Disusun oleh:
TOPIK KHUSUS:
ANALISIS POTENSI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO
KESELAMATAN KERJA PADA LABORATORIUM KUALITAS
AIR DI PERUM JASA TIRTA 1 MALANG
(HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND RISK
CONTROL)
Disusun Oleh:
Mengesahkan,
Nurwahyuni
LEMBAR PERSETUJUAN
TOPIK KHUSUS :
ANALISIS POTENSI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO
KESELAMATAN KERJA PADA LABORATORIUM KUALITAS AIR
DI PERUM JASA TIRTA I MALANG (HAZARD IDENTIFICATION
RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL)
Disusun Oleh :
Ir. Oyong Novareza, ST, MT, Ph.D. Amanda Nur Cahyawati., ST.
MT
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja
NyataPraktik ini dengan baik.
Dalam penyusunan laporan ini tentu banyak hambatan yang dialami. Namun, berkat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, hambatan-hambatan tersebut dapat teratasi.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Bapak Oyong Novareza, ST., MT., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
2. Ibu Amanda N.C., ST. MT. selaku Dosen Pembimbing Kuliah Kerja Nyata-Praktik
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
3. Ibu Rifda Churnia Purwanti, A.Md. selaku Manager Laboratorium Lingkungan
Perusahaan Umum Jasa Tirta I Malang.
4. Ibu Nurwahyuni, selaku Pembimbing Lapangan Perusahaan Umum Jasa Tirta I
Malang.
5. Semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat
penyusun harapkan untuk perbaikan penyusunan laporan berikutnya. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR .................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ v
ii
4.5.1.3 Undang-undang K3........................................................................ 25
4.5.1.4 Golongan Kecelakaan Kerja .......................................................... 26
4.5.1.5 Sebab Kecelakaan Kerja ................................................................ 27
4.5.1.6 Pencegahan Kecelakaan Kerja....................................................... 27
4.5.1.7 Sumber Bahaya .............................................................................. 27
4.5.2 Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC) .. 31
4.5.2.1 Identifikasi Bahaya ........................................................................ 31
4.5.2.2 Penilaian Risiko ............................................................................. 31
4.5.2.3 Penentuan Saverity ........................................................................ 32
4.5.2.4 Penentuan Likehood/ Probability .................................................. 34
4.5.2.5 Risk level and Risk Control ........................................................... 34
4.5.3 Penanggulangan Risiko ........................................................................... 35
4.6 Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 36
4.6.1 Identifikasi Potensi Bahaya ..................................................................... 36
4.6.2 Penilaian Tingkat Keparahan (Saverity) .................................................. 39
4.6.3 Penilaian Tingkat Kemungkinan (Likehood/ Probability) ...................... 41
4.6.4 Menentukan Tingkat Risiko (Risk Level) ................................................ 43
4.6.5 Pengendalian Risiko ................................................................................ 46
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 49
5.2 Saran .................................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 50
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Shift Kerja Struktur Organisasi Perum Jasa Tirta I ........................................... 8
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan KKN-P ................................................................................. 10
Tabel 4.1 Data Kecelakaan Kerja ................................................................................... 22
Tabel 4.2 Matriks Penilaian Risiko................................................................................. 32
Tabel 4.3 Penentuan Saverity .......................................................................................... 32
Tabel 4.4 Penentuan Likehood/ Probability ................................................................... 34
Tabel 4.5 Risk level and Risk Control ............................................................................. 35
Tabel 4.6 Pengolahan Data ............................................................................................. 36
Tabel 4.7 Tingkat Keparahan (Saverity) ......................................................................... 39
Tabel 4.8 Tingkat Kemungkinan (Likehood/ Probability) ............................................. 41
Tabel 4.9 Tingkat Risiko (Risk Level) ............................................................................ 43
Tabel 4.10 Pengendalian Risiko ..................................................................................... 46
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo Perum Jasa Tirta I ............................................................................ 5
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perum Jasa Tirta I ..................................................... 7
Gambar 2.3 Proses Analisis Minyak dan Lemak Metode Gravimetri .......................... 9
Gambar 3.1 Diagram Alir KKN-P .............................................................................. 20
Gambar 4.1 Hirarki Penanggulangan Risiko .............................................................. 35
v
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara umum tentang latar belakang; lingkup observasi Kuliah Kerja
Nyata-Praktik (KKN-P); serta manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan program Kuliah Kerja
Nyata-Praktik (KKN-P).
