Anda di halaman 1dari 16

RINGKASAN MATERI PERTEMUAN Ke-1

MK AKUNTANSI AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT

DOSEN PENGAMPU: Sarlina Sari, S.E.,M.S.Ak.

PEMBENTUKAN DAN USAHA PERSEKUTUAN (1)

Pengertian Umum

Persekutuan (Partnership) adalah suatu penggabungan diantara dua orang (badan) atau lebih
untuk memiliki bersama-sama & menjalankan suatu perusahaan guna mendapatkan
keuntungan/laba

Dalam Akuntansi, persekutuan sebagai unit usaha harus dianggap mempunyai kedudukan yang
terpisah dengan pemiliknya.

Karakteristik Persekutuan

Secara umum ada 5 yang menjadi karakteristik persekutuan yaitu :

1. Berusaha Bersama-sama (Mutual Agency)

Setiap anggota merupakan agen dari pada persekutuan untuk mencapai tujuan usahanya

2. Jangka waktu terbatas (Limited life)

Persekutuan tetap ada selama orang-orang (badan-badan) yang mengadakan persekutuan itu
ada dan masing-masing masih tetap menghendakinya. Setiap perubahan yang berhubungan
dengan maksud mengkahiri penjanjian dari para anggota berarti membubarkan persekutuan.
Penarikan modal atau kaitan seorang anggota otomatis membubarkan persekutuan.

3. Tanggung jawab tidak terbatas (Unlimited Liability )

Tangung jawab seorang anggota terbatas pada jumlah yang ditanam di dalam usaha
persekutuan. Apabila di dalam keadaan tertentu persekutuan tidak dapat membayar hutang-
hutangnya karena jumlah kekayaan tidak cukup, maka kreditur berhak menagih pada salah satu
seorang dari anggota persekutuan tersebut.

4. Memiliki suatu bagian/hak di dalam persekutuan (Ownership of an Interest in a Partnership)


Kekayaan yang ditanam di dalam perusahaan tidak lebih dari hak milik yang terpisah dari
anggota yang menjadi kekayaan persekutuan. Anggota yang menanamkan kekayaan ke dalam
persekutuan berarti menyerahkan haknya untuk mengusahakan dan menggunakan
kekayaannya itu, dan sepenuhnya rela untuk dipakai guna mencapai tujuan-tujuan
persekutuan. Hak yang diberikan kepada persekutuan ini memberikan hak yang sama dengan
anggota lainnya untuk memimpin dan menjalankan usaha persekutuan.

5. Pengembalian bagian keuntungan persekutuan

Setiap anggota mendapat bagian dari keuntungan persekutuan. Suatu persetujuan yang dibuat
untuk membagi keuntungan itu sendiri, tidak merupakan suatu bentuk persekutuan.

Macam-Macam Bentuk Persekutuan

1. Persekutuan Perdagangan (Trading Partnership)

Persekutuan perdagangan adalah jenis persekutuan yang berusaha di bidang perdagangan baik
itu produksi, konsumsi ataupun distribusi barang-barang perdagangan.

2. Persekutuan Jasa-jasa (Non-trading Partnership)

Jenis usaha berikutnya ialah persekutuan jasa, Ciri-ciri persekutuan jasa-jasa adalah jenis
persekutuan yang bergerak di bidang penjualan jasa yang dikelompokkan berdasarkan suatu
jenis keahlian yang sama yang dimiliki oleh para anggotanya. Contohnya adalah persekutuan
para pengacara (advokat) dan persekutuan para akuntan.

3. Persekutuan Umum (General Partnership)

Persekutuan umum adalah bentuk persekutuan yang biasa terjadi dalam dunia usaha, semua
anggota dalam persekutuan tersebut dapat bertindak atas nama perusahaan dan akan dimintai
pertanggung jawaban dari kewajiban-kewajiban perusahaan yang sebelumnya telah diserahkan
kepadanya. Setiap anggota yang tergabung dalam persekutuan ini disebut sekutu umum.

