Anda di halaman 1dari 1

Kehamilan ektopik

Kehamilan abdominal adalah merupakan bagian dari kehamilan ekstrauterin atau kehamilan ektopik
yaitu ovum yang terfertilisasi berimplantasi pada jaringan selain endometrium. Kehamilan abdominal
dibedakan menjadi dua yaitu kehamilan abdominal primer dan sekunder (Mawan 2013) Kehamilan
ektopik adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang
normal yakni dalam endometrium kavum uteri. Bila kehamilan tersebut mengalami proses pengakhiran
(abortus) maka disebut dengan kehamilan ektopik terganggu (KET) (Loho 2011).Jadi Kehamilan ektopik
adalah kondisi ketika pembuahan sel telur terjadi di luar rahim (biasanya terjadi di salah satu
tuba falopi).

Patofisiologi

Insiden kehamilan abdominal bervariasi dari 1 dalam 372 sampai 1 dalam 9.714 kelahiran hidup.
Kehamilan abdominal berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi, dengan risiko
kematian 7 sampai 8 kali lebih besar dari kehamilan ektopik tuba dan 90 kali lebih besar dari kehamilan
intrauterin. Terdapat laporan yang sporadis dari kehamilan abdominal aterm. Bila terjadi morbiditas dan
mortalitas perinatal adalah tinggi, biasanya sebagai akibat restriksi pertumbuhan dan anomali
kongenital seperti hipoplasia paru janin, deformitas tekanan, dan asimetri wajah dan ekstremitas.
Insiden anomali kongenital sebesar 20% sampai 40% .7,8

Pada kehamilan abdominal sekunder, plasenta yang sedang bertumbuh setelah trofoblastnya
menembusi dinding tuba, masih mempertahankan hubungannya dengan tuba tetapi lambat laun
merambah dan berpindah implantasinya ke serosa atau organ lain disekitarnya. Sementara itu fetus
yang terlepas keluar tuba melalui ruptur tuba atau melalui ostium abdominal tuba pada kejadian
abortus tuba berkembang terus dalam rongga peritoneum. Dalam keadaan demikian plasenta
bertempat didaerah tuba dan pada bagian belakang dari ligamentum latum dan uterus. Kehamilan
abdominal

primer amat jarang. Biasanya terjadi abortus dini karena kerusakan pada tempat implantasi akibat
perdarahan.

Kriteria Studdiford untuk menetapkan adanya kehamilan abdominal primer

1) kedua tuba dan ovarium normal tanpa tanda kehamilan baru atau lama ada disana,

2) tidak ada tanda adanya fistula uteroplasenta,

3) adanya kehamilan yang semata berhubungan dengan permukaan peritoneum dan cukup dini untuk
mengeliminir kemungkinan implantasi sekunder setelah nidasi primer dalam tuba. (Loho 2011).

Anda mungkin juga menyukai