2
Selain itu, tentunya terdapat maanfaat yang diperoleh bagi mahasiswa. Adapun manfaat
yang yang dapat diperoleh dengan adanya Kuliah kerja Nyata-Praktik ini antara lain:
1. Dapat megetahui kondisi nyata yang ada didunia kerja yang nantinya dapat membantu
dalam penggambaran mengenai dunia kerja kedepannya.
2. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi diri yang dapat membantu
dalam dunia kerja kedepannya.
3. Adanya kesempatan untuk merelevansikan dan mengembangkan teori yang telah
didapatkan lama perkuliahan dengan praktik nyata dilapangan, khususnya pada teori
yang berkaitan dengan teknik industri.
4. Memperoleh kesempatan untuk mempelajari hal-hal baru yang dapat menambah
wawasan atau membantu dalam pengembangan ilmu dari pihak yang ahli dibidang
3
Bab ini menjelaskan secara umum tentang Perusahaan Umum Jasa Tirta I yang meliputi
gambaran umum perusahaan; logo perusahaan; visi dan misi perusahaan; kebijakan mutu
perusahaan; struktur organisasi dan manajemen; dan manajemen perusahaan.
4
(BUMN) yang berkedudukan di Kota Malang. Sebagai tindak lanjut dari penerbitan PP Nomor
5 Tahun 1990, pada tanggal 1 November 1991, lahir Peraturan Menteri PU Nomor:
56/PRT/1991 tentang Kebijaksanaan Umum Pengelolaan Perusahaan Umum (PERUM) Jasa
Tirta. Peraturan ini merupakan arahan operasional bagi Perum Jasa Tirta. Pada Pasal 6 dari
peraturan tersebut, Perum Jasa Tirta diberi tugas pokok yang meliputi:
2.3 Visi, Misi, Maksud dan Tujuan Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta
I 1. Visi dan Misi Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I Visi :
Misi :
1. Mengelola sumber daya air secara terpadu sesuai Penugasan Pemerintah
2. Memberikan layanan terbaik kepada pelanggan dan seluruh pemangku
kepentingan
3. Meningkatkan nilai tambah sumber daya air dan sumber daya lainnya
5
4. Mengelola perusahaan secara profesional, inovatif dan berkinerja unggul
sesuai prinsip tata kelola perusahaan yang baik
6
2.5 Struktural Organisasi
Struktur organisasi adalah kerangka yang menunjukkan segenap fungsi dan pekerjaan,
hubungan dan tanggung jawab disetiap komponen, sehingga terlihat adanya pembagian
pekerjaan yang jelas. Adapun struktur organisasi yang terdapat di Perusahaan Umum Jasa Tirta
I Malang adalah seperti yang ditampilkan pada gambar 2.2.
Manajemen Puncak
Kepala Divisi Air Bersih, Pengembangan, dan Jasa Lain
Manajemen Mutu
Manajer Mutu
Manajemen Teknis
Manajer Laboratorium Lingkungan
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I Malang
Keterangan :
1. Kualitas Karyawan
7
Berkembangnya suatu perusahaan bukan saja ditentukan oleh besarnya modal yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut, namun seberapa besar kualitas yang dimiliki oleh
karyawannya, karena SDM pada suatu perusahaan memegang kendali yang sangat
penting. Dengan adanya pengendalian SDM, maka secara tidak langsung kualitas
dari karyawannya akan meningkat dan perusahaan akan dengan mudah berkompetisi
untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Jam dan Hari Kerja Karyawan
Secara umum jam kerja di Perusahaan Umum Jasa Tirta I Malang adalah 8 jam dalam
sehari (1 jam istirahat) untuk hari Senin s/d Jumat. Hari kerja di Perusahaan Umum
Jasa Tirta I Malang adalah 5 hari dalam seminggu (Senin s/d Jumat). Sedangkan
karyawan yang ingin mengejar target pekerjaan diberi hari lembur kerja dari hari
Senin s/d Minggu.