4. Persekutuan Terbatas (Limited Partnership)

Persekutuan terbatas adalah bentuk persekutuan dimana setiap anggotanya akan dibatasi
kewajiban serta tanggung jawabnya pada jumlah tertentu dalam menjalankan perusahaan.
Kemungkinan batasan tanggung jawab tersebut sebanding dengan besaran investasi yang ia
tanamkan pada perusahaan. Setiap anggota yang tergabung dalam persekutuan ini disebut
sekutu terbatas.
5. Perusahaan Saham Gabungan (Joint Stock Companies)

Perusahaan saham gabungan adalah suatu bentuk persekutuan yang permodalannya berasal
dari penanaman saham-saham yang kepemilikannya dapat dipindah tangankan sewaktu-waktu.
Terdapat beberapa keuntungan investasi saham jika kita dapat melihat peliang dengan
seksama. Namun perpindahan kepemilikan saham tersebut tidak boleh mengganggu
kontinuitas produksi perusahaan tersebut. Dalam persekutuan ini tanggung jawab para
anggotanya tidak terbatas sama halnya dengan persekutuan umum.

Perjanjian Persekutuan

1. Nama persekutuan, anggota, tanggal berdirinya & sifat serta bidang usaha

2. Besarnya Investasi masing-masing anggota

3. Hak & kewajiban anggota

4. Buku catatan & laporan keuangan

5. Pembagian keuntungan

6. Hal-hal khusus yang menyangkut masalah pembebanan &penerimaan imbalan jasa tertentu
diantara para anggota, penarikan kembali modal yang disetor

7. Asuransi jiwa & kematian salah satu anggota

8. Penyelesaian apabila ada perselisihan diantara para anggota

Akuntansi Terhadap Penyertaan Modal dalam Persekutuan

1. Hak-hak dari para anggota diikhtisarkan di dalam rekening modal masing-masing yang
terdiri dari penanaman mula-mula, penanaman tambahan dan prive, serta bagian dari
keuntungan / kerugian usaha. Para anggota boleh membuat persetujuan dalam
membagi keuntungan / kerugian dalam berbagai macam cara yang sesuai dengan hak
penyertaan mereka. Apabila tidak ada suatu persetujuan tertentu, maka keuntungan /
kerugian harus dibagi sama diantara para anggota.

Contoh :

Ahmad, Budi, dan Citra mendirikan suatu persekutuan dengan investasi masing-masing Rp
75.000.000,- ; Rp 25.000.000,- ; Rp 50.000.000,- Mereka setuju untuk membagi masing-masing
keuntungan dan kerugian dengan perbandingan yang sama. Apabila persekutuan laba Rp
90.000.000,-. Berapa modal masing-masing sekutu tersebut !
2. Apabila Persekutuan didirikan dengan menggabungkan beberapa perusahaan yang
sudah berjalan, maka bisanya timbul beberapa persoalan seperti :
 Apakah persekutuan melanjutkan pembukuan salah satu perusahaan ?
 Apakah persekutuan membuat pembukuan tersendiri yang baru ?
 Apakah perubahan atau penilaian terhadap posisi aktiva, hutang, dan modal masing-
masing perusahaan yang akan digabung perlu diadakan atau tidak ?

Contoh :

Tuan D dan Tuan E masing-masing bersepakat untuk membentuk sebuah persekutuan. Tuan D
telah memiliki sebuah perusahaan yang sudah berjalan. Tuan E bermaksud menanamkan
modalnya dalam persekutuan sebanyak Rp 100.000.000,-

Adapun necara perusahaan Tuan D sebelum bergabung adalah :


Kesepakatan diantara Tuan d dan Tuan E adalah

a. Uang kas yang ada diambil seluruhnya oleh Tuan D


b. Piutang dagang sebesar Rp 4.000.000 dianggap tidak tertagih dan harus dihapus. Cadangan
kerugian piutang ditetapkan 4% dari saldo piutang yang baru.
c. Persediaan barang dagangan dinilai kembali menjadi Rp 106.400.000,-
d. Meubel dan peralatan, nilai pengganti sebesar Rp 60.000.000,- terhadap aktiva ini telah
disusutkan sebesar 50% dan dicatat berdasar nilai sehat sebesar Rp 30.000.000,-
e. Goodwill, kepada Tuan D diberikan goodwill atas reputasi perusahaannya yang dinilai
sebesar Rp 40.000.000,-

Diminta :

