2. Kasus Probable
Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS/meninggal dengan gambaran klinis
yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium
RT-PCR.
3. Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Pemeriksaan
laboratorium RT-PCR termasuk Tes Cepat Molekuler/TCM yang digunakan
untuk pemeriksaan TB dan mesin PCR Program HIV AIDS dan PIMS yang
digunakan untuk memeriksa Viral Load HIV.
Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
4. Komorbid
Komorbid/penyakit penyerta adalah suatu keadaan dimana pasien telah
memiliki penyakit yang sudah diderita sebelumnya, bersifat kronik dan akan
memperberat perjalanan penyakit COVID-19 nya.
Komorbid/penyakit penyerta. Contoh komorbid/penyakit penyerta:
Diabetes Melitus (DM)
Ginjal
ST Segment Elevation Myocardial Infarction (STEMI)
Non-ST-segment Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI)
Hipertensi
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Tuberculosis (TB)
Penyakit terkait geriatri
Penyakit terkait Autoimun
Penyakit kronis lain yang diperberat oleh kondisi penyakit COVID-19
5. Komplikasi
Komplikasi adalah penyakit yang timbul akibat dari perawatan pasien
COVID-19 yang tidak ada sebelumnya dan/atau merupakan perjalanan
penyakitnya. Contoh: Komplikasi akibat penggunaan ventilasi mekanik invasif
(IMV) yang lama, ventilator associated pneumonia (VAP), tromboemboli vena,
catheter-related bloodstream, stres ulcer dan pendarahan saluran pencernaan,
kelemahan akibat perawatan di ICU, komplikasi lainnya selama perawatan
pasien.
6. Co-insiden
Co-insiden adalah suatu keadaan dimana terdapat 2 (dua) penyakit atau lebih
yang terjadi dalam satu episode perawatan pelayanan COVID-19 secara
bersamaan, tidak saling berhubungan, dan bukan merupakan penyakit kronis
sebelumnya.
2. Sakit ringan
Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia.
Gejala seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek, mialgia.
Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti hidung,
sakit kepala, diaremual dan muntah, penghidu (anosmia) atau hilang
pengecapan (ageusia) yang muncul sebelum onset gejala pernapasan juga
sering dilaporkan.
Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal seperti fatigue,
penurunan kesadaran, mobilitas menurun, diare, hilang nafsu makan,
delirium, dan tidak ada demam.
3. Sakit sedang
Pasien remaja atau dewasa
Dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk, dyspnea, nafas cepat) dan
tidak ada tanda pneumonia berat termasuk SpO2 > 93% dengan udara ruangan.
Anak
Pasien dengan tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit bernapas
+ napas cepat dan/atau tarikan dinding dada) dan tidak ada tanda
pneumonia berat).
Kriteria frekuensi nafas cepat :
1. Usia < 2 bulan RR ≥ 60 x/menit
2. Usia 2-11 bulan RR ≥ 50 x/menit
3. Usia 1-5 tahun RR ≥ 40 x/menit
4. Usia 5 tahun RR ≥ 30 x/menit
Kriteria pasien rawat jalan dan rawat inap berlaku bagi Warga Negara Indonesia
dan Warga Negara Asing termasuk tenaga kesehatan dan pekerja yang mengalami
COVID-19 akibat kerja, yang dirawat pada rumah sakit di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Identitas pasien tersebut dibuktikan dengan:
HARI KE-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sesuai
Klinis
X X X
Keterangan:
• Pengambilan swab di hari ke-1 dan 2 untuk penegakan diagnosis
• Bila terjadi perbaikan klinis, maka untuk follow-up pasien dengan
gejala berat/kritis, dilakukan pengambilan swab 1 kali yaitu pada
hari ke-7 untuk menilai kesembuhan
3. Pemeriksaan Darah:
Darah perifer lengkap
Analisis gas darah
Fungsi hepar : SGOT dan SGPT
Fungsi ginjal : Ureum dan Kreatinin
Gula darah sewaktu
Elektrolit
4. EKG> 40 tahun
Tatalaksana 1. Isolasi pada semua kasus
2. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
3. Serial foto toraks
4. Terapi oksigen (O2) . Penggunaan High flow oxygen atau noninvasive
ventilation hanya pada pasien tertentu apabila terjadi depresi napas berat
atau hipoksemia.