Perusahaan Umum Jasa Tirta I Malang ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Shift Kerja Struktur Organisasi Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I Malang
Hari Jam Jam Lembur
Minggu Hari L
8
Gambar 2.3 Proses Analisa Minyak dan Lemak dengan Metode Gravimetri
9
BAB III PELAKSANAAN KKN-P
Pada bab ini akan dibahas mengenai waktu dan tempat KKN-P, jurnal kegiatan KKN-
P, dan metode penelitian.
10
10 Senin, 10 Februari 2020 Analisis Minyak dan Lemak
Metode Gravimetri
11 Selasa, 11 Februari 2020 Analisis TSS dan TDS
12 Rabu, 12 Februari 2020 Analisis Klorida
13 Kamis, 13 Februari 2020 Analisis Minyak dan Lemak
Metode Gravimetri
14 Jumat, 14 Februari 2020 Analisis Amonia Air
15 Senin, 17 Februari 2020 Analisis Sulfida
16 Selasa, 18 Februari 2020 Analisis Zat Padat (Solid)
dengan metode Gravimetri
2. Analisis Laboratorium:
a. Analisis Total Suspended Solid dan Total Dissolved Solid Metode Gravimetri
1. Uraian
11
garam-garam mineral dari penyediaan air. Bahan padat terlarut penting
terutama apabila limbah cair akan digunakan kembali setelah pengolahan.
Bahan padat terlarut tidak dapat dihilangkan melalui pengolahan
konvensional ( Soeparman dan Suparmin,2001).
2. Prinsip
Zat padat tersuspensi (TSS/ Total Suspended Solid) dalam air akan
tertahan pada saringan membran berdiameter 47mm. Kemudian dipanaskan
pada suhu 103-105°C selama minimal 1 jam hingga diperoleh berat tetap.
Zat padat terlarut (TDS/ Total Dissolved Solid) akan lolos melalui saringan
membran berdiameter 47mm dan dikeringkan pada suhu 180-185°C selama
minimal 1 jam hingga diperoleh berat tetap.
BOD didasarkan pada reaksi zat organik dengan oksigen di dalam air,
dan proses berlangsung dengan adanya bakteri areobik, sebagai hasil
oksidasi akan dikeluarkan karbon dioksida, ammoniak dan air. BOD
ditetapkan berdasarkan selisih DO 0 hari dengan DO 5 hari pada suhu 20°C.
2. Prinsip
(s)
13
d. Analisis Amonia Air Metode Phenat
1. Uraian
2. Prinsip
Minyak lemak adalah suatu material yang terdiri dari minyak mineral,
minyak nabati, asam lemak, sabun, dan material lainnya yang dapat
14
terekstrak oleh pelarut organic dari sampel yang diasamkan. Minyak dan
lemak merupakan salah satu senyawa yang dapat mengakibatkan
terjadinya pencemaran di suatu perairan sehingga konsentrasinya harus
dibatasi. Minyak mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari air sehingga
akan membentuk lapisan tipis di permukaan air. Kondisi ini dapat
mengurangi konsentrasi oksigen terlarut dalam air karena fiksasi oksigen
bebas menjadi terhambat. Minyak yang menutupi permukaan air juga akan
menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga menmbuat
ketidakseimbangan rantai makanan, karena minyak dan lemak merupakan
bahan organic yang sukar diuraikan bakteri (Andreozzi dkk, 2000; Atlas
dkk, 1992).
2. Prinsip
15
industri, sulfida hidrogen dikembangkan dengan methana dan karbon
dioksida (mahida, 1989).