1. Buat pembukuan persekutan baru dengan membuka buku baru tersendiri.

2. Buat pembukuan persekutuan baru dengan melanjutkan buku perusahaan terdahulu.

JAWAB :

1. Persekutuan yang baru dibentuk dengan membuka buku baru tersendiri.

a. Mencatat kekayaan bersih Tuan D

Piutang dagang Rp 76.000.000 --------- ( 80.000.000 – 4.000.000)

Persediaan Rp 106.400.000

Suplies Rp 6.400.000

Meubel dan peralatan Rp 30.000.000

Goodwill Rp 40.000.000

Cad. Kerugian piutang Rp 3.040.000 …… (4% x 76.000.000)

Hutang dagang Rp 96.000.000

Modal Tuan D Rp 159.760.000

b. Mencatat setoran modal Tuan E

Kas Rp 100.000.000

Modal Tuan E Rp 100.000.000


2. Persekutuan yang baru dibentuk dengan melanjutkan buku-buku perusahaan terdahulu.

a. Mencatat pengambilan uang tunai / kas Tuan D

Modal Tuan D Rp 64.800.000,-

Kas Rp 64.800.000,-

b. Mencatat penilaian kembali berbagai macam aktiva Tuan D

Cad. Kerugian piutang Rp 1.760.000,-

Persediaan barang dagangan Rp 20.800.000,-

Ak. Penyusutan meubel & peralatan Rp 22.400.000,-

Goodwill Rp 40.000.000,-

Piutang dagang Rp 4.000.000,-

Meubel & peralatan Rp 18.000.000,-

Modal Tuan D Rp 62.960.000,-

Keterangan :

- Cadangan kerugian piutang awal Rp 4.800.000

baru Rp 3.040.000

selisih Rp 1.760.000
- Persediaan barang dagangan baru Rp 106.400.000

awal Rp 85.600.000

selisih Rp 20.800.000

- Meubel & peralatan, harga pokok lama Rp 48.000.000

nilai sekarang Rp 30.000.000

selisih Rp 18.000.000

c. Mencatat setoran modal Tuan E

Kas Rp 100.000.000

Modal Tuan E Rp 100.000.000


Pembagian Laba/Rugi Persekutuan

Para sekutu dapat menyetujui setiap cara pembagian laba dan rugi yang mereka kehendaki.
Persetujuan mengenai hal ini harus ditetapkan tersendiri dan lengkap, sehingga dapat dihindari
kemungkinan kesalahan penafsiran dan perselisihan.

Laba dan rugi pada umumnya dibagi menurut salah satu dari cara-cara berikut ini :

1. Laba Rugi dibagi sama/dibagi rata

2. Laba Rugi dibagi dengan rasio tertentu

3. Laba Rugi dibagi berdasarkan modal

 Berdasarkan modal awal


 Berdasarkan modal akhir
 Berdasarkan modal rata-rata

4. Laba Rugi dibagi setelah dikurangi gaji dan bonus, kemudian sisanya dapat dibagi sama,
dengan perbandingan tertentu atau dengan rasio tertentu

5. Laba Rugi dibagi setelah dikurangi gaji dan bunga modal, kemudian sisanya dapat dibagi
sama, dengan perbandingan tertentu atau dengan rasio tertentu

Contoh Soal :

Ny. Mirna dan Tn. Fikri sepakat mendirikan persekutuan yang diberi nama “Fa. MirFik” Setoran
modal masing-masing sekutu dalam satu periode akuntansi adalah sebagai berikut :
Apabila diketahui total pendapatan dan biaya persekutuan pada tahun 2013 masing-masing
sebesar Rp 25.000.000 dan Rp 10.000.000 maka laba bersih persekutuan tahun 2013 adalah Rp
15.000.000

Jurnal :

31/12/2013 (D) Pendapatan Rp 25.000.000

(K) Biaya Rp 10.000.000

(K) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000

(mencatat penutupan pendapatan tahun 2013)

31/12/2013 (D) Modal Ny. Mirna Rp 2.000.000

(D) Modal Tn. Fikri Rp 2.000.000

(K) Prive Ny. Mirna Rp 2.000.000

(K) Prive Tn. Fikri Rp 2.000.000

(mencatat penutupan rekening Prive)

Penyelesaian :

