Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
WHO (World health Organization) mengatakan angka kecelakaan fraktur di
dunia akan semakin meningkat seiring bertambahnya kendaraan. Usia produktif
merupakan usia yang rentang mengalami cedera akibat kecelakaan, begitu juga
lanjut usia dapat terjadi fraktur akibat penurunan masa tulang sehingga rentan
terjadi fraktur (Platini, 2020). Fraktur merupakan salah satu penyebab cacat salah
satunya akibat suatu trauma karena kecelakaan. Fraktur yang terbanyak di Indonesia
yaitu fraktur ekstremitas bawah. Bagian tubuh yang banyak mengalami cedera
adalah ekstremitas bagian bawah (Riskesdas, 2018).
Fraktur dapat menyebabkan kecacatan dan komplikasi. Fraktur dapat
menyebabkan kerusakan fragmen tulang, dan mempengaruhi fungsi sistem
muskuloskeletal yang berpengaruh pada toleransi aktivitas sehingga dapat
memengaruhi kualitas hidup penderita. Fraktur ekstremitas bawah sering terjadi
terkait dengan morbiditas yang cukup besar dan perawatan panjang di rumah sakit.
Orang dengan cedera ekstremitas bawah dapat mengalami kesulitan, jika berdiri
lama atau berjalan, berjongkok, mengangkat benda berat atau bekerja yang
melibatkan menahan beban. Pasien dengan kondisi gangguan ortopedi sering
membutuhkan perawatan yang lebih lama daripada pasien lain. Fraktur ekstremitas
bawah diantaranya fraktur femur, tibia, dan fibula sehingga pasien tidak dapat
beraktivitas seperti biasanya karena immobilisasi (Platini, 2020)
Kasus fraktur femur merupakan yang paling sering terjadi yaitu sebesar 39%
diikuti fraktur humerus (15%), fraktur tibia dan fibula (11%), dimana penyebab
terbesar fraktur femur adalah kecelakaan lalu lintas yang biasanya disebabkan oleh
kecelekaan mobil, motor, atau kendaraan rekreasi (62,6%) dan jatuh dari ketinggian
(37,3%) dan mayoritas adalah pria (63,8%).2,3 Insiden fraktur femur pada wanita
adalah fraktur terbanyak kedua (17,0 per 10.000 orang per tahun) dan nomer tujuh
pada pria (5,3 per orang per tahun).4,5 Puncak distribusi usia pada fraktur femur
adalah pada usia dewasa (15 - 34 tahun) dan orang tua (diatas 70 tahun)
(Desiartama, 2017)
Fraktur femur adalah diskontinuitas dari femoral shaft yang bisa terjadi
akibat trauma secara langsung (kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian),
dan biasanya lebih banyak dialami laki laki dewasa. Apabila seseorang mengalami
fraktur pada bagian ini, pasien akan mengalami perdarahan yang banyak dan dapat
mengakibatkan penderita mengalami syok. 6,7 Fraktur femur dapat menyebabkan
komplikasi, morbiditas yang lama dan juga kecacatan apabila tidak mendapatkan
penanganan yang baik. Komplikasi yang timbul akibat fraktur femur antara lain
perdarahan, cedera organ dalam, infeksi luka, emboli lemak, sindroma pernafasan.
Banyaknya komplikasi yang ditimbulkan diakibatkan oleh tulang femur adalah
tulang terpanjang, terkuat, dan tulang paling berat pada tubuh manusia dimana
berfungsi sebagai penopang tubuh manusia. Selain itu pada daerah tersebut terdapat
pembuluh darah besar sehingga apabila terjadi cedera pada femur akan berakibat
fatal. (Desiartama, 2017)
B. Tujuan
Untuk Mengetahui landasan teori tentang asuhan keperawatan pasien dengan
Fraktur Femur Dextra Post-op ORIF:
1. Mengetahui pengertian Fraktur Femur
2. Mengetahui anatomi fisiologi Muskuloskeletal
3. Mengetahui etiologi Fraktur Femur
4. Mengetahui patofisiologi Fraktur Femur
5. Mengetahui klasifikasi Fraktur Femur
6. Mengetahui manfestasi klinis Fraktur Femur
7. Mengetahui komplikasi Fraktur Femur
8. Mengetahui test diagnostik Fraktur Femur
9. Mengetahui penatalaksanaan Fraktur Femur
10. Mengetahui proses keperawatan dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi dan sampai dengan evaluasi pada Fraktur Femur
C. Metode penelitian
Analisa kasus
D. Sistematika penulisan
Laporan ini berisi tentang BAB I Pendahuluan yang berisi tentang latar
belakang penyakit Fraktur Femur, tujuan dibuatnya laporan ini, serta metode
penelitian yang dilakukan. Untuk BAB II tentang Tinjauan Teori yang berisi teori
dari penyakit Fraktur Femur seperti, pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi,
komplikasi, pemeriksaan penunjang, serta penatalaksanaan klinis. Pada BAB III
berisi, Tinjauan Kasus yaitu asuhan keperawatan pada pasien dengan Fraktur Femur
dalam kasus trigger. Pada BAB IV Penutup akan berisi tentang kesimpulan dari
keseluruhan laporan dan saran untuk pembuatan laporan dikemudian hari. Pada
Daftar Pustaka akan mencantumkan daftar buku yang dipakai untuk menulis laporan
ini.

Anda mungkin juga menyukai