Hidrogen sulfida (H2S) adalah gas yang sangat beracun yang sangat
beracun yang dihasilkan dari proses penguraian sampah yang mengandung
protein (hewani/nabati) oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur
tanpa bantuan oksigen disekitarnya. Oleh karena itu hidrogen sulfida
(H2S) sering ditemui ditempat-tempat seperti saluran pembuanguan,
pengolahan limbah tanaman (H2S sering disebut gas saluran
pembuangan), stok pupuk. Industri sumber hidrogen sulfida termasuk
ekstraksi minyak dan gas bumi, produksi rayon teksil, penyamkan kulit,
industri kimia dan pembuangan limbah. Juga sebagai hasil reduksi dengan
kondisi anaerob terhadap sulfat oleh mikroorganisme dan sebagai hasil
reduksi dengan kondisi anaerob terhadap sulfat oleh mikroorganisme dan
sebagai salah satu bahan pencemar dari industri, pabrik kertas, asam lemak
dengan harga pKa (1)=6,99 dan pKa (2)=12,92. Ion S2- tidak pernah
ditemukan dalam perairan alami yang bersifat normal. Ion sulfida
mempunyai afanitas yang tinggi dengan banyak logam-logam berat, dan
pengendapan dari logam-logam sulfida sering kali terbentuknya (H2S)
(Acmad, 2004).
2. Prinsip
Kesadahan total adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya ion Ca2+ dan
Mg2+ secara bersama-sama. Ini disebabkan kebanyakan kesadahan dalam air
alam adalah disebabkan kation tersebut. Sedangkan perairan lunak berada pada
wilayah dengan lapisan tanah dn tipis dan batuan kapur relatif sedikit atau
bahkan tidak ada. (Effendi, 2003).
16
2. Prinsip
Logam kation (Ca dan Mg) dengan indikator EBT pada pH 10±0,1 akan
membentuk warna merah anggur jika ditambahkan titran EDTA akan
membentuk kalsium dan magnesium kompleks dan akan berubah warna
dari merah anggur menjadi biru.
2. Prinsip
Dalam larutan netral atau sedikit basa, ion perak bereaksi secara kuantitatif
dengan ion klorida. Titrasi diakhiri dengan pembentukan perak kromat yang
berwarna merah hasil reaksi kelebihan ion perak dengan ion kromat.
Sinar yang diserap oleh suspensi barium sulfat diukur dengan fotometer dan
kadar sulfat dihitung secara perbandingan pembacaan dengan kurva
kalibrasi.
17
2. Prinsip
Ion sulfat bereaksi dengan barium klorida dalam suasana asam akan
membentuk suspensi barium sulfat dengan membentuk kristal barium
sulfat yang sama besarnya diukur dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 420 nm.
18
1. Data Primer, merupakan data yang didapatkan secara langsung dari perusahaan.
Dimana data primer dapat berupa hasil pengamatan ataupun wawancara langsung
yang dilakukan kepada karyawan atau orang yang ahli dibidangnya.
2. Data sekunder, merupakan data yang didapatkan secara tidak langsung. Dimana data
sekunder merupakan data yang diperoleh dari data historis atau dokumen-dokumen
yang sudah ada yang dimiliki oleh perusahaan.
19
Mulai A
Penetapan topik
penelitian Kesehatan
dan Keselamatan
Selesai
Kerja
Pengumpulan Data
Data Sekunder
Data Primer
• Dokumen
• Wawancara
Perusahaan
Pengolahan
Data
• Pengelompokan
Data
20
BAB IV
Pada bab ini akan dibahas mengenai situasi masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masalah, tinjauan pustaka, pengumpulan, pengolahan dan analisis
data.
21
ditimbulkan. Berikut table property yang rusak akibat kecelakaan kerja selama periode
28 Januari 2020 sampai 28 Februari 2020.
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta
pengendalian menggunakan metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment
and Risk Control) yang berguna untuk mencegah dan mengurangi potensi terjadinya
kecelakaan kerja agar perusahaan mencapai tujuan dari SMK3 yaitu zero accident sesuai
apa yang diinginkan oleh perusahaan dan pihak-pihak terkait.
