih mudah. Kebutahan uang muncul karena
system barter ternyata banyak menimbulkan kesukaran
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian uang dalam islam?
2. Apa konsep uang dalam ekonomi islam?
3. Apa saja jenis-jenis uang dalam islam?
4. Bagaimana konsep time value of money dengan economic value of time?
5. Bagaimana nilai tukar uang dalam islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian uang dalam islam.
2. Untuk mengetahui konsep uang dalam ekonomi islam.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis uang dalam islam.
4. Untuk mengetahui bagaimana konsep time value of money dengan
economic value of time.
5. Untuk mengetahui bagaimana nilai tukar uang dalam islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Uang dalam islam
Dalam fikih Islam istilah uang bisa disebut dengan nuqud atau tsaman. Secara
umum, uang dalam Islam adalah alat tukar atau transaksi dan pengukur nilai
barang dan jasa untuk memperlancar transaksi perekonomian.1Nuqud adalah
semua hal yang digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi, baik
Dinar emas, Dirhamperak, maupun Fulus tembaga. Nuqud adalah segala sesuatu
yang diterima secara umum sebagai media pertukaran dan pengukur nilai, yang
boleh terbuat dari bahan jenis apapun. Nuqud adalah sesuatu yang dijadikan harga
(tsaman) oleh masyarakat, baik terdiri dari logam atau kertas yang dicetak
maupun dari bahan lainnya, dan diterbitkan oleh lembaga keuangan pemegang
otoritas. Nuqud adalah satuan standar harga barang dan nilai jasa pelayanan dan
upah yang diterima sebagai alat pembayaran.2
Ulama kontemporer mendefinisikan uang merupakan sesuatu yang diterima
oleh seluruh manusia yang bersifat umum, uang seperti timbangan yang dipakai
untuk menukar, segala bentuk barang akan ditukarkan dengan uang sebagai media
pertukarannya, uang ini berperan seperti timbangan yang menakar atau mengukur
harga suatu barang.3
B. Konsep Uang dalam Ekonomi Islam
Konsep uang dalam ekonomi islam sangatlah berbeda dengan konsep uang
dalam ekonomi konvensional. Dalam ekonomi islam, konsep uang sangat jelas
dan tegas bahwa uang itu adalah uang, uang bukan capital. Dalam konsep
ekonomi Islam uang adalah milik masyarakat (money is public goods ). Jika
seseorang sengaja menumpuk uangnya tidak dibelanjakan, sama artinya dengan
menghalangi proses atau kelancaran jual beli. Implikasinya proses pertukaran
dalam perekonomian terhambat.4

1
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009), hlm 3.
2
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), hlm.22.
3
M.Utsman Subair, Al-mu’amalat al amliyah al mu’asiroh fii al fiqhi al islami, (Yordania: Daru
Annafais, 1995), hlm. 137.
4
Santi Endriani, Konsep Uang : Ekonomi Islam Vs Ekonomi Konvensional, (Dosen Program Studi
Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya, Anterior Jurnal, Volume 15 Nomor 1, 2015), hlm. 73.
Di samping itu penumpukan uang/harta juga dapat mendorong manusia
cenderung pada sifat-sifat tidak baik seperti tamak, rakus dan malas beramal
(zakat, infak dan sadaqah). Sifat-sifat tidak baik ini juga mempunyai imbas yang
tidak baik terhadap kelangsungan perekonomian. Oleh karenanya Islam melarang
penumpukan/penimbunan harta, memonopoli kekayaan. Istilah uang dalam
perspektif ekonomi konvensional diartikan secara bolak-balik (interchangeability),
yaitu uang sebagai uang dan uang sebagai capital.
Perbedaan lainnya adalah bahwa ekonomi islam, uang adalah sesuatu yang
bersifat flow concept dan capital adalah sesuatu yang bersifat stock concept,
sedangkan dalam ekonomi konvensional terdapat beberapa pengertian, Frederic S,
Mishkim mengungkapkan konsep Irving Fisher menyatakan bahwa:
MV = PT
Keterangan: M = jumlah uang
V = tingkat perputaran uang
P = tingkat harga barang
T = jumlah barang yang diperdagangkan.5
Perbedaan konsep uang dalam islam dan konsep uang dalam konvensional.
No Konsep uang dalam islam Konsep uang dalam konvensional
1 Uang tidak identik dengan Uang sering diidentikkan dengan
modal modal
2 Uang adalah public goods Uang (modal) adalah private goods
3 Modal adalah private goods Uang (modal) adalah flow concept
bagi Fisher
4 Uang adalah flow concep Uang (modal) adalah stock concept
bagi cambrige school
5 Modal adalah stock concep
6