5. Antibiotik empiris berdasarkan epidemiologi dan pola kuman setempat
secepat mungkin sampai diagnosis ditegakkan.
6. Kortikosteroid tidak dianjurkan
7. Terapi simptomatik
8. Terapi cairan
9. Ventilasi mekanis (bila gagal napas)
10. Penggunaan vasopressor apabila mengalami syok sepsis
11. Cegah komplikasi selama perawatan
1. Derajat Ringan :
Vitamin C dengan pilihan:
- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14
hari)
- Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
- Multivitamin yang mengandung vitamin c 1-2 tablet /24 jam
(selama 30 hari),
- Dianjurkan vitamin yang komposisi mengandung vitamin C,
B, E, zink
Vitamin D
- Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet,
kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul
lunak, serbuk, sirup)
- Obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000
IU dan tablet kunyah 5000 IU)
Azitromisin 1 x 500 mg perhari selama 5 hari
Antivirus :
- Oseltamivir (Tamiflu) 75 mg/12 jam/oral selama 57 hari
(terutama bila diduga ada infeksi influenza) ATAU
- Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12
jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
Pengobatan simtomatis seperti parasetamol bila demam.
2. Derajat Sedang :
Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis
dalam 1 jam diberikan secara drip Intravena (IV) selama
perawatan
Diberikan terapi farmakologis berikut:
- Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7
hari) atau sebagai alternatif
- Levofloksasin dapat diberikan apabila curiga ada infeksi
bakteri: dosis 750 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7
hari). Ditambah Salah satu antivirus berikut :
- Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600
mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari
ke 2-5) Atau
- Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan 1x100
mg IV drip (hari ke 2-5 atau hari ke 2-10).
Pengobatan simtomatis seperti parasetamol dll
3. Derajat Berat Atau Kritis:
Nonfarmakologi
Terapi oksigen:
- Inisiasi terapi oksigen jika ditemukan SpO2 <93% dengan
udara bebas dengan mulai dari nasal kanul sampai NRM 15
L/menit, lalu titrasi sesuai target SpO2 92 – 96%.
- Ventilasi Mekanik invasif (Ventilator)
Menetapkan target volume tidal yang rendah (4-8ml/kgBB),
plateau pressure <30 cmH2O dan driving pressure <15
cmH2O. RR: 18 – 25 x/menit.
Farmakologi
Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis
dalam 1 jam diberikan secara drip Intravena (IV) selama
perawatan
Vitamin B1 1 ampul/24 jam/intravena
Vitamin D
- Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet, kapsul,
tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk,
sirup)
- Obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk
tablet 1000 IU dan tablet kunyah 5000 IU)
Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 57 hari)
atau sebagai alternatif Levofloksasin dapat diberikan apabila
curiga ada infeksi bakteri: dosis 750 mg/24 jam per iv atau per
oral (untuk 5-7 hari).
Antivirus :
- Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600
mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari
ke 2-5) Atau
- Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan 1x100
mg IV drip (hari ke 2-5 atau hari ke 2-10)
Edukasi 1, Menjaga kebersihan tangan dan mencuci tangan 6 langkah sesuai standar
WHO
2. Etika batuk dan bersin
3. Ketika memiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat ke
fasilitas layanan kesehatan.
4. Hindari bepergian ke daerah outbreak, hindari menyentuh hewan atau
burung serta mengunjungi peternakan atau pasar hewan hidup.
5. Hindari kontak dekat dengan pasien yang memiliki gejala infeksi saluran
napas.
Komplikasi 1. Pneumonia Berat
2. Sepsis
3. Syok Sepsis
4. Gagal Napas
5. Multi Organ Dysfunction Syndrom (MODS)
6. Kematian
Kriteria Ditemukkan hasil RT-PCR negatif sebanyak dua kali berturut-turut serta disertai
Pulang perbaikan klinis
Prognosis Dubia
Penyakit Sesuai Temuan
Penyerta
Kepustakaan 1. Keputusan menteri kesehatan republik indonesia NOMOR
HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian coronavirus disease 2019 (COVID-19)
2. Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta. 2020
3.