1. Laba Rugi dibagi sama/dibagi rata

Total laba Rp 10.000.000

Laba Ny. Mirna : ½ x Rp 15.000.000 = Rp 7.500.000

Laba Tn. Fikri : ½ x Rp 15.000.000 = Rp 7.500.000

Total Rp 15.000.000

Jurnalnya :

31/12/2014 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000

(K) Modal Ny. Mirna Rp 7.500.000

(K) Modal Tn. Fikri Rp 7.500.000

(mencatat penutupan rekening ikhtisar laba rugi)


2. Laba Rugi dibagi dengan rasio tertentu

Sebagai contoh asumsikan bahwa karena pengalaman, kemampuan, dan reputasi B merupakan
faktor penting bagi keberhasilan perusahaan maka A dan B setuju untuk berbagi laba dalam
rasio 55% : 45%. Maka pembagian laba sebesar Rp 15.000.000 adalah:

Laba Ny.Mirna : 55% x Rp 15.000.000 = Rp 8.250.000

Laba Tn.Fikri : 45% x Rp 15.000.000 = Rp 6.750.000

Total = Rp 15.000.000

Jurnalnya :

31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000

(K) Modal Ny.Mirna Rp 8.250.000

(K) Modal Tn.Fikri Rp 6.750.000

(mencatat penutupan rekening ikhtisar laba rugi)

3. Laba Rugi dibagi berdasarkan modal

a. Laba rugi dibagi dengan perbandingan modal awal periode

Modal awal Ny.Mirna : Rp 15.000.000

Modal awal Tn.Fikri : Rp 20.000.000

Total Modal awal : Rp 35.000.000

Laba Ny.Mirna : Rp 15.000.000 / Rp 35.000.000 x Rp 15.000.000 = Rp 6.428.571

Laba Tn.Fikri : Rp 20.000.000 / Rp 35.000.000 x Rp 15.000.000 = Rp 8.571.429

Total Rp 15.000.000

Jurnalnya :

31/12/2014 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000

(K) Modal Ny.Mirna Rp 6.428.571

(K) Modal Tn.Fikri Rp 8.571.429


(mencatat penutupan rekening ikhtisar laba rugi)

b. Laba rugi dibagi dengan perbandingan modal akhir periode

Modal akhir Ny.Mirna : Rp 21.000.000

Modal akhir Tn.Fikri : Rp 23.000.000

Total modal akhir Rp 44.000.000

Laba Ny.Mirna : Rp 21.000.000 / Rp 44.000.000 x Rp 15.000.000 = Rp 7.159.091

Laba Tn.Fikri : Rp 23.000.000 / Rp 44.000.000 x Rp 15.000.000 = Rp 7.840.909

Total Rp 15.000.000

Jurnalnya :

31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000

(K) Modal Ny.Mirna Rp 7.159.091

(K) Modal Tn.Fikri Rp 7.840.909

(mencatat penutupan rekening ikhtisar laba rugi)

c. Laba rugi dibagi dengan perbandingan modal rata-rata tiap periode

Jika pembagian laba didasarkan pada rata-rata modal untuk tahun itu, maka kalkulasinya adalah
sebagai berikut :
Modal rata-rata Ny. Mirna : Rp 19,500,000

Modal rata-rata Tn.Fikri : Rp 21,583,333

Total modal rata-rata Rp 41,083,333

Laba Ny.Mirna : Rp 19,500,000 / Rp 41,083,333 x Rp 15.000.000 = Rp 7,119,676

Laba Tn.Fikri : Rp 21,583,333 / Rp 41,083,333 x Rp 15.000.000 = Rp 7,880,324

Total Rp 15.000.000

Jurnalnya :

31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000

(K) Modal Ny.Mirna Rp 7,119,676

(K) Modal Tn.Fikri Rp 7,880,324

(mencatat penutupan rekening ikhtisar laba rugi)

4. Laba Rugi dibagi setelah dikurangi bonus dan gaji, kemudian sisanya dapat dibagi sama,
dengan perbandingan tertentu atau dengan rasio tertentu

