Anda di halaman 1dari 6

Bahan Diskusi

GANGGUAN CAIRAN DALAM TUBUH DAN


SIRKULASI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar K3,

Disusun oleh:

SURATMI (6411420028)

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Tahun ajaran 2021


Agar fungsi jaringan dapat berjalan normal maka perlu Sirkulasi darah yang baik,
keseimbangan antara cairan tubuh intra-dan ekstravaskuler dan konsentrasi zat-zat
dalam cairan yang tetap, termasuk elektrolit-elektrolit.
Seluruh susunan sirkulasi tubuh menyelenggarakan pengangkutan semua substansi
yang dibutuhkan untuk digunakan, maupun yang telah dibentuk dan harus dibuang
seperti oksigen, karbondioksida, air, garam-garam, zat-zat makanan, metabolit-
metabolit, hormon-hormon, panas, dll.

Jenis Gangguan Kejadian


1. Gangguan cairan tubuh dan elektrolit (edema, dehidrasi, defisiensi & kelebihan
elektrolit)
2. Gangguan volume (hiperemi, perdarahan dan syok)
3. Gangguan obstruksi Edema, dehidrasi, defisiensi elektrolit atau kelebihan elektrolit
(trombosis, emboli, iskemia, infark, dan sumbatan akibat faktor lain, misal tumor,
jaringan fibrosis, dan parasit)

1. Kongesti (Hiperemia)
Kongesti adalah keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan (peningkatan
jumlah darah) di dalam pembuluh darah pada daerah tertentu. Terdapat dua
mekanisme dimana kongesti dapat timbul :

 Kongesti aktif

Merupakan kenaikan aliran darah lokal yang disebabkan oleh karena adanya dilatasi
arteriol yang bekerja sebagai katup yang mengatur aliran ke dalam mikrosirkulasi
lokal, biasanya terjadi dengan waktu yang relatif singkat. Contoh : Warna merah
padam pada wajah pada saat marah/ malu, terjadi akibat vasodilatasi yang timbul
akibat respon terhadap stimulus neurogenik.

 Kongesti pasif

Penurunan jumlah darah yang mengalir dari daerah yang disebabkan oleh adanya
tekanan pada venula-venula dan vena-vena yang mengalirkan darah dari jaringan dan
akibat sebab sistemik, sebagai contoh adalah kegagalan jantung dalam memompa
darah yang mengakibatkan gangguan aliran vena.
Berdasarkan waktu serangannya, kongesti pasif dibagi 2, yaitu:
a. Kongesti pasif akut : berlangsung singkat, tidak ada pengaruh pada jaringan yang
terkena.
b. Kongesti pasif kronis : berlangsung lama, dapat terjadi perubahan- perubahan yang
permanen pada jaringan, terjadi dilatasi vena. Contoh kongesti pasif adalah varises.

2. Edema
Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan diantara sel-sel tubuh atau di
dalam berbagai rongga tubuh Jika edema mengumpul dalam rongga, biasanya
dinamakan efusi, misalnya efusi perikardium, efusi pleura. Penimbunan cairan di
dalam rongga peritoneum biasanya diberi nama asites. Sedangkan edema umum atau
menyeluruh disebut anasarka.
Etiologi edema ada beberapa, yaitu:
1) Tekanan hidrostatik
2) Obstruksi saluran limfe
3) Kenaikan permeabilitas dinding pembuluh
4) Penurunan konsentrasi protein
Dalam edema, cairan yang tertimbun digolongkan menjadi 2, yaitu :
1) Transudat : yaitu cairan yang tertimbun di dalam jaringan karena bertambahnya
permeabilitas pembuluh terhadap protein.
2) Eksudat : yaitu cairan yang tertimbun karena alasan-alasan lain dan bukan akibat
dari perubahan permeabilitas pembuluh.

3. Perdarahan
Perdarahan adalah keluarnya darah dari sistem kardiovaskuler, disertai penimbunan
dalam jaringan atau ruang tubuh atau disertai keluarnya darah dari tubuh. Penimbunan
darah pada jaringan disebut hematoma. Jika darah masuk ke dalam berbagai ruang
dalam tubuh, maka dinamakan menurut ruangannya. Misalnya : hemoperikardium,
hemotoraks, hemoperitoneum, hematosalping.
Penyebab perdarahan yang paling sering dijumpai adalah hilangnya integritas dinding
pembuluh darah yang memungkinkan darah keluar, dan hal ini sering disebabkan oleh
trauma eksternal contohnya cedara yang disertai memar. Penyebab lainnya adalah
adanya gangguan faktor pembekuan darah.
4. Trombosis
Proses pembentukan bekuan darah atau koagulum dalam sistem kardiovaskuler
selama manusia masih hidup, disebut trombosis. Terdapat tiga keadaan dasar dimana
bekuan terbentuk secara tidak normal, yaitu :
a. Adanya kelainan dinding dan lapisan pembuluh,
b. Kelainan aliran darah,
c. Peningkatan daya koagulasi darah sendiri