C. Jenis-jenis Uang dalam Islam

5
Santi Endriani, Konsep Uang : Ekonomi Islam Vs Ekonomi Konvensional.., hlm. 73.
6
Ibid.., hlm. 75.
Ada beberapa jenis uang baik terbuat dari logam maupun kertas, adapun
media uang adalah emas atau perak atau kulit atau kayu atau batu atau besi,
selama manusia mengakui dan menyepakati sesuatu tersebut itu adalah uang
maka itulah nuqud.7
Menurut A. Karim, jenis uang berdasarkan kepentingannya, terdiri atas
sebagai berikut:
a. Bedasarkan bahan yang digunakan untuk membuat uang
1) Uang logam, yaitu uang yang dibuat dari logam, emas, perak, tembaga,
atau nikel dengan bentuk, kadar berat, dan ciri-ciri tertentu untuk
menghindari pemalsuan. Ciri-ciri tersebut diumumkan oleh pemerintah
agar diketahui masyarakat.
2) Uang kertas, yaitu uang yang dibuat dengan kertas khusus agar sulit
dipalsukan.
b. Bedasarkan lembaga yang mengeluarkannya
1) Uang kartal (kepercayaan), yaitu uang yang dikeluarkan oleh negara
berdasarkan undang-undang dan berlaku sebagai alat pembayaran yang
sah. Uang kartal terdiri atas logam dan uang kertas.
2) Uang giral (simpanan di Bank), yaitu dan yang disimpan pada rekening
koran di bank-bank umum yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan
untuk melakukan pembayaran dengan perantara cek, bylet giro, atau
perintah bayar. Uang giral dikeluarkan oleh bank umum dan merupakan
uang yang tdak berwujud karena hanya berupa saldo tagihan di Bank.
c. Bedasarkan Nilainya
1) Uang bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai intrinsik)
sama dengan nilai nominalnya. Pada umumnya uang yang bernilai
penuh terbuat dari logam.
2) Uang tidak bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai
intrinsik) lebih rendah daripada nilai nominalnya. Pada umumnya uang
yang tidak bernilai penuh terbuat dari kertas.8
d. Berdasarkan Penerbitnya

7
M.Utsman Subair, Al-mu’amalat al amliyah al mu’asiroh fii al fiqhi al islami.., hlm. 138.
8
Irham Fahmi, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Bandung: Alfafabeta, 2014), hlm. 58.
1) Uang kartal dapat berfungsi sebagai alat pemabayaran yang sah. Jenis
uang ini diterbitkan dan diedarkan oleh bank sentral. Di Indonesia, yang
ditunjuk sebagai Bank sentral adalah Bank Indonesia, terdapat 2 jenis
uang kartal, yaitu uang negara dan uang bank.
2) Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
terbuat dari kertas yang memiliki ciri-ciri:
a) Dikeluarkan oleh pemerintah.
b) Dijamin dengan UU.
c) Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya.
d) Ditandatangani oleh menteri keuangan. Akan tetapi, sejak
berlakunyaUU No. 13/1968, uang negara dihentikan peranannya dan
diganti dengan uang Bank.
3) Uang bank adalah uang yang dikeluarkan oleh bank sentral berupa uang
logam dengan kertas. Ciri-ciri uang Bank:
a) Dikeluarkan oleh bank sentral.
b) Dijamin dengan emas atau valuta asing disimpan di bank serta
bertuliskan nama bank sentral negara nersangkutan.
c) Ditandatangani oleh gubenur bank sentral.
4) Uang giral merupakan rekening giro pada bank yang dapat
digunakansebagai alat pembayaran dengan perantara cek atau giro. Jenis
uang ini diterbitkan oleh bank umum atau bank komersial. Bank
komersial dapat dibagi dua, yaitu bank milik pemerintah dan milik
swasta. Bahwasanya pada suatu negara yang mana lebih banyak beredar
uang giral maka itu semakin menunjukan perekonomian negara tersebut
adalah lebih dinamis dan angka transaksi yang terlibat di sana juga
semakin tinggi. Namun pada negara dengan penggunaan uang kartal
masih lebih tinggi dari uang giral maka negara tersebut angka
transaksifinansialnya masih rendah dibandingkan negara yang lebih
dominan mempergunakan uang giral.9