Diasumsikan bahwa si Ny.Mirna mendapatkan bonus atas kinerjanya, ia diberikan bonus


sebesar 20% dari laba sebelum dikurangi bonus. Selain itu mereka menerima penyisihan gaji
sebesar Ny.Mirna Rp 400.000 dan Tn.Fikri Rp 500.000 setiap bulan. Pembagian sisa saldo laba
ditentukan dibagi berdasarkan rasio 60%:40%. Laba sebesar Rp 15.000.000 sebelum
penetapan pemberian bonus dan gaji dibagikan kepada para sekutu dengan penyelesaian sbb :

Gaji Ny.Mirna : 12 bulan x Rp 400.000 = Rp 4.800.000

Gaji Tn.Fikri : 12 bulan x Rp 500.000 = Rp 6.000.000

Total gaji yang dibagikan Rp 10.800.000

Proses perhitungan laba bersih persekutuan setelah dikurangi bonus dan gaji
Jurnal :

31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 3.000.000

(K) Modal Ny.Mirna Rp 3.000.000

(mencatat atas pemberian bonus pada Ny.Mirna)

31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 10.800.000

(K) Modal Ny.Mirna Rp 4.800.000

(K) Modal Tn.Fikri Rp 6.000.000

(mencatat atas pemberian gaji para sekutu)

31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 1.200.000

(K) Modal Ny.Mirna Rp 720.000

(K) Modal Tn.Fikri Rp 480.000

(mencatat atas pembagian sisa laba persekutuan)

Maka total dana yang diterima oleh masing-masing sekutu pada tahun 2013 adalah :

Jurnalnya :

31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000

(K) Modal Ny.Mirna Rp 8.520.000

(K) Modal Tn.Fikri Rp 6.480.000

(mencatat alokasi laba bersih persekutuan)


5. Laba Rugi dibagi setelah dikurangi gaji dan bunga modal, kemudian sisanya dapat dibagi
sama, dengan perbandingan tertentu atau dengan rasio tertentu

Diasumsikan bahwa si Ny.Mirna dan Tn.Fikri mendapatkan bunga atas modal sebesar 6%, dari
laba sebelum dikurangi bonus. Selain itu mereka menerima penyisihan gaji sebesar Ny.Mirna Rp
400.000 dan Tn.Fikri Rp 500.000 setiap bulan. Pembagian sisa saldo laba ditentukan dibagi
berdasarkan rasio 60%:40%. Laba sebesar Rp 15.000.000 sebelum penetapan pemberian bonus
dan gaji dibagikan kepada para sekutu dengan penyelesaian sbb :

Gaji Ny.Mirna : 12 bulan x Rp 400.000 = Rp 4.800.000

Gaji Tn.Fikri : 12 bulan x Rp 500.000 = Rp 6.000.000

Total gaji yang dibagikan Rp 10.800.000


Proses perhitungan laba bersih persekutuan setelah dikurangi bunga modal dan gaji para
sekutu

Jurnalnya :

31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 2.465.000

(K) Modal Ny.Mirna Rp 1.170.000

(K) Modal Tn.Fikri Rp 1.295.000

(mencatat atas pemberian bunga modal para sekutu)

31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 10.800.000

(K) Modal Ny.Mirna Rp 4.800.000

(K) Modal Tn.Fikri Rp 6.000.000

(mencatat atas pemberian gaji para sekutu)

31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 1.495.000

(K) Modal Ny.Mirna Rp 1.041.000

(K) Modal Tn.Fikri Rp 694.000

(mencatat penutupan rekening ikhtisar laba rugi)

Maka total dana yang diterima oleh masing-masing sekutu pada tahun 2013 adalah :

Jurnalnya :

31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000

(K) Modal Ny.Mirna Rp 7.011.000


(K) Modal Tn.Fikri Rp 7.989.000

(mencatat alokasi laba bersih persekutuan)

Referensi Buku :

Allan R. Drebin, 1999, Advanced Accounting (Akuntansi Keuangan Lanjutan), Penerbit Erlangga,
Jakarta

Boatsman, Griffin, Vickrey dan Williams, 1997, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Erlangga,
Jakarta.

Evi Maria, 2011, Akuntansi Lanjutan, Penerbit Gava Media, Yogyakarta

F.Zebua, 2009, Akuntasi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta

Richard E.Baker, Valdean C. Lembke dan Thomas E.King, 2006, Akuntansi Keuangan Lanjutan,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai