Oleh:
ANISA TRILIA DEWI
NIM. 361422401079
Dosen Pembimbing:
ZULIS ERWANTO,ST.,MT
NIP. 198505172015041003
Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
Makalah yang berjudul “Reklamasi Rawa Pasang Surut – Pulau Santen” dapat
diselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat guna untuk memperdalam materi tentang pemanfaatan
lahan rawa pasang surut.
Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Zulis Erwanto,ST.,MT selaku dosen pembimbing mata kuliah
Rekayasa Lingkungan.
2. Semua pihak yang telah membantu menyusun makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini,
baik dari materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharap
kritik dan saran demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Manfaat
BAB II DASAR TEORI
2.1 Pengertian Reklamasi Pantai
2.2 Tipe Bangunan Pelindung Reklamasi
BAB III HASIL SURVEI
3.1 Pembahasan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
3. Konstruksi yang dibangun di lepas dan kira-kira sejajar dengan garis pantai.
Misal: breakwater.
Bangunan yang termasuk dalam kelompok pertama adalah dinding pantai
atau revetment yang dibangun pada garis pantai atau di daratan yang digunakan
untuk melindungi pantai langsung dari serangan gelombang . Kelompok kedua
meliputi groin dan jetty. Groin adalah bangunan yang menjorok dari pantai ke
arah laut, yang digunakan untuk menangkap/menahan gerak sedimen sepanjang
pantai, sehingga transpor sedimen sepanjang pantai berkurang/berhenti . Biasanya
groin dibuat secara seri, yaitu beberapa groin dibuat dengan jarak tertentu di
sepanjang pantai yang dilindungi. Jetty adalah bangunan tegak lurus garis pantai
yang ditetapkan di kedua sisi muara sungai. Bangunan ini digunakan untuk
menahan sedimen/pasir yang bergerak sepanjang pantai masuk dan mengendap di
muara sungai. Kelompok ketiga adalah pemecah gelombang (breakwater), yang
dibedakan menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang lepas pantai dan
pemecah gelombang sambung pantai Bangunan tipe pertama banyak digunakan
sebagai pelindung pantai terhadap erosi, yang menghancurkan energi gelombang
sebelum mencapai pantai. Perairan di belakang bangunan menjadi tenang,
sehingga terjadi endapan di daerah tersebut. Endapan ini dapat menghalangi
transpor sedimen sepanjang pantai. Bangunan ini dapat dibuat dalam satu
rangkaian pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah dengan panjang
tertentu. Bangunan tipe kedua biasanya digunakan untuk melindungi daerah
perairan pelabuhan dari gangguan gelombang, sehingga kapal-kapal dapat
merapat ke dermaga untuk melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan
penumpang.
BAB III
HASIL SURVEY
3.1 Pembahasan
Lokasi : Pulai Santen
Waktu Survey : Minggu , 6 Desember 2015 dan Selasa , 8 Desember 2015
Bagunan Reklamasi : Revetment / Seawalls
4.1 Kesimpulan
a. Revetmen atau seawalls adalah bangunan pantai yang cocok untuk Pulau
Santen karena berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap erosi dan
limpasan gelombang (overtopping) ke darat.
b. Dengan adanya revetment dapat mencegah pemukiman penduduk
terhindar dari gelombang pasang yang hanya berjarak beberapa meter
4.2 Saran
a. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya suatu
bangunan pelindung pantai yaitu revetment terhadap erosi maupun abrasi
b. Pemerintah daerah perlu memperhatikan kondisi sekitar bangunan pantai
dan perawatannya
c. Membentuk kelompok-kelompok masyarakat untuk menjaga bangunan
pantai tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmudasardanteknik.com
http://materi-perkapalan.blogspot.com/2013/12/bangunan-pelindung-
pantai