9
Irham Fahmi, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya.., hlm. 59.
5) Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebgai
pembayaran. Biasanya uang ini terdiri atas deposito berjangka dan
tabungan serta rekening.10
Ekonomi Islam membagi uang dalam beberapa jenis, diantara jenis-jenis
tersebut yaitu:
a. Commodity money merupakan alat tukar yang memiliki nilai komoditas
apabila tidak digunakan sebagai uang. Uang komditas ini terbagi kepada:
1) Full-bodied money, mencetak uang pada komoditas yang bernilai penuh
seperti emas dan perak tidak akan mebabkan inflasi, sedangkan kenaikan
harga umumnya adalah dalam bentuk jumlah nominal uang (fulus)
bukan dalam nilai emasnya.
2) Representative money, yaitu uang yang dicetak tidak terbuat dari logam
mulia tetapi merupakan representasi dari logam mulia tersebut. Bagi
yang di jamin 100% oleh logam mulia nilainya hampir sama dengan
Full-bodied money dengan syarat pemerintah harus menyatakan sebagai
alat pemabayar yang sah.
b. Uang yang dijamin (fiduciary money), yaitu uang yang sudah tidak lagi
dikaitkan dengan logam mulia seperti emas dan perak, oleh karenanya jenis
uang ini sangat rentan mengkibatkan inflasi.
1) Token money, merupakan alat tukar yang terbuat dari tembaga (fulus)
dan nilainya tidak dikaitkan dengan emas dan perak.
2) Fiat money, merupakan alat tukar yang terbuat dari kertas dan tidak
didukung oleh komoditas apapun.
c. Uang bank (deposit money) dalam bentuk cek atau giro. Para ekonomi
Islam tidak pernah menganggap uang bank sebagai sesuatu yang dapat
dikatakan uang. Karena dia sebenarnya hanyalah merupakan alat perintah
tertulis untuk melakukan pemindahan uang. Bentuknya dapat full
bodiedmoney atau fiat money dengan 100% standar emas. Prinsipkeduanya
sama, yaitu membatasi penciptaan uang sehingga stabilitas nilai uang
terjaga.11
D. Konsep Time Value Of Money dengan Economic Value Of Time.
10
Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Makro Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), hlm. 84.
11
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.., hlm. 5-7.
1. Time Value of Money
Time Value of Money adalah konsep yang menerangkan bahwa nilai uang
pada saat sekarang lebih berharga jika dikomparasikan di masa yang akan
datang. Sehingga dengan waktu yang terus berjalan, nilai nominal uang harus
ditingkatkan agar nilai riilnya sama. Konsep ini menganggap bahwa nilai uang
harus selalu bertambah (konsep ini tidak peduli dengan cara-cara untuk
menambah nilai uang tersebut). Maka dari itu konsep ini sangat identik dengan
riba. Time Value of Money.12
Dalam Islam tidak dikenal adanya time value of money, yang dikenal
adalah economic value of time. Teori time of money adalah sebuah kekeliruan
besar karena mengambil dari ilmu teori pertumbuhan populasi dan tidak ada di
ilmu finance. Dalam menghitung pertumbuhan populasi di gunakan rumus:
Pt = Po (1+r)
Rumus ini kemudian diadopsi begitu saja dalam Ilmu finance sebagai
teori bunga majemuk menjadi:
FV = PV (1+r)
Jadi, fature value dari uang dianologikan dengan jumlah populasi tahun ke
–t, present value dari uang dianalogikan dengan jumlah populasi tahun ke-0,
sedangkan tingkat suku bunga dianalogikan dengan tingkat pertumbuhan
populasi. Jelas hal ini sangat keliru besar, karena uang bukanlah makhluk
hidup yang dapat berkembang biak dengan sendiri.13
2. Economic Value of Time
Economic Value of Time adalah konsep yang menyatakan waktu
(khususnya yang produktif) akan menghasilkan dan menambah nilai ekonomi.
Dengan konsep ini maka jika kita ingin menghasilkan dan menambah nilai
ekonomi, maka kita harus memanfaatkan waktu sebaik dan seproduktif
mungkin.14
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam Islam tidak mengenal
time value, yang dikenal adalah economic value time. Contohnya dalam