22
4.3 Tujuan Penelitian
Berikut ini merupakan tujuan penelitian dalam Kerja Kuliah Nyata-Praktik:
1. Untuk mengetahui langkah-langkah identifikasi bahaya dan penilaian risiko kerja
dengan tabel HIRARC pada keseluruhan proses pengelolaan air di Perum Jasa Tirta I
Malang.
2. Untuk mengetahui cara menentukan control risk pada tabel HIRARC.
3. Untuk mengetahui cara menentukan langkah preventif dari identifikasi bahaya pada
tabel HIRARC.
23
kuratif terhadap penyakit-penyakit atau ganguan-ganguang kesehatan yang diakibatkan
faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum”.
(Suma’mur, 1994).
Keselamatan dan kesehatan kerja menurut falsafah keselamatan kerja adalah
“menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani manusia
serta hasil karya dan budayanya, tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya
dan manusia khususnya’. (Dalih, 1982)
K3 menurut International Labour Organization (ILO) adalah “suatu aspek atau unsur
kesehatan yang erat hubungannya dengan lingkungan kerja dan pekerjaan secara langsung
maupun tidak langsung dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas tenaga kerja atau
pekerja”.(ILO).
24
3. Klasifikasi Menurut Sifat Luka atau Kelainan
a. Patah tulang.
b. Dislokasi atau keseleo.
c. Regang otot atau urat.
d. Memar dan luka dalam lain.
e. Amputasi.
f. Luka-luka lain.
g. Luka di permukaan.
h. Gegar dan remuk.
i. Luka bakar.
j. Keracunan-keracunan mendadak (akut)
k. Akibat cuaca.
l. Mati lemas.
m. Pengaruh arus listrik.
n. Pengaruh radiasi.
4. Klasifikasi Menurut Letak Kel ainan atau Luka di Tubuh a. Kepala.
b. Leher
c. Badan.
d. Anggota atas.
e. Anggota bawah.
f. Banyak tempat.
g. Kelainan umum.
4.5.1.3 Undang-undang K3
Untuk menjamin pelaksanaan K3 secara benar dan baik maka dibutuhkan adanya
undang – undang yang merupakan faktor penting dan harus ada dalam praktek penerapan
K3. Undang-undang K3 yang diterapkan di Indonesia setelah kemerdekaan adalah
sebagai berikut:
1. UU 1 Tahun 1951 tentang Kerja; Pasal 16 ayat 1 menetapkan, bahwa “Majikan harus
mengadakan tempat kerja dan perumahan yang memenuhi syarat-syarat kebersihan
dan kesehatan”.
25
2. UU No. 2 Tahun 1951 tentang Kompensasi Pekerja (Workmen Compensation Law)
yaitu mengatur penggantian kerugian kepada buruh yang mendapat kecelakaan atau
penyakit akibat kerja.
26
c. Radiasi sinar-sinar radioaktif yang mengakibatkan kelainan pada kulit, mata dan
susunan pada darah.
2. Golongan kimia
a. Kabut yang dihasilkan racun serangga yang menyebabkan keracunan.
b. Debu dan serbuk menyebabkan gangguan pada saluran pernafasan.
c. Gas menyebabkan keracunan akibat pencemaran udara seperti keracunan karbon
monoksida, sulfur dan sebagainya.
d. Uap menyebabkan penyakit kulit
e. Cairan kimia
3. Golongan Biologis
a. Menimbulkan alergi yang disebabkan oleh tumbuhan-tumbuhan yang kimia.
b. Penyakit seperti antrax atau brucella yang diakibatkan oleh hewan-hewan pada
tempat kerja.
4. Golongan Fisiologis
a. Konstruksi mesin dan peralatan yang tidak sesuai dengan postur tubuh atau
mekanisme tubuh.
b. Sikap saat bekerja yang mengakibatkan keletihan dan kelainan fisik.
c. Titik jenuh yang tinggi akibat dari cara bekerja yang bosan.
5. Golongan Psikologis
a. Rutinitas kerja yang membosankan.
b. Ketidakharmonisan antara karyawan.
c. Suasana kerja yang kurang aman dan nyaman.
2. Standarisasi
Standar yang ditetapkan untuk memenuhi syarat-syarat keselamatan, jenis-jenis
peralatan industri tertententu serta praktek keselamatan dan alat-alat perlidungan diri.
3. Pengawasan
Pengawasan yang dilakukan untuk membantu dalam menjalankan ketentuan
perundang-undangan dan aturan tertentu mengenai keselamatan kerja.
4. Penelitian Teknik
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui risiko dari elemen-elemen yang ada
pada industri yang dijalankan meliputi shift dan ciri dari bahan-bahan berbahaya yang
digunakan, pengujian alat-alat perlindungan diri, dan penelitian tentang pencegahan
cairan dan bau yang bersifat racun.
5. Latihan
Mengadakan atau menyediakan latihan bagi tenaga kerja yang baru agar dapat
melakukan proses pekerjaan dengan aman dan jauh dari risiko kecelakaan.
6. Asuransi
Asuransi digunakan untuk mengurangi kerugian akibat kecelakaan kerja.
7. Riset Medis
Adanya penelitian tentang efek-efek fisiologis dan patologis faktor-faktor
lingkungan dan teknologis serta keadaan fisik yang berpotensi dalam kecelakaan
kerja.
8. Penelitian Psikologis
Penelitian tentang kejiwaan yang dapat berpotensi mengakibatkan kecelakaan kerja.
9. Penelitian Secara Statistik
28
Memberikan ketetapan dari jenis kecelakaan, jumlah kecelakaan, siapa yang
berpotensi mengalami kecelakaan, jenis pekerjaan yang berpotensi dan sebab
terjadinya kecelakaan kerja.
30
c. Pemakaian APD yang tidak semestinya dan cara pemakaian yang salah
6. Lingkungan kerja
Bahaya dari lingkungan kerja dapat digolongkan atas berbagai jenis bahaya yang
dapat mengakibatkan berbagai gangguan keschatan dan penyakit akibat kerja. Bahaya
tersebut antara lain:
a. Faktor lingkungan fisik
Bahaya yang bersifat fisik seperti ruangan yang terlalu panas, terlalu dingin,
bising, kurang penerangan, getaran yang berlebihan, dan radiasi.
b. Faktor lingkungan kimia
Bahaya yang bersifat kimia berasal dari bahan-bahan yang digunakan maupun
bahan yang dihasilkan selama proses produksi. Bahan ini berhambur ke
lingkungan karena cara kerja yang salah, kerusakan atau kebocoran dari
peralatan atau instalasi yang digunakan dalam proses
c. Faktor lingkungan biologi
Bahaya biologi disebabkan oleh jasad renik, gangguan dari serangga maupun
dari binatang lainnya yang ada di tempat kerja.
d. Faktor ergonomic
Gangguan yang disebabkan oleh beban kerja yang terlalu berat, peralatan yang
digunakan tidak serasi dengan tenaga kerja atau tidak sesuai dengan
antropometri tubuh para tenaga kerja.
e. Faktor psikologi
Gangguan jiwa dapat terjadi karena keadaan lingkungan sosial tempat kerja yang
tidak sesuai dan menimbulkan ketegangan jiwa pada karyawan, seperti
hubungan atasan dan bawahan yang tidak harmonis.
31
4.5.2.1 Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya merupakan suatu upaya sistematis untuk mengetahui potensi
bahaya dari suatu lingkungan kerja. Jika sifat dan karakteristik bahaya dapat diketahui,
maka hal ini dapat membuat pekerja lebih waspada terhadap potensi bahaya yang terdapat
pada lokasi tersebut. Hal ini penting untuk pengendalian risiko di suatu area kerja.
32
3 Major Merugikan kinerja dalam jangka waktu yang cukup
Injury panjang dan menyebabkan kecacatan permanen yang tidak
serius
33
5 Massive Menimbulkan kerusakan lingkungan yang parah dan
effect permanen dan menimbulkan kerugian ekonomi bagi
perusahaan
Reputasi 1 Slight Tidak ada perhatian berlebih dari publik terhadap masalah
impact di perusahaan
Nila Pengertian
i
34
2 Tidak pernah terjadi dalam pabrik tetapi pernah terjadi dalam
industri sejenis yang sama
35
Eliminasi
Substitusi
Isolasi
Engineering
Administrative
APD
Gambar 4.1 Hirarki Penanggulangan Risiko
• Teknik Eliminasi
Sumber bahaya dihilangkan sama sekali sehingga tidak ada lagi potensi bahaya
• Substitusi
Sumber bahaya diganti (substitusi) dengan bahan/sistem/alat lain yang sifat bahayanya lebih
rendah. Sumber bahaya masih ada tetapi intensitasnya berkurang.
• Isolasi
Sumber bahaya diisolisir. Sumber bahaya masih ada tetapi intensitasnya berkurang atau hilang
samasekali.
• Engineering
Bahaya dikelola teknis seperti:
1) Menjaga jarak yang aman
2) Penggunaan sistem pengaman 3) Proses tertutup
• Administrative
Bahaya dikelola melalui pendekatan administratif seperti:
1) Pengaturan waktu kerja (shift kerja)
2) Prosedur kerja aman (SOP)
3) Rotasi
4) Pemilihan/ seleksi pekerja
36
• Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK)
Alat pengaman diri merupakan alat perlindungan bagi pekerja yang bertujuan untuk mencegah
atau meminimalisir dampak/akibat yang terjadi apabila kecelakaan kerja terjadi. Sedangkan alat
pengaman kerja merupakan alat bantu dalam proses pelaksanaan proyek. Alat pengaman ini berupa
rambu-rambu peringatan terkait dengan potensi bahaya di dalam proyek dan lingkungan sekitarnya.
37
2. Korsleting -Kebakaran People
listrik akibat
-Alat rusak Property
adanya kabel
yang terbuka
(terkelupas)
atau terhambat
serta
pemasangan
stekker listrik
pada 1 colokan
yang bercabang
dan di dalam
mesin
38
Pengambilan Labu 1. Cedera akibat -Cedera otot dan People
Alas Bulat dari durasi berdiri tulang
39
2. Cedera akibat -Jatuh/terpeleset People
kegiatan pada akibat lantai licin
saat memasukan Property
reagen lalu
-Debu kotoran dan
dikocok dalam
ruangan kantor cairan kimia saat
memasukan terhirup
-Mata terkena
debu/kotoran dan
cairan kimia
-Reagen tumpah
-Tangan tersenggol
alat dan bahan kimia
akibat meja terlalu
kecil
-Menimbulkan gas
yang ada pada hasil
reagen yang dikocok
-Luka memar
40
Tabel 4.6 Penilaian Tingkat Keparahan (Severity)
Kegiatan Identifikasi Bahaya Identifikasi Resiko Severity
-Alat pecah
41
Pekerjaan / kegiatan menuruni anak -Bertabrakan dengan
tangga pejalan kaki lain
di dalam ruangan
(kantor)
2. Cedera akibat -Jatuh/terpeleset 1
kegiatan pada saat akibat lantai licin
memasukan
-Debu kotoran dan
reagen lalu
dikocok dalam cairan kimia saat
ruangan kantor memasukan terhirup
-Mata terkena
debu/kotoran dan
cairan kimia
-Reagen tumpah
-Tangan tersenggol
alat dan bahan kimia
akibat meja terlalu
kecil
-Tangan/kaki terkilir
-Luka memar
42
4.6.3 Penilaian Tingkat Kemungkinan (Likehood/ Probability)
Tabel 4.7 Penilaian Tingkat Kemungkinan (Likelihood/Probability)