5. Embolisme
Embolisme adalah transportasi massa fisik (emboli) yang terbawa dalam aliran darah
dari satu tempat ke tempat lain dan tersangkut di tempat baru. Emboli berasal dari :
1) Trombus dan dinamakan tromboemboli.
2) Pecahan jaringan yang memasuki sistem pembuluh darah
3) Sel-sel kanker
4) Benda asing yang disuntikkan ke dalam sistem kardiovaskular.
5) Tetesan cairan yang terbentuk dalam sirkulasi akibat dari berbagai keadaan
6) Gelembung gas juga dapat menjadi emboli.
Emboli dalam tubuh terutama berasal dari trombus vena, paling sering pada vena
profunda di tungkai atau di panggul. Karena keadaan anatomis, emboli yang berasal
dari trombus vena biasanya berakhir sebagai emboli arteri pulmonalis.
Akibat dari emboli :
1) Jika fragmen trombus yang sangat besar menjadi emboli maka sebagian besar
suplai arteri pulmonalis dapat tersumbat dengan mendadak. Hal ini dapat
menimbulkan kematian mendadak.
2) Sebaliknya, emboli arteri pulmonalis yang lebih kecil dapat tanpa gejala,
mengakibatkan perdarahan paru-paru sekunder karena kerusakan vaskular atau dapat
mengakibatkan nekrosis sebagian dari paru-paru.

6. Aterosklerosis

Aterosklerosis atau ”pengerasan arteri” merupakan fenomena penyakit yang meliputi


setiap keadaan pembuluh arteri yang mengakibatkan penebalan atau pengerasan
dinding.
Laju peningkatan ukuran dan jumlah ateroma dipengaruhi oleh berbagai faktor.
1) Faktor genetik tertentu penting, dan aterosklerosis serta komplikasinya sering
cenderung terjadi dalam keluarga.
2) Orang dengan kadar kolesterol yang meninggi ( Hiperkolesterol )
3) Orang yang menderita D.M. (Diabetes Melitus) seringkali peka akan aterosklerosis.
4) Tekanan darah merupakan faktor penting bagi insiden dan beratnya aterosklerosis.
5) Merokok.
Akibat aterosklerosis sebagian bergantung pada ukuran arteri yang terserang.
1) Jika arteri berukuran sedang, aterosklerosis lambat laun dapat mengakibatkan
penyempitan atau obstruksi total. Komplikasi aterosklerosis dapat mengakibatkan
penyumbatan mendadak.
2) Pembentukan trombus pada intima yang kasar, yang ditimbulkan oleh bercak
aterosklerosis.
3) Komplikasi lain aterosklerosis adalah perdarahan ke pusat bercak yang lunak
4) Komplikasi lain seperti ruptur bercak disertai pembengkakan kandungan lipid yang
lunak ke dalam lumen dan penyumbatan pada bagian hilir pembuluh yang lebih
sempit.
5) Kerusakan tunika media yang dapat mengakibatkan kemungkinan terbentuknya

”aneurisma aterosklerosis” yaitu penggelembungan dinding arteri yang lemah.

7. Iskemia dan Infark


Iskemia adalah suplai darah yang tidak memadai ke suatu daerah/jaringan. Jika
jaringan dibuat iskemik, jaringan tersebut akan menderita karena tidak mendapat
suplai oksigen dan zat-zat makanan yang dibutuhkan. Sebab yang paling jelas adalah
obstruksi lokal arteri. Pengaruh iskemia bervariasi tergantung pada intensitas
iskemianya, kecepatan timbulnya, dan kebutuhan metabolik pada jaringan itu.

Akibat dari Iskemik :


1) Pada beberapa keadaan iskemia, biasanya yang mengenai jaringan otot, rasa sakit
dapat merupakan gejala penurunan suplai darah.
2) Efek lain dari iskemik adalah atrofi dari jaringan yang terkena.
3) Akibat iskemia yang paling ekstrim adalah kematian jaringan yang iskemik.
Daerah yang mengalami nekrosis iskemik dinamakan infark. Dan proses
pembentukan infark disebut infarksi.
8. Shock
Shock adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh defisiensi sirkulasi akibat
disparitas (ketidakseimbangan) antara volume darah dengan ruang susunan vaskuler.
Gejala-gejala shock : Rasa Lesu dan Lemas, Kulit yang basah (keringat), Kesadaran
menurun, kolaps vena, terutama vena-vena superfisial, Kepucatan, Nadi cepat dan
lemah, Tachicardia (tekanan nadi tidak normal), Pernafasan dangkal (Sesak nafas),
Tekanan darah rendah (hipotensi), oliguria dan kadang-kadang disertai muntah yang
berwarna seperti air kopi akibat perdarahan dalam lambung (hematemesis).

9. Dehidrasi

Dehidrasi ialah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disertai ”output” yang

melebihi ”intake” sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. Meskipun yang hilang
terutama ialah cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit.
Dehidrasi dapat terjadi karena :
1) Kemiskinan air (water depletion) ;

2) Kemiskinan natrium (sodium depletion) ;

3) Water and sodium depletion bersama-sama.

4) Pengidap diabetes, kanoreksia nervosa dan cystic fibrosis.

5) Pengguna alkohol yang mengonsumsi secara berlebihan.

Jenis Kehilangan cairan, misal :Luka bakar, Diare , Muntah, Keringat berlebih,
Diabetes insipidus, Diuresis pd glukosuria diabetes melitus dan Masukan yg kurang,
misal :Koma lama, Kurang minum dan Sakit

Tanda-tanda klinis terjadinya dehidrasi yaitu: mulut kering, turgor kulit yg buruk,
mata penderita cekung, air mata & urin berkurang, pd pemeriksaan darah :
peningkatan hematokrit, peningkatan kadar ureum dan natrium.

Anda mungkin juga menyukai