12
Diakses dari https://yusufkurniawan.com/apa-beda-time-value-of-money-dengan-economic-
value-of-time/ , pada 13 April 2021 pukul 2.21.
13
Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2017), hlm. 88.
14
Diakses dari https://yusufkurniawan.com/apa-beda-time-value-of-money-dengan-economic-
value-of-time/ , pada 13 April 2021 pukul 2.21.
menghitung nisbah bagi hasil di bank syariah, dalam prosesnya return of
capital harus di perhitungkan. Return of capital tidak sama dengan return on
money. Return on capital tergantung kepada jenis bisnisnya dan berkaitan
dengan sektor riil, sedangkan return on money berkaitan dengan interest rate.
Penentuan nisbah bagi hasil harus dilakukan di awal, dan untuk itu
digunakan prejected return. Dan jika nanti kemudian hari ternyata actual
return dari bisnis yang dibiayai tidak sama dengan angka proyeksinya, maka
yang digunaka adalah angka aktual, bukan angka proyeksinya. Hal ini
menunjukkan bahwa Islam tidak mengenal time value money. Time
mempunyai economic value jika dan hanya jika waktu tersebut dimanfaatkan
dengan menambahkan faktor produksi yang lain, sehingga menjadi capital dan
dapat memperoleh return.15
E. Nilai Tukar Uang dalam Islam
Nilai tukar suatu mata uang di dalam Islam di golongkan dalam dua
kelompok, yaitu: Natural dan Human. Dalam pembahasan nilai tukar menurut
islam akan dipakai dua scenario yaitu:
1. Terjadi perubahan-perubahan harga dalam negeri yang memengaruhi nilai
tukar uang. Sebab-sebab fluktuasi sebuah mata uang dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Natural Exchange Rate Fluctuation
1) Fluktuasi nilai tukar uang akibat dari perubahan–perubahan yang
terjadi pada permintaan agregatif (AD). Expansi AD akan
mengakibatkan naiknya tingkat harga secara keseluruhan (P), seperti
kita ketahui bahwa: P= e P, jika tingkat harga dalam negeri naik,
sedangkan tingkat harga di luar negeri tetap, maka nilai tukar mata
uang akan mengalami depresiasi. Sebalik nya jika AD mengalami
kontraksi maka tingkat harga akan mengalami penurunanyang akan
mengakibatkan nilai tukar akan mengalami apresiasi.16
2) Fluktuasi nilai tukar uang akibat perubahan-perubahan yang terjadi
pada penawaran agregatif (AS). Jika AS mengalami kontraksi, maka
akan berakibat pada naiknya tingkat harga secra keseluruhan, yang
15
Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2017), hlm. 88.
16
Ibid.., 165-166
kemudian akan mengakibatkan melemahnya (depresiasi) nilai tukar.
Sebaliknya jika AS mengalami expansi maka akan berakibat pada
turunya tingkat harga secara keseluruhan yang akan mengakibatkan
menguatnya nilai tukar.
b. Human Error Exchange Rate Fluctuation
1) Corruption dan Bad Administration yang buruk akan mengakibatkan
naiknya harga akibat terjadinya Missallocation of Resources serta
Mark-up yang tinggi yang harus dilakukan oleh produsen untuk
menutupi biaya-biaya siluman dalam proses produksinya.
2) Excesssive Tax yang sangat tinggi yang dikenakan pada barang dan
jasa akan meningkatkan harga jual dari barang dan jasa tersebut.
3) Excessive Seignorage, pencetak full-bodyed money atau 100%
reserve money tidak akan mengakibatkan terjadinya inflasi. Akan
tetapi jika uang yang dicetak selain dari kedua jenis itu maka akan
menyebabkan kenaikan tingkat harga secara umum.
2. Perubahan harga yang terjadi diluar negeri Perubahan harga yang terjadi
diluar negeri bisa digolongkan karena 2 sebab yaitu:
a. Non engineered/ non manifulated changes
Disebut sebagai non eminered/non manifulated changes adalah karena
perubahan yang terjadi bukan disebabakan oleh manipulasi (yang
dimaksudkan untuk merugikan) oleh pihak-pihak tertentu. Misalkan jika
bank central singapura (BSS) mengurangi jumlah uang SGD yang beredar,
hal tersebut akan mengakibatkan IDR terdepresiasi tanpa diduga. Oleh
karena itu BI biasanya akan menghilangkan efek ini dengan menjual SGD
yang dimilikinya (cadangan devisa) baik dengan cara strilised intervention
maupun dengan cara unsterilized intervention.17