Kegiatan Identifikasi Bahaya Identifikasi Resiko Probability
2. Korsleting -Kebakaran 3
listrik akibat
-Alat rusak
adanya kabel
yang terbuka
(terkelupas)
atau terhambat
serta
pemasangan
stekker listrik
pada 1 colokan
yang bercabang
dan di dalam
mesin
43
2. Labu Alas -Alat rusak 4
Bulat jatuh dari
kursi kerja serta -Iritasi mata
meledak
-Reagen tumpah
-Tangan tersenggol
alat dan bahan kimia
akibat meja terlalu
kecil
44
Menimbang Labu posisi duduk
Alas Bulat dengan yang salah saat
bekerja
Neraca Analitik
-Tangan/kaki terkilir
-Luka memar
45
dan di dalam
mesin
46
2. Cedera akibat -Jatuh/terpeleset 3 Low Risk
kegiatan pada akibat lantai licin
saat
-Debu kotoran dan
memasukan
cairan kimia saat
reagen lalu
dikocok dalam memasukan
ruangan kantor terhirup
-Mata terkena
debu/kotoran dan
cairan kimia
-Reagen tumpah
-Tangan
tersenggol alat
dan bahan kimia
akibat meja
terlalu kecil
-Ledakan gas
yang ada pada
hasil reagen yang
dikocok
47
2. Jatuh dari kursi -Sakit pada tulang 9 Medium Risk
kerja ekor
-Tangan/kaki
terkilir
-Luka memar
Likelihood 1 2 3 4 5 6 7 8
(L)
1 9 12 3 6 3 3 3 6
2 9 12 3 6 3 3 3 6
3 12 16 4 8 4 4 4 8
4 12 16 4 8 4 4 4 8
5 12 16 4 8 4 4 4 8
6 12 16 4 8 4 4 4 8
7 9 12 3 6 3 3 3 6
8 9 12 3 6 3 3 3 6
48
1 Terkena suhu tinggi Luka Fisik People Administratif:
(panas) Check APD serta pengikat sebelum
memanjat tiang
APD:
Sarung tangan,full body harness,
sepatu safety
APD:
Sarung tangan
APD:
Sarung tangan,
Safety helmet. Sarung tangan,full
body harness, sepatu safety
APD:
Sarung tangan, APD:
Safety helmet. Sarung tangan,full
body harness, sepatu safety
49
5 Tertimpa Luka Fisik People Administatif:
Pengecekan tempat sebelum bekerja
APD:
Safety Helmet
APD:
Safety Shoes
BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan
beserta saran yang ditujukan pada perusahaan dan penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berikut ini merupakan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan untuk menjawab
tujuan penelitian:
1. Dengan menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assessment and Risk
Control (HIRARC) didapatkan potensi kecelakaan kerja berjumlah 8
50
2. Dengan menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assessment and Risk
Control (HIRARC) didapatkan total 8 risk control pada Perum Jasa Tirta I yang
terbagi menjadi 4 low risk, 3 medium risk, dan 1 high risk.
3. Dengan menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assessment and Risk
Control (HIRARC) dapat diberikan tindakan penanggulangan kecelakaan sehingga
risiko kecelakaan kerja yang dapat ditimbulkan berkurang dan potensi kecelakaan
tidak terlalu besar.
5.2 Saran
Berikut ini merupakan saran perbaikan yang diberikan untuk Perusahaan Umum
(Perum) Jasa Tirta I Malang terkait permasalahan yang dibahas pada laporan ini:
1. Diharapkan para pekerja mematuhi aturan keselamatan kerja yang telah ditetapkan
oleh perusahaan.
2. Diharapkan Perum Jasa Tirta I melakukan evaluasi dan inspeksi secara berkala.
3. Diharapkan dilakukannya pembaruan berkala terhadap potensi bahaya ataupun
penilaian Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC)
DAFTAR PUSTAKA
51
52