b. Enginered / Manipulated changes


Disebut sebagai enginered/manipulated changes adalah karena
perubahan yang terjadi disebabkan oleh manipulasi yang dilakukan oleh

17
Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islam.., hlm. 167-168.
pihak-pihak tertentu yang dimasudkan untuk merugikan pihak lain.
misalnya para fund manager disingapura melepas IDR yang dimilikinya
sehingga terjadi banjir rupiah yang mengakibatkan nilai tukar rupiah
mengalami depresiasai secar tiba-tiba atau drastis diluar perkiraaan BI.18

18
Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islam.., hlm. 169.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian Uang dalam islam
Dalam fikih Islam istilah uang bisa disebut dengan nuqud atau tsaman.
Secara umum, uang dalam Islam adalah alat tukar atau transaksi dan pengukur
nilai barang dan jasa untuk memperlancar transaksi perekonomian.
2. Konsep uang dalam ekonomi islam
Konsep uang dalam ekonomi islam sangatlah berbeda dengan konsep uang
dalam ekonomi konvensional. Dalam ekonomi islam, konsep uang sangat jelas
dan tegas bahwa uang itu adalah uang, uang bukan capital. Dalam konsep
ekonomi Islam uang adalah milik masyarakat (money is public goods ).
3. Jenis-jenis Uang dalam Islam
Menurut A. Karim, jenis uang berdasarkan kepentingannya, terdiri atas
sebagai berikut:
a. Bedasarkan bahan yang digunakan untuk membuat uang
b. Bedasarkan lembaga yang mengeluarkannya
c. Bedasarkan Nilainya
d. Berdasarkan Penerbitnya
Ekonomi Islam membagi uang dalam beberapa jenis, diantara jenis-jenis
tersebut yaitu:
a. Commodity money.
b. Uang yang dijamin (fiduciary money).
c. Uang bank (deposit money) dalam bentuk cek atau giro.
4. Konsep Time Value Of Money dengan Economic Value Of Time
a. Time Value of Money adalah konsep yang menerangkan bahwa nilai
uang pada saat sekarang lebih berharga jika dikomparasikan di masa
yang akan datang.
b. Economic Value of Time adalah konsep yang menyatakan waktu
(khususnya yang produktif) akan menghasilkan dan menambah nilai
ekonomi.
5. Nilai Tukar Uang dalam Islam
a. Terjadi perubahan-perubahan harga dalam negeri yang memengaruhi
nilai tukar uang. Sebab-sebab fluktuasi sebuah mata uang
dikelompokkan sebagai berikut:
1) Natural Exchange Rate Fluctuation
2) Human Error Exchange Rate Fluctuation
b. Perubahan harga yang terjadi diluar negeri Perubahan harga yang terjadi
diluar negeri bisa digolongkan karena 2 sebab yaitu:
1) Non engineered/ non manifulated changes
2) Enginered / Manipulated changes
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA

A Karim, Adiwarman. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada, 2017.

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013.

Endriani, Santi. Konsep Uang : Ekonomi Islam Vs Ekonomi Konvensional. Dosen


Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Anterior Jurnal, Volume 15 Nomor 1,
2015.

Fahmi, Irham . Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Bandung: Alfafabeta, 2014.

https://yusufkurniawan.com/apa-beda-time-value-of-money-dengan-economic-
value-of-time/

Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group, 2009.

Sri Yuniarti, Vinna. Ekonomi Makro Syariah. Bandung: Pustaka Setia, 2016.

Utsman Subair, M. Al-mu’amalat al amliyah al mu’asiroh fii al fiqhi al islami.


Yordania: Daru Annafais, 1995.

Anda mungkin juga menyukai